Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PEMBIAYAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Pembiayaan Bank Syariah

Dosen Pengampu : Kharis Fadlullah Hana, M.E.

Disusun Oleh :

1. Muhammad Misbahul Khoir 2020510081


2. Shafira Apriliasari 2020510089
3. Dina Listia Ningrum 2020510097

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Analisis Pembiayaan tepat pada waktunya meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Kharis
Fadlullah Hana, M.E, selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Besar harapan kami agar makalah ini bisa dipahami untuk semua pihak yang
membaca. Dan juga sekiranya dengan membaca makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi yang membaca ataupun kami sendiri mengenai
analisis pembiayaan. Makalah ini tentu saja tidak luput dari kesalahan, maka dari
itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada makalah ini. Saran dan
kritik akan kami nantikan agar dapat membangun kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari.

Kudus, 29 September 2022

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………….…………….…………………………………………1

Kata Pengantar……...……………………...……………………………………...2

Daftar Isi……………………………………………….……….…...……………..3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………...………………..4

1. Latar Belakang………………………….…………………………………4
2. Rumusan Masalah………………………………………………...……….6
3. Tujuan……………………………………………………….…………….6

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….……………….…7

1. Analisis Pembiayaan…………….………………..……...…………….….8
2. Prinsip 1S………………………………………………………………….8
3. Prinsip 7P………………………………………………………...………21
4. Prinsip 3R…………………………………….………………..…………23

BAB III PENUTUP………………………………………………………………24

1. Kesimpulan………………………………………………………......…..24

Daftar Pustaka……………………………………………………………..……..25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Perbankan Syariah adalah lembaga keuangan yang bertujuan untuk
menghimpun dana, melakukan kegiatan sosial, memberi pinjaman tanpa
adanya bunga, menyediakan jasa, menyediakan fasilitas untuk perdagangan
internasional1 dan lainnya yang tidak melanggar aturan syariah. Sebagai
penghimpun dana bank ditugaskan untuk selalu taat aturan yang ada dan
ditugaskan untuk menjalankannya sehingga bank syariah akan berjalan
dengan semestinya.2 Salah satu hal yang dilakukan oleh perbankan syariah
untuk mensejahterakan masyarakat adalah melakukan kegiatan
pembiayaan yang mana biasanya akan membantu dalam hal usaha yang
didirikan oleh seorang nasabah.3 Pembiayaan sendiri akan memberikan
dana pada nasabah yang usahanya telah sesuai dengan prinsip syariah dan
tidak melanggar aturan syariah, sehingga dengan disalurkannya dana pada
nasabah ini akan membantu usaha nasabah agar tetap berjalan dengan
lancar.
Mengenai pembiayaan itu sendiri dapat dilakukan dengan akad jual
beli atau murabahah, akad mudharabah bagi hasil maupun akad
musyarakah yang pembagian hasilnya dapat disamakan sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. 4

1
Azwansyah Habibie, “Analisa Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Indonesia,” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 8, no. 2 (2021): 424, diakses pada 27 Oktober, 2022,
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/6953.
2
OJK Jakarta 2017 peebankan Syariah dan kelembagaannya.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx 20 sep
2022
3
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.I, Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal 4-5 https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
4
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.I, Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal 7 https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995

4
Sebagai Lembaga yang berada dalam mengatur keuangan tentunya
bank akan selalu memperhatikan setiap nasabah yang datang dengan niat
atau tujuan yang berbeda-beda.5 Terutama nasabah yang akan melakukan
pembiayaan dalam melakukan usahanya, maka dari itu sangat penting bagi
bank untuk mengetahui prosedur mengenai pembiayaan dan langkah-
langkah dalam menilai apakah nasabah tersebut berhak mendapatkan
pembiayaan atau tidak layak mendapatkan pembiayaannya.6 Sangatlah
penting langkah-langkah yang harus pihak bank dan nasabah ketahui dalam
melakukan pembiayaan syariah ini agar tidak terjadinya kesalahan dalam
pemberian fasilitas keuangan. Bank haruslah melakukan survey terlebih
dahulu sebelumnya, melakukan pengumpulan data, lalu setelahnya menilai
apakah nasabah tersebut berhak mendapatkan dana pembiayaan atau malah
sebaliknya tidak layak mendapatkan dana pembiyaan. Bank juga dituntut
untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan agar
terhindar dari maslah dikemudian hari.7
Dengan hal tersebut pengetahuan akan langkah-langkah dan
verfikasi dalam pembiayaan adalah yang sangat penting bagi bank karena
jika salah dalam menyalurkan dana keuangan maka pihak bank bisa saja
mengalami kerugian, seperti ditipu, mengalami kemacetan dalam
pembayaran, dan lain sebagainya.

