Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENCANGKOKAN ORGAN TUBUH DALAM PANDANGAN FIQIH: DONOR MATA,


PENCANGKOKAN JANTUNG, DAN PENCANGKOKAN GINJAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Masail Fiqih

Dosen pengampu: Dr. Zainal Anshari, S.Pd.I., M. Pd.I.

Disusun oleh:

Muhammad Hodri (T20191209)

Delta Dwi Ayu Safitri (T20191218)

Hematul Malika (T20191237)

Emiliano Ihza Siar Neima (T20191426)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta maunah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Pencangkokan Organ Tubuh Dalam Pandangan Fiqih: Donor
Mata, Pencangkokan Jantung, Dan Pencangkokan Ginjal” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Masail Fiqih yang diberikan oleh bapak Dr. Zainal Anshari, S.Pd.I., M. Pd.I. selaku dosen
di Universitas Islam Negeri Kh Achmad Siddiq Jember.

Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
menambah wawasan bagi saudara-saudari seperjuangan di UIN khas Jember. Namun, tidak
menutup kemungkinan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan, tentunya untuk kepentingan proses peningkatan
cakrawala berfikir kita bersama dalam memahami desain kurikulum itu sendiri. Terimakasih.

Jember,19 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Transplantasi........................................................................................3

B. Pencangkokan Organ Tubuh Manusia (Transplantasi)…………………………..4

C. Pandangan Islam Mengenai Transplantasi Organ Tubuh dan Hukumnya………9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang tidak mudah diperoleh dalam kehidupan
bermasyarakat. Pada kenyataannya dilingkungan kita khususnya yang perekonomiannya
menengah kebawah sering kita jumpai sekelompok masyarakat yang dengan susah payah
memperoleh kesehatan itu sendiri. Sehingga masih banyak kondisi masyarakat yang
dalam keadaan tidak sehat.
Dunia kedokteran saat ini meyakini bahwa setiap penyakit itu pasti bisa disembuhkan.
Ada penyakit yang ringan dan disembuhkan dengan obat-obatan saja, adapula penyakit
yang perlu operasi pembedahan dalam penyembuhannya. Salah satu contoh bentuk
penyakit yang sulit disembuhkan yaitu penyakit yang berkaitan dengan kerusakan organ
atau jaringan tubuh seseorang. salah satu bentuk penyembuhannya dapat dilakukan
melalui pembedahan untuk mengganti organ atau jaringan tubuh seseorang yang rusak.
Pembedahan tersebut biasa disebut tindakan transplantasi. “Pada zaman masyarakat
modern tindakan transfer organ tubuh manusia atau yang biasa disebut dengan istilah
transplantasi sudah sering kita jumpai. Mulai dari transplantasi ginjal, hati, jantung,
kornea mata, pangkreas, hingga paru-paru dan sum-sum tulang. Yang semuanya itu
dikerjakan dengan tenaga medis yang ahli dibidang transplantasi.”1
Maka dari itu kami selaku tim penulis ingin membahas lebih jauh lagi terkait
transplantasi organ tubuh manusia dalam sudut pandang ilmu medis serta sudut pandang
agama Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian transplantasi?
2. Apa saja tipe-tipe donor organ tubuh?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap transplantasi ketiga organ tubuh tersebut? (mata,
ginjal, dan jantung)

1 Patricia Soetjipto, Tansplantasi Organ Manusia, Jakarta, pustaka, 2013, hal. 16

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian transplantasi


2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe donor organ tubuh
3. Untuk mengerti Bagaimana pandangan Islam terhadap transplantasi ketiga organ tubuh
tersebut? (mata, ginjal, dan jantung)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transplantasi (Pengcangkokan)


Kata "transplantasi" berasal dari Middle English transplaunten, yang diambil dari
bahasa Latin Kuno transplantare, yang artinya to plant. 2 Adapun definisi transplantasi
menurut WHO yaitu "Tranplantation is the tranfer (engraftment) of human cells,
tissuesor organs from a donor to a recipient with the aim of restoring function(s) in the
body. "

"Transplantasi adalah pemindahan (pencangkokan) sel manusia, jaringan atau


organnya dari donor resipien dengan tujuan untuk memulihkan fungsi bagian tubuh
tersebut. "

