MARKETING SYARIAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah:
Marketing Syariah
Dosen Pengampu:
Dr. M. Siswati Andaswari, SE., MM.
Disusun Oleh :
1. Ibu Dr. M. Siswati Andaswari, SE., MM. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Marketing Syariah.
2. Untuk teman teman yang lain yang tergabung dalam kelas “ ES5 “.
Penulis
. I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................... 1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
A. Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama, Ibadah, Muamalah,
islam dan Pemasaran islami..................................................................................... 3
B. Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi Ekonomi............................. 6
C. Konsep Pemasaran dalam Islam..........................................................................8
D. Karakteristik Pemasaran Syariah...................................................................... 13
E. Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran Syariah...........16
F. Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan Marketing Syariah.............22
G. Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal, transaksi terlarang,
mengembangkan dan memajukan bisnis syariah................................................... 24
H. Marketing Syariah............................................................................................. 29
I. Marketing Syariah di Luar Negeri..................................................................... 35
J. Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah......................................41
BAB III...................................................................................................................43
PENUTUP..............................................................................................................43
A. Kesimpulan........................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 47
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Marketing menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan
oleh Hermawan Kartajaya dan sudah dipresentasikan di World Marketing
Conference di Tokyo pada April 1998 adalah: “marketing adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya.”
Dengan demikian, maka syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value
dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama, Ibadah,
Muamalah, islam dan Pemasaran islami ?
2. Bagaimana Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi Ekonomi ?
3. Bagaimana Konsep Pemasaran dalam Islam ?
4. Bagaimana Karakteristik Pemasaran Syariah ?
5. Bagaimana Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran
Syariah ?
6. Bagaimana Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan Marketing
Syariah ?
7. Bagaimana Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal, transaksi
terlarang, mengembangkan dan memajukan bisnis syariah ?
8. Bagaimana Marketing Syariah ?
9. Bagaimana Marketing Syariah diLuar Negeri ?
10. Bagaimana Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama,
Ibadah, Muamalah, islam dan Pemasaran islami.
1
2
1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang, 2002), h. 15.
3
4
َوَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْض
يَوْمٍ قَالُوا رَبﱡكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيﱡهَا
أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطﱠفْ وَﻻَ يُشْعِرَنﱠ بِكُمْ أَحَدًا
Artinya: “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka
saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di
antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka
menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata
(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu
berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia
lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa
makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (Q.S.
Al-Kahf : 19)
2
Muhammad bin Ismalil Al Kahlani, Subulus Salam, (Semarang : Toha Putra, 2012), h. 59.
5
Dari ayat yang pertama QS. Al-Kahfi (18) ayat 19 dapat dipahami
bahwa untuk membuktikan mereka (ashhabul kahfi) telah tidur
bertahuntahun, mereka mengutus satu orang (sabagai wakil) untuk pergi
ke kota dan membeli makanan dengan uang yang mereka miliki.
c. Karakteristik Marketing Syariah
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan
bagi para pemasar sebagai berikut:
1) Teistis (Rabbaniyyah)
Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak
terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum
syariat yang teitis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang
paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk
kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling
mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
2) Etis (Akhlaqiyyah).
Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis
(rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing adalah
konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan
etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan
etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua
agama.
3) Realitas (Al-Waqi’iyyah).
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti
modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran
yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
Islamiyyah yang melandasinya.3
4) Humanistis (Al-Insaniyyah)
Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
3
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Jakarta : Elex media computer, 2004), h. 215.
6
4
Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran Syariah, (Renaisan, Jakarta,
2007), h. 15.
9
Dalam Islam transaksi bisnis apa saja diperbolehkan oleh Islam, selama
hal tersebut tidak bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah dalam
Islam. Dalam kaidah Islam, pemasaran yang baik adalah praktik pemasaran
yang dilandasi oleh kaidah dan nilai-nilai Islam serta tidak bertentangan
dengan sumber hukum Islam. Makna transenderal dalam Islam, pemasaran
yang baik adalah pemasaran yang dilakukan oleh pelakunya dengan
berpegang teguh pada syariat Islam.
