Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PEMBIAYAAN BANK SYARI’AH

ANALISA PEMBIAYAAN SESUAI DENGAN PRODUK PEMBIAYAAN


PERBANKAN SYARI’AH

DISUSUN
O
L
E
H

KELOMPOK : 7
1. MUHAMMAD TOHA LUBIS
2. SITI LIDYA NINGSI LUBIS
3. DAHLIA SARI

SEMESTER : VI (Enam)
PRODY : Perbankan Syari’ah
DOSEN : Nur Jannah Nasution, M.E

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BARUMUN RAYA


(STAI-BR) SIBUHUAN TAHUN AKADEMIK
2023-2024
i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami bisa menyelesaikan tugas kelompok makalah yaitu “Analisa Pembiayaan Sesuai Dengan
Produk Pembiayaan Syari’ah ” dalam waktu ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
kelompok yang diberikan oleh Bapak. Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai salah satu panduan mahasiswa dan mahasiswi khususnya di dalam mata kuliah
“Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah” kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang
di sajikan. oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat di
harapkan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun aturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati pembaca dan tidak
sesuai, karena penyusun hanya manusia biasa, dan kesempurnaan hanya milik Allah.

ii
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembiayaan Syari’ah....................................................................... 2


B. Tujuan Pembiayaan Syari’ah............................................................................. 2
C. Fungsi Pembiayaan............................................................................................ 3
D. Macam-macam Pembiayaan.............................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan merupakan salah satu bentuk dari solidaritas sosial. Pemilik modal dan
orang yang membutuhkan modal untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau untuk
mengembangkan suatu usaha yang telah berjalan. Menggerakkan roda perekonomian agar
lebih produktif untuk menekan tingkat pendapatan masyarakat agar mengalami peningkatan.
Terciptanya lapangan pekerjaan baru dan berkurangnya angka pengangguran dengan
luasnya lapangan pekerjaan yang dibuka dengan adanya pembiayaan modal bagi para
pebisnis.
Dalam dunia perbankan dikenal dengan yang dinamakan dengan produk
pembiayaan. Pada dasarnya sepintas dari segi tujuan produk pembiayaan yang dilakukan
pihak perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki persamaanyaitu melakukan
pembiayaan atas barang atau jasa yang dikehendaki oleh nasabah dengan tujuan
memperoleh keuntungan yang hanya dikehendaki pihak perbankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembiayaan syariah?
2. Apa tujuan dari pembiayaan syariah?
3. Apa manfaat dari pembiayaan syariah?
4. Berapa macam produk pembiayaan bank syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pembiayaan syariah
2. Untuk mengetahui tujuan pembiayaan syariah
3. Untuk mengetahui manfaat pembiayaan syariah
4. Untuk mengetahui macam-macam produk pembiayaan syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembiayaan Syariah
Pembiayaan pada bank syariah merupakan suatu fasilitas produk yang disalurkan
oleh bank syariah kepada nasabah untuk digunakan sebagai dana pendukung kegiatan usaha
nasabah. Dalam kegiatan penyaluran dana kepada nasabah atau yang biasa disebut
pembiayaan, pembiayaan pada bank syariah menggunakan sistem akad.
Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan yang tugas pokoknya adalah
menghimpun dana dari masyarakat, Dana dari masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro,
deposito, dan/ atau tabungan kemudian dihimpun dan dikelola oleh bank. Simpanan yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank tersebut kemudian disalurkan oleh bank dalam
bentuk pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana.
Pembiayaan pada Bank syariah Indonesia terdapat produk pembiayaan modal kerja
dengan menggunakan akad murabah bil wakalah. Pembiayaan ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan bank syariah Indonesia, karena sebagian besar nasabah bank syariah
Indonesia mengambil pembiayaan modal kerja menggunakan akad murabahah bil wakala.
Dalam jurnal penelitan Suretjo bustam mengemukakan bank syariah memberikan
pembiayaan modal kerja kepada pelaku UMKM sehingga dengan modal kerja tersebut
sector sector rill di masyarakat dapat meningkat sehingga produk- produk yang dibutuhkan
masyarakat dapat terpenuhi.1

B. Tujuan Pembiayaan Syariah


Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syari’ah. Tujuan pembiayaan
yang dilaksanakan perbankan syari’ah terkait dengan stake holder, yakni :
1. Pemilik : dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh
penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
2. Pegawai : para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bakyang
dikelolanya.
3. Masyarakat : Pemilik dana, sebagai pemilik mereka mengharapkan dari dana yang
diinvestasi akan diperoleh bagi hasil.

