Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

MARKETING SYARIAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah:
Marketing Syariah
Dosen Pengampu:
Dr. M. Siswati Andaswari, SE., MM.

Disusun Oleh :

Lisi Windarti (1831710182)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa
ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan makalah Marketing Syariah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan


tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
khususnya kepada :

1. Ibu Dr. M. Siswati Andaswari, SE., MM. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Marketing Syariah.
2. Untuk teman teman yang lain yang tergabung dalam kelas “ ES5 “.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.


Serta dimohon bagi pembaca memberi kritik, saran, dan masukan yang
membangun, karena penulis membutuhkan untuk dijadikan pedoman dalam
penulisan ke arah yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Samarinda, 05 Desember 2020

Penulis

. I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................... 1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
A. Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama, Ibadah, Muamalah,
islam dan Pemasaran islami..................................................................................... 3
B. Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi Ekonomi............................. 6
C. Konsep Pemasaran dalam Islam..........................................................................8
D. Karakteristik Pemasaran Syariah...................................................................... 13
E. Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran Syariah...........16
F. Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan Marketing Syariah.............22
G. Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal, transaksi terlarang,
mengembangkan dan memajukan bisnis syariah................................................... 24
H. Marketing Syariah............................................................................................. 29
I. Marketing Syariah di Luar Negeri..................................................................... 35
J. Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah......................................41
BAB III...................................................................................................................43
PENUTUP..............................................................................................................43
A. Kesimpulan........................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 47

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Marketing menurut World Marketing Association (WMA) yang diajukan
oleh Hermawan Kartajaya dan sudah dipresentasikan di World Marketing
Conference di Tokyo pada April 1998 adalah: “marketing adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya.”
Dengan demikian, maka syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value
dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama, Ibadah,
Muamalah, islam dan Pemasaran islami ?
2. Bagaimana Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi Ekonomi ?
3. Bagaimana Konsep Pemasaran dalam Islam ?
4. Bagaimana Karakteristik Pemasaran Syariah ?
5. Bagaimana Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran
Syariah ?
6. Bagaimana Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan Marketing
Syariah ?
7. Bagaimana Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal, transaksi
terlarang, mengembangkan dan memajukan bisnis syariah ?
8. Bagaimana Marketing Syariah ?
9. Bagaimana Marketing Syariah diLuar Negeri ?
10. Bagaimana Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama,
Ibadah, Muamalah, islam dan Pemasaran islami.

1
2

2. Untuk Mengetahui Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi


Ekonomi.
3. Untuk Mengetahui Konsep Pemasaran dalam Islam.
4. Untuk Mengetahui Karakteristik Pemasaran Syariah.
5. Untuk Mengetahui Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam
Pemasaran Syariah.
6. Untuk Mengetahui Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan
Marketing Syariah.
7. Untuk Mengetahui Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal,
transaksi terlarang, mengembangkan dan memajukan bisnis syariah
8. Untuk Mengetahui Marketing Syariah.
9. Untuk Mengetahui Marketing Syariah di Luar Negeri.
10. Untuk Mengetahui Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Marketing Syariah Menurut Para Ahli, Agama, Ibadah,


Muamalah, islam dan Pemasaran islami
1. Marketing
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Marwan mengutip dalam buku Mc. Carty yang berjudul “Basic
Marketing” fifty edition berpendapat bahwa: “Pemasaran (marketing)
menyangkut perencanaan secara efisien konsumenan sumber-sumber dan
pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga tujuan
kedua pihak (produsen dan konsumen) tercapai. Lebih tegas lagi ia
menyatakan bahwa pemasaran menunjukkan performance kegiatan bisnis
yang menyangkut penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen,
untuk memuaskan konsumen dan mencapai tujuan produsen.1
2. Marketing Syariah
a. Definisi Marketing Syariah
Menurut Syaikh Al-Qaradhawi sebagaimana dikutip dalam buku
Syariah Marketing karangan Muhammad Syakir Sula dan Hermawan
Kertajaya, mengatakan bahwa cakupan dari pengertian syariah menurut
pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul).
Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan
dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari
hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah.
Sedangkan dalam buku asuransi syariah karangan Syakir Sula
pemasaran syariah didefinisikan sebagai sebuah disiplin bisnis strategis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan

1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang, 2002), h. 15.

3
4

prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam


Islam.
Definisi tersebut didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis
islami yang tertuang dalam ketentuan dalam bisnis islami yang tertuang
dalam kaidah fiqih yang mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syuruthihim
illa syarthan harrama halalan aw ahalla haraman” yang artinya kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
(value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat
dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak
terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka
bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.2
b. Dasar Hukum Marketing Syariah

َ‫وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْض‬
‫يَوْمٍ قَالُوا رَبﱡكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيﱡهَا‬
‫أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطﱠفْ وَﻻَ يُشْعِرَنﱠ بِكُمْ أَحَدًا‬
Artinya: “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka
saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di
antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka
menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata
(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu
berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia
lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa
makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (Q.S.
Al-Kahf : 19)

2
Muhammad bin Ismalil Al Kahlani, Subulus Salam, (Semarang : Toha Putra, 2012), h. 59.
5

Dari ayat yang pertama QS. Al-Kahfi (18) ayat 19 dapat dipahami
bahwa untuk membuktikan mereka (ashhabul kahfi) telah tidur
bertahuntahun, mereka mengutus satu orang (sabagai wakil) untuk pergi
ke kota dan membeli makanan dengan uang yang mereka miliki.
c. Karakteristik Marketing Syariah
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan
bagi para pemasar sebagai berikut:
1) Teistis (Rabbaniyyah)
Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak
terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum
syariat yang teitis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang
paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk
kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling
mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
2) Etis (Akhlaqiyyah).
Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis
(rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing adalah
konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan
etika, tidak peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan
etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua
agama.
3) Realitas (Al-Waqi’iyyah).
Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti
modernitas, dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran
yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
Islamiyyah yang melandasinya.3
4) Humanistis (Al-Insaniyyah)
Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat

3
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Jakarta : Elex media computer, 2004), h. 215.
6

kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat


kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan
memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi manusia yang
terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah,
yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang
sebesar-besarnya.

B. Pertumbuhan Penduduk Muslim dan Konsekuensi Ekonomi


Pada pertengahan abad ke17. Pada sekitar tahun 1665 penduduk dunia
diperkirakan sebesar 500 juta. Penduduk dunia kemudian menjadi dua kali lipat
dalam jangka waktu 200 tahun yaitu pada tahun 1850. Pada perkembangannya
kemudian dalam jangka waktu 80 tahun penduduk dunia menjadi dua yang kali
lipat pada tahun 1930 yakni sebesar dua milyar penduduk. Untuk mencapai dua
kali lipatnya kembali sehingga menjadi empat milyar hanya diperlukan waktu 45
tahun dan pada saat sekarang penduduk telah mencapai tujuh milyar lebih.
Berdasarkan kajian kependudukan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat
tersebut disebabkan oleh penemuan obat antibiotik dan program kesehatan
masyarakat yang semakin berkembang sejak tahun 1960-an. Teknologi
obat-obatan juga semakin berkembang sehingga angka kematian menurun
sementara angka kelahiran masih tetap tinggi. Hal inilah yang mendorong
terjadinya pertumbuhan penduduk yang makin cepat. Selisih antara kelahiran dan
kematian disebut pertumbuhan alamiah.
1. Konsekuensi Ekonomi
Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menegaskan, meskipun
implikasi dari teori pasar sekuritas efisien, bahwa pilihan kebijakan akuntansi
dapat mempengaruhi / memberi dampak pada nilai perubahaan.
Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi tentang pilihan kebijakan
akuntansi adalah penting dengan alasan sbb :
a. Konsep tersebut menarik dalam kebenarannya.
b. Saran bahwa kebijakan akuntansi tidak penting bertentangan dengan
pengalaman akuntan.
c. Adanya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan tentang mengapa
mereka ada.
7

2. Munculnya Konsekuensi Ekonomi


Stepen Zeff (1978) dengan judul "The Rise of Economic Consequences"
mendefinisikan konsekuensi ekononomi sebagai "dampak laporan akuntansi
pada perilaku pembuatan keputusan pada bisnis, pemerintah dan kreditor".
Esensi dari definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat
mempengaruhi keputusan riil yang dibuat oleh manajer (atau pihak lain).
Jika kebijakan akuntansi tidak penting, pemilihan kebijakan tersebut
akan dilakukan secara ketat antara badan pembuat standar akuntansi, dan
audior yang tugasnya mengimplementasikan standar, karena mereka adalah
bagian utama yang terlibat dalam pemilihan kebijakan akuntansi. Jika hanya
bagian ini yang terlibat, model akuntansi yang sederhana, berdasarkan
konsep yang diketahui seperti pencocokan biaya dan pendapatan, realisasi,
dan konservatisme, dapat diterapkan dengan tak ada satupun, selain bagian
yang terlibat, akan peduli kebijakan spesifik apa yang digunakan. Dengan
kata lain, pilihan kebijakan akuntansi akan netral pada dampaknya.
3. Potensi Pasar di Indonesia
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan analisa potensi
pasar yaitu :
a. Melakukan pendekatan permintaan
Metode ini menekankan mengenai kebutuhan manusia yang hingga
kini masih belum dapat terpenuhi sepenuhnya atau mungkin ada yang
telah terpenuhi tapi hasilnya kurang memuaskan. Melalui pendekatan
dan pengamatan ini, maka diperoleh kesimpulan jika sebuah peluang
usaha yang bagus untuk membangun bisnis yang sesuai dengan selera
konsumen sekaligus harganya pun berbeda dengan harga di tempat lain.
Dan dapat diketahui permintaan itu dari total kebutuhan, jumlah
konsumen serta target pasarnya.
b. Pendekatan penawaran
Untuk pendekatan penawaran ini berawal dari kemampuan yang
dimiliki seorang wirausaha dalam memproduksi suatu barang,
memberikan pelayanan baik itu jasa maupun produk dan aktivitas
lainnya. Dari sinilah dapat dimulai mencari pasar yang membutuhkannya.
Disini juga harus memahami betul keinginan maupun tren yang sedang
berlaku di masyarakat.
8

c. Mengamati kebutuhan yang paling banyak diinginkan


Sebelum membuat atau menciptakan sebuah produk, sebaiknya juga
harus mengetahui dan melakukan pengamatan mengenai kebutuhan yang
paling banyak diperlukan oleh konsumen sekitar.
d. Kapan mereka membutuhkan produk
Waktu dimana masyarakat membutuhkan produk juga sangat
penting karena jika menjual produk ketika waktunya tidak tepat, maka
konsumen tidak akan tertarik dan penjual tersebut tidak akan
memperoleh keuntungan.
e. Sesuaikan produk dengan profesi konsumen
Dalam pendekatan ini, juga harus mengetahui terlebih dahulu
profesi kebanyakan dari konsumen. Sebagai contoh di kawasan pertanian,
maka tentunya harus menyediakan alat-alat yang mendukung pertanian.
Dengan begitu, keuntungan dan target pasar akan bisa diperoleh dengan
cepat.

