BANK SYARIAH
DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kehadirat ALLAH SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya atas selesainya makalah ini dengan judul “Manajemen Kualifikasi Sumber Daya
Insani Pada Bank Syariah”. Makalah ini saya susun berdasarkan materi yang telah
dipelajari dan diketahui. Saya berharap agar makalah yang saya buat ini bisa
menambah wawasan bagi pembacanya. .
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada ALLAH SWT dan teman – teman
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang
saya buat ini bermanfaat baik bagi dosen, teman-teman mahasiswa dan bagi siapapun
yang telah membacanya. Meskipun makalah yang saya buat masih banyak kekurangan
didalamnya. Kritik dan sarannya saya tunggu.
Penyusun
Ahmad Daniel
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran atau pendirian lembaga keuangan syari’ah, apakah berupa sebuah
Bank Syari’ah, asuransi takaful, ataupun lembaga lain, hendaklah bertolak dari
kondisi objektif adanya keputusan umat atau tuntutan perekonomian. Kemudian agar
bisa bertahan atau langgeng dan ingin berkembang atau maju, pengelolaan
kelembagaanya haruslah kredibel dan pelaksanaan kegiatan usahanya haruslah
profesional.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sesungguhnya bisa mendatangkan
hikmah bagi umat Islam di negeri ini untuk bisa lebih serius menawarkan lembaga dan
kelembagaan alternatif dalam kancah perekonomian termasuk lembaga keuangan
syari’ah. Sebagaimana diketahui, sumber utama krisis ekonomi yang kita hadapi berasal
dari ketidak beresan di sektor keuangan, khususnya industri perbankan yang porak
poranda akibat kredit-kredit macetnya. Bank-bank konvensional yang ada ketika itu
sebetulnya sebagian besar cukup profesional mereka memadai dan cukup cekatan dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya ditinjau dari segi teknis perbankan.
Akan tetapi, sebagian besar bank-bank itu tidak kredibel. Bertolak dari masalah
diatas, Maka dari pada itu, didalam makalah ini akan kami bahas mengenai bank
syari’ah dan kebutuhan sumber daya insani, ciri-ciri bank yang kredibel dan profesional,
kebutuhan humanware, hardware, software, dan kualifikasi sumber daya bank syari’ah
itu sendiri dengan terperinci dan jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Bank Syariah dan Kebutuhan Sumber Daya Insani ?
2. Bagaimana Ciri-ciri Bank yang Kredibel dan Profesional ?
3. Apa saja Kebutuhan Humanware, Hardware dan Software pada Bank Syariah ?
4. Bagaimana Kualifikasi Sumber Daya Insani Pada Bank Syariah ?
BAB II
PEMBAHASAN
2
Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h. 167
3
Maharany Reza, Peranan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Etos Kerja Bank Mencapai
Tujuan dalam Keberhasilan Usahanya, Pengalaman Bank Duta, Makalah pada Seminar Perbankan.
STEKPI, Jakarta, 15 Juni 1996
Menurut Maharany, pengelolaan dan pengembangan SDM dalam industri
perbankan meliputi:
Ø Perencanaan kebutuhan karyawan
Ø Proses membentuk/membangun (build) melalui tahapan training development.
Ø Proses pengembangan (development) melalui career path ad performance
management.
Ø Reward and intencives.4
4
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua. (Jakarta: GHALIA INDONESIA, 2005), h.
125-126
5
Dumairy, Lembaga Keuangan Islam: Problem, Tantangan, dan Peluang di Era Reformasi, (Bandung:
Rajawali Pers, 1997), h. 55
Profesionalitas ialah suatu nilai praktis berunjut kendalan dalam mengelola
sebuah organisasi dan kecekataan dalam menjalankan kegiatan. Lembaga keuangan
yang profesional berarti organisasi kelembagaanya terkelola dengan baik pula.
Profesionalitas lembaga keuangan meliputi antara lain unsur-unsur:
Ø Kerapian pengelolaan organisasi dan lembaga yang bersangkutan
Ø Kesepadanan struktur organisasi dalam kegiatan yang dijalankan
Ø Kepakaran dalam menangani kegiatan usaha yamg dijalankan
Ø Ketersediaan sistem dalam mekanisme kerja lembaga
Ø Kesigapan dalam menangani dan menanggapi nasabah
Ø Ketersediaan sumber daya manusia yang memadai
Ø Kepakatan jajaran pimpinan dan pengelola lembaga
Ø Ketrampilan oara tenaga pelaksanaan oprasional
Ø Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung keiatanya
Profesionalitas tidak cukup diukur atau dilihat hanya berdasarkan penampilan
atau ketrampilan fisik seperti bangunan yang mewah, peralatan canggih, atau kalangan
pemimpin atau manajer yang berjas atau karyawan-karyawan berdasi serta karyawati
ber-blazer. Tampakan-tampakan fisik demikian seringkali justru menyesatkan.
Profesionalitas lebih tercipta oleh atau dana tercermin melalui kinerja nyata dari
kegiatan dan usaha yang dijalankan.6
6
Loc.id, Muhammad, h. 168
Ø Perangkat-keras (hardware)
Perangkat keras ialah produksi dan perlengkapan fisik yang menjadi wahana dan sarana
serta prasarana pelaksanaan kerja atau kegiatan lembaga.
Ø Perangkat-lunak (software)
Perangkaat lunak meliputi hal-hal non fisik atau (maya, firtual) seperti pembagian
bidang kerja prosedur pengambilan keputusan wewenang dan tanggung jawab pejabat
atau pekerja proses pelayanan nasabah sisitem yang menata dan menjalin mekanisme
kerja antar bagian, termasuk perangkat lunak dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan komputerial.
7
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, ISLAMIC BANKING, (Jakarta: BUMI AKSARA, 2010), h.
427.
Manjemen Sumber Daya Insani adalah bagaimana cara mengatur dan mengelola semua
sumber daya yang ada (SDM, SDA, Tekhnologi dan Modal) secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat saya simpulkan
bahwa permasalahan lembaga keuangan syari’ah kedepan masih terus perlu
pengupayaan yang maksimal, agar mampu bersaing dengan lembaga keuangan yang
lainya. Disisi lain lembaga keuangan syari’ah harus memberikan sesuatu yang lain yagn
tidak diberikan oleh lembaga keuangan lainnya.
Permasalahan di bidang sumber daya manusia lembaga keuangan syari’ah
ditenagarai lebih banyak terjadi pada level manajerial dengan berbagai indikasinya,
yang semuanya itu mengarah pada lemahnya profesionalisme dalam memahami hakekat
lembaga keuangan syari’ah sebagai lembaga kepercayaan yang bekerja atas dasar dana
masyarakat yang dititipkan serta kurangnya pemahaman moral dan etika bisnis Islami.
DAFTAR PUSTAKA