Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

"TRANSPLANTASI ORGAN "

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ AGAMA ISLAM"


Dosen Pengampu : Nurul Latifah, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

DEWI APRILIA 22022


DEWI MULYATI 22023
DIAH ANANDA W 22024
DWI DAMAYANTI 22026
HANA FITRIA 22029

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan atas berkah rahmat yang di

berikan Allah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah "

AGAMA ISLAM" Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras

kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan

motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terimakasih atas terselesainya

makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesan sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk

memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.

Cibubur, 14 Oktober 2022

Peyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Transplantasi Organ Tubuh ................................................ 3

B. Macam-macam Cara Melakukan Transplantasi Organ Tubuh ........... 4

C. Transplantasi Yang Diperbolehkan ...................................................... 8

D. Transplantasi Yang Tidak Diperbolehkan (Haram) ............................ 12

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................... 15

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya

hidupsehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak

berfungsi lagidengan baik . pada saat ini juga, ada upaya untuk memberikan

organ tubuh kepadaorang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak

menjalani pengobatan, yaituuntuk orang yang buta. Hal ini khusus donor

mata bagi orang buta.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak

terkaitdengannya : pertama, donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ

tubuhnyayang masih sehat untuk dipasangkan pada orang lain yang organ

tubuhnyamenderita sakit, atau terjadi kelainan. Kedua : resepien, yaitu orang

yang menerrima organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain ha, organ

tubuhnyaharus diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para dokter yangmenangani

operasitransplantasi dari pihak donor kepada pasien.

Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang

belum pernah dikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya.

Karena masalah ini adalah anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam

bidangpencangkokan anggota tubuh, dimana para dokter modern bisa

mendatangkan hasil yang menakjubkan dalam memindahkan organ tubuh

dari orang yang masihhidup/ sudah mati dan mencangkokkannnya kepada

1
orang lain yang kehilangan organ tubuhnya atau rusak karena sakit dan

sebagainya yang dapat berfungsi persis seperti anggota badan itu pada

tempatnya sebelum di ambil

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi?

2. Apa macam-macam transplantasi organ?

3. Bagaimanakah transplantasi Organ yang di Perbolehkan?

4. Bagaimanakah transplantasi Organ yang tidak diperbolehkan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi.

2. Untuk mengetahui macam-macam transplantasi organ

3. Untuk mengetahui transplantasi organ yang diperbolehkan.

4. Untuk mengetahui transplantasi organ yang tidak diperbolehkan

2
BAB II

PEMBAHASANA.

A. Pengertian Transplantasi Organ Tubuh

Pencangkokan atau transplantasi adalah pemindahan organ tubuhyang

mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuhyang

tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobatidengan

prosedur medis biasa, harapan penderita untuk bertahan hidupnyatidak ada

lagi.

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan padawaktu

ini adalah: Mata, Ginjal dan jantung. Karena ketiga organ tubuhtersebut

sangat penting fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjaldan jantung.

Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan, karena inginmembagi

kebahagiaan kepada orang yang belum pernah melihatkeinadahan alam

ciptaan Allah ini ataupun orang yang menjadi butakarena penyakit.

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai

permasalahan sendiri - sendiri, yaitu ;

a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat

dangeneral check Up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima

(resepient), demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh

karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagidonor.

3
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk

tipeini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control

danpenunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan

khusus.Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ

tersebut selesai.

c. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab

secara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap

meninggal secara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula dayatahan

organ tubuh yang mau di transplantasi.

B. Macam-macam Cara Melakukan Transplantasi Organ Tubuh

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai

permasalahan sendiri, yaitu :

1. Donor dalam keadaan hidup dan sehat.

Tipe ini memerlukan seleksi yang cermat dan general

chekup (pemeriksaan kesehatan yang lengkap). Baik terhadap

donormaupun terhadap penerima (resipien), demi menghindari

kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena penolakan

tubuh resipien, dan sekaligus untuk mencegah risiko bagi pendonor.

Sebab menurut data statistik, 1 dari 1000 donor meninggal, dan si

donor juga bisa merasa was-was dan tidak aman (insecure), karena

menyadari bahwa dengn menyumbangkan organtubuhnya, maka ia

tidak akan memperoleh kembali seperti sedia kala.