2. Tujuan Pemasaran Islam
Tujuan pemasaran Islam merupakan tantangan, namun karena tujuannya
baik maka apapun yang dilakukan harus selaras dengan prinsip-prinsip
hukum Islam. untuk itu tujuan pemasaran dalam Islam antara lain :
a. Memformulasikan dan membawa teori pemasaran menuju dunia baru
sebagai bagian dari disiplin pemasaran moderen sesuai dengan ajaran
Islam.
b. Implementasi pemasaran syariah harus mampu menjadi bagian dari upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial.
Tujuan dan fungsi pemasaran Islami (syariah) Menurut Hermawan
Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula adalah memberikan dua tujuan utama
dari Marketing Syariah atau Pemasaran Syariah, yaitu :
a. Me-marketing-kan Syariah dimana perusahaan yang pengelolaannya
berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa bekerja dan bersikap
profesional dalam dunia bisnis.
b. Me-marketing-kan dengan mensyariahkan marketing, adalah sebuah
teknik pemasaran tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi
keuntungan pribadi saja tetapi juga karena usaha untuk menciptakan dan
menawarkan bahkan dapat merubah suatu nilai kepada para penguasa
utamanya (Allah Swt, konsumen, karyawan, pemegang saham).5
3. Definisi Pemasaran
Pemasaran (marketing) merupakan bagian sistem dari rangkaian aktivitas
bisnis yang dimulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi (barang atau jasa
sampai kepada konsumen). Kegiatan pemasaran (marketing) oleh perusahaan
meliputi kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
5
Ul Mardiyah, Auliya. Marketing Syariah Perspektif, (Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan, 2018), h. 21.
10
harga dan mempromosikan produk seperti barang atau jasa. Dengan adanya
kegiatan pemasaran (marketing), perusahaan dapat memperoleh laba atau
keuntungan dan bisa berkembang terus menerus (sustainable).6
4. Definisi Pemasaran Islam
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu
inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
Karena marketing berhubungan erat dengan bisnis atau perdagangan, maka
marketing adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang
dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh
ketentuan syariah. 7
5. Prinsip-Prinsip Marketing Syariah
Prinsip Pemasaran dalam Islam menurut Abdullah Gymnastiar dan
Hermawan Kertajaya adalah :
a. Berlaku adil
Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab tanpa
kompetitor industri tidak dapat berkembang dan kompetitor ini perlu
diikuti mana yang bagus dan mana yang jelek, dimana kompetitor yang
bagus perlu ditiru.
b. Tanggap terhadap perubahan
Selalu ada perubahan dalam kegiatan perindustrian, sehingga
Langkah bisnis akan terus berubah untuk menyesuaikan dengan pasar.
c. Berbuat yang terbaik dari sisi produk dan harga
Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual
barang jelek dengan harga yang tinggi, hal ini dikarenakan pemasaran
islami adalah pemasaran yang fair dimana harga sesuai dengan
barang/produk.
d. Rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak pembatalan
terhadap transaksi)
6
Mubarok, Nurul. "Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan pada Butik
Calista." I-ECONOMICS : A Research Journal on Islamic Economics 3.1 2017, h. 78.
7
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus On Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2002).
11
8
Abdullah Gymnasiar dan Hermawan Kertajaya, Berbisnis Dengan Hati, (Jakarta: Mark Plus
& CO, 2004), h. 46.
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta : Salemba Empat, 2015), h. 69.
12
2) Harga
Harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi
hasil, administrasi pembiayaan dan fee, serta biaya lainnya.
Terhadap pelanggan, harga akan disajikan secara kompetitif.
Dalam artian bahwa harga harus benar-benar kompetitif antara
pebisnis satu dengan yang lainnya. Islam sependapat dengan
penentuan harga yang kompetitif. Namun dalam menentukan harga
tidak boleh menggunakan cara-cara yan merugikan pebisnis lainnya.