5
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN
SYARIAH MUAMALAT ( Studi pada Bank Muamalat Makassar ), HARNIA, 2012, Konsep
Dasar Perbankan Syariah hal 12, http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2010/1/skripsi%20harnia.pdf
6
Analisis Sistem Pengelolaan Keuangan Pembiayaan Syariah Dengan Akad
Murabahah
Ade Riyani Gama Pratama Surahman, Volume 3Nomor1(2022) Pages 1–7Ecobankers : Journal of
Economy and Banking, hal 5-6.
http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/EcoBankers/article/view/672/536
7
Fitriyani Panjaitan, Andri Soemitra, “Analisis Pembiayaan Dengan Prinsip Murabahah
Pada PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan,” Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Kewirausahaan 1,
no. 2 (2021): 88, diakses pada 27 Oktober, 2022, http://journal.politeknik-
pratama.ac.id/index.php/IMK/article/view/91.

5
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dinamakan analisis pembiayaan?
2. Apa itu Prinsip 1S, 5C, 7P dan 3R?
3. Apa itu Penilaian terhadap character?
4. Apa itu Penilaian terhadap capacity?
5. Apa itu Penilaian terhadap capital?
6. Apa itu Penilaian terhadap colletoral?
7. Apa itu Penilaian terhadap condition of economis?

3. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengatahui apa itu analisis pembiayaan
2. Agar tahu apa itu 1S, 5C, 7P dan 3R
3. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap character
4. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap capacity
5. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap capital
6. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap colletoral
7. Mengetahui apa yang dinamakan Penilaian terhadap condition of
economis

6
BAB II

PEMBAHASAN

1. Analisis Pembiayaan
Analisa Pembiayaan adalah bagian yang sangat penting pada proses
penyaluran dana. Bermutu atau berkualitasnya pembiayaan yang disalurkan
kepada nasabah sangat bergantung pada sejauhmana analisa pembiayaan
yang telah dilakukan. Tujuan dari analisa pembiayaan agar pembiayaan
yang disalurkan tepat sasaran dan aman. Tidak hanya itu, pembiayaan juga
harus terarah, artinya pembiayaan yang telah disalurkan digunakan sesuai
dengan permohonan pembiayaan nasabah saat kesepakatan ketika akad. 8
Petugas bank syariah, harus mempersiapkan pembiayaan secara
matang agar dapat mewujudkan pembiayaan yang tertib, teratur, dan tepat.
Dapat di mulai dari pemetaan pada calon nasabah potensial, mengumpulkan
infomasi, menyiapkan data untuk bahan analisis, dan menyiapkan petugas
yang akan melaksanakan analisis kepada para nasabah. 9
Pemetaan pada calon nasabah sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya ketidak tahuan petugas bank syariah terhadap para calon nasabah
yang akan menerima pembiayaan. Data dan infomasi merupakan bahan
yang dijadikan sebagai analisis. Agar analisis sesuai fakta informasi dan
data - data dikumpulkan dengan cara petugas bank syariah melakukan
kunjungan ke tempat tinggal dan lokasi usaha agar data dan informasi
terhadap nasabah muktahir, akurat, dan dapat dipercaya.
Tidak hanya itu, SDM bank syariah juga merupakan bagian
terpenting dalam proses analisa pembiayaan. SDM berperan mewujudkan
pembiayaan yang berkualitas. AO, branch Manajager, Financing, dan
petugas kantor pusat merupakan job SDM sebagai tim analis dan pemutusan
pembiayaan. SDM harus memiliki keterampilan dan keahlian baik

8
Rejeki, Fanny Yunita Sri, Akad Pembiayaan Murabahah dan Praktiknya Pada PT Bank
Syariah Mandiri Cabang Manado, Lex Privatum, no 2 (2013): 19-31
9
Fadhila Novi, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Laba Bank
Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, no 1 (2018) : 65-77

7
operasional maupun teknis dalam pembiayaan. Petugas bank syariah pasti
sudah berpengalaman dan terbiasa dengan data - data yang digunakan dalam
menganalisis, mengetahui tehnik dalam menganalisis, memiliki
pemahaman tentang aspek ekonomi, manajemen, keuangan, teknis dan
hukum, dan memiliki wawasan yang luas tentang prinsip - prinsip
pembiayaan.
Analisa atau penilaian pembiayaan yang dilakukan pihak bank
syariah dapat dilakukan dengan beberapa metode dan prinsip pembiayaan.
Metode dan prinsip dalam analisa pembiayaan yang telah diterapkan pada
masing - masing bank itu berbeda - beda, namun secara umum prinsip
pembiayaan sama - sama mengandung prinsip 1S, 5C, 7P, dan 3R.
2. Prinsip 1S, 5C, dan 3R
a. Prinsip 1S
Prinsip 1S merupakan analisis berdasarkan prinsip syariah, artinya
perusahaan atau perorangan yang akan mengajukan pembiayaan, yang
pertama kali dianalisis adalah apakah pekerjaan atau usaha yang akan
dibiayai tidak bertentangan dengan prinsip syariat islam. Jika usaha yang
dibiayai bertentangan dengan syariat islam, maka pembiayaan tidak bisa
dilakukan. Seperti contohnya, nasabah mengajukan pembiayaan untuk
keperluan pengembangan usaha yang ada unsur gharar, penipuan, judi, riba,
dll. Maka secara otomatis proses pembiayaannya harus dibatalkan karena
bertentangan dengan syariat islam.
b. Prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition of
economic)
a. Penilaian terhadap Character yaitu kondisi watak/sifat dari nasabah,
baik itu dalam kehidupan pribadinya ataupun kehidupan pada
lingkungan usahanya. Tujuan adanya penilaian karakter ini agar
mengetahui sejauh mana niat atau itikad dari nasabah untuk
memenuhi kewajibannya yang telah disepakati sesuai dengan