4
Apabila melakukan donor dalam keadaan hidup,

sebagaimana menurut hemat penulis, Islam tidak membenarkanatau

melarang, alasannya yaitu sebagai berikut :

a. Firman Allah SW

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri

kedalamkebinasaan”

Ayat ini mengingatkan manusia agar tidak gegabah

dalamberbuat sesuatu yang dapat berakibat fatal bagi

dirinya,sekalipun mempunyai tujuan kemanusiaan yang

luhur.

b. Kaidah hukum Islam

“Menghindari kerusakan atau risiko lebih didahulukanatas

menarik kemashlahatan”.

Misalnya menolong orang dengan cara mengorbankan diri

sendiri yang berakibat ftal, tidak diperbolehkan oleh Islam.

“Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya”

5
2. Donor dalam keadaan hidup koma atau diduga akan meninggal

segera.

Untuk tipe ini, pengambilan organ tubuh donor memerlukan

alat control dan penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat

pernafasan khusus. Kemudian alat penunjang kehidupan tersebut

dicabut, setelah selesai proses pengambilan organ tubuhnya. Hanya

kriteria mati secara medis/klinis dan yuridis perlu ditentukan dengan

tegas dan tuntas. Apakah kriteria mati itu ditandai dengan

berhentinyadenyut jantung dan pernafasan ataukah ditandai dengan

berhentinya fungsi otak

Penegasan mati secara klinis dan yuridis itu sangat

pentingbagi dokter sebagai pegangan dalam menjalankan tugasnya,

sehinggaia tidak khawatir dituntut melakukan pembunuhan

berencana olehkeluarga yang bersangkutan sehubungan dengan

praktek transplantasi. itu. Apabila melakukan transplantasi organ

oleh pendonor yang dalam keadaan koma atau hampir meninggal,

maka Islampun tidak megizinkan, karena :

a. Hadits Nabi

“Tidak membuat madhorot pada dirinya, dan tidak boleh

pulamembuat madhorot pada orang lain”

Misalnya orang yang mengambil organ tubuh seseorang donor

yang belum meninggal secara klinis dan yuridis untuk

6
transplantasi berarti ia membuat madhorot kepada donor dengan

mempercepat kematiannya.

b. Manusia wajib berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya,

demi mempertahankan hidupnya, tetapi hidup dan mati itu di

tangan Allah, Karena itu, manusia tidak boleh mencabut

nyawanya sendiri (bunuh diri), atau mempercepat kematian

kematian orang lain, sekalipun dilakukan oleh dokter dengan

maksud untuk mengurangi dan menghentikan penderitaan si

pasien.

3. Donor dengan keadaan mati (meninggal dunia).

Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis

tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal

secara medisdan yuridis, dan harus memperhatikan pula daya tahan

organ tubuhyang mau diambil untuk transplantasi

Sampai saat ini transplantasi orgn tubuh yang banyak

dibicarakan dikalangan ilmuwan dan agamawan/rohaniawan adalah

mengenai tiga macam organ tubuh, yaitu mata, ginjal dan jantung.

Halini dapat dimaklumi. Karena dari segi struktur anatomis

manusia,ketiga organ tubuh tersebut sangatlah vital bagi kehidupan

manusia.

Namun sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan

modern danteknologi yang semakin canggih, maka di masa yang

akan datang,transplantasi mungkin juga berhasildilakukan untuk

7
organ-organtubuh lainnya, mulai dari mulai dari kaki dan telapaknya

sampaikepalanya, termasuk pula organ tubuh bagian dalam seperti

rahimwanita.Namun apa yang dicapai oleh teknologi, belum tentu

diterimaoleh agama, dan hukum yang hidup di masyarakat.

Karenaitu,mengingat transplantasi organ tubuh itu termasuk masalah

ijtihadi, karena tidak terdapat hukumnya secara eksplisit di dalam

Al-Quran dan Sunnah, dan mengingat pula masalah transplantasi itu

termasuk masalah yang cukup kompleks, menyangkut berbagai

bidang studi,maka harusnya masalah ini dianalisis dengan memakai

pendekatanatau metode multi disipliner,misalnya kedokteran,

biologi, hukum,etika, dan agama, agar bisa diperoleh kesimpulan

berupa hukumn ijtihadi (hukum fiqh Islam) yang proporsional dan

mendasar.