C. Konsep Pemasaran dalam Islam


1. Konsep Dasar Pemasaran Islam
Pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin bisnis strategi yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari suatu
inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhannya prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.
Disamping itu, Islam Mengajarkan untuk menjaga kualitas dan
keberadaan produk. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas
(Gharar) bagi Pembeli. Pasalnya, disini berpotensi terjadi penipuan dan
ketidak adilan terhadap salah satu pihak. Oleh karna itu Rasulallah SAW
mengharamkan jual beli barang yang tidak jelas produknya. Produk dalam
perspektif syari’ah harus memenuhi standarisasi mutu dan keberadaan barang.
Dalam jual beli konsep pemasaranpun mempunyai peran yang sangat penting
sehingga harus mengedepankan kejujuran.4

4
Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran Syariah, (Renaisan, Jakarta,
2007), h. 15.
9

Dalam Islam transaksi bisnis apa saja diperbolehkan oleh Islam, selama
hal tersebut tidak bertentangan dengan akad dan prinsip muamalah dalam
Islam. Dalam kaidah Islam, pemasaran yang baik adalah praktik pemasaran
yang dilandasi oleh kaidah dan nilai-nilai Islam serta tidak bertentangan
dengan sumber hukum Islam. Makna transenderal dalam Islam, pemasaran
yang baik adalah pemasaran yang dilakukan oleh pelakunya dengan
berpegang teguh pada syariat Islam.
2. Tujuan Pemasaran Islam
Tujuan pemasaran Islam merupakan tantangan, namun karena tujuannya
baik maka apapun yang dilakukan harus selaras dengan prinsip-prinsip
hukum Islam. untuk itu tujuan pemasaran dalam Islam antara lain :
a. Memformulasikan dan membawa teori pemasaran menuju dunia baru
sebagai bagian dari disiplin pemasaran moderen sesuai dengan ajaran
Islam.
b. Implementasi pemasaran syariah harus mampu menjadi bagian dari upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial.
Tujuan dan fungsi pemasaran Islami (syariah) Menurut Hermawan
Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula adalah memberikan dua tujuan utama
dari Marketing Syariah atau Pemasaran Syariah, yaitu :
a. Me-marketing-kan Syariah dimana perusahaan yang pengelolaannya
berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa bekerja dan bersikap
profesional dalam dunia bisnis.
b. Me-marketing-kan dengan mensyariahkan marketing, adalah sebuah
teknik pemasaran tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi
keuntungan pribadi saja tetapi juga karena usaha untuk menciptakan dan
menawarkan bahkan dapat merubah suatu nilai kepada para penguasa
utamanya (Allah Swt, konsumen, karyawan, pemegang saham).5
3. Definisi Pemasaran
Pemasaran (marketing) merupakan bagian sistem dari rangkaian aktivitas
bisnis yang dimulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi (barang atau jasa
sampai kepada konsumen). Kegiatan pemasaran (marketing) oleh perusahaan
meliputi kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

5
Ul Mardiyah, Auliya. Marketing Syariah Perspektif, (Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan, 2018), h. 21.
10

harga dan mempromosikan produk seperti barang atau jasa. Dengan adanya
kegiatan pemasaran (marketing), perusahaan dapat memperoleh laba atau
keuntungan dan bisa berkembang terus menerus (sustainable).6
4. Definisi Pemasaran Islam
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu
inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
Karena marketing berhubungan erat dengan bisnis atau perdagangan, maka
marketing adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang
dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh
ketentuan syariah. 7
5. Prinsip-Prinsip Marketing Syariah
Prinsip Pemasaran dalam Islam menurut Abdullah Gymnastiar dan
Hermawan Kertajaya adalah :
a. Berlaku adil
Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab tanpa
kompetitor industri tidak dapat berkembang dan kompetitor ini perlu
diikuti mana yang bagus dan mana yang jelek, dimana kompetitor yang
bagus perlu ditiru.
b. Tanggap terhadap perubahan
Selalu ada perubahan dalam kegiatan perindustrian, sehingga
Langkah bisnis akan terus berubah untuk menyesuaikan dengan pasar.
c. Berbuat yang terbaik dari sisi produk dan harga
Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual
barang jelek dengan harga yang tinggi, hal ini dikarenakan pemasaran
islami adalah pemasaran yang fair dimana harga sesuai dengan
barang/produk.
d. Rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak pembatalan
terhadap transaksi)

6
Mubarok, Nurul. "Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan pada Butik
Calista." I-ECONOMICS : A Research Journal on Islamic Economics 3.1 2017, h. 78.
7
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus On Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2002).
11

Pada prinsip ini, marketer yang mendapatkan pelanggan haruslah


memelihara hubungan yang baik dengan mereka. Dan dipastikan pelanggan
puas terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga pelanggan menjadi lebih
royal.
e. Tidak curang
Dalam pemasaran islami tadlis sangatlah dilarang, seperti penipuan
menyangkut kuantitas, kualitas, dan waktu penyerahan barang dan harga.
f. Berorientasi pada kualitas
Tugas seorang marketer adalah selalu meningkatkan QCD agar tidak
kehilangan pelanggan. QCD yang dimaksud adalah quality, cost, dan
delivery.8
6. Bauran Pemasaran dalam Pemasaran Islami
a. Konsep Marketing Mix Syariah
Yusanto dan widjajakusuma (2002:170) mengatakan bahwa dalam
menggagas bisnis Islami haruslah memperhatikan implementasi syariat
pada marketing mix. Marketing mix atau Bauran Pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya pada pasar yang menjadi
sasaran. Implementasi syariat dapat diterapkan dalam variabelvariabel
marketing mix yakni product, price, place, dan promotion.
Berikut adalah elemen dari marketing mix dalam perspektif syariah,
yakni :
1) Produk
Dalam unsur marketing mix syariah ada salah satu unsur yang
disebut produk. Ada tiga hal yang perlu dipenuhi dalam
menawarkan sebuah produk menurut syariah :
a) Produk yang ditawarkan memiliki kejelasan barang, kejelasan
ukuran/takaran, kejelasan komposisi, tidak rusak/ kadaluarsa dan
menggunakan bahan yang baik.
b) Produk yang diperjual-belikan adalah produk yang halal dan
c) Dalam promosi maupun iklan tidak melakukan kebohongan.9

8
Abdullah Gymnasiar dan Hermawan Kertajaya, Berbisnis Dengan Hati, (Jakarta: Mark Plus
& CO, 2004), h. 46.
9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta : Salemba Empat, 2015), h. 69.
12

2) Harga
Harga bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah bagi
hasil, administrasi pembiayaan dan fee, serta biaya lainnya.
Terhadap pelanggan, harga akan disajikan secara kompetitif.
Dalam artian bahwa harga harus benar-benar kompetitif antara
pebisnis satu dengan yang lainnya. Islam sependapat dengan
penentuan harga yang kompetitif. Namun dalam menentukan harga
tidak boleh menggunakan cara-cara yan merugikan pebisnis lainnya.
Islam tentu memperbolehkan pedagang untuk mengambil
keuntungan, karena hakekat dari berdagang adalah untuk mencari
keuntungan. Namun, untuk mengambil keuntungan janganlah
berlebih-lebihan.10
3) Tempat/Distribusi
Dalam menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan
Islami harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan
target market, sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga pada
intinya, dalam menentukan marketing mix harus didasari pada
prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.11
4) Promosi
Promosi dalam tinjauan syariah harus sesuai dengan sharia
compliance yang merefleksikan kebenaran, keadilan dan kejujuran
kepada masyarakat. Segala informasi yang terkait dengan produk
harus diberitahukan secara transparan dan terbuka sehingga tidak
ada potensi unsur penipuan dan kecurangan dalam melakukan
promosi. 12
Di dalam konsep marketing mix Islami bahwasannya dalam
melakukan suatu pemasaran, baik barang maupun jasa, tidaklah
bebas nilai. Sebagai seorang khalifah di muka bumi, manusia juga
dituntut untuk menjaga kesejahteraan masyarakat secara umum,

10
Kasmir, Manajamen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016), h.
196.
11
Philip Kotler, Manajemen..., h. 122.
12
Thorik Gunar dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, (Bandung : Madnia
Prima, 2002), h. 72.
13

dengan berdagang menggunakan cara yang halal dan di ridhoi oleh


Allah Subhanahu wa ta’ala.

D. Karakteristik Pemasaran Syariah


1. Karakteristik Pemasaran Syariah
Menurut Hermawan Kartajaya dan Muhamad Syakir Sula dalam
bukunya syariah marketing, mengatakan 4 karakteristik pemasaran syariah
sebagai berikut :
a. Teistis (Rabbaniyyah)
Kekhasan dari marketing syariah, yang tidak dimiliki dalam
marketing konvensional yang kita kenal selama ini adalah sifatnya yang
religius (diniyyah). Kondisi ini dapat tercipta tidak karena keterpaksaan,
tapi berangkat dari suatu kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktifitas pemasaran agar tidak
terperosok kedalam perbuatanperbuatan yang dapat merugikan orang
lain. Jiwa seorang marketer syariah meyakini bahwa hukumhukum
syariat yang teistis ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna,
paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah
segala bentuk kerusakan paling mampu mewujudkan kebenaran,
memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan.
Berdasarkan karakteristik ini, Marketer syariah akan selalu melibatkan
Tuhan dalam menjalankan bisnis Syariah dan akan selalu patuh terhadap
jalan Tuhan dan akan menjauhi larangan Tuhan.
b. Etis (Akhlaqiyah)
Sifat ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teistis
(robbaniyyah). Dengan demikian pemasaran syariah adalah pemasaran
yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli
apapun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang
bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama yang diturunkan
oleh Allah swt. Keistimewaan yang lain dari seorang syariah marketer
selain karena teistis, ia juga sangat mengedepankan masalah akhlak
(moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.13

13
Ikhsan Bayanuloh, Marketing Syariah, Edisi I, Cet.2, (Yogyakarta: Deepublish, 2009), h.
25.
14

c. Realistis (al-waqi'iyyah)
Realistis disini ialah pemahaman dimana pemasaran syariah
bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik, dan kaku melainkan konsep
pemasaran yang fleksibel sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
islamiyyah yang melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar
yang professional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja,
apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakanya, bekerja dengan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan
kejujuran dalam segala aktivitas pemasaranya.
d. Humanistis (al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya
humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia
menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang bukan manusia yang
serakah yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang
sebesar besarnya. Manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang
lain, manusia yang hatinya kering dengan kepedulian social.14
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk membeli
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu timbulnya rasa puas dari
pelanggan. Menurut Nasution, terdapat lima driver utama kepuasan
pelanggan :
a. Kualitas produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Harga
Untuk pelanggan yang sensitive, harga murah adalah sumber
kepuasan penting karena produk yang mempunyai kualitas yang sama
tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang
lebih tinggi kepada pelanggan.
c. Kualitas pelayanan (service quality)

