Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lisi Windarti

Nim : 1831710182
Prodi : Ekonomi Syariah 5
Mata Kuliah : Perekonomian Islam Indonesia

SEKTOR UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

A. Definisi UMKM
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 memberikan definisi secara terpisah
terhadap usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Undangundang No. 20
Tahun 2008 juga menetapkan kriteria-kriteria khusus bagi usaha mikro, kecil dan
menengah.
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangandan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar.
3. Usaha menengah mempunyai definisi sebagai usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari
usaha kecil atau usaha besar.1

B. Karakteristik UMKM
Dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok,
yaitu:
1. UMKM sektor informal, contohnya pedagang kaki lima.
2. UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin
namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk mengembangkan
usahanya.

1
Undang-undang No. 20 Tahun 2008, Tentang Usaha Mikro, Usaha Kecil, Dan Usaha
Menengah. Pasal I-VI.
3. Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu berwirausaha
dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan sub kontrak) dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai kewirausahaan
yang cakap dan telah siap bertransformasi menjadi usaha besar.2
Selain itu, berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga
memiliki karakteristik tersendiri antara lain:
1. Kualitasnya belum standar, karena sebagian besar UMKM belum
memiliki kemampuan teknologi yang memadai.
2. Desain produknya terbatas, Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman mengenai produk.
3. Jenis produknya terbatas, biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa
jenis produk saja
4. Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas, dengan kesulitan
menetapkan kapasitas produk dan harga membuat konsumen kesulitan.
5. Bahan baku kurang terstandar, karena bahan bakunya diperoleh dari
berbagai sumber yang berbeda.
6. Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna, karena produksi
belum teratur maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa
adanya.3

C. Peranan UMKM
Peran penting UMKM tidak hanya berarti bagi pertumbuhan di kotakota
besar tetapi berarti juga bagi pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Berikut
beberapa peran penting UMKM :
1. UMKM berperan dalam memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mewujudkan
stabilitas nasional.
2. UMKM juga sangat membantu negara/pemerintah dalam hal penciptaan
lapangan kerja baru dan lewat UMKM juga banyak tercipta unit-unit

2
Bank Indonesia-LPPI, Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), (Jakarta:
Bank Indonesia, 2015), h. 12.
3
Bank Indonesia-LPPI, Profil..., h. 15.
kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung
pendapatan rumah tangga.
3. UMKM memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan
usaha yang berkapasitas lebih besar, sehingga UMKM perlu perhatian
khusus yang didukung oleh informasi akurat, agar terjadi link bisnis yang
terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya
4
saing usaha, yaitu jaringan pasar.

D. Peluang, Tantangan dan Masalah UMKM


Potensi dan peluang UMKM industri halal di Indonesia sangat besar,
terutama dilihat dari jumlah konsumen Muslim potensial. Walaupun demikian,
segmen pasar konsumen Muslim dan konsumen produk halal harus dibedakan
karena adanya factor-faktor yang mempengaruhi, seperti norma subjektif, sikap,
niat membeli produk halal dan tingkat religiusitas.
Sedangkan tantangannya adalah Kurangnya pengetahuan akan pemasaran,
yang disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM
mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan UMKM untuk
menyediakan produk/ jasa yangs sesuai dengan keinginan pasar.5

E. Strategi Penguatan dan Kondisi Usaha Mikro, Kecil-Menengah (UMKM) di


Indonesia Sekarang
Dalam menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif,
penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Agar dapat menguasai pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan
mudah dan cepat, baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar factor
produksi. Informasi tentang pasar produksi sangat diperlukan untuk memperluas
jaringan pemasaran produk yang dihasilkan oleh UMKM. Dengan demikian,
UMKM dapat mengantisipasi berbagai kondisi pasar sehingga dalam
menjalankan usahanya akan lebih inovatif.
Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019, virus Covid-19 telah menyebar di
seluruh dunia. Dengan cepatnya penyebaran Covid-19, dampak perlambatan

4
Bank Indonesia-LPPI, Profil..., h. 16-17.
5
Kementerian PPN, Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 : Hasil Kajian
Analisis Ekonomi Syariah di Indonesia, (Jakarta: 2018), h. 280-282.
ekonomi global mulai dirasakan di dalam negeri. Lesunya sektor pariwisata
memiliki efek domino terhadap sektor UMKM.6

6
Mohamad Nur Singgih, “Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Sebagai
Refleksi Pembelajaran Krisis Ekonomi Indonesia”, dalam Jurnal Ekonomi Modernisasi, No. 3, Vo. 3,
Oktober 2007, h. 223-224.

Anda mungkin juga menyukai