Islam tentu memperbolehkan pedagang untuk mengambil
keuntungan, karena hakekat dari berdagang adalah untuk mencari
keuntungan. Namun, untuk mengambil keuntungan janganlah
berlebih-lebihan.10
3) Tempat/Distribusi
Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan
Islami harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan
target market, sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga pada
intinya, dalam menentukan marketing mix harus didasari pada
prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.11
4) Promosi
Promosi dalam tinjauan syariah harus sesuai dengan sharia
compliance yang merefleksikan kebenaran, keadilan dan kejujuran
kepada masyarakat. Segala informasi yang terkait dengan produk
harus diberitahukan secara transparan dan terbuka sehingga tidak
ada potensi unsur penipuan dan kecurangan dalam melakukan
promosi. 12
Di dalam konsep marketing mix Islami bahwasannya dalam
melakukan suatu pemasaran, baik barang maupun jasa, tidaklah
bebas nilai. Sebagai seorang khalifah di muka bumi, manusia juga
dituntut untuk menjaga kesejahteraan masyarakat secara umum,
10
Kasmir, Manajamen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016), h.
196.
11
Philip Kotler, Manajemen..., h. 122.
12
Thorik Gunar dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, (Bandung : Madnia
Prima, 2002), h. 72.
13
13
Ikhsan Bayanuloh, Marketing Syariah, Edisi I, Cet.2, (Yogyakarta: Deepublish, 2009), h.
25.
14
c. Realistis (al-waqi'iyyah)
Realistis disini ialah pemahaman dimana pemasaran syariah
bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik, dan kaku melainkan konsep
pemasaran yang fleksibel sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
islamiyyah yang melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar
yang professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja,
apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakanya, bekerja dengan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan
kejujuran dalam segala aktivitas pemasaranya.
d. Humanistis (al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya
humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia
menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang bukan manusia yang
serakah yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang
sebesar besarnya. Manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang
lain, manusia yang hatinya kering dengan kepedulian social.14
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk membeli
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu timbulnya rasa puas dari
pelanggan. Menurut Nasution, terdapat lima driver utama kepuasan
pelanggan :
a. Kualitas produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Harga
Untuk pelanggan yang sensitive, harga murah adalah sumber
kepuasan penting karena produk yang mempunyai kualitas yang sama
tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada pelanggan.
c. Kualitas pelayanan (service quality)
14
Ikhsan Bayanuloh, Marketing Syariah, Edisi I, Cet.2, (Yogyakarta: Deepublish, 2009), h.
25.
15
15
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah,(Bogor: Galia Indonesia, 2010), h. 85.
16
Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta: CV. Andi Ofset,
2005), h. 133.
16
E. Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran Syariah
1. Sifat dasar marketer dalam islam
Saat ini tatkala bisnis syariah sedang banyak digandrungi, ada beberapa
pendapat yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional
(emotional market) sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rational
(rational market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada syariah
karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional.17
a. Pola Pikir Marketer Muslim
Setiap muslim harus benar dalam memecahkan persoalan yang akan
dihadapi. Para ulama telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang
muslim berpikir ketika menemukan persoalan-persoalan yang harus
dipecahkan. Pola berpikir ini oleh para ulama disebut dengan metode
berpikir tasyri’ (berpikir sesuai hukum syari’at).Syaikh An – Nabhani
rahimahullahu ta’ala, memberikan suatu metode yang khas dalam
memecahkan persoalan sesuai syariat Islam. Metode tersebut secara garis
besar menggunakan 3 (tiga) langkah yang harus ditempuh dalam
menetapkan status hukum, yaitu:
Pertama, memahami fakta/problem secara apa adanya (fahm
almusykilah al-qa`imah). Fakta ini dalam ilmu ushul fiqih dikenal
dengan istilah manath (Lihat Asy-Syatibi, Al-Muwafaqat, III/24).