14
Ikhsan Bayanuloh, Marketing Syariah, Edisi I, Cet.2, (Yogyakarta: Deepublish, 2009), h.
25.
15

Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan


yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
d. Faktor Emosional (Emossional Factor)
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan
merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.
e. Biaya dan kemudahan
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.15
3. Strategi Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa strategi yang dapat di padukan untuk meraih dan
meningkatkan kepuasan pelanggan :
a. Strategi pemasaran berupa relationship marketing yaitu strategi dimana
transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak
berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin
suatukemitraan dengan pelanggan secara terusmenerus yang pada
akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis
ulang (repeat business).
b. Strategi superior customer service yaitu menawarkan pelayanan yang
lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar,
kemampuan sumber daya manusia, dan usaha gigih agar dapat tercipta
suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali perusahaan
yang menawarkan layanan pelanggan superior akan membebankan harga
yang lebih tinggi pada produk-produknya.
c. Strategi unconditional service guarantee berintikan komitmen untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan
menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan
kinerja perusahaan.16

15
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah,(Bogor: Galia Indonesia, 2010), h. 85.
16
Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta: CV. Andi Ofset,
2005), h. 133.
16

E. Sifat Dasar Marketer dalam Islam dan Etika dalam Pemasaran Syariah
1. Sifat dasar marketer dalam islam
Saat ini tatkala bisnis syariah sedang banyak digandrungi, ada beberapa
pendapat yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional
(emotional market) sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rational
(rational market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada syariah
karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional.17
a. Pola Pikir Marketer Muslim
Setiap muslim harus benar dalam memecahkan persoalan yang akan
dihadapi. Para ulama telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang
muslim berpikir ketika menemukan persoalan-persoalan yang harus
dipecahkan. Pola berpikir ini oleh para ulama disebut dengan metode
berpikir tasyri’ (berpikir sesuai hukum syari’at).Syaikh An – Nabhani
rahimahullahu ta’ala, memberikan suatu metode yang khas dalam
memecahkan persoalan sesuai syariat Islam. Metode tersebut secara garis
besar menggunakan 3 (tiga) langkah yang harus ditempuh dalam
menetapkan status hukum, yaitu:
Pertama, memahami fakta/problem secara apa adanya (fahm
almusykilah al-qa`imah). Fakta ini dalam ilmu ushul fiqih dikenal
dengan istilah manath (Lihat Asy-Syatibi, Al-Muwafaqat, III/24).
Kedua, memahami nash-nash syara’ (fahm an- nushush
asy-syar’iyah) yang berkaitan dengan fakta tersebut (jika belum ada
hukumnya). Atau memahami hukum-hukum syara’ (fahm al-ahkam
asy-syar’iyah) yang telah ada yang berkaitan dengan fakta tersebut (jika
sudah ada hukumnya).
Ketiga, meng-istinbath (menggali) hukum dari nash dan
menerapkannya pada fakta (jika fakta itu belum ada hukum syara’nya).
Atau menerapkan hukum syara’ yang telah ada pada fakta (jika sudah
ada hukum syara’nya).18
Sulaiman dan zakaria (2010:21-23) mengidentifikasi aplikasi
berpikir cara Al-qur’an yang harus dilakukan oleh para marketer adalah :

17
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah, (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2017), h. 199.
18
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., h. 199-200.
17

1) Inquisitive thinking (berpikir karena ingin tahu)


Dengan prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok harus lebih baik daripada hari ini maka bagi marketer itu
adalah semangat baru yang menguntungkan.
2) Objective thinking (berpikir secara objektif)
Ciri berpikir yang objektif adalah cara berpikir yang didasarkan
pada bukti-bukti dan fakta yang kuat. Sebagai pebisnis berpikir
dengan cara seperti itu dapat membantu meminimalkan asymmetric
information dalam menanggapi masalah atau berita.
3) Positive thinking (berpikir positif)
Al-Qur’an mengajarkan kita untuk tidak mudah berputus asa
dan selalu berharap kepada allah swt. Sebagaimana aluran tersebut
maka diharapkan para marketer selalu berpikir positif dan selalu
optimis.
4) Intuitive thinking (berpikir berdasarkan insting)
Allah menganugerahkan kepada manusia kelebihan yang
disebut dengan intuisi yaitu kemampuan memahami sesuatu tanpa
melalui penalaran rasional dan intelektual. Dalam terminologi
agama disebut had yaitu pemahaman yang secara tiba-tiba saja
dating dari dunia lain tanpa kesadaran.
5) Rational thinking (berpikir secara rasional)
Dalam memahami pola ini adalah cara berpikir yang logis,
runtut dan argumentatif. Al-Qur’an juga telah memberikan pelajaran
tentang pola berpikir secara rasional yaitu adanya hukum kausalita
atau sebab akibat.
6) Conceptual thinking (berpikir dengan konsep)
Dengan konsep berpikir secara konseptual diharapkan pelaku
bisnis akan mampu memadukan berbagai konsep untuk dijadikan
temuan baru yang nantinya dapat memunculkan produk dan jasa
yang lebih baru.19

19
Ikhsan bayanuloh, Marketing syari’ah, (Yogyakarta : Deepublish, 2019), h. 54.
18

7) Analogical thinking (berpikir secara analogi)


Dengan kemampuan berpikir secara analogi inilah para
marketer akan mampu menerjemahkan konsep yang ditulis dalam
Al-Qur’an untuk dipublikasikan dalam praktik pemasaran.
8) Perceptual thinking (thinking dengan persepsi)
Persepsi adalah fungsi psikis yang penting dan menjadi jendela
pemahaman bagi peristiwa dan realita kehidupan yang dihadapi
manusia.20
2. Sifat yang Harus dimiliki Marketer Muslim
.Sebagaimana dikemukakan oleh Shihab (2008:29-38) sifat dasar ini
adalah :
a. Tidak cepat puas, prinsip ini mengacu pada semangat untuk memacu
prestasi (nafsu ingin menanam kebaikan).
b. Fleksibilitas atau lentur, sifat ini menuntut pelaku bisnis untuk supel
(luwes) dengan berbagai kondisi dan relasi.
c. Ketabahan, kesabaran, keuletan. Tantangan dan hambatan harus dilalui
dengan tabah, sabar dan dilarang berhenti berharap kepada Allah SWT.
d. Kemampuan memanfaatkan waktu dan peluang bahkan menciptakannya.
e. Percaya diri. Sikap ini menuntut hati marketer untuk yakin tentang apa
yang dilakukan benar, objek yang diperdagangkan tidak palsu, dan bukan
sesuatu yang dibenci Allah SWT.
f. Optimis. Sikap optimis akan dapat meningkatkan semangat bahkan dapat
juga menjadi passion. Sebaliknya, berfikir yang negative, takut gagal dan
mengurungkan niat akan menjadi penghambat.
g. Belajar dari pengalaman. Kesalahan atau kegagalan nila disadari
merupakan obat yang sangat manjur untuk mencapai kesuksesan.
Manusia memang tempatnya salah dan lupa, tetapi Allah mengingatkan
bahwa ciri-ciri orang bertaqwa adalah orang yang tidak mengulangi
kesalahan yang telah ia ketahui.21
3. Sifat Marketer yang disukai Allah SWT Menurut Al-Qur’an
Banyak sekali hal-hal yang disukai Allah Swt. Begitu juga sebaliknya.
Namun, demikian paparan singkat berdasarkan ringkasan yang dikemukakan

20
Ikhsan bayanuloh, Marketing..., h. 54.
21
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah...., h. 205-206.
19

oleh ulama terkenal (Shihab, 2008:118-162) tentang sifat yang disukai Allah
Swt. Sifat tersebut dapat diilustrasikan sebagaimana dalam gambar berikut:
a. Al-Muhsisnin
Kata Al-Muhsinin merupakan bentuk jamak dari kata muhsin
(terambil dari kata ahsana-ihsana). Pengertian dari kata Al Muhsinin
adalah perintah melakukan kegiatan positif, seakan-akan Allah melihat
atau merasa diawasi oleh Allah Swt. karena merasa diawasi oleh Allah
itulah maka pada diri manusia akan muncul kesadaran untuk berbuat
sebaik mungkin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
b. Al-Muttaqin.
Kata Al-Muttaqin merupakan bentuk jamak dari muttaqy yang
berasal dari kata taqwa yang artinya menghindar. Bagi para pelaku
pemasar bentuk ketaqwaan ini adalah menjunjung tinggi prinsip
kejujuran, ksungguhan dalam melaksanakan program pemasaran,
merealisasikan strategi secara adil dan terbuka, serta terbuka pada
mekanisme pasar dan informasi.
c. Al-Muqsithin.
Al-Muqsithin adalah bentuk jamak dari kata muqsith. Berasal dari
kata aqasatha yang bermakna berlaku adil. Dalam praktek pemasaran
implementasi sifat Al Muqsithin adalah terjadi taransaksi kedua belah
pihak (produsen dan konsumen) untuk memperoleh nilai dari apa yang
ditransaksikan hingga tercipta kondisi saling rela (sepakat) diantara
kedua belah pihak.
d. Al-Mutathahhirin.
Kata Al-Mutathahhirin merupakan bentuk jamak dari kata
mutathahhir yang berasal dari kata tathahhar yang artinya adalah
kesucian atau terhindar dari noda baik secara lahir maupun batin. Dalam
konteks bisnis upaya pelaku pemasaran dalam membersihkan dirinya
dari sifat pamer, iri dan dengki adalah bentuk upaya untuk menghindari
perselisihan dan persaingan tidak sehat.22

22
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., hlm 232.
20

e. At-Tawwabin.
Kata At Tawwabin merupakan bentuk jamak dari kata tawwab yang
terambil dari kata taba yang artinya kembali. Sifat At Tawwabin sangat
penting bersemayan dalam diri pelaku pemasaran dalam rangka
‘’kembali’’ menuju cara dan jalan yang diharapkan oleh Allah Swt.
f. Ash-Shabirin.
Kata Ash-Shabirin merupakan bentuk jamak dari kata Ash-Shabir
yang berasal dari kata Shabr (sabar). Seorang pemasar memiliki jiwa
yang sabar merupakan syarat mutlak untuk menurunkan kualitas
keimanan kepada Allah Swt.
g. Al-Mutawakkilin.
Al Mutawakkilin merupakan bentuk jamak dari kata muatwakkil
yang berasal dari kata tawakal dan wakil. Perintah bertawakkal dalam
konteks bisnis adalah bentuk memperhatikan hukum sebab akibat.
h. Kerja sama dan Networking
Networking dan koordinasi dalam bisnis memegang peranan penting
sehingga menurut petuah agama upaya terseebut merupakan kunci
keberhasilan dan kesuksesan dalam berbisnis.
i. Akhlak Mulia
Salah satu ciri khas islam adalah perhatian dan penekanan prilaku
setiap marketer untuk selalu memperhatikan akhlak, terutama harus
diwarnai dengan akhlak yang mulia.
j. Al-Ittiba’
Al-Ittiba’ dalam pembahasan ini berarti meneladani, mengikuti
secara sungguh-sungguh. Yang dimaksud Al Ittiba’ dalam konteks bisnis
adalah adanya upaya manusia untuk meneladani apa yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Sebagai suri tauladan yang sempurna.23
k. Iktisar.
Karakter watak yang mencerminkan kepribadian seseorang karena
dengan karakter yang dimilikinya sesorang akan menujukan sifat dan
tindakan nyata dalam berbuat dan berkata. Karakter yang melekat
dikenal dengan sebutan akhlak. Akhlak merupakan representasi dari

