Disusun Oleh :
PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Analisis Pembiayaan tepat pada waktunya meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Kharis
Fadlullah Hana, M.E, selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Besar harapan kami agar makalah ini bisa dipahami untuk semua pihak yang
membaca. Dan juga sekiranya dengan membaca makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi yang membaca ataupun kami sendiri mengenai
analisis pembiayaan. Makalah ini tentu saja tidak luput dari kesalahan, maka dari
itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah ini. Saran dan
kritik akan kami nantikan agar dapat membangun kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………….…………….…………………………………………1
Kata Pengantar……...……………………...……………………………………...2
Daftar Isi……………………………………………….……….…...……………..3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...………………..4
1. Latar Belakang………………………….…………………………………4
2. Rumusan Masalah………………………………………………...……….6
3. Tujuan……………………………………………………….…………….6
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….……………….…7
1. Analisis Pembiayaan…………….………………..……...…………….….8
2. Prinsip 1S………………………………………………………………….8
3. Prinsip 7P………………………………………………………...………21
4. Prinsip 3R…………………………………….………………..…………23
1. Kesimpulan………………………………………………………......…..24
Daftar Pustaka……………………………………………………………..……..25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perbankan Syariah adalah lembaga keuangan yang bertujuan untuk
menghimpun dana, melakukan kegiatan sosial, memberi pinjaman tanpa
adanya bunga, menyediakan jasa, menyediakan fasilitas untuk perdagangan
internasional1 dan lainnya yang tidak melanggar aturan syariah. Sebagai
penghimpun dana bank ditugaskan untuk selalu taat aturan yang ada dan
ditugaskan untuk menjalankannya sehingga bank syariah akan berjalan
dengan semestinya.2 Salah satu hal yang dilakukan oleh perbankan syariah
untuk mensejahterakan masyarakat adalah melakukan kegiatan
pembiayaan yang mana biasanya akan membantu dalam hal usaha yang
didirikan oleh seorang nasabah.3 Pembiayaan sendiri akan memberikan
dana pada nasabah yang usahanya telah sesuai dengan prinsip syariah dan
tidak melanggar aturan syariah, sehingga dengan disalurkannya dana pada
nasabah ini akan membantu usaha nasabah agar tetap berjalan dengan
lancar.
Mengenai pembiayaan itu sendiri dapat dilakukan dengan akad jual
beli atau murabahah, akad mudharabah bagi hasil maupun akad
musyarakah yang pembagian hasilnya dapat disamakan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. 4
1
Azwansyah Habibie, “Analisa Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Indonesia,” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 8, no. 2 (2021): 424, diakses pada 27 Oktober, 2022,
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/6953.
2
OJK Jakarta 2017 peebankan Syariah dan kelembagaannya.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx 20 sep
2022
3
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.I, Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal 4-5 https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
4
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.I, Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal 7 https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
4
Sebagai Lembaga yang berada dalam mengatur keuangan tentunya
bank akan selalu memperhatikan setiap nasabah yang datang dengan niat
atau tujuan yang berbeda-beda.5 Terutama nasabah yang akan melakukan
pembiayaan dalam melakukan usahanya, maka dari itu sangat penting bagi
bank untuk mengetahui prosedur mengenai pembiayaan dan langkah-
langkah dalam menilai apakah nasabah tersebut berhak mendapatkan
pembiayaan atau tidak layak mendapatkan pembiayaannya.6 Sangatlah
penting langkah-langkah yang harus pihak bank dan nasabah ketahui dalam
melakukan pembiayaan syariah ini agar tidak terjadinya kesalahan dalam
pemberian fasilitas keuangan. Bank haruslah melakukan survey terlebih
dahulu sebelumnya, melakukan pengumpulan data, lalu setelahnya menilai
apakah nasabah tersebut berhak mendapatkan dana pembiayaan atau malah
sebaliknya tidak layak mendapatkan dana pembiyaan. Bank juga dituntut
untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan agar
terhindar dari maslah dikemudian hari.7
Dengan hal tersebut pengetahuan akan langkah-langkah dan
verfikasi dalam pembiayaan adalah yang sangat penting bagi bank karena
jika salah dalam menyalurkan dana keuangan maka pihak bank bisa saja
mengalami kerugian, seperti ditipu, mengalami kemacetan dalam
pembayaran, dan lain sebagainya.
