Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FIQIH IBADAH

WAKAF,INFAQ,SEDEKAH,HIBAH

DOSEN PENGAMPU:ABDUR RAHIM,SH,MH

Disusun oleh:

1.) FUTRI NADILA NIM:2323130152

2.) IZMI PERMATA NIM:2323130170

3.) MARTIN INDRA S.W:2323130176

KELOMPOK 8

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU


TAHUN AJARAN 2023/2024
Fakultas FEBI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Karunia –Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Fiqih Ibadah, dengan
Judul:*wakaf,infaf,sedekah dan hibah*
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan Doa, Saran dan Kritik sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata Sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Pendidikan.

Bengkulu, November 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A.LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4
B.RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 4
C.TUJUAN MAKALAH ....................................................................................... 4
D.MANFAAT MAKALAH ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
A.istilah hukum tata cara wakaf .......................................................................... 6

B.istilah hukum tata cara infaq ............................................................................ 8

C.istilah hukum tata cara shadhaqah ................................................................ 12

D.istilah hukum tata cara hibah ......................................................................... 14

E. Perbedaan wakaf,infaq,shadhaqah,hibah ...................................................... 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 18

A.kesimpulan .................................................................................................. 18

B.saran ........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Infaq,shodaqoh,hibah,wakaf dll merupakan salah satu cara untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam bidang ekonomi yg
telah diatur dalam agama Islam yg sudah ada kelembagaannya di
Indonesia.lembaga-lembaga ekonomi tersebut merupakan salah satu upaya
strategis dlm mengatasi berbagai masalah kehidupan yang ada di
masyarakat,sebagai sebagai salah satu potensi yang mempunyai pranata
keagamaan yang bersifat ekonomis, wakaf seharusnya dikembangkan dan dikelola
menjadi salah satu cara yang mampu memberikan hasil yg nyata di tengah
permasalahan masyarakat.

Dalam pasal 215 ayat 1 kompilasi hukum Islam, wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan
sebagian benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna
kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam,
sedangkan dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004.tentang wakaf wakaf
adalah perbuatan tentang hukum wakif untuk memisahkan dan menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai kepentingannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan
umum menurut Syariah.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan Doa, Saran dan Kritik sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari kata Sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

4
B.RUMUSAN MASALAH
(Istilah,hukum,dan tata cara perbedaan)

1.wakaf

2.infaq

3.shadhaqah

4. Hibah

C. TUJUAN MASALAH

1. Agar bisa memahami

2. Istilah hukum tata cara dan perbedaan wakaf

3. istilah hukum tata cara dan perbedaan infaq

4. Istilah hukum tata cara dan perbedaan shadhaqah

5. Istilah hukum tata cara dan perbedaan hibah

D. MANFAAT MAKALAH

1. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca

2. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca

3. Sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi peneliti

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.WAKAF
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
sesuai syariah.
Istilah wakaf:
Wakaf adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti menahan atau
berhenti atau diam di tempat, dan dalam konteks agama Islam, wakaf
berarti menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap di wakif
dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.Berikut
adalah beberapa istilah yang terkait dengan wakaf:
-Wakif: Orang yang melakukan wakaf.
-Mauquf: Benda yang diwakafkan.
-Nazhir: Seseorang, sekelompok orang, atau organisasi tertentu yang
mengelola wakaf.
-Shighah: Pernyataan ikrar wakaf yang dilakukan oleh wakif.
Hukum wakaf:
Hukum wakaf adalah amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam
Islam. Hal ini karena wakaf dianggap sebagai sedekah jariyah yang
pahalanya terus mengalir, bahkan setelah orang yang mewakafkan
hartanya telah meninggal dunia.
Dalil-dalil yang dijadikan sandaran atau dasar hukum wakaf dalam
Agama Islam adalah :”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya”.66 (QS. Ali Imran: 92)
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan
Allah)sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu, “. (QS. Al Baqarah:
267).Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
danpelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguh-
nya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah:2)
Sedangkan hadits Nabi yang dapat dijadikan dasar hukum wakaf
adalah:

6
“Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Said, menceritakan kepada
kami Muhammad ibn Abdullah al-Anshari, menceritakan kepada kami
Ibnu Aun, bahwa dia berkata, Nafi’ telah menceritakan kepadaku ibn
Umar r.a bahwa: “Umar ibn al-Khaththab memperoleh tanah di
Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi SAW.untuk minta petunjuk
mengenai tanah tersebut. Ia berkata:'Mujamma’ Khadim al-
Haramainasy-Syarifain al-Malik Fahd li-Thiba’at al-Mushhafasy-
Syarif, Al-Qur’an danTerjemahnya (Madinah, t.th),hal. 91.“Wahai
Rasulullah SAW! Saya memperoleh lahan di Khaibar,yang belum
pernah saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi harta
tersebut; apa perintah engkau kepadaku mengenainya? Nabi SAW.
menjawab: “Jika mau, kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan
hasilnya”. Ibnu Umar berkata: “Maka Umar menyedekahkan tanah
tersebut (dengan mensyaratkan) bahwa tanah itu tidak dijual, tidak
dihibahkan, dan tidak diwaris kan. Ia menyedekahkan (hasilnya)
kepada fuqara’, kerabat, riqab(hamba sahaya, orang tertindas),
sabilillah, ibn sabil, dan tamu. Tidak berdosa atas orang yang
mengelolanya untuk memakan dari hasil tanah itu secara ma’ruf
(wajar) dan memberi makan (kepada yang lain) tanpa menjadikannya
sebagai harta hak milik. Rawi berkata: dalam hadis Ibnu Sirrin
dikatakan: “Tanpa menyimpan-nya sebagai harta hak milik”. (H.R.
al-Bukhari).67.

Tata cara pelaksanaan wakaf:


"(1)Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan Ikrar
Wakaf. (2)Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf seperti dimaksud dalam
ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama. (3)Isi dan
bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.
Fiqih Islam tidak banyak membicaraka prosedur dan tatacara
pelaksanaan wakaf secara rinci. Tetapi PP No. 28 Tahun 1977 dan
Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 mengatur petunjuk yang
lebih lengkap. Menurut Pasal 9 ayat 1 PP No. 28 Tahun 1977, pihak
yang hendak mewakafkan tanahnya diharus kan datang di hadapan
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan
ikrar wakaf. Dalam ketentuan undang-undang wakaf yang baru yaitu
Undangundang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 17 juga menyatakan
bahwa: (1) “Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di
hadapan PPAIW dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan

7
PPAIW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan
dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh
PPAIW.” Yang dimaksud PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar
Wakaf) dalam hal ini adalah Kepala KUA Kecamatan. Keberadaan
PPAIW tersebut dalam praktek perwakafan di Indonesia telah sesuai
dengan kehendak politik hukum Agraria Nasional,yangketentuannya
diatur dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977
tentang Perwakafan Tanah Milik.

B.INFAQ
Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya mem-
belanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan
dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. Dengan demikian
Infaq hanya berkaitan dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja,
adapun hukumnya ada yang wajib (termasuk zakat, nadzar),ada infaq
sunnah, mubah bahkan ada yang haram. Dalam hal ini infaq hanya
berkaitan dengan materi.Menurut kamus bahasa Indonesia Infaq
adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat
Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaranIslam.
Dengan demikian, dapat peneliti pahami bahwa pengertian Infaq
menurut etimologi adalah pemberian harta benda kepada orang lain
yang akan habis atas hilang dan terputus dari pe-milikan orang yang
memberi. Dengan ungkapan lain, sesuatu yang beralih ke tangan orang
lain atau akan menjadi milik orang lain.Secara terminologi, pengertian
infaq memiliki beberapa batasan, sebagai berikut :Infaq adalah
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk
suatu kepentinganyang diperintahkan ajaran Islam.
Infaq berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepen-tingan ke-
manusiaan sesuai dengan ajaranIslam. Kata infaq adalah kata serapan
dari bahasa Arab: al-infâq. Kata al-infâq adalah mashdar (gerund) dari
kata anfaqa–yunfiqu–infâq[an]. Kata anfaqa sendiri merupakan kata

8
bentukan; asalnya nafaqa– yanfuqu–nafâq[an] yang artinya: nafada
(habis), faniya (hilang/lenyap), berkurang, qalla (sedikit), dzahaba
(pergi), kharaja (keluar).Karena itu, kata al-infâq secara bahasa bisa
berarti infâd (meng-habiskan), ifnâ’ (pelenyapan/pemunahan), taqlîl
(pengurangan),idzhâb (menyingkirkan) atau ikhrâj (pengeluaran.)
Istilah infaq:
istilah infaq,infak adalah segala macam bentuk pengeluaran, baik
untuk kepentingan pribadi, keluarga, ataupun yang lain.