23
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,…., hlm 224 -230.
21

islam itu sendiri islam identik dengan akhlak dan akhlak merupakan
cerminan karakter seseorang.
4. Etika dalam pemasaran syari’ah.
Etika Pemasaran Syariah Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah,
atau ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan
ekonomi, bersumber terutama dari ajaran agama. Menurut Hernawan
Kertajaya ada delapan, yaitu:
a. Memiliki Kepribadian Spiritual Seorang.
Muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam
suasana mereka sedang sibuk dengan aktifitas mereka.
b. Berperilaku baik dan simpatik (Shidiq).
Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi
dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku.
c. Berlaku adil dalam bisnis (Al – Adl).
Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya, bukan hanya imbauan
dari Allah.
d. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah).
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar.
e. Menepati janji dan tidak curang .
Seorang pebisnis syariah harus senantiasa menjaga amanah yang
dipercayakan padanya.
f. Jujur dan Terpercaya (Al-amanah).
Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam setiap
gerak-geriknya adalah kejujuran.
g. Tidak suka berburuk sangka (Su‟uzh-zhann).
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi
Muhammad SAW yang harus diimplementasikan dalam perilaku bisnis
modern.
h. Tidak melakukan sogok/suap (Risywah).
Dalam Islam menyuap hukumnya haram, dan menyuap termasuk
dalam kategori makan harta orang lain dengan cara batil.24

24
Hernawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing, (Bandung : PT
Mizan Pustaka, 2006) , hlm. 67-70.
22

F. Etika Pemasaran Dalam Islam dan Perkembangan Marketing Syariah


1. Etika Pemasaran Syariah
a. Etika
Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative karena ia berperan
menentukan apa yang dilakukan oleh seorang individu. Etika adalah
ilmu berisi patokan-patokan mengenai apa-apa yang benar dan salah,
yang baik dan buruk, yang bermanfaat atau tidak bermanfaat.dapat di
simpulkan bahwa etika adalah prilaku seseorang dalam menentukan
sikap baik maupun buruk dalam aktifitas kehidupan sehari-harinya.25
b. Pemasaran
Etika Bisnis menyatakan pemasaran adalah keseluruhan sistem yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhanp pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.26
2. Etika Perilaku Produsen Dan Konsumen
a. Pola Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat
secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang
suatu produk, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut.
Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang
berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen
berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan,
pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang
bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang
konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan
kepuasan meksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga
barang.27
b. Pola Perilaku Produsen

25
Faisal Badroen dkk, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta;Kencana.2007) h. 4.
26
Husain Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: (Gramedia Pustaka, 1997) h. 68.
27
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), h.108.
23

1) Produksi jangka pendek


Produksi jangka pendek berarti terdapat satu faktor produksi
yang bersifat tetap sedangkan faktor produksi lainnya bersifat
variabel (berubah-ubah). Dalam hal ini jangka pendek dan jangka
panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam
proses produksi suatu barang, tetapi lebih kepada sifat factor
produksi yang digunakan.
2) Produksi Jangka Panjang
Produksi dalam jangka panjang bukan berarti proses produksi
yang dilakukan membutuhkan waktu yang panjang. Jangka panjang
yang dimaksudkan dalam artian ini adalah semua variable yang
digunakan dalam produksi berubah-ubah. Perilaku Produsen yang
Mengutamakan Kepentingan Masyarakat.28
3. Pebisnis modern dalam mengembangkan marketing syari’ah Perkembangan
dan tantangan
a. Perkembangan Marketing Syari’ah
Marketing/Pemasaran yang berkembang dalam syariah diartikan
sebagai perusahaan berbisnis syari’ah yang diharapkan dapat bekerja
dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan
profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan dari setiap konsumen.
Secara umum pemasaran syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis
strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value dari inisiator kepada stake holdernya yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah
dalam islam. Artinya dalam pemasaran syariah, seluruh proses-baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
tidak boleh ada yang bertentangan dengan syariat islam.
b. Tantangan pebisnis dalam mengembangkan marketing Syariah
Sejauh ini label halal belum familiar bagi masyarakat non-muslim.
Mereka lebih mengerti kosher atau kashrut, label 'halal' ala Yahudi. Oleh
karena itu Yusuf menganggap penting mengkomunikasikan konsep halal

28
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2018), h.108
24

supaya pemilik merk bisa merangkul kelompok muslim tanpa


melepaskan konsumen lama yaitu masyarakat non-muslim.29
4. Perkembangan produk-produk konsumen syari’ah di Indonesia.
Di Indonesia, bisnis syariah yang telah dan mulai berkembang antaralain
dimulai dengan adanya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank
syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, Baitul Mal wat Tamwil dan lain
sebagainya, disusul dengan munculnya bisnis jasa syariah seperti hotel
syariah, pantai syariah, gojek syariah, kuliner syariah, pariwisata syariah dan
hasil produk berbagai perusahaan yang menjamin akan kehalalannya atau
syariahnya seperti kosmetik, makanan, obat-obatan hingga fashion.

G. Pemasaran syariah, kiat-kiat, perusahaan product halal, transaksi terlarang,


mengembangkan dan memajukan bisnis syariah
1. Konsep Pemasaran (Marketing Concept)
Konsep pemasaran disebut juga sebagai konsep marketing. Perbedaan
antara penjualan dan pemasaran yaitu penjualan lebih menekankan pada
produk yang dijual, sedangkan pemasaran lebih tertuju kepada keinginan dan
kebutuhan konsumen.
a. Kunci sukses dalam pemasaran syariah :
1) Pahami produk, kunci utama dalam menjalankan bisnis adalah pada
produk yang di jual.
2) Spesifikasi target pasar.
3) Susun rencana pemasaran.
4) Riset pasar.
5) Selaraskan strategi pemasaran dan rencana pemasaran.30
2. Islam dan skala prioritas dalam bisnis
Hal yang perlu diperhatikan dalam skala prioritas:
a. Tingkat kepentingan
Tingkat kepentingan bisnis yang dimaksud disini adalah anda harus
menentukan tingkat kepentingan dari semua kegiatan bisnis yang harus
anda kerjakan.

29
Yusuf Hatia dan Paul Tempotal, “Tantangan memasarkan produk Islami”, SWAOnline
(Jakarta), 24 Juli 2012, h. 1.
30
Kotler, Philip dan Susanto, A.B, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba
Empat, 1999), h. 27.
25

b. Masa depan bisnis


Pilih kegiatan yang tepat untuk dijalankan dan jadikan prioritas
penting agar dapat membawa dampak positif bagi masa depan bisnis
anda.
c. Kemampuan
Tentunya dalam menyusun skala prioritas akan lebih mudah
menjalankannya jika memperhatikan kemampuan bisnis anda. Hal itu
dilakukan agar skala prioritas atau kegiatan yang akan dijalankan dapat
bisa dan tepat dikerjakan.31
3. Kiat-kiat dalam memenangkan persaingan diera pemasaran modern
a. Tingkatkan Kualitas Produk
Untuk memenangkan persaingan bisnis selanjutnya adalah dengan
meningkatkan kualitas produk. Lewat kualitas para pebisnis menentukan
harga jual produk.
b. Membuat Inovasi Produk untuk Menghadapi Persaingan Bisnis
Dalam hal ini Anda harus menciptakan sebuah alasan kenapa
konsumen harus membeli produk yang Anda miliki. Baik berupa inovasi
pada produk atau menciptakan produk baru yang unik dan menarik.
c. Perluas Pasar dan Bangun Merk
Dalam merencanakan strategi ini Anda harus benar-benar jitu dalam
menentukan pangsa pasar yang potensial. Jika diperlukan, Anda dapat
membentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek pada produk
melalui mer dagang terdaftar (registered trademark).
d. Pemasaran dan Perlindungan yang Tepat
Pemasaran yang tepat dan efektif dan efisien jelas akan
mempermudah dalam mengenalkan produk kepada konsumen. Alhasil
akan meningkatkan penjualan.32
4. Perusahaan produk halal :
a. Usaha kosmetik Wardah
Sebagai pionir produk kosmetik halal, Wardah kini semakin
berkembang dengan ragam produk kecantikan, yang tak hanya bersifat

31
Nawatmi, S, Etika bisnis dalam Perspektif Islam, Fokus Ekonomi, Vol.9, No. 1, 50- 58,
201, h. 89.
32
David W. Cravens, Pemasaran Strategi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996), h. 215.
26

dekoratif (makeup) namun juga perawatan kulit dan rambut yang


berkualitas. Didirikan sejak 1995 oleh Nurhayati Subakat, Wardah yang
berada di bawah naungan PT Paragon Technology & Innovation (PTI)
ini memulai perjalanannya dari home industry di kawasan Cibodas, Jawa
Barat.33
b. Kulkas SHARP
PT SHARP Electronics Indonesia mendaftarkan sertifikasi halal
guna menjamin mutu dan kualitas produk lemari esnya. Pada tahun ini,
SHARP Indonesia sukses mengantongi sertifikasi halal internasional
(Cerol -SS23000) dengan status A yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI), khususnya untuk kategori produk lemari es dan freezer
yang diproduksi dalam negeri.34
5. Transaksi yang dilarang dalam pemasaran syariah
Transaksi yang dilarang dalam syariah adalah Suatu transaksi dilarang
karena objek (barang dan/atau jasa) yang ditransaksikan merupakan objek
yang dilarang (haram) dalam hukum agama Islam. Seperti memperjualbeli
kan alkohol, narkoba, organ manusia, dll. Haram zatnya (objek transaksinya),
Haram Selain Zatnya (Cara Bertransaksi-nya), Gharar dalam Kuantitas,
Gharar dalam Kualitas, Gharar dalam Harga, dan Gharar menyangkut waktu
penyerahan.35
6. Strategi pengembangan bisnis yang berbasis Syariah
Ada empat hal yang menjadi key success factors (KSF) dalam mengelola
suatu bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi. Untuk
memudahkan mengingat, kita singkat dengan SAFT, yaitu:
a. Shiddiq (benar dan jujur) : jika seorang pemasar sifat shiddiq haruslah
menjiwai seluruh prilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam
berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan
dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.
b. Amanah (terpercaya, kredibel) : artinya, dapat dipercaya, bertanggung
jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk untuk memenuhi