5
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN
SYARIAH MUAMALAT ( Studi pada Bank Muamalat Makassar ), HARNIA, 2012, Konsep
Dasar Perbankan Syariah hal 12, http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2010/1/skripsi%20harnia.pdf
6
Analisis Sistem Pengelolaan Keuangan Pembiayaan Syariah Dengan Akad
Murabahah
Ade Riyani Gama Pratama Surahman, Volume 3Nomor1(2022) Pages 1–7Ecobankers : Journal of
Economy and Banking, hal 5-6.
http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/EcoBankers/article/view/672/536
7
Fitriyani Panjaitan, Andri Soemitra, “Analisis Pembiayaan Dengan Prinsip Murabahah
Pada PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan,” Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Kewirausahaan 1,
no. 2 (2021): 88, diakses pada 27 Oktober, 2022, http://journal.politeknik-
pratama.ac.id/index.php/IMK/article/view/91.
5
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dinamakan analisis pembiayaan?
2. Apa itu Prinsip 1S, 5C, 7P dan 3R?
3. Apa itu Penilaian terhadap character?
4. Apa itu Penilaian terhadap capacity?
5. Apa itu Penilaian terhadap capital?
6. Apa itu Penilaian terhadap colletoral?
7. Apa itu Penilaian terhadap condition of economis?
3. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengatahui apa itu analisis pembiayaan
2. Agar tahu apa itu 1S, 5C, 7P dan 3R
3. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap character
4. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap capacity
5. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap capital
6. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap colletoral
7. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap condition of
economis
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Analisis Pembiayaan
Analisa Pembiayaan adalah bagian yang sangat penting pada proses
penyaluran dana. Bermutu atau berkualitasnya pembiayaan yang disalurkan
kepada nasabah sangat bergantung pada sejauhmana analisa pembiayaan
yang telah dilakukan. Tujuan dari analisa pembiayaan agar pembiayaan
yang disalurkan tepat sasaran dan aman. Tidak hanya itu, pembiayaan juga
harus terarah, artinya pembiayaan yang telah disalurkan digunakan sesuai
dengan permohonan pembiayaan nasabah saat kesepakatan ketika akad. 8
Petugas bank syariah, harus mempersiapkan pembiayaan secara
matang agar dapat mewujudkan pembiayaan yang tertib, teratur, dan tepat.
Dapat di mulai dari pemetaan pada calon nasabah potensial, mengumpulkan
infomasi, menyiapkan data untuk bahan analisis, dan menyiapkan petugas
yang akan melaksanakan analisis kepada para nasabah. 9
Pemetaan pada calon nasabah sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya ketidak tahuan petugas bank syariah terhadap para calon nasabah
yang akan menerima pembiayaan. Data dan infomasi merupakan bahan
yang dijadikan sebagai analisis. Agar analisis sesuai fakta informasi dan
data - data dikumpulkan dengan cara petugas bank syariah melakukan
kunjungan ke tempat tinggal dan lokasi usaha agar data dan informasi
terhadap nasabah muktahir, akurat, dan dapat dipercaya.
Tidak hanya itu, SDM bank syariah juga merupakan bagian
terpenting dalam proses analisa pembiayaan. SDM berperan mewujudkan
pembiayaan yang berkualitas. AO, branch Manajager, Financing, dan
petugas kantor pusat merupakan job SDM sebagai tim analis dan pemutusan
pembiayaan. SDM harus memiliki keterampilan dan keahlian baik
8
Rejeki, Fanny Yunita Sri, Akad Pembiayaan Murabahah dan Praktiknya Pada PT Bank
Syariah Mandiri Cabang Manado, Lex Privatum, no 2 (2013): 19-31
9
Fadhila Novi, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Laba Bank
Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, no 1 (2018) : 65-77
7
operasional maupun teknis dalam pembiayaan. Petugas bank syariah pasti
sudah berpengalaman dan terbiasa dengan data - data yang digunakan dalam
menganalisis, mengetahui tehnik dalam menganalisis, memiliki
pemahaman tentang aspek ekonomi, manajemen, keuangan, teknis dan
hukum, dan memiliki wawasan yang luas tentang prinsip - prinsip
pembiayaan.