8
perjanjian.10 Penilaian karakter juga ditujukan untuk menilai
kejujuran dan tanggung jawab calon nasabah saat sudah terikat
dengan perjanjian pembiayaan di bank.11 Berikut adalah Langkah
penilaian karakter yang dapat digunakan oleh bank:
a) Melaksanakan penilaian melalui BI checking lewat sistem
informasi debitur (SID) pada bank Bank Indonesia. SID pada BI
checking mengandung informasi nasabah yang terkait informasi
soal bank yang memberikan pembiayaan, nilai fasilitas
pembiayaan yang diperoleh, lancarnya pembayaran serta
informasi lainnya yang berkaitan dengan pembiayaan.12 Berikut
adalah contoh dari BI checking;

Nama Fasilitas Plafond OIS (Rp) Jatuh Angsu Kol.


Bank (Rp) Tempo ran

AAA Kartu 10.000.0 6.000.00 - 1.000. 1


Kredit 00 0 000
BBB KI 250.000. 150.000. Agustu 5.000. 1
000 000 s 2020 000
CCC KITA 50.000.0 25.000.0 Mei 4.000. 1
00 00 2019 000
DDD KPM 200.000. 100.000. Oktobe 5.000. 1
000 000 r 2018 000
Total 510.000. 281.000. 15.000
000 000 .000

10
husnul khatimah, “System dan praktek pembiayaan bagi hasil pada perbankan
Syariah,” Al-Risalah 5, no. 7 (2015): 87.
11
Selvy, Arisson, “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi Kasus
Bri Syariah Cabang Prabumulih,” Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3, no. 1
(2015): 35-36.
12
Nurnasrina dan Adiyes Putra, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Pekanbaru:
Cahaya Firdaus,2018), 135.

9
Dari apa yang ada pada table BI checking yang beratasnamakan calon
nasabah didapatkan informasi yang menyatakan fasilitas pinjaman calon
nasabah dalam kondisi lancar. Dapat dilihat bahwa angsuran Kartu
Kredit perbulan secara konservatif diasumsikan sebanyak 10% dari
plafond. Fasilitas KI dari bank BBB adalah pembiayaan bagi pembelian
3 unit kios yang digunakan tempat usaha nasabah.
b) Trade checking, menilai reputasi para calon nasabah dalam
lingkungan mitra bisnis.
c) Melakukan penilaian terhadap historical calon nasabah.
Historical dari nasabah bisa didapatkan melalui interview dengan
kolega, pamert bisnis, maupun competitor (pesaing) calon nasabah.
d) Menilai kebiasaan calon nasabah. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kebiasaan calon nasabah apakah calon nasabah
mempunyai kehidupan yang baik seperti melakukan sedekah,
beribadah tepat waktu, ramah atau bahkan mempunyai kebiasaan
yang buruk seperti boros, berjudi, dan mabuk-manukan.13

b. Penilaian terhadap Capacity yaitu, kemampuan calon atau


kandidat mudharib untuk menjalankan bisnisnya demi
mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Kegunaan evaluasi ini
adalah untuk menentukan sejauh mana calon mudharib dapat
melunasi utang secara tepat waktu. Bank akan merasa yakin
apabila nasabah yang disalurkan pembiayaan memang layak diberi
dana Ketika nasabah lancar melakukan pembayaran sesuai
kesepakatan.14
Agar bank mengetahui capcity dari calon nasabah, bank dapat melakukan
Analisa hal-hal berikut;

13
Ni Wayan Nopian, dkk, Analisis Transparansi Sistem Pemberian Kredit Pada Usaha
Simpan Pinjam Kesejahteraan Bersama Peringadi Banjar Adat Kawan Bangli, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 11 Nomor 2 Tahun 2020, hlm. 237.
14
Nurul Mikdaroh, Pengaruh Survei dan Kualitas Agunan Terhadap Keputusan
Pembiayaan di Baitul Maal Wat Tamwil Istiqomah Tulungagung, (Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung: 2016), http:repo.iain-tulungagung.ac.id/3966/, diakses pada 29 September 2022