33
Dalamartikelwww.suara.com,lifestyle,sejarah-panjang-kosmetik-halal-indonesiabersama-w
ardah.
34
Dalam Artikel www.merdeka.com, uang sharp klaim kulkasnya jadi yang pertama
kantongis ertifikat halal mui. diakses 17 september 2020
35
Abdurrahman, Fiqh Jual Beli, (Jakarta: Senayan Publishing, 2008), h. 123.
27

sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan


kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
c. Fathanah (cerdas) : dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang
memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang
menjadi tugas dan kewajibannya.
d. Thabligh (komunikatif) : artinya komunikatif dan argumentatif. Orang
yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya denga benar (berbobot)
dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah).
Dan Juga Tahapan pengembangan bisnis yang berbasis Syariah sebagai
berkut:
a. Niat yang baik
Niat yang baik adalah pondasi dari amal perbuatan. Jika niatnya baik
usaha amalnya juga baik, sebaiknya jika niatnya rusak, maka amalnya juga
rusak,
b. Berinteraksi dengan akhlak
Akhlak menempati posisi puncak dalam rancang bangun ekonomi Islam,
karena inilah yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para nabi, yaitu untuk
menyempurnakan akhlak.
c. Toleran
Sikap toleran akan memudahkan seseorang dalam menjalankan bisnisnya.
Ada beberapa manfaat yang didatangkan oleh sikap toleran dalam berbisnis,
diantaranya: mempermudah terjadinya transaksi, mempermudah hubungan
dengan calon pembeli, dan mempercepat perputaran modal
d. Menepati Janji
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan penganutnya untuk
menepati janji dan semua bentuk komitmen yang telah disepakati dalam
hubungan muamalah antar manusia.
e. Percaya pada takdir dan ridha
Seorang wirausaha muslim wajib mengimani/percaya pada takdir, baik
atau buruk. Tidak sempurna keimanan seseorang tanpa mengimani takdir
Allah
f. Bersyukur
28

Wirausaha muslim adalah wirausaha yang selalu bersyukur kepada Allah.


Bersyukur merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terimakasih kita
atas nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini,
g. Kerja sebagai ibadah
Islam memposisikan bekerja sebagai kewajiban kedua setelah sholat.
Oleh karena itu apabila dilakukan dengan ikhlas, maka bekerja bernilai
ibadah dan mendapat pahala
h. Menjaga aturan
Syari’ah Islam memberikan keleluasaan kepada kita untuk menjalankan
usaha ekonomi, perdagangan atau bisnis apapun sepanjang bisnis
(perdagangan) itu tidak termasuk yang diharamkan oleh syariah Islam.
7. Contoh bisnis yang berbasis syariah :
a. Travel haji umroh
Melakukan ibadah haji dan umroh adalah salah satu aktivitas yang
menjadi citacita hampir setiap umat muslim. anda bisa menjadikan hal
ini sebagai peluang bisnis Anda. Namun perlu diingat agar bisnis travel
yang Anda lakukan juga harus dilakukan sesuai dengan hukum syariah.
Yaitu dengan tidak menggunakan dana talangan. saat menggunakan dana
talangan, maka Anda menggabungkan dua akad dalam satu transaksi,
yaitu akad utang dan jual beli. Umumnya hal ini akan menimbulkan
adanya kompensasi harga atau keuntungan tambahan yang menyebabkan
akad ini mengandung unsur riba di dalamnya.
b. Pegadaian syariah tanpa bunga
Pegadaian sebenarnya bukanlah hal yang dilarang dalam agama
Islam. Namun dengan syarat pegadaian tersebut tidak mengandung
bunga, Hanya saja, sebagian besar pegadaian syariah di Indonesia
meskipun mengatakan tidak memakai bunga, namun tidak benar-benar
menghilangkannya. Bunga tersebut diganti dengan biaya simpan dengan
akad ijarah jasa. Jadi, sistem pegadaian syariah yang ada di Indonesia
menggunakan dua akad yaitu akad gadai dan akad ijarah.
29

H. Marketing Syariah
1. Marketing Syariah
Marketing syariah diartikan sebagai suatu disiplin unit bisnis strategis
yang diarahkan kepada suatu proses dimana terdapat perubahan nilai serta
penawaran dari satu penggagas kepada bagian yang lain dalam
keseluruhannya sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan muamalahdalam
Islam.36 Tujuan Marketing Syariah Secara umum tujuan marketing syariah
adalah:
a. Memudahkan konsumenuntuk membeli produk yang ditawarkan secara
berulang-ulang.
b. Memaksimalkankepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan.
c. Memaksimumkan pilihan (diversifikasiproduk) dalam arti perusahaan
menyediakan berbagai jenis produk sehingga konsumen memiliki
beragam pilihan.
d. Memaksimalkankualitasdengan memberikan berbagai kemudahan kepada
konsumen.
Konsep pemasaran syariah menekankan bahwa perlunya menerapkan
manajemen profesional, artinya dengan melakukan kegiatan tersebut maka
semua produk atau jasa yang dihasilkan pasti dapat memiliki
positioningtersendiri. Kompetitor bukanlah merupakan suatu penghalang
yang harus ditakuti atau dimusuhi.
Dalam pengelolaan bisnis tersebut, termasuk yang menerapkan prinsip
syariah memerlukan kerja seorang marketers. Karena marketers dapat
diibaratkan sebagai seseorang yang menjembatani antara konsumen dan
perusahaan. Marketers harus mempunyai “soul” yang terbentuk, hal tersebut
dikarenakan bahwa lingkungan bisnis yang berlaku saat ini memiliki rutinitas
serta goncangan yang sangat besar atas semua persaingan bisnis tanpa
memperhatikan aspek nilai-nilai religiusitas.37
Karakter syariah pada marketers harus dibangun dan dikembangkan
dalam rangka meningkatkan kinerja marketing yang berbasis pada pola
pengembangan karakter jiwa positifdan berpegang pada prinsip syariah atau

36
Kertajaya dan Sula, Syariah Marketing, h. 45.
37
Kertajaya dan Sula, Syariah Marketing, h. 64.
30

aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Islam untuk menuju kepada


ke-ridha-an Allah SWT.
2. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan tindakan lanjut dari opengenalan pasar
yang menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan produk
agar dapat diterima oleh pasar. Strategi pemasaran adalah pengambilan
keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, alokasi pemasaran dalam
hubungan dengan keadaan lingkungan yang di harpkan dan kondisi
persaingan.38
3. Bentuk-Bentuk Strategi Pemasaran
a. Produk (Product)
Hal ini penting karena yang akan dijual adalah produk dan
konsumen akan mengenal perusahaan melalui produk yang ditawarkan.
b. Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayarkonsumen untuk
membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan.
c. Tempat dan distribusi (Place)
Strategi distribusi penting dalam upaya perusahaan melayani
konsumen tepat waktu dan tepat sasaran.
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan
meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan.
e. Orang (People)
People (orang) bisa di interprestasikan sebagai Sumber Daya
Manusia (SDM) dari perbankan syariah itu sendiri, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan nasabah, SDM
ini sendiri juga akan brkolerasi dengan tingkat kepuasan para nasabah.
f. Proses (Process)

38
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus On Strategy (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2002). h. 44.
31

Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi
perkembangan perbankan syariah agar dapat menghasilkan produk
berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efesien, selain itu
juga bisa diterima dengan baik oleh nasabah perbankan syariah.
g. Bukti Fisik (Phisical Evidence)
Cara dan bentuk pelayanan kepada nasabah perbankan syariah ini
juga merupakan bukti nyata yang seharusnya bisa diraskan atau dianggap
sebagai bukti fisik bagi para nasabahnya.39
4. Strategi Pemasaran Bank Syariah
Strategi pemasaran bank syariah merupakan suatu langkah yang harus
ditempuh dalam memasarkan produk atau jasa perbankan yang ditunjukan
pada peningkatan penjualan. Yang dimaksud dengan strategi pasar adalah
penetapan secara jelas pasar bank syariah sehingga menjadi kunci utama
untuk menerapkan elemen-elemen strategi lainnya. Strategi pasar dapat
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:40
Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh perbankan syariah, adalah:
a. Strategi pertama yang harus ditempuh perbankan syariah adalah
komunikasi eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip syariah maupun
produk-produk yang ditawarkan.
b. Menciptakan efesiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses.41
c. Mengembangan budaya syariah sebagia salah satu usaha menuju good
corporate governance.
d. Penawaran berbagai produk perbankan syariah.
e. Jaminan keamanan. Semua nasabah pasti sangat menginginkan jaminan
keamanan dalam penyimpanan dananya di sebuah bank.
5. Investasi syariah
Investasi Syariah adalah suatu penanaman modal yang dilakukan
masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan
prinsip islam, hukum islam yang berpedoman pada syariah islam. Prinsip
Investasi Syariah Yang Harus Diketahui Yaitu:
a. Halal

39
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 53.
40
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 67.
41
Hermawan Kartajaya et al., MarkPlus..., h. 83.
32

Dimana tidak ada barang yang mengandung unsur haram seperti


babi, alkohol dll. Investor dilarang menginvestasikan uangnya di
instrumen keuangan yang mengandung riba,judi, dan swap.
b. Manfaat
Untuk melihat hasil persentase keuntungan bagi investor dan
pengelola dana yang ada di instrumen keuangan.
c. Bebas riba
Investor merasa aman untuk berinvestasi di instrumen keuangan
yang berbasis syariah, jadi tidak perlu khawatir akan adanya bunga dari
hasil keuntungan berinvestasi, karena hukum memakan riba(bunga) itu
haram yang berlandaskan Al-Qur’an & Hadits.
d. Adil
Dalam pembagiaan keuntungan investasi syariah harus bersikap adil
di antara kedua belah pihak , tanpa ada yang diuntungkan maupun yang
dirugikan oleh investor dan pengelolah dana.
6. Reksa dana syariah
Reksa Dana Syariah adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat
yang dikelola Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam
surat berharga seperti : saham, obligasi, dan instrument pasar uang yang
sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam antara lain dengan
portofolio penempatan dana di instrumen keuangan syariah seperti saham
syariah dan sukuk. 42
7. Pengertian Developer Property Syariah
Developer property syariah adalah pengembang yang membangun dan
memasarkan proyek properti yang sesuai dengan syariat Islam. Jadi yang
membedakannya dengan developer properti konvensional terletak pada
konsep yang diusungnya, developer properti syariah tidak melibatkan bank
sebagai pihak ketiga dalam pengembangannya. Ciri-ciri Developer Property
Syariah :
a. Adil dan Tidak Merugikan Orang Lain

42
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Alpabeta Bandung, 2010),
h. 32.
33

