DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
2.1 Bank Syariah........................................................................................................................5
2.1.1 Sistem Penghimpunan Dana Bank Syariah.....................................................................5
2.1.2 Sistem Pembiayaan Bank Syariah...................................................................................6
2.2 Resiko Pendanaan Bank Syariah........................................................................................7
2.3 Risiko likuiditas Bank Syariah............................................................................................8
2.4 Profitabilitas Bank Syariah.................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................................10
3.1 Pengertian Likuiditas.........................................................................................................10
3.2 Ciri-Ciri Bank Syariah Yang Memiliki Likuiditas Sehat...............................................11
BAB IV..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank merupakan lembaga keuangan perantara (intermediary) yang dapat
menghimpun dan mengalokasikan dana dari atau kepada masyarakat. Kinerja individual bank
dan sistem perbankan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh perilaku bank dalam
mengelola aset (penempatan dana) dan liabilitas (penghimpunan dana) (Wuryandani, 2012).
Secara umum tugas utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan. Kemudian dana yang telah terkumpul tersebut disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit), serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Untuk
bisa menghimpun dana dari masyarakat, maka bank memiliki keharusan untuk meyakinkan
nasabah bahwa uang yang mereka titipkan dijamin keamanannya. Dengan demikian, agar
bisamemberikan keamanan kepada para nasabah, maka bank tersebut haruslahlikuid. Kajian
mengenai likuiditas di dunia perbankan, merupakan suatukeharusan yang harus dilakukan,
baik itu oleh pihak perbankan, praktisikeuangan, ataupun pihak-pihak ketiga yang berencana
menitipkan dananya di bank. likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya,terutama kewajiban dana jangka pendek.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian likuiditas
2. Apa saja ciri-ciri Bank Syariah yang memiliki likuiditas sehat
3. Apakah risiko likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas Bank BCA Syariah
4. Apakah risiko pembiayaan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank BCA Syariah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dasar perbankan syariah berdasarkan pada Al-Quran dan as- sunnah.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya
berprinsip pada tiga hal yaitu efisiensi, keadilan,dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada
prinsip salingmembantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan/margin sebesar
mungkin. Keadilan mengacu padahubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan
yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip
saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran
dana (financing), dan produk jasa (service). Berikut adalah penjelasan mengenai produk dan
kegiatan bank syariah:
a. Modal
5
Modal merupakan dana yang diberikan oleh pemilik (owner). Berdasarkan
modal yang diberikan pada akhir periode, setelah memperhitungkan
keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik.
b. Titipan
Salah satu prinsip yang digunakna bank syariah dalam memobilisasi dana
adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Dalam bank syariah akad yang
digunakan sebagai titipan disebut al-wadiah.Al-wadiah adalah titipan murni
yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menginginkannya. Secara
umum prinsip al-wadiah terdiri dari dua jenis yakni wadiah yad al-amanah dan
wadiah yad adh-dhamanah
c. Investasi
Untuk produk bank syariah akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah
mudharabah. Tujuannya adalah kerjasama antara pemilik dana (shahibul mal)
dan pengelola dana (mudharib), yang dalam hal ini adalah bank.
Dampak yang ditimbulkan dari risiko pembiayaan menjadi salah satu alasan
utama untuk menjaga kinerja bank syariah, sehingga kemampuan bank dalam
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kredit dan penyediaan
modal yang cukup menjadi sangat penting untuk dijalankan. Dalam rangka menekan risiko
penmbiayaan yang terjadi maka penerapan manajemen risiko pembiayaan perlu dijalankan
dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, berikutr adalah proses manajemen
risiko kredit di bank syariah:
7
telah diberikan sehingga akan menurunkan laba bank. Peningkatan kredit bermasalah
tersebut menyebabkan menurunya pendapatan dan laba, maka ROA dan ROE juga akan
menurun.
8
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada
komponen – komponen berikut:
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Likuiditas Bank adalah suatu proses pengendalian dari alat-alat likuid
yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang segera harus dibayar.
Manajemen likuiditas adalah menegelola bagaimana bank dapat memenuhi baik kewajiban
yang sekarang maupun kewajiban yang akan datang bila terjadi penarikan atau pelunasan
asset liability yang sesuai dengan perjanjian atau yang belum diperjanjikan. Suatu bank
Syariah dikatakan likuid apabila:
10
3.2 Ciri-Ciri Bank Syariah Yang Memiliki Likuiditas Sehat
Dengan melakukan manajemen likuiditas maka Bank akan dapat memelihara
likuiditas yang dianggap sehat dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki sejumlah alat likuid, cash asset (uang kas, rekening pada bank
sentral dan bank lainnya) setara dengan kebutuhan likuiditas yang
diperkirakan.
2. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi memiliki surat-surat
berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, tanpa harus mengalami
kerugian baik sebelum atau sesudah jatuh tempo.
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara
menciptakan uang, misalnya dengan menjual surat berharga dengan
repurchase agreement.
4. Memenuhi ratio pengukuran likuiditas yang sehat, yaitu dengan cara:
a. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga:
- Merupakan ukuran untuk menilai kemampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas akibat penarikan dana oleh
pihakketiga dengan menggunakan alat likuid bank yang
tersedia
- Alat likuid bank terdiri atas uang kas, saldo giro pada
banksentral dan bank koresponden
- Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan
bankmemenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi disisi
lainmengidentifikasikan semakin besarnya idle money.
b. Rasio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga (FDR)
- Finance to deposit ratio (FDR), yang menggambarkan
perbandingan pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah
DPKyang disalurkan.
- Ratio ini harus dipelihara pada posisi tertentu yaitu 75-100%.
Jikaratio di bawah 75% maka bank dalam kondisi
kelebihanlikuididitas, dan jika ratio diatas 100% maka bank
dalam kondisikurang likuid.
11
- Menurut kriteria Bank Indonesia, ratio sebesar 115% keatas
nilaikesehatan likuiditas bank adalah nol.
Dalam pelaksanaannya Syariah membedakan antara dua jenis gagal bayar, yakni
yang mampu (gagal bayar sengaja), gagal bayar karena bangkrut, yaitu tidak dapat
membayar dikarenakan alasan yang dapat diterima syariah. Dampak yang ditimbulkan dari
risiko pembiayaan menjadi salah satu alasan utama untuk menjaga kinerja bank syariah,
sehingga kemampuan bank dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko kredit dan penyediaan modal yang cukup menjadi sangat penting
untuk dijalankan. Penelitian oleh Dini Attar, Islahuddin dan M. Shabri dengan judul
“Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang Terdaftar di
BEI”. Hasilnya adalah variabel kredit (NPL) dan operasional (BOPO) berpengaruh secara
negatif dan signifikan sedangkan variabel likuiditas (LDR) tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan bank.
Penelitian oleh Aulia Fuad Rahman dan Ridha Rochmanika (2011) dengan judul
“Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan Rasio NPF terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Hasilnya pembiayaan jual beli dan NPF
berpengaruh positif signifikan sementara pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif
signifikan. Penelitian oleh Hafidz Ridho Ansori dan Safira dengan judul “Analisis Pengaruh
Manajemen Risiko Terhadap Profitabilitas”, meneliti CAR, NPL dan LDR sebagai ukuran
manajemen risiko bank sedangkan ROA sebagai ukuran profitabilitas. Studi dilakukan
dengan membandingkan antara bank konvensional dan bank syariah pada periode 2012-
2015. Hasilnya pada bank konvensional CAR dan NPL berpengaruh signifikan terhadap
ROA, NPL memiliki pengaruh negatif dan LDR tidak berpengaruh terhadap ROA.
Sedangkan pada bank syariah variabel CAR dan LDR berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA sementara NPL berpengaruh negatif signifikan.
12
juga akan menurun. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis pertama
penelitian ini adalah
- H1: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Profitabilitas BCA Syariah.
Sedangkan, untuk ROE, variabel LDR dan BOPO berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROE, sedangkan variabel CKPN dan liquidty gap tidak berpengaruh terhadap ROE.
Hasil penelitiannya adalah kecukupan modal dan efisiensi operasional memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Risiko pembiayaan dan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Sementara kecukupan modal, efisiensi
operasional dan likuiditas berpengaruh signifikan pada profitabilitas bank konvensional,
sedangkan risiko pembiayaan tidak berpengaruh pada profitabilitas bank konvensional.
Berdasarkan uraian tersebut jika suatu bank mampu menjaga tingkat likuiditasnya
dan mengelola dana pihak ketiga dengan baik maka tingkat keuntungan yang diperoleh juga
akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis kedua penelitian
ini adalah:
- H2: Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan Profitabilitas
BCA Syariah.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
14