C. Transplantasi Yang di Perbolehkan

1. Syarat di Perbolehkannya Melakukan Transplantasi Organ Tubuh

Apabila pencangkokan atau transplantasi organ tubuh dari donor

yang telah meninggal secara klinis dan yuridi, maka Islam

mengizinkandengan syarat.

1) Resipien atau penerima sumbangan donor, berada dalam

keadaandarurat, yang mengancam jiwanya, dan ia sudah

menempuhpengobatan secara medis dan non medis, tetapi

tidak berhasil.

8
2) Pencangkokan tidak akan menimbulkan komplikasi

penyakit yanglebih gawat bagi resipien dibandingkan

dengan keadaannya sebelumnya.

2. Dalil-Dalil Syar’I Yang Membolehkan Transplantasi Organ Tubuh.

Adapun dalil-dalil syar’I yang dapat dijadikan dasar untuk

membolehkan pencangkokan atau transplantasi organ tubuh, antara

lain sebagai berikut :

1) Firman Allah SWT (Al-Qur’an Surah al-Baqarah Ayat 195).

Ayat tersebut secara analogis dapat dipahami bahwa

Islamtidak membenarkan pula orang yang membiarkan dirinya

dalamkeadaan bahaya maut atau tidak berfungsinya organ

tubuhnya yangsangat vital, tanpa usaha-usaha penyembuhannya

secara medis dannon medis, termasuk pencangkokan organ

tubuh, yang secaramedis memberi harapan kepada yang

bersangkutan untuk bisabertahan hidup dengan baik.

2) Firman Allah SWT.

“Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang

manusiamaka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia

semuanya.”

9
Ayat ini menunjukan bahwa Islam sangat

menghargaitindakan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan

jiwa manusia.Misalnya seseorang yang dengan senang hati

menyumbangkanorgan tubuhnya setelah ia meninggal, maka

Islam membolehkan. Dan bahkan memandangnya sebagai amal

perbuatan kemanusiaanyang tinggi nilanya, karena menolong jiwa

sesame manusia ataumembantu berfungsinya kembali organ

tubuh sesamanya yangtidak berfungsi.3)

3) Hadits Nabi

“Bertibatlah kamu hai hamba-hamba Allah,karena sesungguhnya

Allah tidak meletakkan suatu penyakit, kecuali Dia juga

meletakanobat penyembuhnya, selain penyakit yang satu, yaitu

penyakit tua”.

Hadits ini menunjukan bahwa umat Islam wajib

bertobatketika menderita sakit, apapun macam penyakitnya.

Sebab setiappenyakit adalah berkah kasih sayang Allah, pasti ada

obatpenyembuhnya, kecuali penyakit tua. Karena itu, penyakit

yangsangat ganas, seperti kanker dan AIDS yang telah

banyakmembawa korban manusia diseluruh dunia, terutama di

10
duniaBarat, yang hingga kini belum diketahui obatnya, maka pada

suatuwaktu akan ditemukan pula obatnya.

4) Kaidah Hukum Islam.

“Bahaya itu harus dihilangkan atau di lenyapkan”

Seorang yang menderita sakit jantung atau ginjal yang

sudah mencapai stadium yang gawat, maka ia menghadapi

bahayamaut sewaktu-waktu. Maka menurut kaidah hukum Islam

diatas,bahaya maut itu harus ditanggulangi dengan usaha

pengobatan. Dan jika usaha pengobatan secara medis tidak bisa

menolong, maka demi menyelamatkan jiwanya, pencangkokan

jantung atau ginjal diperbolehkan karena keadaan darurat. Dan ini

berarti,kalau penyembuhan penyakitnya bisa dilakukan tanpa

pencangkokan,maka pencangkokan organ tubuh tidak

diperkenankan.