Kedua, memahami nash-nash syara’ (fahm an- nushush
asy-syar’iyah) yang berkaitan dengan fakta tersebut (jika belum ada
hukumnya). Atau memahami hukum-hukum syara’ (fahm al-ahkam
asy-syar’iyah) yang telah ada yang berkaitan dengan fakta tersebut (jika
sudah ada hukumnya).
Ketiga, meng-istinbath (menggali) hukum dari nash dan
menerapkannya pada fakta (jika fakta itu belum ada hukum syara’nya).
Atau menerapkan hukum syara’ yang telah ada pada fakta (jika sudah
ada hukum syara’nya).18
Sulaiman dan zakaria (2010:21-23) mengidentifikasi aplikasi
berpikir cara Al-qur’an yang harus dilakukan oleh para marketer adalah :
17
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah, (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2017), h. 199.
18
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., h. 199-200.
17
19
Ikhsan bayanuloh, Marketing syari’ah, (Yogyakarta : Deepublish, 2019), h. 54.
18
20
Ikhsan bayanuloh, Marketing..., h. 54.
21
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah...., h. 205-206.
19
oleh ulama terkenal (Shihab, 2008:118-162) tentang sifat yang disukai Allah
Swt. Sifat tersebut dapat diilustrasikan sebagaimana dalam gambar berikut:
a. Al-Muhsisnin
Kata Al-Muhsinin merupakan bentuk jamak dari kata muhsin
(terambil dari kata ahsana-ihsana). Pengertian dari kata Al Muhsinin
adalah perintah melakukan kegiatan positif, seakan-akan Allah melihat
atau merasa diawasi oleh Allah Swt. karena merasa diawasi oleh Allah
itulah maka pada diri manusia akan muncul kesadaran untuk berbuat
sebaik mungkin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
b. Al-Muttaqin.
Kata Al-Muttaqin merupakan bentuk jamak dari muttaqy yang
berasal dari kata taqwa yang artinya menghindar. Bagi para pelaku
pemasar bentuk ketaqwaan ini adalah menjunjung tinggi prinsip
kejujuran, ksungguhan dalam melaksanakan program pemasaran,
merealisasikan strategi secara adil dan terbuka, serta terbuka pada
mekanisme pasar dan informasi.
c. Al-Muqsithin.
Al-Muqsithin adalah bentuk jamak dari kata muqsith. Berasal dari
kata aqasatha yang bermakna berlaku adil. Dalam praktek pemasaran
implementasi sifat Al Muqsithin adalah terjadi taransaksi kedua belah
pihak (produsen dan konsumen) untuk memperoleh nilai dari apa yang
ditransaksikan hingga tercipta kondisi saling rela (sepakat) diantara
kedua belah pihak.
d. Al-Mutathahhirin.
Kata Al-Mutathahhirin merupakan bentuk jamak dari kata
mutathahhir yang berasal dari kata tathahhar yang artinya adalah
kesucian atau terhindar dari noda baik secara lahir maupun batin. Dalam
konteks bisnis upaya pelaku pemasaran dalam membersihkan dirinya
dari sifat pamer, iri dan dengki adalah bentuk upaya untuk menghindari
perselisihan dan persaingan tidak sehat.22
22
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., hlm 232.
20
e. At-Tawwabin.
Kata At Tawwabin merupakan bentuk jamak dari kata tawwab yang
terambil dari kata taba yang artinya kembali. Sifat At Tawwabin sangat
penting bersemayan dalam diri pelaku pemasaran dalam rangka
‘’kembali’’ menuju cara dan jalan yang diharapkan oleh Allah Swt.
f. Ash-Shabirin.
Kata Ash-Shabirin merupakan bentuk jamak dari kata Ash-Shabir
yang berasal dari kata Shabr (sabar). Seorang pemasar memiliki jiwa
yang sabar merupakan syarat mutlak untuk menurunkan kualitas
keimanan kepada Allah Swt.
g. Al-Mutawakkilin.
