Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

LAPORAN PENELITIAN
PEMANFAATAN WAKAF DALAM MENINGKATKAN SDM BANGSA INDONESIA
Dosen Pengampu:Duhariadin Simbolon,M.Ag

Disusun Oleh :Hafni Meylani Harahap


NIM: 0204233168

HUKUM EKONOMI SYARIAH(MUAMALAH)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk
terselesaikannya Penelitian ini. Penelitian ini mengambil judul PEMANFAATAN WAKAF
DALAM MENINGKATKAN SDM BANGSA INDONESIA sebagai amanat yang diberikan
kepada saya didalam memenuhi tugas ujian akhir semester.
Sebuah penghargaan bagi saya atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu saya
dapat mengkaji tentang pendidikan wahdatul ulum dalam meningkatkan pendidikan di
Indonesia,yang pasti akan bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan kita semua.

Dalam kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada dosen pengampu mata kuliah Wahdatul Ulum yang telah membimbing saya. Begitu
pun saya menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari sempurna, untuk sumbang saran
maupun masukan sangat saya harapkan.Atas segala kekurangan tersebut, saya mohon
dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya
laporan penelitian ini dapat tercapai.

Medan,2 Januari 2024

Hafni Meylani Harahap

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A.Latar belakang .................................................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 3
C.TUJUAN PENELITIAN .................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 4
A.JENIS DAN DESAIN PENELITIAN ............................................................................ 4
B.PENGUMPULAN DATA ............................................................................................... 4
C.ANALISIS DATA ........................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 5
HASIL DAN ANALISIS ........................................................................................................... 5
A.RINGKASAN HASIL PENELITIAN ............................................................................ 5
B.ANALISIS DATA ........................................................................................................... 7
BAB IV ...................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Wakaf adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang berupa pemberian sebagian
harta atau properti oleh seseorang untuk kepentingan umum atau agama, baik itu dalam bentuk
tanah, bangunan, atau lainnya. Harta atau properti yang diwakafkan ini tidak boleh dijual,
digadaikan, atau diwariskan, tetapi manfaatnya dapat digunakan untuk kepentingan umum atau
agama.
Wakaf bisa bersifat permanen (wakaf abadi) atau sementara (wakaf temporer). Wakaf
abadi adalah wakaf yang manfaatnya dapat dinikmati secara terus-menerus, seperti wakaf tanah
untuk membangun masjid atau sekolah. Wakaf temporer adalah wakaf yang manfaatnya hanya
bisa dinikmati dalam jangka waktu tertentu, seperti wakaf uang untuk biaya pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana pemanfaatan wakaf dalam meningkatkan SDM Bangsa Indonesia?
C.TUJUAN PENELITIAN
Untuk mempelajari bagaimana pemanfaatan wakaf dalam meningkatkan SDM Bangsa
Indonesia.

3
BAB II
METODE PENELITIAN

A.JENIS DAN DESAIN PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Pemanfaatan wakaf dalam
meningkatkan SDM Bangsa Indonesia.jadi dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
yang bersifat deskriptif kualitatif..sumber data pada penelitian ini ialah dari berbagai literatur
baik buku,jurnal,hasil dari penelitian-penelitian lain,serta berbagai sumber lainnya.

B.PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang penulis dapatkan yaitu menggunakan teknik penelitian
kualitatif yaitu dengan mengamati data-data melalui kepustakaan yang memuat teori yang
berasal dari buku,jurnal dan penelitian-penelitian lainnya.

C.ANALISIS DATA
Analisis yang dipakai dalam mini riset ini adalah analisis yang bersifat kualitatif
.dimana hasil tersebut merupakan hasil dari pengamatan saya sendiri yang berasal dari buku-
buku,dan jurnal.

4
BAB III
HASIL DAN ANALISIS

A.RINGKASAN HASIL PENELITIAN


Wakaf adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam yang berupa pemberian sebagian
harta atau properti oleh seseorang untuk kepentingan umum atau agama, baik itu dalam bentuk
tanah, bangunan, atau lainnya. Harta atau properti yang diwakafkan ini tidak boleh dijual,
digadaikan, atau diwariskan, tetapi manfaatnya dapat digunakan untuk kepentingan umum atau
agama.