1
Karim A. Adiwarman. 2004. Bank Islam, Analis Fiqih dan Keuangan: edisi 3. RajaGrafindo Persada. Jakarta, h 32
2
4. Bank : bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank
dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar agar tetap survival dan meluas
jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.2

C. Fungsi Pembiayaan
1. Meningkatkan Daya Guna Uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungandan
deposito. Uang tersebut dalam prosentase tertentu ditingkatkan kegunaannyaoleh bank
guna suatu usaha peningkatan produktivitas. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari
bank untuk memperluas/ memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi,
perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupunmemulai usaha baru.
Dengan demikian dana yang mengendap di bank tidak menjadiidle (diam) dan disalurkan
untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun bagi
masyarakat.
2. Meningkatkan Daya Guna Barang
Dengan bantuan pembiayaan dari bank dapat meningkatkan daya guna barang
contohnya dapat memprodusir bahan mentah menjadi bahan jadi sehinggautility dari
bahan tersebut meningkat.
3. Meningkatkan Peredaran Uang
Pembiayaan yag disalurkan via rekening-rekening koran pengusahamenciptakan
paertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyetgiro, wesel, promes
dan sebagainya. Melalui pembiayaan peredaran uang kartalmaupun uang giral akan lebih
berkembang oleh karena pembiayaan menciptakansuatu kegairahan berusaha sehingga
penggunaan uang akan bertambah baikkualitatif apalagi secara kuantitatif.

4. Menimbulkan Kegairahan Berusaha

2
Syafi’I Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik . Gema Insani Pers.Jakarta, h 105
3
Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomiyaitu berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu pulalah maka pengusahaakan selalu
berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.
5. Stabilitas Ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah - langkah stabilisasi pada dasarnya
diarahkan pada usaha antara lain:
a. Pengendalian Inflasi
b. Peningkatan Ekspor
c. Rehabilitasi Prasarana
d. Pemenuh kebutuhan - kebutuhan rakyat
6. Sebagai Jembatan Untuk Meningkatkan Pendapatan Nasional
Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk
meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan
ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan lagi kedalam
struktur pemodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus.
Dengan pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaan pun akan terus
bertambah. Di lain pihak pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan
kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa negara.
7. Sebagai Alat Hubungan Ekonomi Internasional
Bank sebagai lembaga kredit/pembiayaan tidak hanya bergerak di dalam negeri tetapi
juga di luar negeri. Negara-negara yang kaya atau kuat ekonominya, demi persahabatan
antar negara banyak memberikan bantuan kepada negara - negara yang sedang
berkembang atau membangun.3

D. Macam-macam Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok, yaitu pemberian fasilitas penyediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit pembiayaan
perbankan syariah menurut sifat penggunaanya dapat dibagi menjadidua hal yaitu:

3
Karnaen Perwataatmadja. 1997. Apa dan Bagaimana Bank Islam,: PT. Dana Bhakta wakaf,Yogyakarta, h 07-09
4
1. Pembiayaan yang bersifat produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik
untuk usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
2. Pembiayaan yang bersifat Konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk
penggunaan pemenuhan kebutuhan konsumtif.
Sedangkan pembiayaan perbankan syariah terbagi ke dalam empat kategoriyang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
a. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli ( Sale and Purchase)
Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya danwaktu
penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:
1) Pembiayaan Murabahah ( Deferred Payment sale)
Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil ) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah,
yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli di mana bank
menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindaksebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank di tambah keuntungan (margin).
Landasan hukum al-Qur’an pembiayaan murabahah terdapat dalam surat Al Baqarah ayat
275 yang artinya: " Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"
Kemudian landasan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dariShuhaib radhiyallahu
anhu yaitu:
“ Ada tiga perkara yang diberkati, jual beli yang ditangguhkan, memberi modal,dan
mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu
Majjah)
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.
pencantuman dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak berubah selama
berlakunya akad, cara pembayaran pada akad murabahah dilakukan dengan cicilan
( bistaman ajil, atau muajjal) barang segara diserahkan setelah terjadinya akad.
2) Pembiayaan Salam (In Font Payment sale)
Pembiayaan salam dilakukan pada akad jual beli yang mana barang
yangdiperjualbelikan belum ada. Sehingga pembayaran dilakukan secara
tangguhsementara pembayaran dilakukan tunai. Bank sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual. Sehingga transaksi ini mirip dengan jual beli ijon.
5
Namun dalam trankasi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu pembayaran barang
ditentukan secara pasti. jual dicantumkan dalam akad jual beli, dan tidak dapat berubah
selama berlakunya akad. Sehingga pada umumnya akan di diterapkan dalam pembiayaan
barang yang belum ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk dimudian
dijual kembali secara tunai atau cicilan.
3) Pembiayaan Istishna
Merupakan pembiayaan yang menyerupai produk salam, tetapi dalam Istishna
pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Sistem Istishna
dalam perbankan syariah umumnya pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.
Ketentuan pembiayaan Istishna adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti
jenis, macam ukuran, mutu, dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati
dicantumkan dalam akad Istishna tidak berubah selama diberlakukan akad.
b. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa "Ijarah"
Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan
pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu'ajir) dengan penyewa (musta'jir) tanpa diikuti
pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.
Ijarah adalah akad antara bank (mu'ajjir) dengan nasabah (mutta'jir) untuk
menyewa suatu barang milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang di
sewanya, dan di akhiri dengan pembelian objek sewa oleh nasabah.
c. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil
Beberapa produk pembiayaan perbankan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi
hasil(profit sharing) adalah sebagai berikut
1) Pembiayaan Musyarakah
Merupakan pembiayaan bagi hasil ( profit and loss sharing ) yan di lakukan
dengan bekerja sama untuk meningkatkan aset yang mereka miliki. Atau usaha bagi hasil
yang melibatkan beberapa atau kedua belah pihak yang sama-sama menggunakan sumber
daya yang mereka miliki baik dalam bentuk berwujud maupun tidak berwujud.
Bentuk kontribusi pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barangd dagangan
(trading asset ), kewirauswastaan (entrepreneur ship), kepandaian( skill ), kepemilikan
(property), peralatan ( Equipment ), atau intangibel aset( seperti hak paten atau
6
goodwill ), kepercayaan/reputasi (Credit worthiness) dan barang-barang lain yang dapat
dinilai dengan uang.
2) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang pemilik modalnya (shahib al-
mall) memberikan modal secara penuh kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian
pembagian keuntungan, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal (shahib al-
maal). Pembiayaan mudharabah yangdilakukan pihak bank merupakan pembiayaan yang
memberikan kepercayaan penuh kepada pengelola, sehingga perlu adanya prinsip kehati-
hatian untukmengantisipasi kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian pengelola dana.
Tansaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola
dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuaisyariah, dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarka nisbah yang telah disepakati
sebelumnya. Mudharabah terbagi lagi menjadi dua jenis
Yaitu : Mudharabah Muthlaqoh dan Mudharabah Muqoyyadah.Mudharabah muthlaqoh
adalah mudharabah untuk kegiatan usaha yangcakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi
jenis usaha, waktu, dan daerah bisnissesuai permintaan pemilik dana. Sedangkan
mudharabah muqoyyadah adalahmudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik
dana.
d. Pembiayaan dengan Akad Pelengkap
Akad pelengkap pembiayaan perbankan syariah bertujuan untuk mempermudah
pelaksanaan pembiayaan yang di butuhkan nasabah.
1) Pembiayaan Hawalah
Pembiayaan hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutangditunjukkan
untuk membantu perusahan untuk kelanjutan usaha produksinya.Bank mendapatkan ganti
biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecurangan
nasabah dan laporan palsu atauwanprestasi yang merupakan kewajiban hawalah ke bank
perlu adanya penelitian atas kemampuan pihak berutang dan kebenaran transaksi
antaramemindahkan piutang dengan yang berutang.