Analisa atau penilaian pembiayaan yang dilakukan pihak bank
syariah dapat dilakukan dengan beberapa metode dan prinsip pembiayaan.
Metode dan prinsip dalam analisa pembiayaan yang telah diterapkan pada
masing - masing bank itu berbeda - beda, namun secara umum prinsip
pembiayaan sama - sama mengandung prinsip 1S, 5C, 7P, dan 3R.
2. Prinsip 1S, 5C, dan 3R
a. Prinsip 1S
Prinsip 1S merupakan analisis berdasarkan prinsip syariah, artinya
perusahaan atau perorangan yang akan mengajukan pembiayaan, yang
pertama kali dianalisis adalah apakah pekerjaan atau usaha yang akan
dibiayai tidak bertentangan dengan prinsip syariat islam. Jika usaha yang
dibiayai bertentangan dengan syariat islam, maka pembiayaan tidak bisa
dilakukan. Seperti contohnya, nasabah mengajukan pembiayaan untuk
keperluan pengembangan usaha yang ada unsur gharar, penipuan, judi, riba,
dll. Maka secara otomatis proses pembiayaannya harus dibatalkan karena
bertentangan dengan syariat islam.
b. Prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition of
economic)
a. Penilaian terhadap Character yaitu kondisi watak/sifat dari nasabah,
baik itu dalam kehidupan pribadinya ataupun kehidupan pada
lingkungan usahanya. Tujuan adanya penilaian karakter ini agar
mengetahui sejauh mana niat atau itikad dari nasabah untuk
memenuhi kewajibannya yang telah disepakati sesuai dengan
8
perjanjian.10 Penilaian karakter juga ditujukan untuk menilai
kejujuran dan tanggung jawab calon nasabah saat sudah terikat
dengan perjanjian pembiayaan di bank.11 Berikut adalah Langkah
penilaian karakter yang dapat digunakan oleh bank:
a) Melaksanakan penilaian melalui BI checking lewat sistem
informasi debitur (SID) pada bank Bank Indonesia. SID pada BI
checking mengandung informasi nasabah yang terkait informasi
soal bank yang memberikan pembiayaan, nilai fasilitas
pembiayaan yang diperoleh, lancarnya pembayaran serta
informasi lainnya yang berkaitan dengan pembiayaan.12 Berikut
adalah contoh dari BI checking;
10
husnul khatimah, “System dan praktek pembiayaan bagi hasil pada perbankan
Syariah,” Al-Risalah 5, no. 7 (2015): 87.
11
Selvy, Arisson, “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi Kasus
Bri Syariah Cabang Prabumulih,” Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3, no. 1
(2015): 35-36.
12
Nurnasrina dan Adiyes Putra, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Pekanbaru:
Cahaya Firdaus,2018), 135.
9
Dari apa yang ada pada table BI checking yang beratasnamakan calon
nasabah didapatkan informasi yang menyatakan fasilitas pinjaman calon
nasabah dalam kondisi lancar. Dapat dilihat bahwa angsuran Kartu
Kredit perbulan secara konservatif diasumsikan sebanyak 10% dari
plafond. Fasilitas KI dari bank BBB adalah pembiayaan bagi pembelian
3 unit kios yang digunakan tempat usaha nasabah.
b) Trade checking, menilai reputasi para calon nasabah dalam
lingkungan mitra bisnis.
c) Melakukan penilaian terhadap historical calon nasabah.
