Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FIKIH ZAKAT DAN WAKAF

(PENGELOLAAN WAKAF DI INDONESIA)


DOSEN PENGAMPUH : Dr. ISKANDAR, M.Sy

OLEH :
NURAHMI NAHDYAH LANGODAY (2011211027)
ALHAKIM CAKRA BHASKARA BAKTI (2011211017)

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KUPANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI AHWAL AL-SYAKHSIYAH
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur tidak lupa kita ucapkan kepada Allah
SWTyang masih memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami, sehingga dengan
kesehatandan kesempatan itu kami masih sempat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Sholawat beserta salam kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad Rasulullah
SAW, karena dengan syafa’atnyalah kita bisa diringankan dalam memperoleh ridho
Allah sehingga bisamasuk ke dalam surga Allah.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ibu WenySuhaja yang telah membimbing dan memberikan support kepada kami,sehingga
kami bisa menyusun makalah ini. Semoga bimbingan yang Ibu berikandapat bermanfaat,
Amin.Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Oleh sebab itu dengan penuh rendah hati kami mohonagar Dosen pembimbing
berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya tugas ini .

Kupang,19 Maret 2022

Penyusun

2
Kata Pengantar.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar belakang...................................................................................................3
B. Rumusan masalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian........................................................................................................5
B. Sejarah..............................................................................................................6
C. Dasar Hukum...................................................................................................8
D. Prinsip Prinsip Pengelolaan Wakaf..............................................................9
E. Profil Lembaga dan sistem Pengelolaan Wakaf di indonesia..........................
F. Bentuk-bentuk wakaf, Harta Benda Wakaf dan Pemanfaatannya ............... 10
G. Perbedaan Wakaf dengan Shodaqoh …………………………..…….…... 12

BAB III PENUTUP.............................................................................. ............


Kesimpulan........................................................................................... . ...14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia telah mengenal wakaf baik setelah Islam masuk maupun
sebelumIslam masuk. Di tanah jawa, lembaga-lembaga wakaf telah dikenal pada
masa Hindu-Buddha yaitu dengan istilah Sima dan Dharma. Akan tetapi lembaga
tersebut tidak persis sama dengan lembaga wakaf dalam hukum Islam. Dan
peruntukannya hanya pada bidang tanah hutan saja atau berupa tanah saja. Umumnya,
wakaf yang dikenal pada masa sebelum Islam atau oleh agama-agama lain diluar
Islam hampir samadengan Islam, yaitu untuk peribadatan. Dengan kata lain lambaga
wakaf telah dikenaloleh masyarakat pada peradaban yang cukup jauh dari masa
sekarang. Namun tujuanutama dari wakafnya yang berbeda-beda (untuk mendapat
pahala, hanya untukmasyarakat umum, dll).
Sedangkan setelah masuknya Islam istilah wakaf mulaidikenal. Menurut
(Abdoerraoef) wakaf adalah menyediakan suatu harta benda yangdipergunakan
hasilnya untuk kemaslahatan umat. Sehingga ketika wakaf dikenal diIndonesia juga
mempengaruhi pengaturan perwakafan tanah di Indonesia yang peruntukannya
sebagai tempat-tempat peribadatan dan sosial yang dibuatnya peraturan- peraturan
yang lebih khusus mengenai wakaf di era setelah kemerdekaan.Hal ini dapat dilihat
dari UU No. 5 Tahun 1960 (UUPA) yang terdapat pada Pasal 49tentang Hak-hak
tanah untuk keperluan suci dan social.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian wakaf serta Bagaimana Prinsip- prinsip pengelolaan wakaf?
2. Bagaimana bentuk-bentuk wakaf, harta benda, dan pemanfaatanya?
3. Bagaimana profil dan sistem pengelolaan wakaf di Indonesia ?