7
2) Rahn
Pembiayaan dengan memberikan jaminan atas pinjaman pinjaman yangtelah diterimanya
dari pihak perbankan. Barang yang digadai harus memilikinilai yang sebanding dengan
besarnya pinjaman, kepemilikan sendiri danmerupakan sector rill, serta dapat dikuasai
oleh pihak bank, namun tidak untukdimanfaatkan. Sebatas sebagai jaminan atas
pembiayaan.
3) Qardh
Merupakan transaksi pembiayaan yang diberikan perbankan kepadanasabah dengan tanpa
mengharapkan imbalan. Dikategorikan sebagai aqdtathawwui atau akan saling membantu
dan bukan komersial
Aplikasi pembiayaanqard dalam perbankan meliputi:
a) Pinjaman talangan haji.
b) Jaminan tunai (cash advanced)
c) Jaminan kepada pengusaha kecil
d) Pinjaman kepada pengurus bankLandasan hukum pembiayaan qard (soft and
benevolent loan)
e) Wakalah
Wakalah juga merupakan salah satu pembiayaan perbankan atas perwakilan
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkasodan transfer uang.
Khusus L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak cukup, maka pembiayaan dilakukan
dengan pembiayaan lain seperti, pembiayaan mudharabah, salam, ijarah, mudharabah,
atau musyarakah.
f) Kafalah
Merupakan pembiayaan dengan pengalihan tanggung jawab kewajiban pembayaran
orang kedua dalam hal ini nasabah atas orang ketiga (jasa atauobjek) dengan jaminan
pelaksanaan yang akan dilakukan oleh orang pertama(bank). Dan dalam pelaksanaan
kegiatan ini si pemberi jasa berhakmendapatkan ganti rugi atas biaya jasa yang
dikeluarkan atau diberikan.4

BAB III
4
Mardani. 2011. Ayat-ayat dan Hadist Ekonomi Syariah. Raja Grafindo persada. Jakarta, h 52
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan penulis diatas beberapa kesimpulandiambil oleh
penulis terkait daripada rumusan masalah dan tujuan yaitu:
1. Maksud pembiayaan perbankan syariah merupakan aktifa produktif dimana perbankan
memberikan sejumlah dana kepada nasabah untuk memutar uang yang dimiliki oleh
perbankan dengan memperoleh margin (tambahan) atas pembiayaan
2. Beberapa tujuan daripada pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah berdasarkan
penempatan (stakeholder) yaitu ditujukan kepada pemilik, pegawai,masyarakat,
pemerintah, bank
3. Manfaat dari pada perbankan syariah diantaranya yaitu sebagai jembatan untuk
meningkatkan pendapatan nasional atau tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat
4. Produk pembiayaan perbankan meliputi pembiayaan yang bersifat konsumtif atau
pembiayaan yang bersifat produktif. Antara lain pembiayaan-pembiayan
perbankansyariah yaitu:
a. Pembiayaan berprinsip jual beli yaitu Murabahah, Salam,Istisna’
b. Pembiayaan berprinsip sewa yaitu Ijarah dan Ijarah munthia bit-Tamlik
c. Pembiayaan berprinsip bagi hasil yaitu Musyarakah, Mudharabah
d. Dan beberapa pembiayaan pelengkap yaitu, Hawalah, Kafalah, Rahn, Qard, dan
wakalah
5. Ijarah adalah akad antara bank (mu’ajjir ) dengan nasabah (mutta’jir ) untuk menyewa
suatu barang/objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang
disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.
B. Saran
Mengingat bahwa pembiayaan syariah adalah suatu konsep pembiayaan yanglebih
memberikan rasa keadilan dan menghindari hal-hal yang dikategorikan harammenurut
syariah Islam, maka diharapkan lembaga perbankan syariah dan lembagakeuangan syariah
dapat menjadi jawaban dan suatu model bagi sistem ekonomi yang maslahah dan tetap
konsisten dengan taat ketentuan-ketentuan syariah dan perundang-undangan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
9
Abdullah bin Abdurrahman Ali Basam,Syariah Hadis Pilihan Bukhari Muslim, edisi Indonesia
Karim A. Adiwarman. 2004. Bank Islam, Analis Fiqih dan Keuangan: edisi 3. RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Syafi’I Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik . Gema Insani
Pers.Jakarta
Karnaen Perwataatmadja. 1997. Apa dan Bagaimana Bank Islam,: PT. Dana Bhakta
wakaf,Yogyakarta
Mardani. 2011. Ayat-ayat dan Hadist Ekonomi Syariah. Raja Grafindo persada. Jakarta
Nurhayati Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat. Jarkata

10

Anda mungkin juga menyukai