Sebagai seorang developer pastikan anda menerapkan prinsip yang


adil dan tidak merugikan orang lain ketika akan atau sedang melakukan
transaksi jual beli properti.
b. Tidak Melibatkan Bank
Developer properti syariah tidak melibatkan bank sebagai pihak
ketiga dalam bentuk apapun mulai dari pembiayaan proyek
pembangunan hingga pengajuan KPR untuk membiayai konsumen
dalam pembelian rumah secara kredit.
c. Tidak Mengenakan Denda, Sita dan Bunga
Developer properti syariah tidak pernah mengenakan denda bagi
para konsumennya ketika telat membayar cicilan rumah. Selain itu,
developer properti syariah juga tidak mengenakan sita pada
konsumennya yang tidak dapat melunasi hutangnya.
Developer properti syariah merupakan salah satu bisnis properti yang
banyak diminati pada saat ini. Tak heran developer properti syariah diminati
karena memiliki banyak keuntungan. Berikut beberapa keuntungan yang
akan anda dapatkan sebagai seorang developer property syariah.
a. Bebas Menentukan Harga Jual Produk
Seorang developer property syariah memiliki keuntungan dalam hal
menentukan harga jual produknya, hal ini tentunya berbeda dengan agen
property syariah. Dengan menjadi seorang developer property syariah
anda bisa menetapkan harga jual property sesuai dengan keinginan anda
sesuka hati.43
b. Developer Property Syariah Bebas Menentukan Desain Produknya
Selain mengenai harga jual, developer property syariah juga dapat
menentukan konsep desain yang akan diterapkan pada produk property
yang dimilikinya sesuai dengan keinginan anda.
c. Serahkan Desain Proyek Property kepada Arsitek yang Berpengalaman
Bagi anda seorang developer property yang tidak memiliki keahlian,
tidak usah khawatir karena anda bisa meminta bantuan dengan ahlinya
yakni menggunakan jjasa arsitek untuk mendesain produk property yang
nyaman dan sesuai dengan trend yang ada pada saat ini.

43
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar..., h. 67.
34

d. Bisa Menjadi Developer Property Syariah Tanpa Bank


Walaupun modal yang dibutuhkan cukup besar untuk bisa menjadi
seorang developer property syariah, namun anda tidak perlu khawatir
karena anda bisa memulai bisnis untuk menjadi seorang developer
property syariah tanpa campur tangan bank untuk bisa mendapatkan
modal dana pembangunan proyek perumahan awal.
8. Perkembangan Marketing Syariah di Indonesia
Perkembangan lembaga keuangan syari’ah di Indonesia sangat pesat.
Diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992,
diikuti oleh berdirinya Asuransi Syari’ah yaitu Takaful Indonesia. Namun
keberadaan asuransi syari’ah tidak banyak diketahui oleh masyarakat
Indonesia. Mereka masih ada yang menjadi nasabah asuransi konvensional.
Kalaupun ada yang mengetahui keberadaan asuransi syari’ah, mereka masih
menganggap asuransi syari’ah sama dengan asuransi konvensional. Kesan
asuransi konvensioanal dibenak sebagian masyarakat adalah lembaga
keuangan yang gampang merayu nasabah tetapi ketika terjadi klaim, mereka
harus terbelit dengan prosedur administrasi yang berbelit-belit.
Dalam dunia asuransi, nasabah tidak banyak yang datang langsung ke
kantor asuransi seperti nasabah bank yang selalu antri menunggu giliran
untuk menjadi nasabah. Tetapi perlu kerja keras para marketer untuk
menjemput nasabah agar mau membeli produk asuransi khususnya asuransi
syari’ah.
Selain itu, asuransi syari’ah sebagai lembaga keuangan, perlu
mengkonsumsikan produk yang mereka tawarkan. Hal ini perlu dilakukan
agar masyarakat mengetahui keberadaan asuransi syari’ah dan masyarakat
mau membeli manfaat yang ditawarkan oleh asuransi yang tentunya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam dunia auransi peranan marketing sangatlah
penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan.Tanpa adanya strategi
pemasaran yang baik produk yang telah didesain sedemikian rupa tidak akan
di beli oleh konsumen. Disinilah tugas para Marketer untuk memasarkan
produk mereka sehingga dibeli oleh konsumen.44

44
Encyclopedia Brittanica, X, (Micropeadia)). H. 49. Dikutip dari Hermawan Kartajaya,
Syariah marketing, ,Ushul Al-Syariah (Nalar Kritis Syariah). Kairo, Mesir, 1978, h. 28.
35

Perkembangan asuransi syari’ah di Indonesia tidak lepas dari peranan


para marketer dalam memasarkan produknya. Namun demikian, meskipun
secara teoritis telah ada konsep marketing syari’ah, tetapi dalam
kenyataannya masih banyak orang yang beranggapan bahwa tidak ada
perbedaan antara marketing syari’ah dan marketing pada umumnya.
Perkembangan dunia usaha perasuransian, terutama asuransi syar’ah
sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya asuransi konvensional yang
membuka cabang syari’ah. Bringin Life sebagai perusahaan asuransi yang
punya nama memiliki komitmen untuk memajukan syari’ah dan ahirnya
membuka cabang utama syari’ah.

I. Marketing Syariah diLuar Negeri


1. Perkembagan Marketing di Eropa
Pertumbuhan keuangan Islam di Eropa ditandai dengan banyaknya
lembaga Keuangan Islam dan instrumennya yang tumbuh secara pesat di
Eropa, antara lain:
a. PerbankanSyariah
Bank di Eropa yang secara operasional berbasis syariah berjumlah 6
Bank di Inggris, yaitu Bank of Londonandthe Middle East (BLME)
dengan total aset sebanyak $2,149 Milyar, Al-Rayyan Bank dengan total
aset sebanyak $1,0054 Milyar, Gatehouse Bank dengan total aset
sebanyak $0,409 Milyar, Qatar Islamic Bank United Kingdom (QIBUK)
dengan total aset sebanyak $0,35 Milyar, European Islamic Investment
Bank dengan total aset sebanyak $0,214 Milyar, dan Abu Dhabi Islamic
Bank United Kingdom (ADIBUK) dengan total aset sebanyak $0,146
Milyar. Adapun bank konvensional yang membuka Islamicwindows67
untuk melayani produk keuangan syariah sebanyak 16 Bank,yaitu ABC
International Bank, Ahli United Bank, Bank of Ireland, Barclays, BNP
Paribas, Bristol & West, Citigroup, Deutsche Bank, IBJ International
London, JAron & Co, Lioyd’s Banking Group,Royal Bank of Scotland,
Standard Chartered, United National Bank.
b. Sukuk
Pasar sukuk merupakan bagian penting dari pasar keuangan Islam
dan London sebagai Sentral obligasi internasional. Inggris merupakan
36

negara barat pertama yang menerbitkan obligasisyariah atau


sukuk.Sukuk berdasarkan kontrak Ijarah yang disokong oleh tiga aset
pemerintahan pusat Inggris dan terdaftar di London Stock Exchange
(LSE) yang mengenalkan indeks syariah. Sukuk ini sangat diminati oleh
masyarakat dengan dibuktikannya banyak permintaan dan pesanan.
Alokasinya dibuat untuk berbagai investor seperti dana pengembangan
kekayaan negara, bank sentral,dan lembaga keuangan domestik maupun
internasional. LSE merupakan pusat penerbitan sukuk, terdaftar di LSE
dengan nilai total $51 Milyar.
c. Takaful
Di Eropa, negara Inggris merupakan pelopor pengembangan
asuransi Syariah, melalui HSBS’s Amanah, Inggris bercita-cita menjadi
leadingsector, bagi pengembangan asuransi syariah di Eropa dan negara
lainnya. International Co-operativeand Mutual Insurance Faderation
(ICMIF), yang menghimpun 150 orang dari 82 anggota organisasi dari
52 negara di dunia. Lembaga ini bertujuan untuk memajukan dan
memperkenalkan sistem asuransi syariah ke berbagai negara. Di
Amerika Serikat, asuransi Syariah pertamakali berdiri pada Desember
1996. Takaful USA Insurance Company, asuransi pertama di Amerika di
dirikan untuk menampung sedikitnya 12 juta penduduk Muslim di
Amerika.45
Perkembangan asuransi syariah ini menunjukkan respon yang positif dari
Masyarakat Eropa terhadap sistem asuransi berbasis syariah. Hal ini
menunjukkan bahwa asuransi syariah dapat diterima dan menjadi alternatif
bagi sistem asuransi yang bertahan selama ini.
2. Perkembangan Marketing Syariah di Manca Negara
a. Perkembangan marketing Islam di Singapura
Perkembangan ekonomi Islam di Singapura mengandung dua hal
yang amat mendasar, pertama adalah tumbuhnya ekonomi Islam yang
progresif dalam persaingannya dengan ekonomi konvensional. Kedua
adalah tantangan maupun kontestasi nilai ideologis ekonomi Islam
sebagai ekonomi alternatif ditengah keterpurukan sistem ekonomi

45
Adiwarman Karim, Marketing, (Jakarta : RajawaliPers, 2003). h.38-39.
37

kapitalisme. Penerapan Ekonomi Islam di Singapura berkembang pesat


diawali dengan dibukanya Islamic Window pada bank-bank tertentu
serta kemudahan regulasi ketertarikan investor pada pasar keuangan dan
Jasa berbasiskan Islam di Singapura. Perbankan Islam di Singapura
disusun secara terencana dan berhati-hati untuk mempercepat
pembangunan ekonominya.
b. Perkembangan Marketing Islam di Thailand
Kemunculan Islam di Thailand, ada semenjak zaman Sukhothai
melalui pedagang Arab, kemudian pada era Rattanakosin, Islam
berkembang kerantau dan bagian- bagian lain dinegara ini. Islam
merupakan penduduk minoritas yang terdapat ditiap- tiap wilayah di
Thailand, namun mayoritas Islam terdapat di empat wilayah, yaitu
Sempadan Thai, Iaitu Pattani, Yala, Naratiwat, Satun dan empat daerah
di Songkhla. Yang memainkan peran dalam memberikan keputusan dan
kebijakasanaan dalam urusan agama adalah Chulara cha montri. Selain
itu disetiap wiayah terdapat Majlis Agama Islam,yang mempunyai
otoritas dalam menetapkan hukum-hukum Islam, seperti muncul dan
hilangnya Hilal, penetapan Hari Raya dan labelitas makanan Halal.46
c. Perkembangan Marketing Islam di Malaysia
Perbankan Islam tumbuh layaknya perbankan konvensional dineger
ijiran. Tahun 1963 adalah awal diperkenalkannya sistem keunggulan
Islam di Malaysia, yang berbentuk lembaga, lembaga itu dikenal dengan
nama Lembaga Tabung Haji. Berbekal dari lemabaga inilah, kemudian
pada era tahun 1970-an banyak yang Malaysia Berhard. Bank ini
terbentuk dari kombinasi antara Bank Bumi Putra Malaysia Berhard dan
Bank of Commerce Malaysia Berhard. Sedangkan Bank Negara
Malaysia yang mempunyai wewenang untuk mengawasi kegiatan bank
Islam dan bank konvensional memilih untuk menganut dual
bankingsystem, setelah di undang-undangkannya IslamicBangkingAct.
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia untuk
memajukan dan menjadikan Perbankan Islam sejajar dengan bank
konvensional, Perbankan Islam mengeluarkan 21 produk yang

46
Cahyono, Marketing, (Jakarta : Kencana, 2016), h.58.
38

dikenalkan pada awal tahun 1939 dan 4 Maret1994, Bank negara


Malaysia mengeluarkan skim (Interset-freeBankingScheme), melalui
skim in iperbankan non syariah diperbolehkan menawarkan jasa dan
produk perbankan Islam. Dan pada tanggal 1 Mei 1997 Bank Negara
Malaysia mendirikan the Nationalshariah Advisory Councilon Islamic
Banking and Takaful (NSAC). Pada tahun 2010 diharapkan Perbankan
Islam dan Takafu lmempunyai fitur-fitur. Diantara fitur tersebut adalah
menjadikan Malaysia sebagai pusat keuangan Islam secara regional.
Untuk mewujudkan hal itu, Malaysia mengabulkan permohonan dari tiga
lembaga perbankan Islam asing untuk beroprasi di Malaysia yaitu,
Kuwait Finance House, Al Rajhi Bankingand Investment Corporation
(SaudiArabia), Qatar Islamic Bank, RSUD Invesment BankInc, Global
Investment House dan Asian Finance Bank.
d. Perkembangan Marketing Islam di Brunei Darussalam
Negara ini tergolong mempunyai jumlah perbankan yang banyak.
Dari jumlah yang banyak itu, hanya ada dua perbankan yang
menawarkan jasa-jasa perbankan Syariah, yaitu Islamic Bank of Brunei
(IBB) dan Tabungan Amanah Islam Brunei (TAIB). Tumbuh dan
berkembangnya ekonomi Islam di Brunei Darussalam, ditandai dengan
berdirinya TAIB pada tahun 1992. Dan yang kedua dengan harga miring
BIBD bekerja sama dengan Supercrete Trading Sdn. Bhd, dengan
memperkenalkan BBA Baiti Financing. Pada tanggal 23 Agustus 2006,
BIBD ditunjuk menjadi Underwrite dan leadarreger untuk sukuk
al-Ijarah oleh Brunei LNGS dn. Dan menteri keuangan juga telah
menunjuk BIBD sebagai leadmanager untuk sukuk al-Ijarah.
e. Perkembangan Marketing Syariah di Timur Tengah
Perkembangan Ekonomi Timur Tengah Kawasan Timur Tengah
merupakan salah satu wilayah yang memliki potensi yang besar jika
dilihat dari sudut pandang geo politik dan geo strateginya. Terdapat
banyak faktor yang membuat kawasan Timur Tengah ini menjadi
rebutan bangsa-bangsa besar seperti Amerika, Inggris dan Prancis.
Beberapa keistimewaan yang terkandung didalamnya termasuk wilayah
ini menjadi penghubung tiga benua : Asia, Afrika, dan Eropa. Timur
Tengah adalah negeri dimana diturunkannya tiga agama besar, yaitu
39

Yahudi, Nasrani dan Islam. Faktor agama ini juga merupakan salah satu
keistimewaan bagi Timur Tengah. Timur Tengah sepanjang sejarah
sangat dikenal sebagai tanah kelahiranNabi yang kemudiandianggap
sebagai tempatyang suci dan mendorong setiap umat untuk
mempertahankan Faktor penting bahwa kawasan ini kaya dengan
minyak, serta minyak pulalah yang menjadi faktor sangat penting
sehingga negara-negara industri seperti Amerika, Perancis, Inggris
menjadi semakin terdorong untuk menguasai kawasan ini dengan segala
cara. Secara umum dikawasan Timu rTengah sendiri terbagi atas dua
kelompok, yakni kelompok yang kaya akan minyak dengan kelompok
yang sedikit/tidak ada minyak. Negara-negara yang kaya akan minyak
Pada umumnya berasal dari negara-negara teluk seperti Saudi Arabia,
Kuwait, dan Persatuan Emirat Arab.47
3. Marketing Syariah dan Fenomena MuslimZamanSekarang
a. Muslim Market Evolution :
Tahun 2010 menjadi awal dimana M-Gen (Moslem Generation)
sebutan bagi segmen baru di Indonesia memiliki engagement cukup
bagus terhadap agama terbesar di Indonesia ini. Ini adalah tahun dimana
banking, travel, popculture semua mengalami euphoria terhadap gaya
hidup modern umat Islam. Memasuki tahun 2015, ada edaran syariah.
Semua berbau syariah. Disini kesadaran terhadap riba muncul, berbagai
macam produk halal muncul Kulkas halal, deterjen halal, sabun halal,
Semua halal. Tren tersebut terus naik ditahun ini menuju 2020. ciri-ciri
industri syariah yang mulai marak ini :48
1) Riding The Conversation
Setelah memiliki label halal, produk berlomba-lomba
mengkomunikasikan produk halal tersebut dimedia sosial.
Sebenarnya ada tantangan disini menguntungkan atau merugikan.
Melihat dari conversation dimedia sosial.
2) Hijrah : The New Way of life
Hijrah menjadi pilihan baru bagi hidup muslim zaman now.
Bagi mereka, hijrah bukan lagi kesadaran menggunakan hijab.

47
Rozalinda, Marketing, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Prasada, 2016), h.70-72.
48
Hermawan Kartajaya, Connect! Surving New Wave Marketing, (Jakarta : Gramedia, 2010)
40

3) Umat Nomic : The New Movement


Umat nomic seperti : sadaqo, mulai muncul untuk menjawab
desirean dan xiety muslim zaman now. Mereka muncul dengan
konsep syariah.
4) Kesadaran Ekonomi Umat
Gerakan ekonomi umat hadir untuk menandingi kekuatan
ekonomi kapitalisme barat. Bank wakaf mikro muncul untuk
membantu segmen menengah kebawah dengan akad yang
menguntungkan nasabah.
5) Capitalism Anithesis
Kapitalisme adalah momok. Muslim zaman nowpun
menciptakan gerakan ekonomi umat alternatif seperti 212 Mart. Ini
adalah fenomena untuk menandingi sistem ekonomi kapitalis
dengan sistem baru : amanah, jamaahizzah.
6) Mipster : New Role Model
Mipster adalah singkatan Muslim Hipster. Masih sejalan dengan
faith and fun. Banyak sekali nih di Instagram kita sosok-sosok yang
muncul seperti : Muzammil Hasballah. Muda, lulusan ITB, pandai
melafalkan ayat suci, dan penampilannya stylish.
4. Marketing Syariah dalam Menghadapi Persaingan Global
Ekonomi syariah berpotensi menggantikan posisi ekonomi konvensional,
namun dalam penerapannya banyak kendala dan tantangan yang dihadapi
antara lain masih diberlakukannya pajak ganda diperbankan syariah ; belum
siapnya dukungan SDM ekonomi syariah ; tidak ada kurikulum ekonomi
syariah disekolah umum, sehingga pemahaman, kesadaran serta kepedulian
masyarakat rendah; persepsi negatif sekelompok muslim dan non-muslim
yang takut mengaplikasikan hukum syariah secara kafah; belum kuatnya
dukungan parpol Islam untuk menerapkan ekonomi syariah; meningkatnya
apresiasi masyarakat dan kegairahan memperluas pasar ekonomi syariah
belum diikuti dengan edukasi yang memadai; Menurut identifikasi Bank
Indonesia, yang disampaikan pada Seminar Akhir Tahun Perbankan Syariah
2005, kendala-kendala perkembangan Bank Syariah disamping imbas kondisi
makro ekonomi, juga dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Jaringan kantor pelayanan dan keuangan Syariah masih relatif terbatas
41

b. Sumber daya manusia yang kompeten dan professional masih belum


optimal
c. Pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah sudah cukup baik, namun
minat untuk menggunakannya masih kurang
d. Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan
dengan transaksi keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal
belum maksimal
e. Rezim suku bunga tinggi pada tahun 2005, dan
f. Fungsi sosial Bank Syariah dalam memfasilitasi keterkaitan antara
voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi marginal masih belum
optimal.
Berkaitan dengan tantangan ekonomi syariah yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia untuk menuju kemajuan ekonomi syariah adalah sistem
kapitalis khususnya, terlanjur mendominasi sistem perekonomian didunia
bahkan banyak Negara yang nota bene berpenduduk Islam cenderung
menggunakan sistem kapitalis walaupun dalam penerapannya terdapat
modifikasi; secara ekonomi dan politik tidak Negara Islam yang dipandang
kuat sehingga sulit untuk membuktikan bahwa sistem perekonomian Islam
lebih unggul dari pada kapitalis dan sosialis; dan diantara para ahli sendiri
masih silang pendapat tentang pengertian Sistem Perekonomian Islam.

J. Fenomena Dampak Pandemi Bagi Marketing Syariah


Dampak penyebaran Covid-19 terhadap aktivitas ekonomi dan bisnis syariah
di Indonesia baik yang bersumber dari negara lain maupun dari wabah Covid-19
di Indonesia sendiri dapat terjadi melalui beberapa saluran.
1. Turunnya permintaan terhadap produk-produk bisnis syariah. Di tengah
merebaknya Covid-19, tingkat kunjungan wisatawan asing dan wisatawan
domestik merosot drastis. Biro-biro perjalanan umrah bahkan harus
menanggung kerugian cukup besar akibat pelarangan perjalanan umrah ke
Mekkah, Saudi Arabia. Sementara, penurunan aktivitas konsumsi masyarakat
telah mulai terjadi pada semua produk non bahan pokok, termasuk
produk-produk makanan dan minuman halal, kosmetika halal dan fashion
muslim.
42