Historical dari nasabah bisa didapatkan melalui interview dengan
kolega, pamert bisnis, maupun competitor (pesaing) calon nasabah.
d) Menilai kebiasaan calon nasabah. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kebiasaan calon nasabah apakah calon nasabah
mempunyai kehidupan yang baik seperti melakukan sedekah,
beribadah tepat waktu, ramah atau bahkan mempunyai kebiasaan
yang buruk seperti boros, berjudi, dan mabuk-manukan.13
13
Ni Wayan Nopian, dkk, Analisis Transparansi Sistem Pemberian Kredit Pada Usaha
Simpan Pinjam Kesejahteraan Bersama Peringadi Banjar Adat Kawan Bangli, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 11 Nomor 2 Tahun 2020, hlm. 237.
14
Nurul Mikdaroh, Pengaruh Survei dan Kualitas Agunan Terhadap Keputusan
Pembiayaan di Baitul Maal Wat Tamwil Istiqomah Tulungagung, (Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung: 2016), http:repo.iain-tulungagung.ac.id/3966/, diakses pada 29 September 2022
10
a) Angka-angka hasil produksi
b) Angka-angka penjualan dan pembelian
c) Laporan laba rugi
d) Data finansial perusahaan beberapa tahun terakhir yang terdapat
dalam neraca.15
Pada penyaluran pembiayaan yang tergolong mikro biasanya penerapan analisa
pembiayaan untuk menilai capacity bisa dilakukan dengan hitung-hitungan sebagai
berikut:
Rumus:
Rencana Angsuran perbulan
𝐷𝐵𝑅 = 𝑥 100%
Total Pendapatan perbulan
15
Willy Putra dan Haryati Widjaja, Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Penyaluran
Kredit, Jurnal Ilmu Hukum, Vol 3 Nomor 1, Oktober 2018, hlm. 85.
11
d.) Penghitungan debt service ratio
Hasil perbandingan antara seluruh jumlah pembayaran kewajiban
angsuran (termasuk rencana angsuran pembiayaan pada bank yang sedang
diproses dengan pendapatan per bulan).
Rumus :
A𝑛𝑔. 𝑇𝑚𝑝 𝑙𝑎𝑖𝑛 + 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑔. 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐷𝐵𝑅 = 𝑥 100%
Total Pendapatan perbulan
12
Sedangkan RPC ratio, rumusnya:
𝑅𝑃𝐶
𝑅𝑃𝐶 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑘
c. Penilaian terhadap Capital, yaitu jumlah modal yang dimiliki oleh para
mudharib atau calon nasabah. Semakin banyak modal ekuitas
diperusahaan, semakin tinggi pula kesungguhan atau tekad dari calon
mudharib untuk mengelola bisnis, dan bank akan lebih yakin dalam
memberikan pembiayaan. Penilaian pada modal mudharib bisa dilakukan
dengan;
a) Adanya Analisa neraca keuangan dalam 2 tahun terakhir
b) Melakukakan Analisa rasio agar mengetahui likuiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas.
c) Bagi pembiayaan konsumtif, capital dapat dilihat dari uang muka
(DP) yang dapat dibayar oleh mudharib.
Pengaplikasian terhadap penilaian capital, biasanya bank menggunakan
rumus berikut;
1) Rasio likuiditas
Rasio likuiditas dipakaiu untuk menaksir kemampuan company
dalam memenuhi keharusan jangka pendeknya. Perusahaan yang
dapat membayar keharusan atau kewajiban jangka pendeknya dapat
dikatakan perusahaan itu likuit. Penaksiran likuiditas bisa dilakukan
dengan indicator berikut;
a) Current ratio
Current ratio berkaitan dengan jumlah aktiva dan jumlah utang
jangka pendek. Rasio ini menampilkan seberapa mampunya
aktiva lancar untuk melengkapi atau menutup utang jangka
pendek. Rumusnya adalah;
13
Current Total Aktiva Lancar
Ratio = Total Hutang Jangka Pendek
Dalam situasi normal current ratio bernilai 1.5 bisa dibilang baik,
apabila kurang dari 1 mengartikan ada utang jangka pendek yang digunakan
untuk mendanai aktiva lancar, atau calon nasabah tidak mampu membayar
utang jangka pendeknya.