C. TUJUAN
Pemanfaatan wakaf tidak hanya sebatas untuk kegiatan-kegiatan keagamaandan
sosial belaka, namun juga hendaknya dapat dimanfaatkan untuk
pengembanganekonomi yang bersifat makro. Selain itu, dengan dilakukannya
investasi terhadaptanah wakaf. Sehingga tujuan dan manfaat diadakannya wakaf
tersebut dapatterlaksana dengan baik dan benar-benar berguna bagi masyarakat
umum.

5
BAB VIII
PENGELOLAAN WAKAF DI INDONESIA

A. PENGERTIAN
Secara etimologi, wakaf berasal dari “Waqf” yang berarti “al-Habs”. Merupakan
kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya berartimenahan,
berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta sepertitanah,
binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu.Dalam
pengertian hukum Islam wakaf adalah melepas kepemilikan atas harta yang dapat
bermanfaat dengan tanpa mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada perorangan
atau kelompok (organisasi) agar dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yangtidak
bertentangan dengan syari’at. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut:
Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda(al-‘ain)
milik Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang
diinginkan untuk tujuan kebajikan. Definisi wakaf tersebutmenjelaskan bahawa
kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti ditangan Wakif itu sendiri.
Dengan artian, Wakif masih menjadi pemilik harta yangdiwakafkannya, manakala
perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu
hartayang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan
kepadaorang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu
sesuaidengan keinginan Wakif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian
wakafkepada orang atau tempat yang berhak saja.
Ketiga, Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi
manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan
yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yangdibolehkan oleh syariah
Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harusharta yang kekal mater
bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudahrusak atau musnah serta dapat
diambil manfaatnya secara berterusan.
Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana,
yaitumenahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Itu
menurut para ulama ahli fiqih.
Dalam Undang-undang nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan
hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentusesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umummenurut syariah.
Wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda
wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.Kemajuan
dan peningkatan ekonomi umat, bantuan kepada fakir miskin.

6
B. SEJARAH
Dalam sejarah Islam, Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karenawakaf
disyariatkan setelah nabi SAW tahun kedua Hijriyah. Ada dua pendapat yang
berkembang di kalangan Fuqaha tentang siapa yang pertama kali melaksanakansyariat
wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertamakali
melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW ialah wakaf tanah milik Nabi SAWuntuk
dibangun masjid. Keberadaan wakaf sejak masa Rasulullah saw, telahdiriwayatkan oleh
Abdullah Bin Umar, bahwa umar bin khatab mendapat sebidangtanah di khaibar. Lalu
umar bin kahatab menghadap Rasul untuk memohon petunjuktentang apa yang
sepatutnya dilakukan terhadap tanah tersebut. Lalu Rasul menjawab jika engkau mau
tahanlah tanah itu laku engkau sedekahkan. Lalu umarmenyedekahkan dan mensyaratkan
bahwa tanah itu tidak boleh diwariskan. Umarasaluran hasil tanah itu untuk orang-orang
fakir, ahli familinya, membebaskan budak,orang-orang yang berjuang fisabililah. Masa-
masa itu wakaf pertama dalam islamyang dilakukan oleh Umar Bin khatab, kemudian
disusul oleh abu thalhah dansahabat-sahabat nabi Masa dinasti islam Praktek wakaf
menjadi lebih luas pada masadinasti Umayah dan dinasti Abbasiyah, semua orang
berduyun-duyun untukmelaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya untuk orang-orang
fakir dan miskin saja,tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga
pendidikan, membangun perpustakaan dan membayar gaji para statnya, gaji para guru
dan beasiswa untuk parasiswa dan mahasiswa. Wakaf pada mulanya hanyalah keinginan
seseorang yang ingin berbuat baik dengan kekayaan yang dimilikinya dan dikelola secara
individu tanpaada aturan yang pasti. Namun setelah masyarakat Islam merasakan betapa
manfaatnyalembaga wakaf, maka timbullah keinginan untuk mengatur perwakafan
dengan baikKemudian dibentuk lembaga yang mengatur wakaf untuk mengelola,
memelihara danmenggunakan harta wakaf, baik secara umum seperti masjid atau secara
individu ataukeluarga Pada masa dinasti Umayyah, terbentuk lembaga wakaf tersendiri
sebagaimanalembaga lainnya dibawah pengawasan hakim. Lembaga wakaf inilah yang
pertama kalidilakukan dalam administrasi wakaf di Mesir, bahkan diseluruh negara
Islam. Pada masadinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang disebut dengan “shadr
al-Wuquuf” yang mengurus administrasi dan memilih staf pengelola lembaga wakaf.
Demikian perkembanganwakaf pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang
manfaatnya dapat dirasakan olehmasyarakat, sehingga lembaga wakaf berkembang
searah dengan pengaturan administrasinya.
Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf
cukupmenggembirakan, dimana hampir semua tanah-tanah pertanian menjadi harta
wakafdan semua dikelola oleh negara dan menjadi milik negara (baitul mal).
Lembagawakaf yang berasal dari agama Islam ini telah diterima menjadi hukum adat
bangsaIndonesia sendiri. Di samping itu, suatu kenyataan pula bahwa di Indonesia
terdapat banyak benda wakaf, baik wakaf benda bergerak ataupun benda tak bergerak.
Dalam perjalanan sejarah wakaf terus berkembang dan akan selalu berkembang
bersamaandengan laju perubahan zaman dengan berbagai inovasi-inovasi yang relevan
seperti bentuk wakaf uang, wakaf Hak atas Kekayaan Intelektual (Haki). Di Indonesia