Al Mutawakkilin merupakan bentuk jamak dari kata muatwakkil
yang berasal dari kata tawakal dan wakil. Perintah bertawakkal dalam
konteks bisnis adalah bentuk memperhatikan hukum sebab akibat.
h. Kerja sama dan Networking
Networking dan koordinasi dalam bisnis memegang peranan penting
sehingga menurut petuah agama upaya terseebut merupakan kunci
keberhasilan dan kesuksesan dalam berbisnis.
i. Akhlak Mulia
Salah satu ciri khas islam adalah perhatian dan penekanan prilaku
setiap marketer untuk selalu memperhatikan akhlak, terutama harus
diwarnai dengan akhlak yang mulia.
j. Al-Ittiba’
Al-Ittiba’ dalam pembahasan ini berarti meneladani, mengikuti
secara sungguh-sungguh. Yang dimaksud Al Ittiba’ dalam konteks bisnis
adalah adanya upaya manusia untuk meneladani apa yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Sebagai suri tauladan yang sempurna.23
k. Iktisar.
Karakter watak yang mencerminkan kepribadian seseorang karena
dengan karakter yang dimilikinya sesorang akan menujukan sifat dan
tindakan nyata dalam berbuat dan berkata. Karakter yang melekat
dikenal dengan sebutan akhlak. Akhlak merupakan representasi dari
23
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., hlm 224 -230.
21
islam itu sendiri islam identik dengan akhlak dan akhlak merupakan
cerminan karakter seseorang.
4. Etika dalam pemasaran syari’ah.
Etika Pemasaran Syariah Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah,
atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan
ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Menurut Hernawan
Kertajaya ada delapan, yaitu:
a. Memiliki Kepribadian Spiritual Seorang.
Muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam
suasana mereka sedang sibuk dengan aktifitas mereka.
b. Berperilaku baik dan simpatik (Shidiq).
Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi
dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku.
c. Berlaku adil dalam bisnis (Al – Adl).
Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya, bukan hanya imbauan
dari Allah.
d. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah).
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar.
e. Menepati janji dan tidak curang .
Seorang pebisnis syariah harus senantiasa menjaga amanah yang
dipercayakan padanya.
f. Jujur dan Terpercaya (Al-amanah).
Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam setiap
gerak-geriknya adalah kejujuran.
g. Tidak suka berburuk sangka (Su‟uzh-zhann).
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi
Muhammad SAW yang harus diimplementasikan dalam perilaku bisnis
modern.
h. Tidak melakukan sogok/suap (Risywah).
Dalam Islam menyuap hukumnya haram, dan menyuap termasuk
dalam kategori makan harta orang lain dengan cara batil.24
24
Hernawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing, (Bandung : PT
Mizan Pustaka, 2006) , hlm. 67-70.
22
25
Faisal Badroen dkk, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta;Kencana.2007) h. 4.
26
Husain Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: (Gramedia Pustaka, 1997) h. 68.
27
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), h.108.
23
28
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), h.108
24
29
Yusuf Hatia dan Paul Tempotal, “Tantangan memasarkan produk Islami”, SWAOnline
(Jakarta), 24 Juli 2012, h. 1.
30
Kotler, Philip dan Susanto, A.B, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba
Empat, 1999), h. 27.
25
31
Nawatmi, S, Etika bisnis dalam Perspektif Islam, Fokus Ekonomi, Vol.9, No. 1, 50- 58,
201, h. 89.
32
David W. Cravens, Pemasaran Strategi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996), h. 215.
26
33
Dalamartikelwww.suara.com,lifestyle,sejarah-panjang-kosmetik-halal-indonesiabersama-w
ardah.
34
Dalam Artikel www.merdeka.com, uang sharp klaim kulkasnya jadi yang pertama
kantongis ertifikat halal mui. diakses 17 september 2020
35
Abdurrahman, Fiqh Jual Beli, (Jakarta: Senayan Publishing, 2008), h. 123.