5) Menurut Hukum Wasiat

Keluarga orang meninggal wajib melaksanakan wasiat

orang yang meninggal mengenai hartanya,dan apa saja yang

bisabermanfaat, baik kepentingan untuk si mayat itu sendiri

(melunasi hutang-hutangnya), kepentingan ahli waris dan non

ahli waris,maupun untuk kepentingan agama dan umum

(kepentingan sosial, pendidikan dan sebagainya). Berhubung si

11
donor organ tubuh telah membuat wasiat untuk menyumbangkan

organ tubuhnya untuk kepentingan kemanusiaan, maka keluarga

atau ahli warisnya wajib membantu pelaksanaan wasiat

almarhum/almarhumah.Sebaliknya, apabila seseorang pada masa

hidupnya tidak mendaftarkan dirinya sebagai pendonor organ

tubuh dan ia tidak pula memberi wasiat kepada keluarga atau ahli

warisnya untuk menyumbangkan organ tubuhnya apabila ia nanti

meninggal, makakeluarga atau ahli warisnya tidak berhak

mengizinkan pengambilan organ tubuh si mayat untuk

pencangkokan atau untuk penelitian isliah dan sebagainya.

D. Transplantasi yang tidak di perbolehkan (Haram)

Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumyaa

pabila :

1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih

dalamkeadaan hidup sehat, dengan alasan : Firman Allah dalam

Alqur’an Surat Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut

mengingatkan , agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan

sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan

bisa berakibat fatal bagidiri donor, meskipun perbuatan itu

mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur. Melakukan

transplantasi dalam keadaan dalamkeadaan koma. Walaupun

menurut dokter bahwa si donor itu akansegera meninggal maka

transplantasi tetap haram hukumnya karenahal itu dapat

12
mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah. Dalam

hadis nabi dikatakan :

“Tidak boleh membuat madharatpada diri sendiri dan tidak boleh

pula membuat madharat pada orang lain.” (HR. Ibnu Majah,

No.2331)

2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ

tubuh manusia, ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukum nya

haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut : Seseorang

tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.

Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang

akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang

menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.” Dengan

demikian, jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya

si pembeli tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena

sejak awal hukum transaksi itu sendiri adalah haram. Penjualan

organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa

hal tersebutdapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ

tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwaTransplantasi

adalah pemindahan organ tubuh yang mempunyai dayahidup yang sehat untuk

menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik,

yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan penderita untuk

bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai

permasalahan sendiri, yaitu : Donor dalam keadaan hidup dan sehat, donor dalam

keadaan hidup koma atau diduga akan meninggal segera, donor dengan keadaan

mati (meninggal dunia).

Syarat di perbolehkannya melakukan transplantasi organ tubuh apabila

pencangkokan atau transplantasi organ tubuh dari donor yang telah meninggal

secara klinis dan yuridis, maka Islam mengizinkan dengan syarat : Resipien atau

penerima sumbangan donor, berada dalam keadaan darurat, yang mengancam

jiwanya, dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan non medis, tetapi

tidak berhasil. pencangkokan tidakakan menimbulkan komplikasi penyakit yang

lebih gawat bagi resipien dibandingkan dengan keadaannya sebelumnya.

Transplantasi organ yang di haramkan adalah Transplantasi organ tubuh

diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, Penjualan Organ

Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat

bahwa praktik seperti itu hukumnya haram.

14
Daftar Pustaka

Zuhdi Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam ,Jakarta :


Haji Masagung, 1994.
Zuhdi Masjfuk, “Masail Fiqhiyah”. Jakarta. PT Toko Gunung
Agung.1997.
Zuhdi Masjfuk, Inseminasi Buatan Pada Hewan dan Manusia
Ditinjaudari Hukum Islam, Makalah pada Seminar Fakultas Peternakan
UNIBRAW, Malang : 2 April 1987.
Audah Abdul Qadir, Al-Tasyri’ al-Jinani Muqoranan bil Qonun Al-Wadh’I,vol 1.
Departemen Agama Al Quran dan Terjemahnya.
Nata Abuddin, Masail Al-Fiqhiyah. Jakarta. Kencana Predana
MediaGroup. 2006.

15

Anda mungkin juga menyukai