b) Quick ratio
Quick ratio menampilkan jumlah rupiah dari aktiva lancar yang
akan segera dicairkan untuk membayar utang jangka pendek
tanpa menunggu likuiditas persediaan. Rumusnya adalah;
Jumlah besaran cash ratio yang baik berbeda pada setiap jenis
usaha.
d) Net working capital (modal kerja bersih)
Net working capital adalah modal kerja atau aktiva lancar yang
dananya tidak berasal dari keharusan lancar, namun berasal dari
14
sumber yang permanen, yaitu keharusan jangka panjang dan
modal. Rumusnya sebagai berikut;
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Penjualan Bersih terhadap =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2) Rasio solvabilitas/Laverage
Rasio laverage merupakan skala yang dipakai agar dapat
mengetahui sudah seberapa jauh asset perusahaan di danai dari
utang. Perusahaan dapat dibilang mampu jika mempunyai asset
yang lebih besar daripada kewajiban yang harus dibayar. Untuk
mengukur besarannya maka dipakai indicator sebagai berikut;
a. Debt to Equity ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt to Equity Ratio = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
15
b. Current Liabilitas To Net Worth Ratio
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝐴𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Liabilitas To Net =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Worth Ratio
3) Rasio rentabilitas/profitabilitas
Ini dipakai agar kita tahu kemampuan suatu company untuk
mendapatkan keuntungan atau laba.
16
4) Rasio aktivitas
a. Perputaran penyimpanan (Inventory Turn Over) bagi usaha
dagang. Digunakan untuk menaksir berapa sering dana yang
ditanam pada penyimpanan ini berputar dalam satu durasi atau
periode.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Perputaran Persediaan = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
17
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Working Capital Turn Over = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡−𝐼𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥360
16
Nurnasrina, SE, M.Si dan P. Adiyes Putra, M.Si, Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah, ed. Nurlaili, M.Si (Panam-Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2018), 108-113
18
pembiayaan. Jumlah besaran LTV pada setiap perbankan berbeda-
beda, namun secara umum bank akan menetapkan jumlah besaran
LTV yang sesuai jaminan, contoh;
3)
Penjelasan:
12 bulan, 24 bulan, 36 bulan dan seterusnya menandai jangka waktu
(tenor) pembiayaan. Presentase dari masing-masing tenor itu
berbeda, semakin pendek masa waktu pembiayaan, maka semakin
besar presentase besaran pembiayaan yang dapat diberikan dari nilai
jaminan. Presentase yang terdapat dalam kolom table adalah besaran
maksimal pembiayaan dari nilai jaminan yang dapat diberikan.
Contoh; apabila mempunyai jaminan berupa kendaraan bermotor
maka kisaran yang disetujui sekitar 70%-80% dari nilai kendaraan.
4) Marketability merupakan jaminan harus memiliki pasaran yang bisa
dibilang cukup luas dan mudah dijual.
19
5) Ascertainablity of Value yaitu mempunyai standar price tententu
(market price), dalam hal penilaian nilai jaminan harus sama dengan
peraturan kebijakan penilaian jaminan yang sedang/telah berlaku di
perbankan. Hal tersebutlah yang harus ada dalam jaminan
pembiayaan yang diajukan oleh mudharib.
6) Transferable yaitu jaminan pembiayaan yang akan diajukan
mudharib harus mudah di-take over baik secara fisik maupun secara
hukum (yuridis).
e. Penilaian terhadap Conditionof Economy yaitu keadaan dan kondisi
politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi kondisi
perekonomian yang memungkinkan pada suatu waktu berpengaruh
pada kelancaran usaha calon mudharib.agar dapat mengetahui
gambaran condition economic memerlukan Analisa terhadap;
a) Regulasi atau kebijakan pemerintah yang ada dalam peraturan
yang akan maupun yang sudah diterbitkan pemerintah.
b) Situasi makro dan mikro ekonomi
c) Kondisi politik, keamanan dan perekonomian dunia
d) Kondisi pemasaran yang berlaku secara global dan impactnya
pada usaha dari mudharib.