7
sendirisaat ini wakaf kian mendapat perhatian yang cukup serius dengan
diterbitkannyaUndang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan PP No. 42 Tahun
2006.

C. DASAR HUKUM WAKAF


Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf
secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan
paraulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat
al-Quranyang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah.
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kamikeluarkan dari bumi
untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalukamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnyamelainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa AllahMaha Kaya lagi Maha
Terpuji." (Q.S al-Baqarah:267).
Artinya : "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna),sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yangkamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Q.S ali
Imran:92).Adapun Hadis yang menjadi dasar dari wakaf yaitu Hadis yang menceritakan
tentangkisah Umar bin al-Khaththab ketika menerima tanah di Khaibar.
Bahwa sahabat Umar ra. memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudianUmar
ra. menghadap Rasulullah saw. untuk meminta petunjuk. Umar berkata: "HaiRasulullah
saw., saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belummendapatkan harta sebaik itu,
maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku?"Rasulullah saw. bersabda: "Bila
engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, danengkau sedekahkan (hasilnya).
"kemudian Umar mensedekahkan (tanahnya untuk dikelola), tidak dijual, tidak di
hibahkan dan tidak di wariskan. Ibnu Umar berkata:"Umar menyedekahkannya (hasil
pengelolaan tanah) kepada orang-orang fakir,kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah,
ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola (Nadhir) wakaf makan dari
hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya) atau memberi makan orang lain dengan
tidak bermaksud menumpukharta" (HR. Muslim).