Hukum infaq:
Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam antara lain
sebagai berikut:
1.wajib
Hukum infak adalah wajib apabila infak tersebut dilakukan kepada
orang-orang yang menjadi tanggung jawab si penginfak, seperti anak,
istri, dan orang tua.
Menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah
Membayar mahar (maskawin)
Menafkahi istri
Menafkahi anak dan keluarga
Dalam hal ini, zakat fitrah dan zakat mal juga termasuk kategori infak
wajib. Allah SWT berfirman,

ٰۤ
ُ َ‫ط ْعت ُ ْم َوا ْس َمعُ ْوا َواَ ِط ْيعُ ْوا َواَ ْن ِفقُ ْوا َخي ًْرا ِّلَ ْنفُ ِس ُك ْۗ ْم َو َم ْن ي ُّْوق‬
‫ش َّح نَ ْفس ِٖه فَاُولىِٕكَ ُه ُم‬ َ َ‫ّٰللاَ َما ا ْست‬
‫فَاتَّقُوا ه‬
١٦ َ‫ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬
Artinya: "Bertakwalah kamu kepada Allah sekuat kemampuanmu!
Dengarkanlah, taatlah, dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu!
Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang
yang beruntung." (QS At Taghabun: 16).
2.sunnah

9
Hukum infak menjadi sunnah ketika harta tersebut diberikan kepada
orang lain yang membutuhkan,seperti berinfak kepada anak-anak
yatim, kaum fakir miskin,memberikan sumbangan untuk lembaga2
sosial dan sbgnya.
Infaq untuk jihad.
Infaq kepada yangmembutuhkan.
Allah SWT berfirman,

‫علَ ْي ِه ْم َو َّل‬ ٌ ‫ع ََل ِن َيةً فَلَ ُه ْم اَجْ ُر ُه ْم ِع ْن َد َر ِب ِه ْۚ ْم َو َّل خ َْو‬


َ ‫ف‬ ِ ‫اَ َّل ِذيْنَ يُ ْن ِفقُ ْونَ اَ ْم َوالَ ُه ْم ِبالَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
َ ‫ار ِس ًّرا َّو‬
٢٧٤ َ‫ُه ْم يَحْ زَ نُ ْون‬
Artinya: "Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan
siang hari, baik secara rahasia maupun terang-terangan, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih." (QS Al Baqarah: 274).
3.Haram
Ada juga hukum infak yang haram. Hukum ini berlaku apabila
memberikan harta untuk hal-hal yang dilarang, seperti memberikan
sumbangan dana untuk kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
agama atau bermaksiat kepada-Nya.
Allah SWT telah berfirman,

‫علَ ْي ِه ْم َحس َْرة ً ث ُ َّم‬


َ ُ‫سيُ ْن ِفقُ ْونَ َها ث ُ َّم تَ ُك ْون‬
َ َ‫ّٰللا ْۗف‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬ ُ َ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا يُ ْن ِفقُ ْونَ اَ ْم َوالَ ُه ْم ِلي‬
َ ‫صد ُّْوا‬
٣٦ َ‫يُ ْغلَب ُْونَ ەْۗ َوالَّ ِذيْنَ َكف َُر ْْٓوا اِلى َج َهنَّ َم يُحْ ش َُر ْو َۙن‬
karena Allah
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kufur menginfakkan harta
mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka
akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian (hal itu) menjadi
(sebab) penyesalan yang besar bagi mereka. Akhirnya, mereka akan
dikalahkan. Ke (neraka) Jahanamlah orang-orang yang kufur itu akan
dikumpulkan." (QS Al Anfal: 36).
Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam.
Infaq-nya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak

10
4.mubah
Tata cara infaq:
niat yang tulus, berinfaklah dengan harta yang halal, tidak mengungkit
infak yang diberikan.

C.SHADHAQAH
Shadhaqah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang
membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT.
Secara etimologi, kata shadaqah berasal dari bahasa arabash-
shadaqah. Pada awal pertumbuhan Islam, shadaqah diartikan dengan
pemberian yang disunahkan (shadaqah sunah).Sedangkan secara
terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada
tukarannya karena mengharapkan pahala dari Allah SWT. Shadaqah
adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang
membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima
shadaqah, tanpa disertai imbalan.Shadaqah atau yang dalam bahasa
indonesia sering dituliskan dengan sedekah memiliki makna yang
lebih luas lagi dari zakat dan infaq. Sedekah merupakan salah satu
kewajiban yang dilakukan oleh seorang muslim yangtelah berlebihan
hartanya.

Istilah shadhaqah:
sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim
kepada orang lain secara sukarela tanpa ditentukan jumlahnya.
Hukum shadhaqah:
Hukum dari sedekah sendiri adalah sunnah. Sedekah memiliki banyak
jenis mulai dari materi seperti uang, makanan, barang, dan memberi
makan hewan.
Tata cara shadhaqah:
1. Benarkan niat hanya untuk mencari ridho Allah.

11
2. Berikan sumbangan berupa materi ataupun non materi kepada
orang yang membutuhkan
3.tebar senyuman dan kebaikan di antara sesama atau dengan semua
orang tidak perlu memandang derajat,fisik, kekayaan, sifat dan sikap,
dan lain sebagainya.
4. Utamakan untuk memberi sedekah kepada keluarga, kerabat,dan
tetangga sekitaran kalian sebelum ke orang lain.
5. Jangan pernah diungkit lagi atas sedekah yang telah kalian berikan
kepada orang lain agar pahala kalian tetap terjaga dan terasa
berkahnya atas apa yang telah kita berikan.

D.HIBAH
Hibah secara istilah:
Hibah secara istilah adalah akad yang menjadikan kepemilikan tanpa
adanya pengganti ketika masih hidup dan dilakukan secara
sukarela.secara umum,hibah adalah pemberian sesuatu kepada orang
lain yang dikehendaki secara sukarela.Pemberiannya dilakukan, saat
masih hidup, yang mana berbeda dengan konsep harta warisan.hibah
dapat berupa harta secara fisik atau benda-benda lain yang tak
tergolong sebagai harta atau benda berharga.Hibah dapat diberikan
dalam bentuk harta atau properti, seperti tanah atau bangunan ibadah.
Hukum hibah:
dalam Islam sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini
dikarenakan hibah merupakan salah satu cara untuk pendekatan ke
sesama umat manusia.Seperti berbagai transaksi dalam agama Islam,
hibah pun memiliki hukum yang mengaturnya, yakni berdasarkan Al-
Qur'an, Sunnah, dan Ijma'. Dalam Islam, umatnya dianjurkan untuk
senantiasa memberi karena memberi lebih baik daripada menerima.
Tentunya, pemberian ini harus dilakukan secara ikhlas tanpa

12
mengharap imbalan dari yang diberi, salah satunya diterapkan melalui
praktik hibah.
Tata cara hibah:
Syarat Hibah menurut Syariat Islam Hibah tidak boleh dilakukan
kepada orang yang belum lahir. Sehat akal, waras, dan sadar akan
tindakan yang ia lakukan. Hibah boleh dilakukan baik laki-laki
maupun perempuan. Perkawinan tidak menjadi penghalang seseorang
menghibahkan barang.

13
E. PERBEDAAN WAKAF, INFAQ, SHADHAQAH, HIBAH

*Wakaf
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai
syariah.Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, unsur
wakaf ada enam, antara lain wakif (pihak yang mewakafkan hartanya), nazhir
(pengelola harta wakaf), harta wakaf, peruntukan, akad wakaf dan jangka waktu
wakaf.Biasanya wakaf memberikan berupa tanah kosong atau bangunan jadi yang
diperuntukkan bagi masyarakat sekitarnya. Beberapa contoh wakaf seperti tanah
perkebunan, masjid, atau tanah kosong yang di atasnya didirikan gedung untuk
kepentingan masyarakat luas dalam hal baik.Pemberian ini termasuk sedekah
jariah, tidak putus pahalanya selama terus bermanfaat bsgi orang banyak. Meski
tidak wajib, anjuran wakaf tercantum pada Alquran surat Ali Imran ayat
92:"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” [QS. Ali Imran : 92].

15
*Infaq

infak juga merupkan istilah yang sering didengar masyarakat. Infak merupakan
bentuk pemberian pada orang lain, namun hukumnya Sunah bagi seluruh umat
Muslim. Infak memiliki arti membelanjakan harta untuk kebaikan.Anjuran untuk
infak tercantum dalam Al Quran surat Saba’ ayat 39 yang berbunyi:"Dan apa saja
yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang
terbaik.” [QS. Saba’: 39].Infak memang tidak diwajibkan bagi umat Muslim,
namun sangat dianjurkan sebagai upaya membersihkan harta dan
mengharapkan ridho Allah SWT. Untuk besaran infak, tidak ada aturan yang
mengikat. Sehingga besaran infak bebas semampu yang mengerjakan asal
didasari niat tulus dan ikhlas.

*Shadhaqah

sedekah lebih mencakup segala macam bantuan dari seseorang kepada orang
lainnya dengan harapan mencari pahala dari Allah SWT. Bentuk pemberiannya
pun bebas, waktu dan jumlahnya juga bebas sesuai keinginan pemberinya.Istilah
sedekah sering digunakan untuk menyebut segala jenis kebaikan sebab ada hadis
Nabi yang artinya:"Segala kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari).Bahkan hal

16
kecil seperti senyuman yang tulus, menyingkirkan duri dari jalan, membaca tasbih
atau wirit lainnya dan segala bentuk kebaikan lain secara agama bisa dsb SBG
sedekah.

*Hibah

Hibah adalah hadiah. Namun menurut bahasa, hibah adalah pemberian secara
sukarela kepada orang lain. Hukum Islam memiliki pandangan yang sama dengan
asumsi masyarakat umum selama ini, yaitu hibah atau hadiah dapat diberikan
kepada orang lain yang bukan saudara kandung atau suami/istri.Allah SWT
mensyariatkan hibah sebagai upaya mendekatkan hati dan menguatkan tali cinta
antara manusia, Rasûlullâh SAW bersabda :"Saling memberilah kalian, niscaya
kalian saling mencintai" [HR. Al-Bukhâri dalam al-Adâbul Mufrad no. 594.
Hadits ini dinilai sahih oleh al-Albâni dalam kitab al-Irwa’, no. 1601].Kata hibah
berasal dari bahasa Arab berarti pemberian yang dilakukan seseorang saat masih
hidup kepada orang lain secara sukarela (pemberian cuma-cuma), baik berupa
harta atau lainnya (bukan harta).

17
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari jawaban atas permasalahan yang
menjadi objek penelitian dan saran-saran itu ditujukan para pihak-pihak terkait
dengan permasalahan penelitian.
Jika mengacu pada Undang Undang no. 41 tahun 2004, pengertian wakaf
merupakan suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak untuk
memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda atau aset miliknya.
Infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan Islam (seperti : menafkahi keluarga, membantu
dana untuk yatim piatu, fakir – miskin, menyumbang untuk operasional masjid,
atau menolong orang yang terkena musibah).
Sedekah atau shadaqah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang
membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah Swt. Dengan kata lain
sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada
orang lain secara sukarela tanpa ditentukan jumlahnya.
Hibah adalah pemberian yang dilakukan secara sukarela dengan mengalihkan
hak atas sesuatu kepada pihak lain. Contohnya hak kepemilikan suatu barang.
Inisiatif penghibahan berasal dari pemberi hibah, bukan dari penerima hibah.
B.SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun .

18
DAFTAR PUSTAKA
A Muhammad Azam dan AW Sayyed Hawwas. Fiqih Ibadah.Jakarta: Amzah,
2001.Abdul Qadim Zallum. Sistem Keuangan di Negara Khilafah. Bogor:Pustaka
Thariqul Islam, 2006.Abdurrahman Al-Jaziri. Fiqh Empat Madzhab. Jakarta:
Darul Ulum Press, 2002.Abdurrahman Qadir. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1991.Abu Fatiah al Adnani. Kunci Ibadah Lengkap. Jakarta: Annur
Press,2009Akhmad Mujahidin. Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo, 2013.Al
Mawardi. Al-Ahkam As-Sultaniyah. Damaskus: Darul Fikr,1977Ali Hasan.
Masail Fiqiyah. Jakarta: RajaGragindo persada, 1996.Ali Hasan. Infak. Jakarta:
Kencana, 2006.Depag. al-Qur’an dan terjemahnya.Didin Hafidhuddin, Zakat
dalam Perekonomian Modern. Jakarta:Muhammad Daud Ali. Sistem Ekonomi
Islam Zakat dan Wakaf.Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam Ruhama, 1991.

19

Anda mungkin juga menyukai