10
a) Angka-angka hasil produksi
b) Angka-angka penjualan dan pembelian
c) Laporan laba rugi
d) Data finansial perusahaan beberapa tahun terakhir yang terdapat
dalam neraca.15
Pada penyaluran pembiayaan yang tergolong mikro biasanya penerapan analisa
pembiayaan untuk menilai capacity bisa dilakukan dengan hitung-hitungan sebagai
berikut:

a.) Perhitungan kebutuhan modal kerja


Perhitungan ini ditujukan untuk pembiayaan dengan tujuan pembelian
barang modal kerja, perhitungan ini tidak ditujukan untuk investasi.
Perhitungan kebutuhan modal kerja ini berkaitan dengan jumlah persediaan
dan omzet penjualan.
Rumus:
Modal Kerja = (AR + Inventory) - AP

b.) Perhitungan untuk kebutuhan investasi


Nilai pembiayaan kebutuhan investasi wajib merujuk pada surat penawaran
barang dari penjualan. Maksimal pembiayaan yang diberikan yakni 90%
dari nilai barang.
c.) Perhitungan debt burden ratio
Hasil perbandingan antara jumlah angsuran tiap bulan dari pembiayaan
yang diajukan dengan pendapatan per bulan.

Rumus:
Rencana Angsuran perbulan
𝐷𝐵𝑅 = 𝑥 100%
Total Pendapatan perbulan

15
Willy Putra dan Haryati Widjaja, Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Penyaluran
Kredit, Jurnal Ilmu Hukum, Vol 3 Nomor 1, Oktober 2018, hlm. 85.

11
d.) Penghitungan debt service ratio
Hasil perbandingan antara seluruh jumlah pembayaran kewajiban
angsuran (termasuk rencana angsuran pembiayaan pada bank yang sedang
diproses dengan pendapatan per bulan).
Rumus :
A𝑛𝑔. 𝑇𝑚𝑝 𝑙𝑎𝑖𝑛 + 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑔. 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐷𝐵𝑅 = 𝑥 100%
Total Pendapatan perbulan

e.) Perhitugan disposable income


Perhitungan yang di dapat dari total pendapatan bersihcalon nasabah
tiap bulannya dikurangi jumlah rencana angsuran pada bank tersebut.
Rumus:
Pendapatan perbulan – (rencana angsuran perbulan + angsuran
DI=
pada tempat lain+beban-beban)

f.) Perhitungan installment disposable income ratio


Hasil perbandingan anatara jumlah rencana angsuran terhadap hasil
perhitungan disposable income nasabah.
Rumus:
A𝑛𝑔. 𝑇𝑚𝑝 𝑙𝑎𝑖𝑛 + 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑔. 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝐼𝐷𝐼𝑅 = 𝑥 100%
𝐷𝑖𝑠𝑝𝑜𝑠𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

g.) Repayment capacity


Kemampuan nasabah untuk membayar angsuran pembiayaan yang
diperhitungkan dari laba bersih saat ini atau laba bersih setelah nasabah
mendapatkan pembiayaan. Besarnya maksimal 75%.
Rumus:
RPC = Maksimal 75% X laba bersih

12
Sedangkan RPC ratio, rumusnya:

𝑅𝑃𝐶
𝑅𝑃𝐶 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑘

c. Penilaian terhadap Capital, yaitu jumlah modal yang dimiliki oleh para
mudharib atau calon nasabah. Semakin banyak modal ekuitas
diperusahaan, semakin tinggi pula kesungguhan atau tekad dari calon
mudharib untuk mengelola bisnis, dan bank akan lebih yakin dalam
memberikan pembiayaan. Penilaian pada modal mudharib bisa dilakukan
dengan;
a) Adanya Analisa neraca keuangan dalam 2 tahun terakhir
b) Melakukakan Analisa rasio agar mengetahui likuiditas, solvabilitas,
dan rentabilitas.
c) Bagi pembiayaan konsumtif, capital dapat dilihat dari uang muka
(DP) yang dapat dibayar oleh mudharib.
Pengaplikasian terhadap penilaian capital, biasanya bank menggunakan
rumus berikut;
1) Rasio likuiditas
Rasio likuiditas dipakaiu untuk menaksir kemampuan company
dalam memenuhi keharusan jangka pendeknya. Perusahaan yang
dapat membayar keharusan atau kewajiban jangka pendeknya dapat
dikatakan perusahaan itu likuit. Penaksiran likuiditas bisa dilakukan
dengan indicator berikut;
a) Current ratio
Current ratio berkaitan dengan jumlah aktiva dan jumlah utang
jangka pendek. Rasio ini menampilkan seberapa mampunya
aktiva lancar untuk melengkapi atau menutup utang jangka
pendek. Rumusnya adalah;