8
D. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN WAKAF
Ada beberapa hal yang menjadi pokok pikiran dari undang-undang tersebut, paling tidak
meliputi lima prinsip yaitu :
1. Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungiharta
benda wakaf, hal tersebut dapat dilihat adanya penegasan dalam undang-undangini
agar wajib dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan
sertadiumumkan yang pelaksanaannnya dilakukan sesuai dengan tata cara yang
diaturdalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai wakaf yang
harus dilaksanakan
2. Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderungterbatas pada
wakaf benda tidak bergerak, menurut undang-undang ini wakif dapat pula
mewakafkan sebagian kekayaan berupa harta benda bergerak, baik berwujud dantak
berwujud yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak
kekayaanintelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya. Dalam hal benda bergerak
berupauang, wakif dapat mewakafkan melalui Lembaga Keuangan Syariah. Yang
dimaksuddengan Lembaga Keuangan Syariah di sini adalah badan hukum Indonesia
yangdibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
bergerak dibidang keuangan syari’ah, misalnya badan hukum di bidang perbankan
syari’ah.
3. Peruntukan harta wakaf tidak semata-mata kepentingan sarana ibadah dansosial,
tetapi juga dapat diperuntukkan memajukan kesejahteraan umum dengan
caramewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf.
4. Untuk mengamankan harta benda wakaf dan campurtangan pihak ketiga
yangmerugikan kepentingan wakaf, perlu meningkatkan kemampuan profesional
Nazhir
5. Undang-undang ini juga mengatur pembentukan Badan Wakaf Indonesia yangdapat
mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan. Badan tersebut
merupakan lembaga independen yang melaksanakan tugas di bidang perwakafan
yangmelakukan pembinaan terhadap Nazhir, melakukan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional, memberikan
persetujuan atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf dan memberikan
saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang
perwakafan.(Lihat penjelasan dari UU No.41 tahun 2004 tentang wakaf).

9
E. BENTUK-BENTUK DAN HARTA BENDA WAKAF
1. WAKAF AHLI
Wakaf ahli atau biasa disebut dengan wakaf keluarga adalah wakaf yang
dilakukan kepada keluarganya dan kerabatnya. Wakaf ahli dilakukan berdasarkan
hubungan darah atau nasab yang dimiliki antara wakif dan penerima wakaf. Di
beberapa negara, amalan wakaf ahli ini sudah dihapus seperti di Turki, Lebanon,
Syria, Mesir, Irak dan Libya. Wakaf ahli ini dihapus karena beberapa faktor seperti
tekanan dari penjajah, wakaf ahli dianggap melanggar hukum ahli waris, selain itu
wakaf ahli dianggap kurang memberi manfaat yang banyak untuk masyarakat umum.
Di Indonesia, wakaf ahli masih berlaku, begitu juga di Singapura, Malaysia dan
Kuwait. Hal ini dianggap karena bisa mendorong orang-orang untuk berwakaf.
Di Indonesia, wakaf ahli juga tertulis dalam Undang-Undang nomor 42 tahun
2006 Pasal 30. Di dalam Undang-Undang dituliskan bahwa, ‘Wakaf ahli sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diperuntukkan bagi kesejahteraan umum sesama kerabat
berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan Wakif.’
‘Dalam hal sesama kerabat dari wakaf ahli telah punah, maka wakaf ahli karena
hukum beralih statusnya menjadi wakaf khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh
Menteri berdasarkan pertimbangan BWI.’

2. WAKAF KHAIRI
Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan untuk kepentingan umum. Wakaf
khairi adalah wakaf dimana pihak pewakaf memberikan syarat penggunaan wakafnya
untuk kebaikan-kebaikan yang terus menerus seperti pembangunan masjid, sekolah,
rumah sakit dan lain-lain. Wakaf khairi adalah jenis wakaf untuk mereka yang tidak
memiliki hubungan seperti hubungan keluarga, pertemanan atau kekerabatan antara
pewakaf dan orang penerima wakaf.

3. WAKAF MUSYTARAK
Wakaf musytarak adalah wakaf yang mana penggunaan harta wakaf tersebut
digunakan secara bersama-sama dan dimiliki oleh kegerunan si pewakaf. Wakaf
musytarak ini masih diterapkan oleh beberapa negara seperti di Malaysia dan
Singapura.

4. WAKAF BENDA TIDAK BERGERAK


Selain wakaf di atas, wakaf juga dibagi menjadi wakaf berdasarkan jenis harta.
Salah satunya adalah wakaf benda tidak bergerak. harta-harta yang dimaksud adalah
bangunan, hak tanah, tanaman dan benda-benda yang berhubungan dengan tanah.