Sedangkan definisi transplantasi menurut Undang-Undang Kesehatan RI pasal 1 ayat 5


adalah: "Transplantasi Organ adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan
organ atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri
dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan tubuh". Pengertian
lain mengenai transplantasi organ adalah berdasarkan UU No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan, dimana "transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam
rangka pengobatan ubtuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tisak berfungsi
dengan baik".3

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pencangkokan (tranplantasi) ialah pemindahan organ


tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang
tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis
biasa, harapan penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Ada beberapa tipe donor organ tubuh, diantanya sebagai berikut:4

2 Endy Muhammad Astiwara, Fikih Kedokteran Kontemporer (Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR,2018), 369

3 Ibid, 370

3
1. Donor dalam keadaan hidup sehat

Tipe ini memerlukan seleksi yang cermat dan general check up (pemeriksaan
kesehatan yang lengkap), baik terhadap donor maupun terhadap resipien. Hal ini,
demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena penolkan
tubuh resipien dan sekaligus untuk mencegah resiko bagi donor.

2. Donor dalam keadaan koma atau diduga kuat akan meninggal segera

Tipe ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat kontrol dan
penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernafasan khusus.
Kemudian alat-alat oenjnjang kehidupan tersebut dicabut setelah selesai proses
pengambilan organ tubuhnya. Hanya saja, kriteria mati secara medis/klinis dan
yuridis perlu ditentukan dengan tegas dan tuntas. Apakah kriteria mati itu ditandai
dengan berhentinya denyut jantung dan pernafasan ataukah ditandai dengan
berhentinya fungsi otak. Penegasan kriteria mati secara klinis dan yuridis itu
sangat penting bagi dokter sebagai pegangan dalam menjalankan tugasnya,
sehingga ia tidak khawatir dituntut melakukan pembunuhan berencana oleh
keluarga yang bersangkutan sehubungan dengan praktek transplantasi.

3. Donor dalam keadaan mati

Tipe ini merupakan tipe yang ideal, karena secara medis menunggu penentuan
kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis dan harus diperhatikan
pula daya tahan tubuh yang mau diambil untuk transplantasi.

B. Pencangkokan Organ Tubuh Manusia (Transplantasi)


1. Donor Mata

Donor mata diartikan dengan pemberian cornea mata kepada orang yang
membutuhkannya. Cornea mata tersebut, berasal dari mata yang telah diupayakan
oleh dokter ahli, sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat membutuhkannya.
Karena itu, dokter arab menerjemahkahnya dengan perkataan pemidahan mata,

4 Kutbuddin Aibak, Kajian Fiqih Kontemporer (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2017), 121-122

4
sebagaimana terlihat pada definisi yang dirumuskan oleh Al-Syekh Husnain
Muhammad Makhluuf yang mengatakan:

‫َنْقُل اْلُعُيْو ِن ُهَو َنْقُل ُع ُيْو ِن اْلَم ْو َت ِلَتْر ِقْيِع ُقْر ِنَيِة اَأْلْح َياِء‬

Artinya: Pemindahan Mata adalah memindahkan cornea mata mayat (kepada


orang) hidup (yang membutuhkannya).

Bentuk biji mata, hampir menyerupai sebuah benda yang bentuknya bulat-
bundar, kecuali disebelah depan biji mata yang lebih kuat lengkungannya, karena
adanya selaput hitam yang menyrmbui sedikit. Titik tengah dataran depan dan
belakang dinamakan kutub depan dan kutub belakang. Lalu garis yang
menghubungkan kedua titik tersebut, dinamakan poros mata.5

Transplantasi kornea, yaitu pemidahan selaput bening mata yang merupakan


bagian dari permukaan bola mata kepada seorang buta akibat kerusakan kornea baik
itu karena luka bakar, kemasukan benda halus maupun trakoma.6