13
Current Total Aktiva Lancar
Ratio = Total Hutang Jangka Pendek

Dalam situasi normal current ratio bernilai 1.5 bisa dibilang baik,
apabila kurang dari 1 mengartikan ada utang jangka pendek yang digunakan
untuk mendanai aktiva lancar, atau calon nasabah tidak mampu membayar
utang jangka pendeknya.
b) Quick ratio
Quick ratio menampilkan jumlah rupiah dari aktiva lancar yang
akan segera dicairkan untuk membayar utang jangka pendek
tanpa menunggu likuiditas persediaan. Rumusnya adalah;

Total Aktiva Lancar − Persediaan


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘

Quick ratio sama dengan 1 sudah dianggap baik.


c) Cash ratio
Cash ratio menampilkan jumlah uang yang ada dan akan bisa
dipakai untuk membayar utang jangka pendek tanpa harus
menunggu likuiditas piutang dan persediaan. Rumus sebagai
berikut;
𝑘𝑎𝑠 + 𝑏𝑎𝑛𝑘
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘

Jumlah besaran cash ratio yang baik berbeda pada setiap jenis
usaha.
d) Net working capital (modal kerja bersih)
Net working capital adalah modal kerja atau aktiva lancar yang
dananya tidak berasal dari keharusan lancar, namun berasal dari

14
sumber yang permanen, yaitu keharusan jangka panjang dan
modal. Rumusnya sebagai berikut;
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar

Company yang mempunyai pencairan yang baik akan memiliki


modal kerja bersih yang baik dalam total atau besaran jumlah
yang memadai.
e) Net sales to working capital (Penjualan bersih terhadap modal
kerja keras)
Penjualan bersih pada modal kerja merupakan sambungan antara
penjualan bersih dengan modal kerja bersih yang
mengakomodasi penjualan yang dilakukan pada masa tertentu.
Semakin besar rasionya, maka semakin besar pula pemasaran
yang dibeli oleh asset lancar dan sebaliknya. Rumusnya adalah;

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Penjualan Bersih terhadap =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Modal Kerja Bersih

2) Rasio solvabilitas/Laverage
Rasio laverage merupakan skala yang dipakai agar dapat
mengetahui sudah seberapa jauh asset perusahaan di danai dari
utang. Perusahaan dapat dibilang mampu jika mempunyai asset
yang lebih besar daripada kewajiban yang harus dibayar. Untuk
mengukur besarannya maka dipakai indicator sebagai berikut;
a. Debt to Equity ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Debt to Equity Ratio = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

15
b. Current Liabilitas To Net Worth Ratio
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝐴𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Liabilitas To Net =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Worth Ratio

c. Tangible Assets Debt Coverage Ratio


𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Tangible Assets Debt Coverage Ratio= 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

d. Long Term Debt To Equity Ratio


𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Long Term Debt To Equity Ratio = Modal Sendiri

3) Rasio rentabilitas/profitabilitas
Ini dipakai agar kita tahu kemampuan suatu company untuk
mendapatkan keuntungan atau laba.

a. Net Profit Margin

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


Net Profit Margin = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

b. Return On Investment (ROI)


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Return On Investment (ROI) = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡−𝐼𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝐴𝑠𝑒𝑡

c. Return On Equity (ROE)


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Return On Equity (ROE) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 – 𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 x 100%

16
4) Rasio aktivitas
a. Perputaran penyimpanan (Inventory Turn Over) bagi usaha
dagang. Digunakan untuk menaksir berapa sering dana yang
ditanam pada penyimpanan ini berputar dalam satu durasi atau
periode.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Perputaran Persediaan = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

b. Days Receilable. Menampilkan rata-rata usia piutang.


𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
Days Receilable.= 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥360

c. Days Inventory. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan


penyimpanan diputar atau dipasarkan dalam kurun waktu satu
periode.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Days Inventory 𝑥 = Harga Pokok Penjualan 𝑥 360

d. Days Payable. Menaksir berapa lama company memenuhi


hutangnya yang muncul sebab pembelian barang dalam kurun
satu periode.
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
Days Payable 𝑥 = 𝑥 360
𝐻𝑃𝑃

e. Working Capital Turn Over. Menaksir berputarnya modal kerja


yang Kembali berubah menjadi kas.
𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Working Capital Turn Over = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥 360

f. Total Assets Turn Over. Menampilkan berputarnya total harta,


yang maknanya berapa banyak total harta yang bisa menambah
penjualan.

17
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Working Capital Turn Over = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡−𝐼𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑙𝑒 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥360

d. Penilaian terhadap Collaterial yaitu, barang pemberian mudharib


yang merupakan jaminan atas dana pembiayaan yang diterimanya.
Collaterial harus dinilai oleh bank untuk menentukan tingkat risiko
tanggungjawab keuangan kepada bank oleh mudharib.16 Penilaian
jaminan meliputi jenis, posisi atau lokasi, bukti kepemilikan dan
status.