27
H. Marketing Syariah
1. Marketing Syariah
Marketing syariah diartikan sebagai suatu disiplin unit bisnis strategis
yang diarahkan kepada suatu proses dimana terdapat perubahan nilai serta
penawaran dari satu penggagas kepada bagian yang lain dalam
keseluruhannya sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan muamalahdalam
Islam.36 Tujuan Marketing Syariah Secara umum tujuan marketing syariah
adalah:
a. Memudahkan konsumenuntuk membeli produk yang ditawarkan secara
berulang-ulang.
b. Memaksimalkankepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan.
c. Memaksimumkan pilihan (diversifikasiproduk) dalam arti perusahaan
menyediakan berbagai jenis produk sehingga konsumen memiliki
beragam pilihan.
d. Memaksimalkankualitasdengan memberikan berbagai kemudahan kepada
konsumen.
Konsep pemasaran syariah menekankan bahwa perlunya menerapkan
manajemen profesional, artinya dengan melakukan kegiatan tersebut maka
semua produk atau jasa yang dihasilkan pasti dapat memiliki
positioningtersendiri. Kompetitor bukanlah merupakan suatu penghalang
yang harus ditakuti atau dimusuhi.
Dalam pengelolaan bisnis tersebut, termasuk yang menerapkan prinsip
syariah memerlukan kerja seorang marketers. Karena marketers dapat
diibaratkan sebagai seseorang yang menjembatani antara konsumen dan
perusahaan. Marketers harus mempunyai “soul” yang terbentuk, hal tersebut
dikarenakan bahwa lingkungan bisnis yang berlaku saat ini memiliki rutinitas
serta goncangan yang sangat besar atas semua persaingan bisnis tanpa
memperhatikan aspek nilai-nilai religiusitas.37
Karakter syariah pada marketers harus dibangun dan dikembangkan
dalam rangka meningkatkan kinerja marketing yang berbasis pada pola
pengembangan karakter jiwa positifdan berpegang pada prinsip syariah atau
36
Kertajaya dan Sula, Syariah Marketing, h. 45.
37
Kertajaya dan Sula, Syariah Marketing, h. 64.
30
38
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus On Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2002). h. 44.
31
Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi
perkembangan perbankan syariah agar dapat menghasilkan produk
berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efesien, selain itu
juga bisa diterima dengan baik oleh nasabah perbankan syariah.
g. Bukti Fisik (Phisical Evidence)
Cara dan bentuk pelayanan kepada nasabah perbankan syariah ini
juga merupakan bukti nyata yang seharusnya bisa diraskan atau dianggap
sebagai bukti fisik bagi para nasabahnya.39
4. Strategi Pemasaran Bank Syariah
Strategi pemasaran bank syariah merupakan suatu langkah yang harus
ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang ditunjukan
pada peningkatan penjualan. Yang dimaksud dengan strategi pasar adalah
penetapan secara jelas pasar bank syariah sehingga menjadi kunci utama
untuk menerapkan elemen-elemen strategi lainnya. Strategi pasar dapat
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:40
Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh perbankan syariah, adalah:
a. Strategi pertama yang harus ditempuh perbankan syariah adalah
komunikasi eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip syariah maupun
produk-produk yang ditawarkan.
b. Menciptakan efesiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses.41
c. Mengembangan budaya syariah sebagia salah satu usaha menuju good
corporate governance.
d. Penawaran berbagai produk perbankan syariah.
e. Jaminan keamanan. Semua nasabah pasti sangat menginginkan jaminan
keamanan dalam penyimpanan dananya di sebuah bank.
5. Investasi syariah
Investasi Syariah adalah suatu penanaman modal yang dilakukan
masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan
prinsip islam, hukum islam yang berpedoman pada syariah islam. Prinsip
Investasi Syariah Yang Harus Diketahui Yaitu:
a. Halal
39
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 53.
40
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 67.
41
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 83.
32
42
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Alpabeta Bandung, 2010),
h. 32.
33
43
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar..., h. 67.
34
44
Encyclopedia Brittanica, X, (Micropeadia)). H. 49. Dikutip dari Hermawan Kartajaya,
Syariah marketing, ,Ushul Al-Syariah (Nalar Kritis Syariah). Kairo, Mesir, 1978, h. 28.
35
45
Adiwarman Karim, Marketing, (Jakarta : RajawaliPers, 2003). h.38-39.
37
46
Cahyono, Marketing, (Jakarta : Kencana, 2016), h.58.
38
Yahudi, Nasrani dan Islam. Faktor agama ini juga merupakan salah satu
keistimewaan bagi Timur Tengah. Timur Tengah sepanjang sejarah
sangat dikenal sebagai tanah kelahiranNabi yang kemudiandianggap
sebagai tempatyang suci dan mendorong setiap umat untuk
mempertahankan Faktor penting bahwa kawasan ini kaya dengan
minyak, serta minyak pulalah yang menjadi faktor sangat penting
sehingga negara-negara industri seperti Amerika, Perancis, Inggris
menjadi semakin terdorong untuk menguasai kawasan ini dengan segala
cara. Secara umum dikawasan Timu rTengah sendiri terbagi atas dua
kelompok, yakni kelompok yang kaya akan minyak dengan kelompok
yang sedikit/tidak ada minyak. Negara-negara yang kaya akan minyak
Pada umumnya berasal dari negara-negara teluk seperti Saudi Arabia,
Kuwait, dan Persatuan Emirat Arab.47
3. Marketing Syariah dan Fenomena MuslimZamanSekarang
a. Muslim Market Evolution :
Tahun 2010 menjadi awal dimana M-Gen (Moslem Generation)
sebutan bagi segmen baru di Indonesia memiliki engagement cukup
bagus terhadap agama terbesar di Indonesia ini. Ini adalah tahun dimana
banking, travel, popculture semua mengalami euphoria terhadap gaya
hidup modern umat Islam. Memasuki tahun 2015, ada edaran syariah.
Semua berbau syariah. Disini kesadaran terhadap riba muncul, berbagai
macam produk halal muncul Kulkas halal, deterjen halal, sabun halal,
Semua halal. Tren tersebut terus naik ditahun ini menuju 2020. ciri-ciri
industri syariah yang mulai marak ini :48
1) Riding The Conversation
Setelah memiliki label halal, produk berlomba-lomba
mengkomunikasikan produk halal tersebut dimedia sosial.
Sebenarnya ada tantangan disini menguntungkan atau merugikan.
Melihat dari conversation dimedia sosial.
2) Hijrah : The New Way of life
Hijrah menjadi pilihan baru bagi hidup muslim zaman now.
Bagi mereka, hijrah bukan lagi kesadaran menggunakan hijab.
47
Rozalinda, Marketing, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Prasada, 2016), h.70-72.
48
Hermawan Kartajaya, Connect! Surving New Wave Marketing, (Jakarta : Gramedia, 2010)
40
A. Kesimpulan
Istilah Pemasaran (Marketing), sudah sangat dikenal di kalangan pebisnis.
Marketing memiliki peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan
berkontribusi terhadap strategi produk. Perusahaan baik berskala nasional
ataupun internasional membutuhkan seorang marketer yang handal untuk
memasarkan produk atau jasa, sehingga dengan mudah menarik minat
masyarakat untuk menggunakan produk atau jasanya. Keberhasilan suatu produk
diterima oleh target pasar tidak hanya ditentukan oleh murahnya cost atau
kualitas yang ditawarkan, namun sangat ditentukan juga oleh strategi pemasaran
yang dilakukan. Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan
disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
Pada pertengahan abad ke17. Pada sekitar tahun 1665 penduduk dunia
diperkirakan sebesar 500 juta. Penduduk dunia kemudian menjadi dua kali lipat
dalam jangka waktu 200 tahun yaitu pada tahun 1850. Pada perkembangannya
kemudian dalam jangka waktu 80 tahun penduduk dunia menjadi dua yang kali
lipat pada tahun 1930 yakni sebesar dua milyar penduduk. Untuk mencapai dua
kali lipatnya kembali sehingga menjadi empat milyar hanya diperlukan waktu 45
tahun dan pada saat sekarang penduduk telah mencapai tujuh milyar lebih.