2. Kenaikan biaya produksi, baik yang disebabkan oleh gangguan rantai


pasokan maupun yang disebabkan oleh perubahan ketenagakerjaan.
Gangguan rantai pasokan terjadi karena ketergantungan Indonesia yang masih
cukup tinggi pada bahan-bahan baku dan barang-barang modal dari luar
negeri, termasuk bahan-bahan baku dan barang-barang modal yang
digunakan untuk memproduksi produk-produk halal. Begitu juga, gangguan
rantai pasokan kemungkinan akan terjadi karena berlakunya pembatasan
aktivitas luar rumah di sebagian wilayah strategis di Indonesia.
3. Terhambatnya realisasi penanaman modal. Ketidakpastian yang tinggi di
tengah merebaknya Covid-19 kemungkinan akan memaksa para investor
untuk menunda atau bahkan membatalkan sebagian rencana penanaman
modal mereka pada tahun 2020.
4. Peningkatan risiko lembaga-lembaga keuangan syariah. Peningkatan risiko
ini akan terjadi tidak hanya pada bank umum syariah, tetapi juga pada
lembaga-lembaga keuangan syariah lain seperti bank pembiayaan rakyat
syariah, perusahaan pembiayaan syariah dan lembaga keuangan mikro
syariah. Di antaranya dalam bentuk risiko operasional, risiko pembiayaan,
risiko pasar dan risiko likuiditas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah Pemasaran (Marketing), sudah sangat dikenal di kalangan pebisnis.
Marketing memiliki peran penting dalam peta bisnis suatu perusahaan dan
berkontribusi terhadap strategi produk. Perusahaan baik berskala nasional
ataupun internasional membutuhkan seorang marketer yang handal untuk
memasarkan produk atau jasa, sehingga dengan mudah menarik minat
masyarakat untuk menggunakan produk atau jasanya. Keberhasilan suatu produk
diterima oleh target pasar tidak hanya ditentukan oleh murahnya cost atau
kualitas yang ditawarkan, namun sangat ditentukan juga oleh strategi pemasaran
yang dilakukan. Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan
disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.
Pada pertengahan abad ke17. Pada sekitar tahun 1665 penduduk dunia
diperkirakan sebesar 500 juta. Penduduk dunia kemudian menjadi dua kali lipat
dalam jangka waktu 200 tahun yaitu pada tahun 1850. Pada perkembangannya
kemudian dalam jangka waktu 80 tahun penduduk dunia menjadi dua yang kali
lipat pada tahun 1930 yakni sebesar dua milyar penduduk. Untuk mencapai dua
kali lipatnya kembali sehingga menjadi empat milyar hanya diperlukan waktu 45
tahun dan pada saat sekarang penduduk telah mencapai tujuh milyar lebih.
Berdasarkan kajian kependudukan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat
tersebut disebabkan oleh penemuan obat antibiotik dan program kesehatan
masyarakat yang semakin berkembang sejak tahun 1960-an. Teknologi
obat-obatan juga semakin berkembang sehingga angka kematian menurun
sementara angka kelahiran masih tetap tinggi. Hal inilah yang mendorong
terjadinya pertumbuhan penduduk yang makin cepat. Selisih antara kelahiran dan
kematian disebut pertumbuhan alamiah. Sedangkan konsekuensi ekonomi adalah
konsep yang menegaskan, meskipun implikasi dari teori pasar sekuritas efisien,
bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi / memberi dampak pada
nilai perubahaan.
Dalam kaidah Islam, pemasaran yang baik adalah praktik pemasaran yang
dilandasi oleh kaidah dan nilai-nilai Islam serta tidak bertentangan dengan
sumber hukum Islam. Makna transenderal dalam Islam, pemasaran yang baik

43
44

adalah pemasaran yang dilakukan oleh pelakunya dengan berpegang teguh


pada syariat Islam. Tujuan dari pemasaran Islam adalah Memformulasikan dan
membawa teori pemasaran menuju dunia baru sebagai bagian dari disiplin
pemasaran moderen sesuai dengan ajaran Islam. Syariah marketing adalah sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad-akad dan prinsip-prinsip muamalah
(bisnis) dalam Islam. Karena marketing berhubungan erat dengan bisnis atau
perdagangan, maka marketing adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam
Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal
terlarang oleh ketentuan syariah. Untuk mengkonsep sebuah marketing syariah
harus mengetahui tentang prinsip-prinsip marketing syariah. Prinsip Pemasaran
dalam Islam menurut Abdullah Gymnastiar dan Hermawan Kertajaya adalah
berlaku adil, tanggap terhadap perubahan, berbuat yang terbaik dari sisi produk
dan harga, rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak pembatalan
terhadap transaksi), tidak curang dan berorientasi pada kualitas. Implementasi
syariat dapat diterapkan dalam variable variabel marketing mix yakni product,
price, place, dan promotion. Berkaitan dengan bauran pemasaran konvensional,
maka penerapan dalam syariah akan merujuk pada konsep dasar kaidah fiqih
yakni ”Al-ashlu filmuamalah al-ibahah illa ayyadulla dalilun ’ala tahrimiha”
yang berarti 27 bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
4 karakteristik pemasaran syariah sebagai berikut :
1. Teistis (Rabbaniyyah)
2. Etis (Akhlaqiyah)
3. Realistis (al-waqi'iyyah)
4. Humanistis (al-insaniyyah)
Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu timbulnya rasa puas dari
pelanggan. Menurut Nasution, terdapat lima driver utama kepuasan pelanggan :
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Kualitas pelayanan (service quality)
4. Faktor Emosional (Emossional Factor)
5. Biaya dan kemudahan
45

Pada dasarnya dalam diri manusia melekat sifat khas yang diberikan oleh
Allah Swt. Dan berbeda-beda antara manusia satu dengan manusia lainya. Sifat
adalah karakteristik yang melekat pada diri manusia. Allah menciptakan manusia
dengan penuh kedahsyatan. Akan tetapi, dibalik kedahsyatan itu manusia juga
dianugrahi beberapa karakter buruk maka banyak kegiatan marketing yang mulia
dan penuh etika itu berubah dengan penipuan dan manipulasi.
Etika Pemasaran Syariah Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau
ajaran tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi,
bersumber terutama dari ajaran agama.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penerapan etika bisnis menurut
syariah adalah dalam menjalankan bisnis syariah hendaknya menjalankan etika
sesuai ajaran Rasulullah SAW, di antaranya etika kejujuran dalam menjelaskan
produk, prinsip suka sama suka dalam melakukan transaksi bisnis, tidak menipu
takaran dan timbangan, tidak menjelek-jelekkan bisnis orang lain, bersih dari
unsur riba, tidak menimbun barang. Tidak melakukan monopoli, mengutamakan
kepuasan pelanggan, membayar upah sebelum kering keringat, dan teguh
menjaga amanah. Penerapan etika pemasaran menurut syariah harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu ketuhanan, etis, realistis, dan humanitis. Selain itu dalam
melakukan pemasaran harus memenuhi kriteria nilai-nilai etika dalam pemasaran
syariah yaitu shidiq, fatanah, amanah, tabliq, istiqamah. Pemasaran syariah
adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan value ( nilai) dari inisiator kepada stake holdersnya
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai prinsip-prinsip muamalah dalam islam.
Konsep pemasaran disebut juga sebagai konsep marketing. Perbedaan antara
penjualan dan pemasaran yaitu penjualan lebih menekankan pada produk yang
dijual, sedangkan pemasaran lebih tertuju kepada keinginan dan kebutuhan
konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep pemasaran menganggap
bahwa kepuasan konsumen adalah segalanya sehingga barang atau jasa yang
dihasilkan harus sesuai kebutuhan mereka. Seiring dengan melonjaknya jumlah
pebisnis tentunya meningkatkan persaingan bisnis yang juga semakin ketat.
Bahkan saat ini, kondisi persaingan antar pebisnis sudah semakin komplek,
sehingga Anda dituntut untuk menciptakan inovasi baru agar tetap eksis.
Transaksi yang dilarang dalam pemasaran Syariah : Haram zatnya (objek
transaksinya), Haram Selain Zatnya (Cara Bertransaksi-nya), Gharar dalam
46

Kuantitas. Perusahaan Produk Halal : Wardah, Sharp. Contoh bisnis berbasis


Syariah : Pegadaian Syariah, Travel Umroh, dll.
Marketing syariah diartikan sebagai suatu disiplin unit bisnis strategis yang
diarahkan kepada suatu proses dimana terdapat perubahan nilai serta penawaran
dari satu penggagas kepada bagian yang lain dalam keseluruhannya sesuai
dengan prinsip-prinsip kegiatan muamalahdalam Islam. Tujuan Marketing
Syariah Secara umum tujuan marketing syariah adalah:
1. Memudahkan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan secara
berulang-ulang.
2. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan.
3. Memaksimumkan pilihan (diversifikasi produk) dalam arti perusahaan
menyediakan berbagai jenis produk sehingga konsumen memiliki beragam
pilihan.
4. Memaksimalkan kualitas dengan memberikan berbagai kemudahan kepada
konsumen.
Jadi, kami mencoba membawa anda untuk melihat peluang pasar
mengambang yang sangat potensial, kiat-kiat untuk mendapatkannya yang berupa
tools pemasaran ampuh, dan landasan atau prinsip yang perlu anda pegang teguh
dalam proses pelaksanaannya. Anda akan ditunjukan bagaimana menerapkan
sebuah solusi syariah marketing yang terdiri dari strategi, taktik dan peningkatan
value dalam meraih pasar dengan pemahaman yang mendalam dan disertai
dengan beberapa studi kasus. Selamat meraih pasar rasional yang sesuai dengan
syariah marketing.
Berkaitan dengan tantangan ekonomi syariah yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia untuk menuju kemajuan ekonomi syariah adalah sistem
kapitalis khususnya, terlanjur mendominasi sistem perekonomian didunia bahkan
banyak Negara yang nota bene berpenduduk Islam cenderung menggunakan
sistem kapitalis walaupun dalam penerapannya terdapat modifikasi; secara
ekonomi dan politik tidak Negara Islam yang dipandang kuat sehingga sulit untuk
membuktikan bahwa sistem perekonomian Islam lebih unggul dari pada kapitalis
dan sosialis; dan diantara para ahli sendiri masih silang pendapat tentang
pengertian Sistem Perekonomian Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Zen, Strategi Genius Marketing ala Rasulullah, (DIVA Press,


Jogjakarta,2011)
Amrin, Abdullah. Asuransi Syari’ah. (Jakarta: Media Komputindo), 2006.
Aswani Nur dan Muhammad Asnan Fanani. Pemasaran Syariah : Teori, Filosofi, dan
Isu-Isu Kontemporer. Ed. 1, Cet. 1. (Jakarta : Rajawali Pers, 2017)
Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran Syariah, (Renaisan,
Jakarta,2007)
Gunar Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo. Marketing Muhammad. (Bandung :
Madnia Prima, 2002).
Herlambang. Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. (Yogyakarta : BFE,
2014.).
Kartajaya dan Sula, Marketing Syariah. (Bandung : Mizan, 2004) Kasmir. Manajamen
Sumber Daya Manusia. (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016).
Kertajaya, Abdullah Gymnasiar dan Hermawan. Berbisnis Dengan Hati. Jakarta:
Mark Plus & CO, 2004.
Kotler, Philip. Marketing. (Jakarta : Erlangga), 1993.
Kotler Philip. Manajemen Pemasaran Global. (Jakarta : Salemba Empat, 2015).
Mubarok, (2017). Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan pada
Butik Calista. I-ECONOMICS: A Research Journal on Islamic Economics
Rivai
Tjiptono. Upaya Meningkatkan Brand Image. (Yogyakarta : Kanisius, 1997). Tafsir :
Mustafa Ahmad Al Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Jilid 10 Darul Kutub
Ilmiyah.
Syahrul, (2012). Marketing Dalam Perspektif Hukum Islam. DIKTUM : Jurnal
Syariah dan Hukum

47

Anda mungkin juga menyukai