Aspek-aspek yang akan dianalisis dari jaminan adalah;


a) Analisa dari aspek hukum (yuridis), diantaranya;
1) Adanya wujud nyata dari jaminan. Yang dimaksud disini adalah
jaminan yang dalam bentuk benda misalnya; tanah dan bangunan,
kendaraan (mobil atau motor) dan surat berharga lainnya.
2) Adanya surat kepemilikan atas nama calon nasabah yang terkait atau
keluarga yang diizinkan oleh kebijakan pembiayaan pada
perbankan. Ini digunakan sebagai bukti jaminan.
3) Pemilik harus ikut menandatangani akad pembiayaan apabila
jaminan berbentuk barang yang dikuasakan.
4) Jaminan tidak sedang dalam proses hukum
5) Jaminan tidak dalam sengketa
6) Jaminan tidak atau bukan yang terkena proyek pemerintah.
b) Analisis dari ekonomisnya jaminan, diantaranya;
1) Jaminan diharuskan memiliki nilai ekonomis pasar
2) Nilai jaminan pembiayaan lebih besar dari plafond pembiayaannya.
Hal ini sama dengan kebijakan Loan to Value (LTV). LTV
merupakan perbandingan pada nilai jaminan dengan limit/batas

16
Nurnasrina, SE, M.Si dan P. Adiyes Putra, M.Si, Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah, ed. Nurlaili, M.Si (Panam-Pekanbaru: Cahaya Firdaus, 2018), 108-113

18
pembiayaan. Jumlah besaran LTV pada setiap perbankan berbeda-
beda, namun secara umum bank akan menetapkan jumlah besaran
LTV yang sesuai jaminan, contoh;
3)

Jenis Jaminan ≤ 12 Bulan 24 Bulan 36 Bulan

Deposito 95% 95% 95%

Kendaraan Bermotor 80% 75% 70%

Kios, Los, Lapak, atau 70% 60% 50%


yang sejenisnya
Tanah Kosong < 1.000 M 70% 60% 50%

Tanah Kosong ≥ 1.000 M 60% 50% 40%

Tanah dan Bangunan < 80% 75% 70%


1.000 M
Tanah dan Bangunan ≥ 85% 70% 65%
1.000 M

Penjelasan:
12 bulan, 24 bulan, 36 bulan dan seterusnya menandai jangka waktu
(tenor) pembiayaan. Presentase dari masing-masing tenor itu
berbeda, semakin pendek masa waktu pembiayaan, maka semakin
besar presentase besaran pembiayaan yang dapat diberikan dari nilai
jaminan. Presentase yang terdapat dalam kolom table adalah besaran
maksimal pembiayaan dari nilai jaminan yang dapat diberikan.
Contoh; apabila mempunyai jaminan berupa kendaraan bermotor
maka kisaran yang disetujui sekitar 70%-80% dari nilai kendaraan.
4) Marketability merupakan jaminan harus memiliki pasaran yang bisa
dibilang cukup luas dan mudah dijual.

19
5) Ascertainablity of Value yaitu mempunyai standar price tententu
(market price), dalam hal penilaian nilai jaminan harus sama dengan
peraturan kebijakan penilaian jaminan yang sedang/telah berlaku di
perbankan. Hal tersebutlah yang harus ada dalam jaminan
pembiayaan yang diajukan oleh mudharib.
6) Transferable yaitu jaminan pembiayaan yang akan diajukan
mudharib harus mudah di-take over baik secara fisik maupun secara
hukum (yuridis).
e. Penilaian terhadap Conditionof Economy yaitu keadaan dan kondisi
politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi kondisi
perekonomian yang memungkinkan pada suatu waktu berpengaruh
pada kelancaran usaha calon mudharib.agar dapat mengetahui
gambaran condition economic memerlukan Analisa terhadap;
a) Regulasi atau kebijakan pemerintah yang ada dalam peraturan
yang akan maupun yang sudah diterbitkan pemerintah.
b) Situasi makro dan mikro ekonomi
c) Kondisi politik, keamanan dan perekonomian dunia
d) Kondisi pemasaran yang berlaku secara global dan impactnya
pada usaha dari mudharib.
Selain 5 prinsip yang telah disebutkan diatas bank juga perlu
memperhatikan sifat kejujuran, Amanah, dan kepercayaan dari para nasabah yang
melakukan peminjaman. ada juga beberapa pendekatan mengenai analisis
pembiayaan yang bisa aplikasikan oleh bank syariah agar dapat mengantisipasi
pembiayaan jika ada masalah, diantaranya yaitu:

a. Pendekatan jaminan yaitu dalam hal penyediaan keuangan, bank selalu


memperhatikan jumlah dan kualitas penyediaan peminjam.
b. Pendekatan karakter yaitu, bank memantau secara ketat karakter nasabah.
c. Pendekatan kemampuan yaitu bahwa bank telah mengalisis kemampuan
nasabah untuk membiayai.
d. Pendekatan dengan studi kelayakan yaitu bahwa bank memperhatikan
kesesuaian atau kelayakan bisnis yang dilakukan nasabah.

