Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENCANGKOKAN ORGAN TUBUH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :Masallul Fiqhiyah

Dosen Pengampuh:Dr.Iskandar, M.Sy.

Disusun Oleh :

1. NORMA B.ANWAR
2. FAJRUL FALAKH LEGALAOT

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Pembuatan makalah ini berintikan pada penjelesan tentang pengcangkokan organ


tubuh

Dalam penyusunan makalah ini kami sadari terdapat bayak kekurangan yang perlu di
sempurnakan. Oleh sebab itu kritik dan sarannya sangat saya butuhkan untuk melengkapi
kekurangan yang ada.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Terimakasih,.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan masalah .................................................................................................3
C. Tujuan ....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................4

A. Pengertian pecangkokan organ tubuh ...............................................................4


B. Hukum pengcangkokan organ tubuh ................................................................5
C. Donor mata dalam hukum islam.........................................................................8
D. Pecangkokan jantung dalam hukum islam .......................................................9
E. Pengcangkokan ginjal dalam hukum islam .....................................................10
F. Donor organ yang di haramkan ........................................................................13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................14

A. Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup
sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi
dengan baik . pada saat ini juga, ada upaya untuk memberikan organ tubuh kepada
orang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk
orang yang buta. Hal ini khusus donor mata bagi orang buta.
Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak terkait dengannya:
pertama, donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat
untuk dipasangkan pada orang lain yang organ tubuhnya menderita sakit, atau terjadi
kelainan. Kedua: resepien, yaitu orang yang menerrima organ tubuh dari donor yang
karena satu dan lain ha, organ tubuhnya harus diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para
dokter yangmenangani operasi transplantasi dari pihak donor kepada pasien.
Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang belum pernah
dikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya. Karena masalah ini adalah
anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang pencangkokan anggota tubuh,
dimana para dokter modern bisa mendatangkan hasil yang menakjubkan dalam
memindahkan organ tubuh dari orang yang masih hidup/ sudah mati dan
mencangkokkannnya kepada orang lain yang kehilangan organ tubuhnya atau rusak
karena sakit dan sebagainya yang dapat berfungsi persis seperti anggota badan itu
pada tempatnya sebelum di ambil.
Dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sampailah kepada
bidang kedokteran, tidak hanya dibidang informatika, atau sains, melainkan bidang
kedokteranpun menggunakan teknologi yang amat canggih untuk masa sekarang. Jadi
tidak heran jika ada perbedaan tingkahlaku mengenai penanganan para ahli bidang
kesehatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti cangkok ginjal,
transfusi darah dan sebagainya, yang mana jika di lihat dari kacamatan Hukum Islam
mengandung banyak petanyaan apakah hal semacam itu diperbolehkan ataukah di
larang oleh hukum Agama.

4
Agama Islam memperhatikan kesehatan rohani sebagai jembatan menuju ketenteraman
hidup dunia dan keselamatan di akhirat, ia juga sangat menekankan pentingnya kesehatan
jasmani sebagai nikmat Allah yang sangat mahal untuk dapat hidup aktual secara optimal.
Sebab kesehatan jasmani disamping menjadi faktor pendukung dalam terwujudnya kesehatan
rohani, juga sebagai modal kebahagiaan lahiriah. Keduanya saling terkait dan melengkapi
tidak bisa dipisahkan bagai dua sisi mata uang.

Persoalan yang terkait dengan kebutuhan kesehatan masyarakat dimana sering ada
pertimbangan ilmu kedokteran yang harus dilakukan sebagai upaya penyembuahn suatu
penyakit , padahal tidak pernah dilakukan oleh para fuqoha klasik, semisal abu hanifah, imam
malik imam sayfii, iama abu hambal, padahal harus dilakukan padam masa sekarang iki
karena faktor kebutuhan untuk sehat misalnya transplantasi ke organ tubuh manusia.
Persoalan tersebut masih genjar dimasyarakat sampai saat ini masih diperdebatkan
dimasyarakat terutama umat islam antara hallal dan haramnya oleh sebab itu kami membuat
makalah ini untuk memecahkan hukum tersebut.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi(pengcangkokan)?
2. Bagaimana hukum pencangkokan organ tubuh?
3. Bagaimanakah hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung?
4. Bagaimanakah kondisi Transplantasi Organ yang di Perbolehkan?
5. Bagaimanakah kondisi transplantasi Organ yang tidak diperbolehkan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi(pengcangkokan)