5. WAKAF BENDA BERGERAK SELAIN UANG

10
Ada juga wakaf benda bergerak selain uang yaitu benda-benda yang bisa
berpindah seperti kendaraan. Selain itu ada juga benda yang bisa dihabiskan dan yang
tidak, air, bahan bakar, surat berharga, hak kekayaan intelektual dan lain-lain.

F. PERBEDAAN INFAK, ZAKAT, SEDEKAH, DAN WAKAF


1. ZAKAT
Zakat adalah harta tertentu yang dikeluarkan dengan jumlah tertentu apabila
telah mencapai haul dan nishob serta diberikan kepada orang-orang tertentu.
Zakat sendiri merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan
salah satu rukun islam. Kewajiban zakat telah tercantum dalam Al-Quran surah
At-Taubah ayat 103 yang berbunyi “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Dan berdoalah
untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi
mereka. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.
Salah satu keistimewaan zakat yaitu orang-orang yang menerimanya pun telah
ditentukan oleh Allah, ketentuan tersebut terdapat dalam Al-Quran surah At-
Taubah ayat 60 yang berbunyi “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, mualaf yang di bujuk hatinya, untuk
hamba sahaya, orang yang telilit hutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan.”

2. INFAQ
Infak berasal dari bahasa arab yang artinya yaitu membelanjakan atau
mewujudkan suatu usaha atau hal-hal yang berkaitan dengan perintah-perintah
Allah. Infak sendiri hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan, bahkan dalam Al-
Quran sendiri Allah telah berjanji akan memberi balasan bagi orang-orang yang
berinfak dengan balasan yang lebih baik.

Adapun ciri-ciri orang yang beriman juga diberikan Allah sebagai orang yang
gemar berinfak. Sebagaimana firman Allah berikut “(yaitu) orang-orang yang
menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang mahupun sempit, dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS 3 : 134).

3. SEDEKAH
Sedekah merupakan suatu amalan kebaikan yang dilakukan oleh sahabat
semua, dan sedekah sendiri tidak diharuskan dengan mengeluarkan harta. Senyum
kepada orang lainpun juga termasuk sedekah, membersihkan jalan dari duri juga
termasuk sedekah, dan banyak lagi kebaikan-kebaikan yang lain. Salah satu
sedekah yang bisa kita lakukan yaitu melaksanakan sholat dhuha di pagi hari,

11
maka ia telah bersedekah kepada seluruh sendi-sendinya. Selain amalan yang bisa
menghapus dosa, sholat dhuha juga sangat bagus untuk kesehatan.

4. WAKAF
Wakaf sendiri merupakan pemberian aset yaitu bisa berupa tanah, gedung,
rumah, kendaraan, masjid, dan aset lainnya yang bersifat produktif. Aset tersebut
nantinya akan dikelola oleh lembaga atau LAZnas agar bisa dikelola dengan baik
dan sesuai dengan syariat islam, makan aset yang telah diwakafkan tersebut akan
memberikan manfaat kepada umat.

Salah satu keutamaan berwakaf sendiri merupakan salah satu amal jariah bagi
orang yang melakukan, jika ia meninggal dunia maka amal kebaikan akan terus
mengalir kepadanya tanpa terputus. sebagaimana Rasulullah telah bersabda
dengan haditsnya berikut ini, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus lah
amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang di manfaatkan, dan doa
anak yang shalih.” (HR. Muslim).

G. PROFIL LEMBAGA DANSISTEM PENGELOLAAN WAKAF DI INDONESIA


1. Profil Lembaga
Tabungan Wakaf Indonesia merupakan lembaga wakaf yang didirikan olehDompet
Dhuafa dan diresmikan pada tanggal 14 Juli 2005. Berperan sebagai lembagayang
melakukan sosialisasi, edukasi dan advokasi wakaf kepada masyarakat sekaligus
berperan sebagai lembaga penampung dan pengelola harta wakaf. Visi dalam
tabungan wakafIndonesia ini adalah menjadi lembaga wakaf berorientasi global yang
mampu menjadi wakafsebagai salah satu pilar kebangkitan ekonomi umat yang
berbasiskan sistem ekonomi berkeadilan. Misinya itu mendorong pertumbuhan
ekonomi umat serta optimalisasi peranwakaf dalam sektor sosial dan ekonomi
produkti.

2. Sistem Pengelolaan Wakaf


Karena pada dasarnya lembaga ini adalah amil zakat, maka pengelolaan wakaf juga
baru ada setelah ada demand wakaf dari jamaah. Demikian terus berlanjut
hingasekarang. Laporan kegiatannya pun belum ada mengingat tanah wakaf yang
terletakdi bilanagn Ciputat itu baru dibangun sarana dan prasarananya. Wakaf dalam
lembagaini nantinya akan dikelola secara produktif yaitu nanti didalamnya akan ada
saranaibadah dan sarana pelatihan MQ, pendidikan formal, Balai Latiahan Kerja,
danSebagian Pemanfaatan Lahan untuk perikanan.

12
H. PERKEMBENGAN PENGELOLAAN HARTA WAKAF DI BEBERAPA NEGARA
MUSLIM
Wakaf mengalami kemajuan dan pengelolaan yang semakin profesional di banyak
negara muslim, seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Kuwait, dll. Harta wakafdigunakan
untuk membangun rumah sakit, hotel, sekolah, persawahan, jembatan, jalan, dan sarana
umum lainnya. Bahkan tanah wakaf di beberapa negara tersebutlebih dari ¾ menjadi
lahan produktif di negara tersebut. Di Mesir dan kuwait bahkanAPBN negara mereka
ditopang oleh Wakaf, dan di Universitas Aljazair Kairo MesirMahasiswa bahkan dibiayai
oleh negara dengan dana Wakaf. Prof. Dr. Abdul Manan(Bangladesh) membuat
terobosan baru dengan membuat Social Investment Bank Ltd(SIBL) yaitu sebuah bank
sosial yang mengelola wakaf tunai. Walaupun Bangladeshtermasuk negara miskin tetapi
masyarakatnya cukup antusias dalam membayar wakaf,karena SIBL mengeluarkan
sertifikat wakaf yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak penghasilan orang yang
sudah berwakaf, dan selain itu karena dana wakaf yangdikelola secara profesional dapat
berperan dalam peningkatan perekonomian umatIslam Bangladesh

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wakaf sendiri merupakan pemberian aset yaitu bisa berupa tanah, gedung, rumah,
kendaraan, masjid, dan aset lainnya yang bersifat produktif. Aset tersebut nantinya akan
dikelola oleh lembaga atau LAZnas agar bisa dikelola dengan baik dan sesuai dengan
syariat islam, makan aset yang telah diwakafkan tersebut akan memberikan manfaat
kepada umat.
Salah satu keutamaan berwakaf sendiri merupakan salah satu amal jariah bagi
orang yang melakukan, jika ia meninggal dunia maka amal kebaikan akan terus mengalir
kepadanya tanpa terputus. sebagaimana Rasulullah telah bersabda dengan haditsnya
berikut ini, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus lah amalannya kecuali tiga
perkara, sedekah jariah, ilmu yang di manfaatkan, dan doa anak yang shalih.” (HR.
Muslim).
Wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda
wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.Kemajuan
dan peningkatan ekonomi umat, bantuan kepada fakir miskin.
Secara umum tidak terdapat ayat al-Quran yang menerangkan konsep wakaf
secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan
paraulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat-ayat
al-Quranyang menjelaskan tentang infaq fi sabilillah.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37474125/_PENGELOLAAN_WAKAF_
Undang-undang NO. 41 tahun 2004 tentang wakaf
Q.S. Al-Baqarah (267) dan Ali-Imran (92)
Abdul halim, M.A. Hukum perwakafan di Indonesia, jakarta: CIPUTAT PRES, 2005, h.
6-10

15

Anda mungkin juga menyukai