20
e. Pendekatan fungsi-fungsi bank, yaitu memperhatikan fungsi
perantaralembaga intermediary keuangan yaitu dengan mengatur
mekanisme pembiayaan yang telah terkumpul dari dana yang terdistribusi.
17

Dengan kita mengetahui apa saja prinsip yang harus ada pada diri nasabah
pengelola dana atau bank syariah dapat mempercayai dan mengukur tingkat
kemampuan nasabah dalam pembayaran pembiayaan sehingga akan terbit atau
muncul rasa kepercayaan yang tinggi antara pengelola dana dengan nasabah.
Namun, meski sudah mempercayai satu sam lain tidak menuntut kemungkinan
bahwa akan adanya penyelewengan seperti nasabah yang tidak mau membayar
atau menunda-nunda waktu hingga lama, dan lainnya maka dari itu pihak
pengelola dana jangan memberikan pembiayaan dengan pertimbangan:18

a. Belas kasihan
b. Pertemanan atau saudara
c. Nasabah orang berpengaruh
Namun utamakanlah unsur yang berdasarkan:
a. Kelayakan usaha
b. Kemampuan bayar
Selanjutnya setelah kita mengetahui tentang apa saja prinsip yang harus
diketahui oleh pengelola dana atau bank Syariah.

c. Prinsip 7P
Singkata dari prinsip 7P adalah People/Personality (Kepribadian),
Purpose (Tujuan), Payment (Pembayaran), Protection (Perlindungan),
Prospective (Prospek Usaha), Party (Kelompok Usaha), Profitability
(Menghasilkan keuntungan).

17
ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAHDr. Rahmat
Ilyas, M.S.IIAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Jurnal Hukum dan Ekonomi
Syari’ah, Vol. 06 │Nomor 4 hal. 11-12https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
18
Afrida Yenti, Analisis Pembiayaan Mudharabah Di Perbankan Syariah, JEBI (Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam), no 2 (2016) : 17-18.

21
1. People/Personality
Penilaian kepribadian lebih menekankan pada orang.
Kepribadian juga masuk dalam penilaian kinerja (performance)
pada calon nasabah dan juga pada mitra usahanya.
2. Purpose (tujuan)
Penilaian dengan tujuan permohonan pembiayaan oleh para
calon nasabah yang telah menerima pembiayaan menimbulkan
kemanfaatan bagi nasabah.
3. Payment (Pembayaran)
Yaitu penilaian pada sumber - sumber pengembalian data
(source of repayment), agar penyelesaian pembiayaan dapat sesuai
kesepakatan yang telah disepakati untuk menghindari
keterhambatan.
4. Protection (Perlindungan)
Adalah penilaian yang dilakukan sebagai alternatif penyelesaian
pembiayaan, apabila terjadi kegagalan pada nasabah dalam
memenuhi kewajiban pembayaran pada bank.
5. Prospective (Prospek Usaha)
Mengevaluasi kondisi usaha calon nasabah dari teknis maupun
finansial pada masa yang mendatang (future performance). Usaha
yang dapat dilakukan adalah membandingkan arus kas dari usaha
yang dibiayai dengan risiko yang dihadapi kredit yang diberikan.
6. Party (Kelompok Usaha)
Mengkategorikan nasabah berdasarkan modal, kebutuhan,
ukuran usaha, legalitas, dan lain-lain. Kategorisasi ini memudahkan
untuk melayani nasabah. Kelompok tersebut juga perlu
membedakan antara pemilik usaha kecil dan pengusaha yang
bermodal. dengan baik pembiayaan. Perbedaan ini dilakukan antara
harga, biaya, maupun persyaratan.

22
7. Profitability (Kemampuan Menghasilkan Profit)
Menganalisis kemampuan nasabah untuk menghasilkan
keuntungan. Pandangan yang perlu adalah seberapa dampak
tambahan pembiayaan yang diberikan atas peningkatan keuntungan
nasabah.

d. Prinsip 3R
Tiga (3) hal yang menjadi komponen 3R19 adalah:
1. Return
Hal ini bisa dikatakan atas seberapa besar hasil yang akan diraih oleh
perusahaan calon peminjam atau nasabah setelah mendapatkan
pinjaman atau pembiayaan dana, hal ini dinilai dari seberapa banyak
hasil yang didapatkan apakah cukup untuk menutup pinjaman serta
memungkinkan pula usaha nasabah atau calon peminjam dapat
berkembang terus-menerus.
2. Repayment
Hal ini berupa penilaian kemampuan nasabah atau calon peminjam
untuk membayar Kembali dana pembiayaan atau dana yang
dipinjam. Ini bertujuan apakah nasabah sungguh-sungguh untuk
mengembalikan pinjamannya atau tidak. Ini dapat dilihat dari
karakter calon nasabag atau peminjam.
3. Risk bearing ability
Ini merupakan penilaian dari pemilik dana kepada nasabah apakah
calon nasabah dapat menanggulangi risiko yang akan terjadi dimasa
depan, seperti terjadi kredit macet atau hal yang dapat menyebabkan
kerugian akan perusahaan.

19
Totok Ismawanto and Hasto Finanto, “Pengembangan 3R Dan 6C Dalam Penyaluran
Kredit Untuk Meminimalkan NPL Dan Meningkatan Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT.Bank
Tabungan Negara,TBK., Balikpapan),” Jshp 3, no. Xx (2019): 4.

23
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Analisa pembiayaan adalah dimana bank akan lebih selektif lagi
dalam memilih calon nasabah yang akan mengajukan dana pembiayaan.
Terutama bank syariah yang mempunyai aturan syariah kuat didalamnya,
jadi diharuskan bagi calon nasabah untuk mengikuti semua kebijakan yang
ada dalam perbankan syariah. Dengan mengikuti aturan yang ad akita dapat
meyakinkan pegawai bank dalan menyetujui dana pembiayaan yang kita
ajukan. Sebagai nasabah juga haruslah mengerti tentang tanggung jawabnya
Ketika sudah terikat dengan perjanjian pembiayaan sehingga akan terjalin
hubungan yang saling percaya antara pihak bank dengan pihak nasabah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Habibie, Azwansyah. ”Analisa Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank Umum


Syariah Indonesia.” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 8, no. 2 (2021) – 27
Oktober, 2022 - http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/6953.
Panjaitan, Fitriyani dan Soemitra, Andri. ”Analisis Pembiayaan Dengan Prinsip
Murabahah Pada PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan.” Jurnal Ilmiah
Manajemen Dan Kewirausahaan 1, no. 2 (2021) – 27 Oktober, 2022 -
http://journal.politeknik-pratama.ac.id/index.php/IMK/article/view/91.
Ilyas Rahmat, Siddik Abdurrahman, Jurnal Hukum dan Ekonomi Syari’ah,
Analisis Sistem Pembiayaan Pada Perbankan Syariah, 06, No. 4, 11. -
12https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/adzkiya/article/view/1167/995
Yenti, Afrida Analisis , JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), no 2 (2016) :
17-18.

OJK, peebankan Syariah dan kelembagaannya. 2017


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/PBS-dan-
Kelembagaan.aspx 20 sep 2022

Harnia ,Analisis Penerapan Sistem Murabahah Pada Pembiayaan Hunian


Syariah Muamalat ( Studi pada Bank Muamalat Makassar ), Konsep Dasar
Perbankan Syariah , (2012): 12, http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/2010/1/skripsi%20harnia.pdf
Riyani Ade dan Surahman Pratama Gama, Analisis Sistem Pengelolaan Keuangan
Pembiayaan Syariah Dengan Akad Murabahah, Ecobankers : Journal of
Economy and Banking 3
, no. 2 (2022):, hal 5-6.
http://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/EcoBankers/article/view/
672/536

Rejeki, Fanny Yunita Sri, Akad Pembiayaan Murabahah dan Praktiknya Pada PT
Bank Syariah Mandiri Cabang Manado, Lex Privatum, no 2 (2013): 19-31.
Fadhila Novi, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Laba
Bank Syariah Mandiri, Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, no 1 (2018) : 65-
77.
husnul khatimah, “System dan praktek pembiayaan bagi hasil pada perbankan
Syariah,” Al-Risalah 5, no. 7 (2015): 87.
Selvy, Arisson, “Prosedur Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro: Studi Kasus Bri
Syariah Cabang Prabumulih,” Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 3,
no. 1 (2015): 35-36.
Nurnasrina dan Adiyes Putra, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Pekanbaru:
Cahaya Firdaus,2018), 135.

25
Ni Wayan Nopian, dkk, Analisis Transparansi Sistem Pemberian Kredit Pada
Usaha Simpan Pinjam Kesejahteraan Bersama Peringadi Banjar Adat
Kawan Bangli, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol: 11 Nomor 2 Tahun 2020, hlm. 237.
Nurul Mikdaroh, Pengaruh Survei dan Kualitas Agunan Terhadap Keputusan
Pembiayaan di Baitul Maal Wat Tamwil Istiqomah Tulungagung, (Institut
Agama Islam Negeri Tulungagung: 2016), http:repo.iain-
tulungagung.ac.id/3966/, diakses pada 29 September 2022

26

Anda mungkin juga menyukai