2. Untuk mengetahui hukum pengcangkokan
3. Untuk mengetahui hukum islam terhadap donor mata, Ginjal dan Jantung.
4. Untuk mengetahui kondisi transplantasi organ yang diperbolehkan.
5. Untuk mengetahui kondisitransplantasi organ yang tidak diperbolehkan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSPLANTASI (pengcangkokan)

Transplantasi (pengcangkokan) ialah pemindahan organ tubuh yang masih


mempunyai daya hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi lagi dengan baik . pada saat ini juga, ada upaya untuk memberikan organ tubuh
kepada orang yang memerlukan, walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk
orang yang buta. Hal ini khusus donor mata bagi orang butaPencangkokan organ tubuh yang
menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah:Mata, Ginjal,dan jantung. Karena ketiga organ
tubuh tersebut sangat penting fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjal dan jantung.
Mengenai donor mata pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi kebahagiaan kepada
orang yang belum pernah melihat keinadahan alam ciptaan Allah ini ataupun orang yang
menjadi buta karena penyakit.

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan sendiri-
sendiri, yaitu;

a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan general check
up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima (resepient), demi menghindari kegagalan
transplantasi yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah
resiko bagi donor.

b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe ini, pengambilan
organ tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang kehidupan, misalnya dengan
bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-alat tersebut di cabut setelah pengambilan
organ tersebut selesai.

c. Donor dalam keadaan meninggal. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis
tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yudiris dan
harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang mau di transplantasi

7
B. HUKUM PENGCANGKOKAN ORGAN TUBUH

Adapun dalil-dalil yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan hukum trasplantasi
organ tubuh, antara lain :

1. Surat Al-Baqarah ayat 195, yang berbunyi

9ِ 9‫ح‬9ْ 9‫ ُم‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ ُّب‬9‫ ِح‬9ُ‫ ي‬9َ ‫ هَّللا‬9‫ن‬


9‫ َن‬9‫ ي‬9ِ‫ ن‬9‫س‬ 9ِ 9‫ح‬9ْ ‫ َأ‬9‫و‬9َ 9ۛ 9‫ ِة‬9‫ َك‬9ُ‫ ل‬9‫َّ ْه‬9‫ت‬9‫ل‬9‫ ا‬9‫ ى‬9َ‫ ِإ ل‬9‫ ْم‬9‫ ُك‬9‫ ي‬9‫ ِد‬9‫ َأ ْي‬9ِ‫ ب‬9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫ ق‬9‫ ْل‬9ُ‫ اَل ت‬9‫ َو‬9ِ ‫ هَّللا‬9‫ل‬9ِ 9‫ ي‬9ِ‫ ب‬9‫س‬
َّ ‫ ِإ‬9ۛ 9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫ ن‬9‫س‬ َ 9‫ ي‬9ِ‫ ف‬9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫ ق‬9ِ‫ ف‬9‫ َأ ْن‬9‫و‬9َ

Artinya:Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa islam tidak membenarkan seseorang membiarkan dirinya
dalam keadaan bahaya, tanpa berusaha mencari penyembuhan secara medis dan non medis,
termasuk upaya transplantasi , yang memberikan harapan untuk bisa bertahan hidup .

2. Surat Al-Maidah ayat 32

ٰ
‫ا‬99‫اس َج ِمي ًع‬ َ َّ‫ َل ٱلن‬9َ‫ض فَ َكَأنَّ َما قَت‬
ِ ‫سا ٍد فِى ٱَأْل ْر‬ َ َ‫س َأ ْو ف‬ ً ۢ ‫س ٰ َٓر ِءي َل َأنَّهۥُ َمن قَتَ َل نَ ْف‬
ٍ ‫سا بِ َغ ْي ِر نَ ْف‬ ْ ‫ِمنْ َأ ْج ِل َذلِكَ َكتَ ْبنَا َعلَ ٰى بَنِ ٓى ِإ‬
ٰ
ِ ‫ َك فِى ٱَأْل ْر‬9ِ‫ َد َذل‬9‫ي ًرا ِّم ْن ُهم بَ ْع‬9ِ‫ت ثُ َّم ِإنَّ َكث‬
‫ض‬ ِ َ‫ٱ ْلبَيِّ ٰن‬9ِ‫لُنَا ب‬9‫س‬
ُ ‫ ٓا َء ْت ُه ْم ُر‬9‫ ْد َج‬9َ‫ا ۚ َولَق‬99‫اس َج ِمي ًع‬ َ َّ‫ا ٱلن‬99َ‫ٓا َأ ْحي‬99‫َو َمنْ َأ ْحيَاهَا فَ َكَأنَّ َم‬
َ‫س ِرفُون‬ ْ ‫لَ ُم‬

Artinya: Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-


olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telahdatang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas
dalamberbuat kerusakan di muka bumi

Ayat tersebut menunjukkan bahwa tindakan kemanusiaan (seperti transplantasi) sangat


dihargai oleh agama islam.