Selain 5 prinsip yang telah disebutkan diatas bank juga perlu
memperhatikan sifat kejujuran, Amanah, dan kepercayaan dari para nasabah yang
melakukan peminjaman. ada juga beberapa pendekatan mengenai analisis
pembiayaan yang bisa aplikasikan oleh bank syariah agar dapat mengantisipasi
pembiayaan jika ada masalah, diantaranya yaitu:
20
e. Pendekatan fungsi-fungsi bank, yaitu memperhatikan fungsi
perantaralembaga intermediary keuangan yaitu dengan mengatur
mekanisme pembiayaan yang telah terkumpul dari dana yang terdistribusi.
17
Dengan kita mengetahui apa saja prinsip yang harus ada pada diri nasabah
pengelola dana atau bank syariah dapat mempercayai dan mengukur tingkat
kemampuan nasabah dalam pembayaran pembiayaan sehingga akan terbit atau
muncul rasa kepercayaan yang tinggi antara pengelola dana dengan nasabah.
Namun, meski sudah mempercayai satu sam lain tidak menuntut kemungkinan
bahwa akan adanya penyelewengan seperti nasabah yang tidak mau membayar
atau menunda-nunda waktu hingga lama, dan lainnya maka dari itu pihak
pengelola dana jangan memberikan pembiayaan dengan pertimbangan:18
a. Belas kasihan
b. Pertemanan atau saudara
c. Nasabah orang berpengaruh
Namun utamakanlah unsur yang berdasarkan:
a. Kelayakan usaha
b. Kemampuan bayar
Selanjutnya setelah kita mengetahui tentang apa saja prinsip yang harus
diketahui oleh pengelola dana atau bank Syariah.
c. Prinsip 7P
Singkata dari prinsip 7P adalah People/Personality (Kepribadian),
Purpose (Tujuan), Payment (Pembayaran), Protection (Perlindungan),
Prospective (Prospek Usaha), Party (Kelompok Usaha), Profitability
(Menghasilkan keuntungan).
17
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.IIAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Jurnal Hukum dan Ekonomi
Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal. 11-12https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
18
Afrida Yenti, Analisis Pembiayaan Mudharabah Di Perbankan Syariah, JEBI (Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam), no 2 (2016) : 17-18.
21
1. People/Personality
Penilaian kepribadian lebih menekankan pada orang.
Kepribadian juga masuk dalam penilaian kinerja (performance)
pada calon nasabah dan juga pada mitra usahanya.
2. Purpose (tujuan)
Penilaian dengan tujuan permohonan pembiayaan oleh para
calon nasabah yang telah menerima pembiayaan menimbulkan
kemanfaatan bagi nasabah.
3. Payment (Pembayaran)
Yaitu penilaian pada sumber - sumber pengembalian data
(source of repayment), agar penyelesaian pembiayaan dapat sesuai
kesepakatan yang telah disepakati untuk menghindari
keterhambatan.
4. Protection (Perlindungan)
Adalah penilaian yang dilakukan sebagai alternatif penyelesaian
pembiayaan, apabila terjadi kegagalan pada nasabah dalam
memenuhi kewajiban pembayaran pada bank.
5. Prospective (Prospek Usaha)
Mengevaluasi kondisi usaha calon nasabah dari teknis maupun
finansial pada masa yang mendatang (future performance). Usaha
yang dapat dilakukan adalah membandingkan arus kas dari usaha
yang dibiayai dengan risiko yang dihadapi kredit yang diberikan.
6. Party (Kelompok Usaha)
Mengkategorikan nasabah berdasarkan modal, kebutuhan,
ukuran usaha, legalitas, dan lain-lain. Kategorisasi ini memudahkan
untuk melayani nasabah. Kelompok tersebut juga perlu
membedakan antara pemilik usaha kecil dan pengusaha yang
bermodal. dengan baik pembiayaan. Perbedaan ini dilakukan antara
harga, biaya, maupun persyaratan.