2. Pencangkokan Jantung

Jantung merupakan organ utama dari sirkulasi darah manusia. Jantung


memompa darah sehingga mengalir dari ventrikel kiri, melalui arteri, arteriola, dan
kapiler, lalu kembali ke atrium kanan melalui vena atau disebut dengan peredaraan
darah besar (sirkulasi sistemik). Dan aliran dari ventrikel kanan melalui paru-paru, ke
atrium kiri yang disebut dengan peredaran darah kecil (sirkulasi pulmonal). Jadi,
apabila jantung pada organ manusia mengalami kelainan, maka akan berdampak
serius pada sirkulasi darah tersebut. Berikut ini beberapa gangguan/kelainan yang
terjadi pada jantung, yakni :7

a. Perikarditis, yaitu kelainan pada jantung yang disebabkan oleh peradangan


pembungkus jantung dan kantong tempat jantung berada. Selaput yang

5 Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi (Jakarta : Kalam Mulia, 2019), 143-144

6 Jusuf Hanafiah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.E/3 (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1999), 226

7
Prof. Dr. H. Mahjuddin M. Pd. I, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi (Jakarta : Kalam Mulia, 2019), 152-154.

5
meradang tersebut dapat mengeluarkan cairang yaang akan berkumpul dan
akhirnya terjadi pembengkakan perikardial yang mempersulit gerak jantung
untuk bekerja memompa sirkulasi darah keseluruh tubuh. Kemudian jika
sudah berlangsung lama atau sudah mulai memasuki tahap yang akut maka
perikadium dapat menjadi tebal dan kaku. Apabila hal tersebut sudah
berlangsung maka terjadilah gangguan jantung yang disebut perikarditis
konstruktif.

b. Endrokarditis, yaitu kelainan pada jantung yang disebabkan oleh adalanya


suatu membran yang menyelimuti bagian dalam jantung. Membran ini dapat
terkena peradangan terutama bila mengalami demam rhematik. Keadaan ini
pada umumnya mempengaruhi katup mitral pada anak-anak. Perangannya
dapat menyebabkan penyempitan lubang katup yang menghasilkan stenosis
katup mitral. Akan tetapi, apabila pada katup tersebut terdapat kerusakan
sehingga menyebabkan katup tidak dapat menutup secara sempurna maka
akan terjadi inkompetensi katup. Dalambeberapa kasus juga menyebutkaan
penyakit katup mitral campuran yakni kelainan stenosis dan inkompetensi
dijumpai bersama.

c. Penyakit artieri koronaris, yaitu kelainan pada jantung yang disebabkan oleh
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner karena pembekuan
darah (trombus). Dalam hal ini miokardium dapat kehiangan sebagian dari
persediaan darahnya, yang disebut dengan iskhemia miokardial dan akan
menimbulkan rasa sakit (angina pektoris). Kemudian apabila arterinya
tersumbat total maka akan menyebabkan sebagian dari otot jantung tidak
berfungsi, hal ini disebut dengan inflark miokard yaitu serangan jantung ang
sering tejadi dan disertai rasa sakit yang hebat pada dada penderita.

d. Kegagalan jantung kongestif (sesak nafas), yaitu kelainan pada jantung yang
disebabkan oleh penimbunan cairan udema dalam jaringan lunak, yang
disebabkan karena terjadinya kegagalan gerakan jantung untuk memompa.
Cairan ini berkumpul pada bagian-bagian dalam yang letaknya paling rendah,
seperti bentuk skrotum atau sakrum. Cairan udema ini berasal karena

6
disebabkan oleh adanya tekanan-balik dalam vena yang meningkatkan
perembesan cairan dan kapiler, sehingga terjadi pemompaan jantung yang
sangat rendah.

Dari adanya beberapa kelainan pada jantung yang dapat membahayakan nyawa
manusia, para pakar ahli atau spesialis jantung (organ dalam). Mengambil kesimpulan
bahwa untuk penyakit jantung atau kelainan jantung yang sudah akut perlu adanya
tindakan pencangkokan jantung. Transplantasi jantung atau yang sering disebut
dengan pencangkokan jantung merupakan trend untuk pengobatan pasien penderita
sakit jantung atau kelainan jantung yang parah (stadium terminal). Dengan cara ini
maka masa hidup penderita kelainan jantung diperkirakan masih bisa bertahan selama
kurang lebih 1 tahun.