8
3. Al-Maidah ayat 2

َ 9‫ ْد‬999‫ َه‬9‫ ْل‬9‫ اَل ا‬9‫و‬9َ ;‫;ش;; ْه; َر; ا; ْل; َح;;; َ;ر; ا; َم‬
‫ اَل‬9‫و‬9َ 9َ‫ اَل ِئ د‬9َ‫ ق‬9‫ ْل‬9‫ اَل ا‬9‫و‬9َ 9‫ي‬ ;َ ;‫يَ; ا; َأ ي;ُّ; هَ; ا; ا;لَّ; ِذ; ي; َن; آ; َم; نُ;;; و;ا; اَل تُ; ِ;ح; لُّ; و;ا‬
;َّ ‫ش;; َع; ا;ِئ َر; هَّللا ِ; َ;و; اَل ا;ل‬

9ْ ‫ ا‬9َ‫ ف‬9‫ ْم‬9ُ‫ ت‬9‫ ْل‬9َ‫ ل‬9‫ح‬9َ 9‫ ا‬9‫ ِإ َذ‬9‫ َو‬9ۚ 9‫ ا‬9ً‫ن‬9‫ ا‬9‫و‬9َ 999‫ض‬9
‫ اَل‬9‫ َو‬9ۚ 9‫ا‬9‫ و‬9‫ ُد‬9‫ ا‬9َ‫ ط‬999‫ص‬9 9ْ 9َ‫ ف‬9‫ َن‬9‫ و‬9999‫ ُغ‬9َ‫ ت‬9‫ ْب‬9َ‫ ي‬9‫ َم‬9‫ ا‬9‫ َر‬9999‫ َح‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ت‬
9ْ 9‫ ِر‬9‫ َو‬9‫ ْم‬9‫ ِه‬9ِّ‫ ب‬9‫ر‬9َ 9‫ن‬9ْ 9‫ اًل ِم‬999‫ض‬9 َ 9‫ ْي‬9َ‫ ب‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ َن‬9‫ ي‬9‫ ِّم‬9‫آ‬

9‫ ِّر‬99ِ‫ ب‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ ى‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫ ن‬9‫ َو‬9‫ ا‬99‫ َع‬9َ‫ ت‬9‫و‬9َ 9ۘ 9‫ا‬9‫ و‬9‫ ُد‬99َ‫ ت‬9‫ ْع‬9َ‫ ت‬9‫ن‬9ْ ‫ َأ‬9‫ ِم‬9‫ ا‬9‫ر‬9َ 9‫ َح‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9ِ‫ د‬9‫ ِج‬9 ‫س‬
9ْ 9‫ َم‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ن‬ 9َ 9‫ن‬9ْ ‫ َأ‬9‫ ٍم‬9‫و‬9ْ 99َ‫ ق‬9‫آ ُن‬99َ‫ ن‬9‫ش‬
ِ 9‫ َع‬9‫ ْم‬9‫ ُك‬9‫ و‬9ُّ9‫ د‬9 ‫ص‬ َ 9‫ ْم‬9‫َّ ُك‬9‫ ن‬9‫ َم‬9‫ ِر‬9‫ج‬9ْ 9َ‫ي‬

9ِ‫ب‬9‫ ا‬9َ‫ ق‬9‫ ِع‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9ُ‫د‬9‫ ي‬9‫ ِد‬9‫ش‬ ِ 9‫ ا‬9‫ َو‬9‫ ْد‬9‫ ُع‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫و‬9َ 9‫ ِم‬9‫ِإْل ْث‬9‫ ا‬9‫ ى‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫ ن‬9‫و‬9َ 9‫ ا‬9‫ َع‬9َ‫ اَل ت‬9‫و‬9َ 9ۖ 9‫ى‬
َ 9َ ‫ هَّللا‬9َّ‫ ِإ ن‬9ۖ 9َ ‫ هَّللا‬9‫ا‬9‫ و‬9ُ‫َّ ق‬9‫ت‬9‫ ا‬9‫ َو‬9ۚ 9‫ن‬ 9ٰ 9‫و‬9َ 9‫َّ ْق‬9‫ت‬9‫ل‬9‫ ا‬9‫َو‬

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. “

Perintah untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa ini
merupakan perintah bagi seluruh manusia, yakni hendaklah sebagian kalian menolong
sebagian yang lain.