22
7. Profitability (Kemampuan Menghasilkan Profit)
Menganalisis kemampuan nasabah untuk menghasilkan
keuntungan. Pandangan yang perlu adalah seberapa dampak
tambahan pembiayaan yang diberikan atas peningkatan keuntungan
nasabah.
d. Prinsip 3R
Tiga (3) hal yang menjadi komponen 3R19 adalah:
1. Return
Hal ini bisa dikatakan atas seberapa besar hasil yang akan diraih oleh
perusahaan calon peminjam atau nasabah setelah mendapatkan
pinjaman atau pembiayaan dana, hal ini dinilai dari seberapa banyak
hasil yang didapatkan apakah cukup untuk menutup pinjaman serta
memungkinkan pula usaha nasabah atau calon peminjam dapat
berkembang terus-menerus.
2. Repayment
Hal ini berupa penilaian kemampuan nasabah atau calon peminjam
untuk membayar Kembali dana pembiayaan atau dana yang
dipinjam. Ini bertujuan apakah nasabah sungguh-sungguh untuk
mengembalikan pinjamannya atau tidak. Ini dapat dilihat dari
karakter calon nasabag atau peminjam.
3. Risk bearing ability
Ini merupakan penilaian dari pemilik dana kepada nasabah apakah
calon nasabah dapat menanggulangi risiko yang akan terjadi dimasa
depan, seperti terjadi kredit macet atau hal yang dapat menyebabkan
kerugian akan perusahaan.
19
Totok Ismawanto and Hasto Finanto, “Pengembangan 3R Dan 6C Dalam Penyaluran
Kredit Untuk Meminimalkan NPL Dan Meningkatan Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT.Bank
Tabungan Negara,TBK., Balikpapan),” Jshp 3, no. Xx (2019): 4.
23
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Analisa pembiayaan adalah dimana bank akan lebih selektif lagi
dalam memilih calon nasabah yang akan mengajukan dana pembiayaan.
Terutama bank syariah yang mempunyai aturan syariah kuat didalamnya,
jadi diharuskan bagi calon nasabah untuk mengikuti semua kebijakan yang
ada dalam perbankan syariah. Dengan mengikuti aturan yang ad akita dapat
meyakinkan pegawai bank dalan menyetujui dana pembiayaan yang kita
ajukan. Sebagai nasabah juga haruslah mengerti tentang tanggung jawabnya
Ketika sudah terikat dengan perjanjian pembiayaan sehingga akan terjalin
hubungan yang saling percaya antara pihak bank dengan pihak nasabah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Rejeki, Fanny Yunita Sri, Akad Pembiayaan Murabahah dan Praktiknya Pada PT
Bank Syariah Mandiri Cabang Manado, Lex Privatum, no 2 (2013): 19-31.
Fadhila Novi, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Laba
Bank Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, no 1 (2018) : 65-
77.
husnul khatimah, “System dan praktek pembiayaan bagi hasil pada perbankan
Syariah,” Al-Risalah 5, no. 7 (2015): 87.
Selvy, Arisson, “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi Kasus Bri
Syariah Cabang Prabumulih,” Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3,
no. 1 (2015): 35-36.
Nurnasrina dan Adiyes Putra, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Pekanbaru:
Cahaya Firdaus,2018), 135.
25
Ni Wayan Nopian, dkk, Analisis Transparansi Sistem Pemberian Kredit Pada
Usaha Simpan Pinjam Kesejahteraan Bersama Peringadi Banjar Adat
Kawan Bangli, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol: 11 Nomor 2 Tahun 2020, hlm. 237.
Nurul Mikdaroh, Pengaruh Survei dan Kualitas Agunan Terhadap Keputusan
Pembiayaan di Baitul Maal Wat Tamwil Istiqomah Tulungagung, (Institut
Agama Islam Negeri Tulungagung: 2016), http:repo.iain-
tulungagung.ac.id/3966/, diakses pada 29 September 2022
26