Wakaf bisa bersifat permanen (wakaf abadi) atau sementara (wakaf temporer). Wakaf
abadi adalah wakaf yang manfaatnya dapat dinikmati secara terus-menerus, seperti wakaf tanah
untuk membangun masjid atau sekolah. Wakaf temporer adalah wakaf yang manfaatnya hanya
bisa dinikmati dalam jangka waktu tertentu, seperti wakaf uang untuk biaya pendidikan.

Wakaf adalah salah satu cara bagi umat Islam untuk beramal jariah, yaitu amal yang
pahalanya terus mengalir meskipun yang beramal telah meninggal dunia. Selain itu, wakaf juga
berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam hukum Islam,
wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau
Nazhir (pengelola wakaf), baik berupa perseorangan maupun badan hukum, dengan ketentuan
bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.
Harta yang telah diwakafkan keluar dari hak milik yang mewakafkan, dan bukan pula menjadi
hak milik Nazhir, tetapi menjadi hak milik Allah dalam pengertian hak masyarakat umum.

Dalam Bab 1 Pasal 1 Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
disebutkan, bahwa wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah/atau kesejahteraan umum
menurut syariah. dikonsumsi, meliputi: uang; logam mulia; surat berharga; kendaraan; hak atas
kekayaan intelektual; hak sewa; benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5
Dalam pasal 40 dijelaskan, bahwa harta benda wakaf yang sudah diwakafkan
dilarang:Dijadikan jaminan;

Disita;

Dihibahkan;

Dijual;

Diwariskan;

Ditukar; atau

Dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Selanjutnya dalam pasal 42 dijelaskan bahwa Nazhir wajib mengelola dan


mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya.

Dalam perspektif syariah, wakaf ada dua kategori yaitu wakaf mutlak (umum) dan wakaf
muqayyad (tertentu). Wakaf mutlak (undefinite waqf) adalah wakaf

Dalam pasal 5 UU tersebut dinyatakan, bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi


dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum. Selanjutnya dalam pasal 16 dinyatakan, bahwa harta benda wakaf terdiri
dari: (1) Benda tidak bergerak; dan (2) Benda bergerak.

Benda tidak bergerak meliputi: (i) hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; (ii)
bangunan/ bagian yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada angka 1; (iii) tanaman
dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; (iv) hak milik atas satuan rumah susun sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (v) benda tidak bergerak lain
sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan. Benda bergerak adalah
harta benda yang tidak bisa habis karena Wakaf mutlak (undefinite waqf) adalah wakaf dimana
wakif dimana ketika mewakafkan harta bendanya (seperti ikrar wakaf) tidak menyatakan
sesuatu tujuan tertentu. Harta wakaf tersebut boleh digunakan/ dibangunkan apa saja sepanjang
tidak bertentangan dengan syariat Islam, misalnya untuk kemaslahatan/ kepentingan umum.

Sedangkan wakaf muqayyad (definite waqf) adalah wakaf dimana wakif ketika
mewakafkan harta bendanya menyatakan secara spesifik tujuan berwakaf. Harta wakaf tersebut

6
hanya boleh digunakan sesuai dengan apa yang dinyatakan (diikrarkan) Wakif. Misalnya
mewakafkan tanah khusus untuk pembangunan masjid, madrasah, kuburan dan sebagainya.

Dalam sejarah Islam, wakaf tidak hanya menjadi pilar kesejahteraan masyarakat atau
perorangan, lebih dari itu wakaf telah menjadi pilar ekonomi negara dalam membangun
infrastruktur, ekonomi dan ketahanan. Dengan kata lain, wakaf disamping didayagunakan
untuk tujuan keagamaan juga untuk kemaslahatan umum.