Ayat-ayat tersebut menyuruh berbuat baik kepada sesama manusia dan saling tolong
menolong dalam hal kebaikan. Menyumbangkan organ tubuh si mayit merupakan suatu
perbuatan tolong menolong dalam kebaikan karena memberi manfaat bagi orang lain yang
sangat memerlukannya.

4.    Hadis Nabi SAW :”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena sesungguhya Allah
tidak meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga meletakkan obat penyembuhnya,selain
penyakit yang satu, yaitu penyakit tua.”(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari
Usamah Ibnu Syuraih)

Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun jenis dan
macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan transplantasi sebagai
upaya untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma
ajaran islam.

Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ yaitu:

Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata, ginjal) yang sudah meninggal secara
yuridis dan medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengan

9
syarat bahwa resipien dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan
transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi tidak berhasil.

Pendapat yang mendukung transplantasi organ adalah:

Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara terang-
terangan mendukung transplantasi organ. Namun demikian, ulama di berbagai belahan dunia
telah menulis argumen-argumen yang mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwa
keagamaan tengtang transplantasi organ.

Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa


transplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama
muslim. Pendirian mereka tentang transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:

1.    Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi


dengan ketentuan-ketentuan berikut :

a. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara) penyembuhan yang


bisa ditempuh.
b.  Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.
c.  Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari ahli
warisnya.
d. Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui oleh dokter
yang reputasinya terjamin, sebelum diadakan operasi pengambilan organ.
e. Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi berikut
implikasnya.

4. Altruisme (al-Itsar)

Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam untuk bekerja
sama satu sama lain dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan demikian,
berdasarkan ajaran diatas, tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorkan salah
satu organ tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan
harus dipandang sebagai tindakan altruisme dari orang-orang yang menyadari bahwa mereka
memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

10
3. Organ Tubuh Non muslim

Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh nonmuslim didasarkan
pada dua syarat berikut ; Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang
muslim ; Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.Akan
tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila :

1.    Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat,
dengan alasan : Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat
tersebut mengingatkan , agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu,
tetapi harus memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi
diri donor, meskipun perbuatan itu mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan
luhur.
2.    Melakukan transplantasi dalam keadaan koma.Walaupun menurut dokter bahwa si
donor itu akan segera meninggal maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal
itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah. Dalam hadis
nabi dikatakan : “ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh
pula membuat madharat pada orang lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)
3.    Penjualan Organ Tubuh
Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat bahwa
praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :
a.    Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
b.    Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan
memakan hasilnya.”
Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si
pembeli tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum
transaksi itu sendiri adalah haram.Penjualan organ manusia bisa mendatangkan
penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan
diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi
lain.

C. DONOR MATA DALAM HUKUM ISLAM

11
Donor mata diartikan dengan pemberian kornea mata kepada orang yang
membutuhkannya. Kornea mata tersebut berasal dari mayat yang telah diupayakan oleh
dokter ahli, sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat membutuhkannya. Masalah
donor mata, termasuk salah satu keberhasilan teknologi dalam ilmu kedokteran, yang dapat
mengatasi salah satu kesulitan yang dialami oleh orang buta. Dan yang terjadi masalah dalam
hukum islam, karena kornea mata yang dipindahkan kepada orang buta, adalah berasal dari
mayat, sehingga terjadi dua pendapat di kalangan Fuqaha. Ada yang mengharamkan dan ada
pula yang membolehkannya dengan mengemukakan alasan masing-masing. Misalnya:

1. Bagi ulama yang mengharamkannya; mendasarkan pendapatnya pada hadits yang


berbunyi: “seseungguhnya pecahnya tulang mayat (bila dikoyak-koyak), seperti
(sakitnya dirasakan mayat) ketika pecahnya tulangnya diwaktu ia masih hidup. H. R.
Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah yang bersumber dari Aisyah.