Pada bulan desember tahun 1967, Dr. Christian Barnard melakukan


transplantasu jantung untuk epertama kalinya di Rumah Sakit Cape Town, Afrika
Selatan dan berhasil dengan baik. Sejak saat itu disetiap rumah sakit diseluruh dunia
mulai lekakukan transplantasi jantung. Di Amerika Seikat sudah dilakukan
pencangkokan jantung di 80 rumah Sakit, dan di Eropa dilakukan di 30 Rumah sakit.

Pada tahun 1989, menunjukkan bahwa telah dilakukan operasi cangkok jantung
sebanyak 2.437 kali di seluruh dunia. Tetapi kemudian muncul masalah karena
semakin banyaknya peminat, sehingga dengan terbatasnya organ yang tersedia.
Disamping itu, dari segi biaya juga tidak mudah dijangkau oleh sebagian orang.
Pelaksaan operasi cangkok jantung harus melalui penyaringan yang ketat pada donor
dan penerima jaringan. Donor yang ideal adalah berusia antara 15-45 tahun,
dikarenakan fungsi jantung harus baik secara ECG (Electrocardiogram). Demikian
pula dengan kondisi psikis donor yang harus baik. Adapun pendonor yang tidak
dianjurkan yaitu ; menderita kanker, mengalami ifeksi aktif oleh bakteri atau virus,
menderita hipertensi dan kelainan jantung. Hasil dari pencangkokan jantung adalah
80% bisa bertahan 1 tahun, dan 65% bertahan selama 2 tahun berkat pemberian
cyclosporin setelah pencangkokan untuk mengurangi resiko infeksi.8

8 Prof. Dr. H. Mahjuddin M. Pd. I, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi (Jakarta : Kalam Mulia, 2019), 157.

7
3. Pencangkokan Ginjal

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang terletak pada dinding posterior
abdomen, terutama didaerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal
berfungsi sebagai menyeimbang kadar air didalam tubuh manusia, mengatur
konsistensi kadar garam didalam darah, mengatur keseimbangan asam-basa pada
darah, mengatur ekstesi bahan buangan dan kelebihan kadar garam atau kadar air
didalam tubuh.9

Jika ginjal yang dapat dikatakan organ dalam yang penting didalam manusia
mengalami kelainan di sistem bekerjanya maka tentu akan berakibat fatal bagi
kesehatan tubuh manusia itu sendiri. Berikut adalah beberapa macam kelainan atau
penyakit yang terjadi pada ginjal, yaitu10 :

Infeksi ginjal, yaitu penyakit pada ginjal yang disebabkan oleh penyakit tuberkolosa
yang diderita oleh pasien. Infeksi ginjal ini terdiri dari ebebrapa macam antarai lain;
pielitis, pieelonefritis, dan negnitif suppuratif akuta.

Gagal Ginjal, yaitu penyakit pada ginjal akut yang disebabkan oleh nefritis akut oleh
peracunan ginjal atau tekanan darah yang sangat rendah, sehingga mengurangi persediaan
darah pada ginjal.

Penyakit batu ginjal, yaitu penyakit pada ginjal yang disebabkan oleh terdapatnya batu
dalam ureter ginjal yang dapat menyumbat keluarnya urenin dari ginjal itu, sehingga
terjadi pelebaran pelvis ginjal (hidronefrosis) yang luar biasa sakitnya dirasakan oleh
penderitanya. Dan dikatakaan oleh dokter ahli bahwa batu yang sering terdapat dalam
kandungan kencing, juga berasal dari ginjal.

Dari beberapa penyakit yang terjadi pada ginjal yang telah dipaparkan diatas. Para ahli
mengatakan bahwa apenyakit batu ginjal sendiri hanya dapat dioperasi dengan
mengeluarkan batunya, sementara untuk penyakit yang terjadipada ginjal lainnya seperti

9 Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi, 157-158.

10

8
infeksi dan kegagalan ginjal, maka diadakan pencangkokan ginjal dari pasian pada
pendonor.

Pengertian pencangkokan ginjal sendiri dikutip dari Prof. Dr. H. Mahjuddin, M.Pd.I
pada buku Masail Al-Fiqh edisi revisi cetakan 2019 berarti “pengoperasian dan
pemindahan ginjal dari orang lain atau dari binatang yang sesuai dengan struktur
anatominya pada pasien yang membutuhkannya.”

Kemudian dikutip dari sumber lain Transplantasi ginjal adalah pengoprasian dan
pemindahan ginjal dari orang lain atau yang sesuai dengan struktur anatominya kepada
pasien yang membutuhkannya. Dilihat dari sumber pengambilan ginjal yang sering
digunakan
pada operasi transplantasi ginjal, maka dibedakan dalam beberapa kategori yaitu:

1. Ginjal dengan donor hidup, yang hanya diambil sebelah saja, kemudian dipindahkan
kepada pasien yang membutuhkannya.

2. Ginjal yang bersumber dari orang mati, yaitu pengambilan ginjal dari mayat
yang baru mati, kemudian disimpan dalam tempat pengawetan dan menunggu
dari pasien yang membutuhkan.11

C. Pandangan Islam Mengenai Transplantasi Organ Tubuh dan Hukumnya


Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah : mata,
ginjal dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk
manusia terutama sekali ginjal dan jantung. Bagaimana pandangan Islam terhadap
transplantasi ketiga organ tubuh tersebut di atas, yakni mata, ginjal, dan jantung?
Jawaban masalah ini tergantung kepada kondisi donornya, apakah donor dalam keadaan
hidup sehat, ataukah dalam keadaan koma atau hampir meninggal, ataukah dalam
keadaan mati.

Orang yang masih hidup dan sehat ada juga yang ingin menyumbangkan organ
tubuhnya kepada orang yang memerlukan umpamanya karena hubungan keluarga atau
karena ada imbalan dari orang yang memerlukan.

11 Sukriadi, “ Transplantasi Ginjal dari Manusia Ke manusia dalam Pandangan Yusuf Al-Qardhawi” (Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2014), 54.

9
Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup
sehat, maka hukumnya haram. Misalnya pencangkokkan mata (selaput bening mata atau
kornea mata), ginjal, dan jantung dari donor dalam keadaan hidup sehat, maka Islam
tidak membenarkan (melarang).

Dengan alasan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 195:

‫َو َاْنِفُقْو ا ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َو اَل ُتْلُقْو ا ِبَاْيِد ْيُك ْم ِاَلى الَّتْهُلَك ِةۛ َو َاْح ِس ُنْو اۛ ِاَّن َهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنْيَن‬

Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Ayat ini mengingatkan manusia agar tidak gegabah berbuat sesuatu yang bisa
berakibat fatal bagi dirinya, sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan yang luhur.
Misalnya seorang menyumbangkan sebuah matanya atau sebuah ginjalnya kepada orang
lain yang buta atau tidak berfungsi ginjalnya, sebab selain ia mengubah ciptaan Allah
yang membuat buta mata dan ginjal berpasangan, juga ia menghadapi resiko sewaktu-
waktu mengalami tidak normalnya atau tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang
tinggal sebuah itu. Dalam Kaidah Hukum Islam menyebutkan:

‫درءالمفاسدمقدم على جلب المصالح‬

"Menghindari kerusakan/resiko dudahulukan kemaslahatan"

Misalnya, menolong orang dengan cara mengorbankan dirinya sendiri bisa berakibat
fatal bagi dirinya, tidak dibolehkan oleh Islam. Resipien (penerima sumbangan donor)
berada dalam keadaan darurat, yang mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh
pengobatan secara medis dan nonmedis, tetapi tidak berhasil. Pencangkokkan tidak akan
menimbulkan komplikasipenyakit yang lebih gawat bagi resipien dibandingkan dengan
keadaannya sebelum pencangkokkan.

Adapun dalil syar'i yang dapat dijadikan dasar untuk membolehkan pencangkokkan
mata (selaput bening/kornea mata), ginjal, atau jantung, antara lain adalah sebagai
berikut:

10
Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 195 di atas, yang menurut sebab turun ayatnya
adalah para Sahabat Nabi mulai merasa Islam dan umat Islam telah menang dan kuat.
Karena itu, mereka ingin melakukan bisnis perdagangan dan sebagainya dengan sepenuh
tenaga guna memperoleh kembali harat benda yang lenyap selama itu akibat pejuangan
untuk agama. Maka ayat ini memperingatkan kepada Sahabat agar tidak tergoda oleh
harta samnpai lengah dan lupa perjuangan yang mulia, sebab musuh-musuh Islam masih
tetap mencari dan menunggu kelengahan umat Islam agar dengan mudah Islam dapat
dihancurkan.

Ayat tersebut secara analogis dapat dipahami, bahwa Islam tidak membenarkan pula
orang yang membiarkan dirinya dalam keadaan bahaya maut atau tidak berfungsinya
organ tubuh yang sangat vital baginya,tanpa usaha penyembuhan secara medis dan
nonmedis, termasuk pencangkokkan organ tubuh, yang secara medis memberi harapan
kepada yang bersangkutan untuk bisa bertahan hidup dengan baik.

Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 32:

‫ِم ْن َاْج ِل ٰذ ِلَكۛ َك َتْبَنا َع ٰل ى َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َاَّنٗه َم ْن َقَتَل َنْفًس ۢا ِبَغْيِر َنْفٍس َاْو َفَس اٍد ِفى اَاْلْر ِض َفَك َاَّنَم ا َقَتَل الَّناَس َجِم ْيًع ۗا َو َم ْن‬
‫َاْح َياَها َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َيا الَّناَس َجِم ْيًعاۗ َو َلَقْد َج ۤا َء ْتُهْم ُرُس ُلَنا ِباْلَبِّيٰن ِت ُثَّم ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم ْنُهْم َبْع َد ٰذ ِلَك ِفى اَاْلْر ِض َلُم ْس ِرُفْو َن‬

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau
bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada merekarasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. " (QS.Al Maidah:32)

Ayat ini menunjukkkan bahawa Islam sangat menghargai tindakan kemanusiaan yang
dapat menyelamatkan jiwa manusia. Misalnya seorang yang menemukan bayi yang tidak
berdosa yang di buang di sampah, wajib mengambilnya untuk menyelamatkan jiwanya.
Demikian pula seorang yang dengan ikhlas hati mau menyumbangkan organ tubuhnya
(mata, ginjal, atau jantung) setelah ia meninggal, maka Islam membolehkan, bahkan

11
memandangnya sebagai amal perbuatan kemanusiaan yang tinggi nilainya, karena
menolong jiwa sesama manusia atau memebantu berfungsinya kembali organ tubuh
sesamanya yang tidak berfungsi.12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Transplantasi adalah pemindahan (pencangkokan) sel manusia, jaringan atau
organnya dari donor resipien dengan tujuan untuk memulihkan fungsi bagian tubuh

12 Sudarto. Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah (Yokyakarta, CV Budi Utama, 2018) hal 178-182.

12
tersebut. Adapun berbagai organ yang dapat ditransplantasikan ialah mata, jantung dan
ginjal.

Pada zaman masyarakat modern tindakan transfer organ tubuh manusia atau yang
biasa disebut dengan istilah transplantasi sudah sering kita jumpai. Mulai dari
transplantasi ginjal, hati, jantung, kornea mata, pangkreas, hingga paru-paru dan sum-
sum tulang. Yang semuanya itu dikerjakan dengan tenaga medis yang ahli dibidang
transplantasi.

Dalam Islam, apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam
keadaan hidup sehat, maka hukumnya haram. Misalnya pencangkokkan mata (selaput
bening mata atau kornea mata), ginjal, dan jantung dari donor dalam keadaan hidup sehat,
maka Islam tidak membenarkan (melarang).

13
DAFTAR PUSTAKA

Patricia Soetjipto, Tansplantasi Organ Manusia, Jakarta, pustaka, 2013

Endy Muhammad Astiwara, Fikih Kedokteran Kontemporer (Jakarta: PUSTAKA AL-


KAUTSAR,2018)

Kutbuddin Aibak, Kajian Fiqih Kontemporer (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2017),

Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi (Jakarta : Kalam Mulia, 2019)

Jusuf Hanafiah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.E/3 (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
1999)

Prof. Dr. H. Mahjuddin M. Pd. I, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi (Jakarta : Kalam Mulia, 2019)

Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Edisi Revisi

Sukriadi, “ Transplantasi Ginjal dari Manusia Ke manusia dalam Pandangan Yusuf Al-
Qardhawi” (Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2014)

Sudarto. Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah (Yokyakarta, CV Budi Utama, 2018)

14

Anda mungkin juga menyukai