Di Indonesia, perkembangan wakaf di Indonesia mulai menggeliat sekitar tahun 2000-


an. Lahirnya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tentang
Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 menjadi jawaban bagi masa depan perwakafan di
Indonesia agar dapat diberdayakan secara lebih produktif dan professional.

Berdasarkan data Kementerian Agama RI 2010, luas tanah wakaf di Indonesia sebanyak
3.312.883.317,83 (3,3 miliar M2) tersebar di 454,635 lokasi baik di perkotaan maupun
perdesaan. Dari keseluruhan tanah wakaf yang ada,

B.ANALISIS DATA
Dalam perspektif syariah, wakaf ada dua kategori yaitu wakaf mutlak (umum) dan
wakaf muqayyad (tertentu). Wakaf mutlak (undefinite waqf) adalah wakaf dimana wakif
dimana ketika mewakafkan harta bendanya (seperti ikrar wakaf) tidak menyatakan sesuatu
tujuan tertentu. Harta wakaf tersebut boleh digunakan/ dibangunkan apa saja sepanjang tidak
bertentangan dengan syariat Islam, misalnya untuk kemaslahatan/ kepentingan umum.
Sedangkan wakaf muqayyad (definite waqf) adalah wakaf dimana wakif ketika
mewakafkan harta bendanya menyatakan secara spesifik tujuan berwakaf. Harta wakaf
tersebut hanya boleh digunakan sesuai dengan apa yang dinyatakan (diikrarkan) Wakif.
Misalnya mewakafkan tanah khusus untuk pembangunan masjid, madrasah, kuburan dan
sebagainya.
Dalam sejarah Islam, wakaf tidak hanya menjadi pilar kesejahteraan masyarakat atau
perorangan, lebih dari itu wakaf telah menjadi pilar ekonomi negara dalam membangun
infrastruktur, ekonomi dan ketahanan. Dengan kata lain, wakaf disamping didayagunakan
untuk tujuan keagamaan juga untuk kemaslahatan umum.
Di Indonesia, perkembangan wakaf di Indonesia mulai menggeliat sekitar tahun 2000-
an. Lahirnya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No. 42
Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 menjadi jawaban bagi masa depan perwakafan
di Indonesia agar dapat diberdayakan secara lebih produktif dan professional.
Berdasarkan data Kementerian Agama RI 2010, luas tanah wakaf di Indonesia
sebanyak 3.312.883.317,83 (3,3 miliar M2) tersebar di 454,635 lokasi baik di perkotaan
maupun perdesaan. Dari keseluruhan tanah wakaf yang ada, penggunaannya masih
didominasi oleh wakaf fisik yang bersifat sosial, diantaranya 68% digunakan untuk tempat
ibadah, 8,51% untuk pendidikan, 8,40% untuk kuburan dan 14,60% untuk lain-lain.

7
Dalam perspektif syariah, maka persentase luas tanah wakaf sebanyak 14,60%
tersebut masuk kategori wakaf mutlak. Dengan demikian, mengacu kepada UU No. 41 Tahun
2004 Tentang Wakaf, maka tanah wakaf sebanyak 14,6% dari 3,3 miliar m2 (483.680.964
m2/48.368 Ha) tersebut dapat digunakan untuk kepentingan umum termasuk untuk
pembangunan rumah terutama untuk masyarakat miskin (tidak mampu).
Jumlah 483,68 juta m2 (48.368 Ha) tersebut sangat besar. Tidak perlu semuanya, 5%
saja dari 483,68 juta m2 akan tersedian tanah wakaf seluas 24,18 juta m2 (2.418 Ha). Apalagi
mampu mendayagunakan sebesar 10%, maka akan potensi tanah wakaf seluas 48,36 juta m2
(4.837 Ha).
Sungguh ini potensi yang sangat besar. Tinggal bagaimana mendayagunakan potensi
tersebut untuk kemaslahatan umum termasuk untuk memenuhi hak dasar rakyat (terutama
rakyat miskin) akan tempat tinggal sesuai dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-
undangan.
Dari perspektif ekonomi, pemanfaatan/ pendayagunaan tanah wakaf untuk
pembangunan perumahan banyak memberikan keuntungan, antara lain: para investor tidak
perlu berinvestasi besar terkait dengan tanah. Dengan demikian, dana untuk investasi di tanah
dapat dialihkan untuk pembangunan perumahan (rakyat). Akibatnya harga rumah menjadi
lebih murah dan daya beli/ daya sewa masyarakat untuk perumahan tersebut meningkat.
Dari perspektif agama, pendayagunaan tanah wakaf untuk kepentingan umum dapat
membantu terlaksananya niat Wakif untuk beramal jariah, serta menghindari terjadinya
“idle” tanah wakaf.

8
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.KESIMPULAN
Wakaf di Indonesia telah menjadi instrumen penting dalam pembangunan sosial dan
ekonomi masyarakat. Wakaf tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah dan amal jariah,
tetapi juga sebagai alat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, baik dalam hal
pendidikan, kesehatan, maupun pembangunan infrastruktur. Namun, pemanfaatan wakaf di
Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya pengelolaan dan regulasi
yang efektif, serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang potensi dan manfaat wakaf.

B.Rekomendasi
1. Peningkatan Regulasi dan Pengelolaan: Pemerintah perlu meningkatkan regulasi dan
pengelolaan wakaf, agar dana dan aset wakaf dapat dikelola dan dialokasikan dengan efektif
dan transparan.
2. Pendidikan dan Sosialisasi: Perlu adanya upaya pendidikan dan sosialisasi yang intensif
kepada masyarakat tentang pentingnya wakaf dan bagaimana cara melakukannya. Hal ini dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam wakaf.
3. Kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah: Kerjasama dengan lembaga keuangan
syariah bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan wakaf.
Lembaga keuangan syariah memiliki keahlian dalam pengelolaan dana dan aset, dan dapat
membantu dalam pengelolaan wakaf.
4. Inovasi Produk Wakaf: Perlu adanya inovasi dalam produk wakaf, seperti wakaf uang atau
wakaf produktif, yang dapat menarik lebih banyak masyarakat untuk
berpartisipasi dalam wakaf.

9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Baqi, Muhammadi, 1981. al-Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-Quran al-Karim, Mesir:
Dar Fikr
al-Kabisi, Muhammad Abid Abdullah . 2004. Hukum Wakaf, Kajian Kontemporer Pertama dan
Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian Atas Sengketa
Wakaf, terj. Ahrul Sani,dkk, IIMaN Press, Depok
Bukhori, 1992. Shahih al-Bukhori, jilid III, Beirut: Dar al-Fikr
Chamidah, Umi. 2008. Pengelolaan Aset Wakaf Tunai Pada lembaga Keuangan Syari’ah
(Studi Pengelolaan Wakaf Tunai di Baitul Maal Hidayatullah Malang), Skripsi, UIN
Malang, Malang
Djakfar, Muhammad, 2014. Agama, Etika, dan Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press
Fanani, Muhyar, 2010. Berwakaf tidak harus kaya, dinamika pengelolaan wakaf uang di
Indonesia, Semarang: Walisongo Press.
Isfandiar, Ali Amin. Tinjauan Fiqh Muamalat dan Hukum Nasional tentang Wakaf di Indonesia,
jurnal Ekonomi Islam La_Riba Vol. II, No. 1, Juli 2008
K. Lubis, Suhrawardi, dkk. 2010. Wakaf dan Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar Grafika
Mardani. 2011. Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia, Refika Aditama, Bandung
Sudirman, 2013. Total Quality Management untuk Wakaf, Malang: UIN Maliki Press
Suparman. 1994. Hukum Perwakafan di Indonesia, Darul Ulum Press, Serang
Tim Penyusun. 2004. Fiqh Wakaf, (Dirjend Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, Jakarta)
Tim Penyusun.2007.“Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai” (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan
Wakaf, Dirjend Bimas Islam)

10

Anda mungkin juga menyukai