Berdasarkan kajian kependudukan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat
tersebut disebabkan oleh penemuan obat antibiotik dan program kesehatan
masyarakat yang semakin berkembang sejak tahun 1960-an. Teknologi
obat-obatan juga semakin berkembang sehingga angka kematian menurun
sementara angka kelahiran masih tetap tinggi. Hal inilah yang mendorong
terjadinya pertumbuhan penduduk yang makin cepat. Selisih antara kelahiran dan
kematian disebut pertumbuhan alamiah. Sedangkan konsekuensi ekonomi adalah
konsep yang menegaskan, meskipun implikasi dari teori pasar sekuritas efisien,
bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi / memberi dampak pada
nilai perubahaan.
Dalam kaidah Islam, pemasaran yang baik adalah praktik pemasaran yang
dilandasi oleh kaidah dan nilai-nilai Islam serta tidak bertentangan dengan
sumber hukum Islam. Makna transenderal dalam Islam, pemasaran yang baik
43
44
Pada dasarnya dalam diri manusia melekat sifat khas yang diberikan oleh
Allah Swt. Dan berbeda-beda antara manusia satu dengan manusia lainya. Sifat
adalah karakteristik yang melekat pada diri manusia. Allah menciptakan manusia
dengan penuh kedahsyatan. Akan tetapi, dibalik kedahsyatan itu manusia juga
dianugrahi beberapa karakter buruk maka banyak kegiatan marketing yang mulia
dan penuh etika itu berubah dengan penipuan dan manipulasi.
Etika Pemasaran Syariah Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau
ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi,
bersumber terutama dari ajaran agama.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penerapan etika bisnis menurut
syariah adalah dalam menjalankan bisnis syariah hendaknya menjalankan etika
sesuai ajaran Rasulullah SAW, di antaranya etika kejujuran dalam menjelaskan
produk, prinsip suka sama suka dalam melakukan transaksi bisnis, tidak menipu
takaran dan timbangan, tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain, bersih dari
unsur riba, tidak menimbun barang. Tidak melakukan monopoli, mengutamakan
kepuasan pelanggan, membayar upah sebelum kering keringat, dan teguh
menjaga amanah. Penerapan etika pemasaran menurut syariah harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu ketuhanan, etis, realistis, dan humanitis. Selain itu dalam
melakukan pemasaran harus memenuhi kriteria nilai-nilai etika dalam pemasaran
syariah yaitu shidiq, fatanah, amanah, tabliq, istiqamah. Pemasaran syariah
adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan value ( nilai) dari inisiator kepada stake holdersnya
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai prinsip-prinsip muamalah dalam islam.
Konsep pemasaran disebut juga sebagai konsep marketing. Perbedaan antara
penjualan dan pemasaran yaitu penjualan lebih menekankan pada produk yang
dijual, sedangkan pemasaran lebih tertuju kepada keinginan dan kebutuhan
konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran menganggap
bahwa kepuasan konsumen adalah segalanya sehingga barang atau jasa yang
dihasilkan harus sesuai kebutuhan mereka. Seiring dengan melonjaknya jumlah
pebisnis tentunya meningkatkan persaingan bisnis yang juga semakin ketat.
Bahkan saat ini, kondisi persaingan antar pebisnis sudah semakin komplek,
sehingga Anda dituntut untuk menciptakan inovasi baru agar tetap eksis.
Transaksi yang dilarang dalam pemasaran Syariah : Haram zatnya (objek
transaksinya), Haram Selain Zatnya (Cara Bertransaksi-nya), Gharar dalam
46
47