2. Bagi ulama yang membolehkannya; mendasarkan pendapatnya pada hajat


(kebutuhan) orang yang buta untuk melihat, maka perlu ditolong agar dapat terhindar
dari kesulitan yang dialaminya, dengan cara mendapatkan donor mata dari mayat.

Dalam hadits juga terdapat petunjuk umum yang berbunyi: “bersikap mudahlah (dalam
menjalankanagama), dan janganlah engkau mempersulit”.

D. PENGCANGKOKAN JANTUNG DALAM HUKUM ISLAM

Jantung adalah organ utama sirkulasi darah; karena dialah yang memompa darah dari
ventrikel kiri melalui arteri, arteriola dan kapiler, lalu kembali ke atrium kanan melalui vena
yang disebut peredaran darah besar atau sirkulasi sistematik. Dan aliran dari ventrikel kanan
melalui paru-paru, ke atrium kiri yang disebut peredaran darah kecil atas sirkulasi pulmonal.
Maka apabila terjadi kelainan-kelainan jantung dapat mengganggu sirkulasi darah yang
mengakibatkan maut.

Pada dasarnya hukum islam membolehkan pencangkokan jantung pada pasien sebagai
salah satu upaya pengobatan suatu penyakit, yang sebenarnya sangat di anjurkan dalam islam.
Hanya yang menjadi persoalan, karena katup jantung yang dipindahkan kedalam jantung
pasien, berasal dari mayat atau binatang yang sudah mati.

12
Penulis cenderung mengikuti pendapat hokum islam yang membolehkannya,
meskipun dengan melalui pembedahan mayat sebagai donaturnya, atau pun mengambil dari
binatang yang sesuai dengan bentuk anatomi katub jantung yang dibutuhkan oleh pasien. Hal
ini di bolehkan karena dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup pasien,
yang dasarnya ada pada beberapa kaidah fiqhiyah di muka. Baik dimaksudkan sebagai hajat,
maupun darurat.

E. PENGCANGKOKAN GINJAL DALAM HUKUM ISLAM

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang terletak pada dinding posterior abdomen,
terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, yang berfungsi untuk
mengatur keseimbangan air didalam tubuh, mengantur konsentrasi garam dalam darah,
mengatur keseimbangan asam-basa darah, mengatur eksktesi bahan buangan dan kelebihan
garam dalam tubuh. Dan apabila terjadi gangguan pada organ tersebut, maka organ-organ
lainnya juga akan ikut terganggu.

Pencangkokan ginjal adalah pengoperasian dan pemindahan ginjal dari orang lain atau
binatang yang sesuai dengan struktur anatominya, kepadapasien yang membutuhkan.
Pengoperasian tersebut dilakukan oleh tim dokter ahli, yang dilengkapi dengan peralatan
medis yang memadai untuk upaya tersebut yang didahului oleh berbagai macam pemeriksaan
dan pengobatan serta cuci darah.Selanjutnya berkenaan dengan hukum antara donor dan
resepien yang se-agama atau tidak se-agama serta hukum organ tubuh yang di cangkokan itu
berasal dari hewan yang diharamkan seperti babi, juga dapat menimbulkan masalah
pertanyaan. tubuh yang dicangkokan itu bisa mendapatkan pahala bila resepien itu orang
ayng shalih? Atau apakah donor akan menanggung dosa bila resepien orang yang suka
berbuat dosa atau resepien orang yang tidak se-agama? Pertanyaan tersebut dapat dijawab
dengan ayat-ayat al-Qur’an sebagai berikut:

a. .Al-Qur’an Surah al-Najm ayat 38:

9ٰ 9‫ َر‬9‫خ‬9ْ ‫ ُأ‬9‫ َر‬9‫ز‬9ْ 9‫ ِو‬9ٌ‫ ة‬9‫ َر‬9‫ ِز‬9‫ ا‬9‫و‬9َ 9‫ ُر‬9‫ ِز‬9َ‫َأ اَّل ت‬
9‫ى‬
Yang artinya: bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,

13
b. Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 286:

9‫ ا‬9َ‫ ن‬9‫ ْذ‬9‫خ‬9ِ 9‫َؤ ا‬99ُ‫ اَل ت‬9‫ ا‬9َ‫َّ ن‬9‫ ب‬9‫ر‬9َ 9ۗ 9‫ت‬ َ 9َ‫ ت‬9‫ ْك‬9‫ ا‬9‫ ا‬9‫ َم‬9‫ ا‬9‫ َه‬9‫ ْي‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9‫و‬9َ 9‫ت‬
9ْ 9َ‫ ب‬9‫س‬ َ 9‫ َك‬9‫ ا‬9‫ َم‬9‫ ا‬9‫ َه‬9َ‫ ل‬9ۚ 9‫ ا‬9‫ َه‬9‫ َع‬9‫س‬
9ْ 9َ‫ ب‬9‫س‬ ً 9‫ ْف‬9َ‫ ن‬9ُ ‫ هَّللا‬9‫ف‬
ْ 9‫ ِإ اَّل ُو‬9‫ ا‬9‫س‬ ُ 9ِّ‫ ل‬9‫ َك‬9ُ‫اَل ي‬

9ْ ‫ ِإ‬9‫ ا‬9َ‫ ن‬9‫ ْي‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9‫ ْل‬9‫ ِم‬9‫ح‬9ْ 9َ‫ اَل ت‬9‫و‬9َ 9‫ ا‬9َ‫َّ ن‬9‫ ب‬9‫ َر‬9ۚ 9‫ ا‬9َ‫ ْأ ن‬9‫ط‬
9‫ ا‬9َ‫ ن‬9ِ‫ ل‬9‫ ْب‬9َ‫ ق‬9‫ن‬9ْ 9‫ ِم‬9‫ َن‬9‫ ي‬9‫َّ ِذ‬9‫ل‬9‫ ا‬9‫ ى‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9ُ‫ ه‬9َ‫ ت‬9‫ ْل‬9‫ َم‬9‫ح‬9َ 9‫ ا‬9‫ َم‬9‫ َك‬9‫ ا‬9‫ ًر‬9‫ص‬ َ 9‫خ‬9ْ ‫ َأ‬9‫ َأ ْو‬9‫ ا‬9َ‫ن‬9‫ ي‬9‫س‬
ِ 9َ‫ ن‬9‫ن‬9ْ ‫ِإ‬

َ 9‫ َأ ْن‬9ۚ 9‫ ا‬9َ‫ ن‬9‫ ْم‬9‫ح‬9َ 9‫ر‬9ْ 9‫ ا‬9‫ َو‬9‫ ا‬9َ‫ ن‬9َ‫ ل‬9‫ ْر‬99ِ‫ ف‬9‫ ْغ‬9‫ ا‬9‫ َو‬9‫َّ ا‬9‫ ن‬9‫ َع‬9‫ف‬
9‫ ا‬9َ‫ اَل ن‬9‫و‬9ْ 9‫ َم‬9‫ت‬ ُ 9‫ْع‬9 9‫ ا‬9‫ َو‬9ۖ 9ِ‫ ه‬9ِ‫ ب‬9‫ ا‬9َ‫ ن‬9َ‫ ل‬9َ‫ ة‬9َ‫ق‬9‫ ا‬9‫ط‬
َ ‫ اَل‬9‫ ا‬9‫ َم‬9‫ ا‬9َ‫ ن‬9‫ ْل‬9‫ ِّم‬9‫ح‬9َ 9ُ‫ اَل ت‬9‫ َو‬9‫ ا‬9َ‫َّ ن‬9‫ ب‬9‫ر‬9َ 9ۚ

ُ 9‫ ْن‬9‫ ا‬9َ‫ف‬
9‫ َن‬9‫ ي‬9‫ ِر‬9ِ‫ف‬9‫ ا‬9‫ َك‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ ِم‬9‫و‬9ْ 9َ‫ ق‬9‫ ْل‬9‫ ا‬9‫ ى‬9َ‫ ل‬9‫ َع‬9‫ ا‬9َ‫ ن‬9‫ر‬9ْ 9‫ص‬

yang artinya :Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya Berdasarkan ayat-ayat diatas yang telah
disebutkan, berkenaan dengan hubungan antara donor dengan resepien yang menyangkut
pahala atau dosa, maka dalam hal ini mereka masing-masing akan mempertanggungjawabkan
segala amal perbuatan mereka sendiri-sendiri. Mereka tidak akan di bebani dengan pahala
atau dosa, kecuali yang dilakukan oleh masing-masing mereka

E. Donor Organ Yang di Perbolehkan Hadis Nabi SAW

:”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena sesungguhya Allah tidak


meletakkan suatu pentakit, kecuali dia juga meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit
yang satu, yaitu penyakit tua.”(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu
Syuraih)

14
Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun jenis
dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan transplantasi
sebagai upaya untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar
norma ajaran islam.

Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ yaitu:
Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata, ginjal) yang sudah meninggal secara yuridis
dan medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengan syarat
bahwa resipien dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan
transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi tidak berhasil. Hingga
kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara terang-terangan
mendukung transplantasi organ.

Namun demikian, ulama di berbagai belahan dunia telah menulis argumen-argumen


yang mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan tengtang transplantasi
organ. Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa
transplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama
muslim. Pendirian mereka tentang transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:

a) Kesejahteraan publik (al-Mashlahah) Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan


ketentuan-ketentuan berikut:

1. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara) penyembuhan yang


bisa ditempuh.

2. Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.

3. Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari ahli
warisnya

4. Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui oleh dokter
yang reputasinya terjamin, sebelum diadakan operasi pengambilan organ.

5. Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi berikut


implikasnya.

15
b) Altruisme (al-Itsar) Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam
untuk bekerja sama satu sama lain dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan
demikian, berdasarkan ajaran diatas, tindakan seseorang yang masih hidup untuk
mendonorka salah satu organ tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang
sangat membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme dari orang-orang yang
menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain

c) Organ Tubuh Non muslim Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh
nonmuslim didasarkan pada dua syarat berikut ;

1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim.

2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.

F. DONOR ORGAN YANG DI HARAMKAN

Donor Organ Yang di Haramkan Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi
haram hukumya apabila :

1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat,
dengan alasan :
Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut
mengingatkan , agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus
memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri donor,
meskipun perbuatan itu mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur. Melakukan
transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma. Walaupun menurut dokter bahwa si
donor itu akan segera meninggal maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal
itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah.

Dalam hadis nabi dikatakan : “ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan
tidak boleh pula membuat madharat pada orang lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)

2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama
sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut: Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan dimintai

16
pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan
memakan hasilnya.” Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka
selamanya si pembeli tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal
hukum transaksi itu sendiri adalah haram. Penjualan organ manusia bisa mendatangkan
penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya
organ-organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Transplantasi organ
hukumnya mubah dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Transplantasi ini dapat di qiyaskan dengan donor darah dengan illat bahwa donor
darah dan organ tubuh dapat dipindahkan tempatnya, keduannya suci dan tidak dapat
diperjual belikan. Tentu saja setelah perpindahan itu terjadi maka tanggungjawab atas organ
itu menjadi tanggungan orang yang menyandangnya. Kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung
dalam melakukan trasnplantasi ini antaranya :

1. Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya


organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya

2. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang
diberikannnya, berakal, baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi dirinya.

3. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar dari


kemungkinan gagal

17
4. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya memperoleh hak
memanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara mutlak.

B. SARAN

Akhirnya selesailah makalah  saya yang membahas tentang pencangkokan organ tubuh.


Sungguh, masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki dalam penyusunan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan penulisan saya mohon maaf, kritik dan saran dari pembaca akan
saya tunggu. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

 Ali Hasan. 2000. “MASAIL FIQHIYAH AL-HADITSAH pada masalah masalah


kontemporer hukum islam” .Jakarta. Raja Grafindo persada.

 Mahjuddin. 2003. “MASAILUL FIQHIYAH berbagai kasus yang dihadapi hukum islam’
masa kini”. Jakarta, Kalam Mulia.  Masjfuk Zuhdi. 1997. “MASAIL FIQHIYAH”. Jakarta.
Toko Gunung Agung.  Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-Fiqhiyah . Jakarta : Kencana
Prenada Media Group

Kutbuddin Aibak.2009. Kajian Fiqh Kontemporer. Yogyakarta: Sukses Offset.

Nurliana. 2016. Masailul Fiqhiyah.  Pekanbaru :LPPM STAI DINIYAH.

[1] 
Nurliana. 2016. Masailul Fiqhiyah.  Pekanbaru :LPPM STAI DINIYAH. Hlm.71

[2]
Kutbuddin Aibak.2009. Kajian Fiqh Kontemporer. Yogyakarta: Sukses Offset.
Hlm.121-122

[3] 
M.Nasrullah.RZ.2014. Kumpulan Makalah Agama Islam. http://mnasrullohrz.
blogspot.co.id/2014/03/makalah-transplantasi-organ-tubuh_6007.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai