Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin dan
rahmat-Nya makalah “Hadits Tentang Wakaf” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda
Rasulullah SAW, yang telah menunjukkan kita dari jalan yang benar, jalan yang
di ridhoi oleh Allah SWT, sehingga kita bisa merasakan nikmatnya Islam,
nikmatnya pendidikan, yang akan membawa kita menuju kehidupan yang bahagia
dunia dan akhirat.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami minta maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dan
kekurangan, baik dalam pengetikan, kata-kata maupun isi makalah. Segala
kekurangan datangnya dari kami sendiri, kelebihan hanya dimiliki oleh Allah
SWT.
Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, demi penyempurnaan makalah-makalah yang akan datang. Semoga
makalah ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Makalah............................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Wakaf............................................................................. 3
B. Rukun Wakaf................................................................................... 3
C. Syarat-Syarat Wakaf........................................................................ 3
D. Macam-Macam Wakaf..................................................................... 3
E. Pengurus Wakaf............................................................................... 3
F. Perubahan Status, Penggantian Benda dan Tujuan Wakaf.............. 3
G. Penerapan Wakaf di Indonesia......................................................... 3
H. Hadits tentang Wakaf....................................................................... 3
A. Kesimpulan...................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah itjima’iyah
(ibadah sosial). Karena wakaf adalah ibadah, maka tujuan utamanya adalah
pengabdian kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-Nya. Wakaf
dilaksanakan dengan lillahi ta’ala. Perbuatan tersebut murni dilandasi oleh rasa
iman dan ikhlas semata-mata pengabdian kepada Allah SWT. Selama ini
perwakafan belum diatur secara tuntas dalam peraturan perundang-undangan
yang ada. Wakaf mengalir begitu saja seperti apa adanya, kurang memperoleh
penanganan yang sungguh-sungguh baik ditinjau dari pemberian motivasi
maupun pengelolaannya. Akibatnya dapat dirasakan hingga kini, yaitu terjadi
penyimpangan pengelolaan wakaf dari tujuan wakaf sesungguhnya. Disamping
itu karena tidak adanya ketertiban pendataan, banyak benda wakaf yang karena
tidak diketahui datanya, jadi tidak terurus bahkan wakaf itu masuk ke dalam
siklus perdagangan. Keadaan demikian itu tidak selaras dengan maksud dari
wakaf yang sesungguhnya dan juga akan mengakibatkan kesan kurang baik
terhadap Islam sebagai ekses penyelewengan wakaf, sebab tidak jarang
sengketa wakaf terpaksa harus diselesaikan di pengadilan.
Padahal kalau dikaji dengan seksama, perkembangan Islam di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari adanya peranan wakaf. Kebiasaan berwakaf
sebenarnya sudah melembaga sedemikian rupa dikalangan umat Islam,
walaupun hasilnya belum maksimal seperti apa yang diharapkan. Artinya,
jumlah harta wakaf khususnya wakaf tanah dan uang belum mencukupi dan
berpengaruh secara signifikan di masyarakat. Kenyataan ini memerlukan
penanganan professional untuk mengembangkan potensi wakaf sebagai
penunjang dakwah Islamiyah. Hubungan manusia dengan tanah adalah
merupakan hubungan yang bersifat abadi, baik manusia sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial. Selamanya tanah selalu dibutuhkan dalam
1
2
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam makalah ini dapat terarah, maka kami
merumuskan masalah-masalah tersebut dengan rincian sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengertian Wakaf?
2. Bagaimana Rukun Wakaf?
3. Bagaimana Syarat-Syarat Wakaf?
4. Bagaimana Macam-Macam Waqaf?
5. Bagaimana Pengurus Wakaf?
6. Bagaimana Perubahan Status, Penggantian Benda, dan Tujuan Wakaf?
7. Bagaimana Penerapan Wakaf di Indonesia?
8. Bagaimana hadits tentang Wakaf?
C. Tujuan Makalah
Untuk mempermudah tercapainya arah serta sasaran yang diharapkan,
maka kami merumuskan beberapa tujuan yang hendak dicapai dari rumusan
masalah, diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk memahami Pengertian Wakaf.
2. Untuk memahami Rukun Wakaf.
3. Untuk memahami Syarat-Syarat Wakaf.
4. Untuk memahami Macam-Macam Waqaf.
5. Untuk memahami Pengurus Wakaf.
6. Untuk memahami Perubahan Status, Penggantian Benda, dan Tujuan
Wakaf.
7. Untuk memahami Penerapan Wakaf di Indonesia.
8. Untuk memahami hadits tentang Wakaf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Secara bahasa, wakaf atau waqf berasal dari bahasa Arab waqafa. Asal
kata waqafa berarti menahan, berhenti, diam ditempat, atau tetap berdiri. Kata
waqafa-yaqifu-waqfan sama artinya dengan habasa-yahbisu-tahbisan
(menahan).1
1
Muhammad Ali Dau, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press,
1988), h. 82.
2
Amelia Fauzia, dkk, dalam Idris Thaha (Ed), Berderma untuk semua; Wacana dan
Praktik Filantropi Islam, cet. 1 (Jakarta: Teraju, 2003), h. 176.
3
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, cet. I, (Jakarta: UI
Press, 1988), h. 53-56.
4
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 90-91.
4
Dan di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah (2) ayat 267 Allah SWT
berfirman :
B. Rukun Wakaf
1. Pewakaf (Waqif)
5
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 85.
6
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 87.
7
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 87.
6
C. Syarat-Syarat Wakaf
Di dalam rukun-rukun wakaf di atas terdapat beberapa syarat yang harus
terpenuhi guna menentukan sah atau tidaknya rukun tersebut, yaitu :
1. Waqif
a. Waqif harus orang yang merdeka (bukan hamba sahaya)
b. Berakal sehat, sebab wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah
hukumnya dan dapat menggugurkan hak miliknya
c. Dewasa (baligh)
d. Cerdas
e. Tidak berada dibawah pengampuan (boros atau lalai).
2. Mauquf (benda atau barang yang diwakafkan)
a. Abadi untuk selamanya
b. Benda yang diwakafkan harus tetap zatnya dan bermanfaat untuk
jangka Panjang
c. Jelas wujudnya dan batasannya, contohnya tanah yang diwakafkan
harus milik si wakif, bukan benda yang diragukan serta terbebas dari
segala ikatan dan beban
d. Jenis benda bergerak atau tidak bergerak seperti buku-buku, saham,
dan surat berharga
3. Maukuf ‘alaih (pihak yang diperuntukkan wakaf)
a. Maukuf ‘alaih harus hadir saat penyerahan wakaf
b. Bertanggung jawab dalam menerima wakaf tersebut
c. Tidak durhaka pada Allah Swt.
d. Orang yang ditanggungjawabi wakaf harus orang yang tepat dan sesuai
dengan yang dimaksud oleh wakif.
4. Sighat
a. Tidak digantungkan
D. Macam-Macam Waqaf
1. Wakaf Ahli
Dalam satu sisi, wakaf ini dinilai baik karena si wakif akan mendapat
8
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 88-89.
9
Muhammad Ali Dau, Sistem..., h. 90.
10
Drs. H. Hasanuddin MA, Manajemen Zakat dan Wakaf, (Pamulang: FIDKOM,
2010), h. 104.
8
dua kebaikan, yaitu kebaikan dari amal ibadah wakafnya dan kebaikan
dari silaturahim terhadap keluarga yang diberikan harta wakaf. Namun,
disisi lain wakaf ini sering menimbulkan masalah apabila redaksi atau
ikrar yang dikatakan oleh wakif kurang jelas. Khawatir akan
menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta
wakaf oleh keluarga yang menerima harta wakaf, maka dibeberapa
Negara tertentu, seperti Mesir, Maroko, Aljazair, wakaf ahli ini telah
dihapuskan, karena pertimbangan dari berbagai segi, tanah-tanah wakaf
dinilai kurang produktif.11
2. Wakaf Khairi
Wakaf khairi yaitu wakaf yang secara tegas untuk keperluan agama
dan kemasyarakatan (kebajikan umum).12 Wakaf ini bertujuan untuk
kemaslahatan umum, seperti mewakafkan sebidang tanah untuk
membangun masjid, sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan sejenisnya.
Wakaf ini seperti yang dilakukan Umar bin Khattab pada tanahnya yang
berada diperkebunan Khibar.13
E. Pengurus Wakaf
Pengurus wakaf atau disebut juga dengan Nadzir atau Mutawalli adalah
seseorang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan
mengurus harta wakaf sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuannya.
Jika Nadzir itu adalah perorangan, para ahli menentukan beberapa syarat
yaitu : telah dewasa, berakal sehat, dapat dipercaya, dan mampu
menyelenggarakan segala urusan yang berkenaan dengan harta wakaf. Yang
berhak menetukan Nadzir wakaf adalah wakif.
Menurut para ahli hukum (fikih) Islam, perubahan status dapat dilakukan
karena didasarkan pada pandangan agar manfaat wakaf itu tetap terus
berlangsung sebagai Shadaqah Jariyah, tidak mubazir, tidak rusak, dan tetap
berfungsi sebagai mana mestinya. Karena misal :
عن عمره فيم أفناه وعن علمه ما:ال تزول قدما عبد حتى يسأل عن أربع
وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أباله#فعل فيه وعن ماله من أين اكتسبه
Artinya : Tidak akan berpindah, dua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi
Robbnya, sampai dia ditanya tetang 4 perkara, diamana dia dapatkan
hartanya dan dimana dia habiskan. (Hadits Shohih riwayat Tirmidzi dari Abi
Barzah, lihat Shohih Jami’ Ash Shoghiir no.7300)
Syaikh As Sa’dy dalam tulisannya mengatakan, harta yang dikumpulkan
manusia yang tidak ia salurkan sesuai keridhoan Allah swt hanya bekal
sebagai pembakarnya di neraka Jahannam
Suryana, A. T., dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Wakaf adalah menyerahkan harta kepada orang-orang miskin untuk
ditahan, karena barang milik itu dipegang dan ditahan oleh orang lain,
seperti menahan hewan ternak, tanah, dan segala sesuatu.
2. Rukun Wakaf :
a. Pewakaf (Waqif)
b. Harta yang Diwakafkan (Mauquf)
c. Tujuan Wakaf (Mauquf ‘alaih)
d. Lafal atau Pernyataan (Sighat) Waqif
3. Syarat-Syarat Wakaf :
a. Waqif
b. Mauquf (benda atau barang yang diwakafkan)
c. Maukuf ‘alaih (pihak yang diperuntukkan wakaf)
d. Sighat
4. Pengurus wakaf atau disebut juga dengan Nadzir atau Mutawalli adalah
seseorang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan
mengurus harta wakaf sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuannya
5. Menurut para ahli hukum (fikih) Islam, perubahan status dapat dilakukan
karena didasarkan pada pandangan agar manfaat wakaf itu tetap terus
berlangsung sebagai Shadaqah Jariyah, tidak mubazir, tidak rusak, dan
tetap berfungsi sebagai mana mestinya.
6. Di Indonesia wakaf diatur sacara formal oleh Negara dalam sebuah
lembaga yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI), dimana Ikrar atau Ijab wakaf
dilakukan oleh wakif di depan pejabat yang berwenang, yaitu Kepala
Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Wakaf,
kemudian dikeluarkan akta wakaf, jika wakaf itu dalam bentuk tanah maka
oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional atau biasa disebut Agraria
dikeluarkan sertifikat wakaf berdasarkan akta wakaf yang dibuat KUA.
13
14
7. Dengan dibuatnya akta dan sertifikat wakaf tersebut, maka harta wakaf itu
terlindungi dari penyalahgunaan atau gugatan pihak lain.
5. Saran
Kami selaku penyusun makalah ini berharap agar makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat, agar ilmu Hadits-Hadits Ekonomi terutama dalam
materi “Hadits tentang Wakaf” dapat dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari hari. Kritik dan saran kami butuhkan agar dalam penyusunan
makalah selanjutnya dapat disusun dengan baik dan benar. Mohon maaf
apabila makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna, atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan
Hadits dan Terjemahan
Ali Daud, Muhammad. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press,
1988.
Drs. H. Hasanuddin MA. Manajemen Zakat dan Wakaf. Pamulang: FIDKOM,
2010.
Fauzia, Amelia, dkk, dalam Idris Thaha (Ed). Berderma untuk semua; Wacana
dan Praktik Filantropi Islam. Jakarta: Teraju, 2003.
Suryana, A. T., dkk. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Tiga Mutiara, 1996.
15