Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PENGANTAR BISNIS Syarifah Aini, ME.

PERKEMBANGAN LEMBAGA BISNIS SYARIAH

KELOMPOK 3
OLEH

1. AISYAH LATIFATUL HUTAMI : 12020521452


2. RIFQI HAFIZUL AZKIA : 12020515677

PRODI EKONOMI SYARIAH SEMESTER 3 KELAS K


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM (FSH)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya yang
berupa kesehatan jasmani dan pikiran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Perkembangan Lembaga Bisnis Syariah.” Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Bisnis, dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang
kami miliki kami menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini

Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terkait sangat kami butuhkan untuk
perbaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat menginspirasi bagi para pembacanya.

Pekanbaru, 18 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………..


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………...

A. Asas Bank Syariah………………………………………………………………………...


B. Tujuan Bank Syariah ……………………………………………………………………..
C. Pentingnya Sistem Perbankan Syariah…………………………………………………….
D. Skema Negative Spread……………………………………………………………………
E. Fungsi Bank Syariah……………………………………………………………………….
F. Syariah Vs Konvensiona…………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehingga manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Usaha yang
dilakukan manusia adalah dengan bekerja dan salah satu ragam pekerjaan adalah
berbisnis. Allah Swt telah melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang
dapat digunakan untuk mencari rezeki.
Bisnis dalam Islam bertujuan mencapai tiga hal utama, yaitu : (i). Target hasil :
profit-profit dan benefit nonmateri. (ii). Pertumbuhan, artinya terus meningkat. (iii).
Keberkahan atau keridhaan Allah. Tujuan perusahaan tidak hanya untuk mencari profit
setinggi-tingginya, tetapi juga memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau
manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan),
seperti terciptanya suasana persaudaraan, dan sebagainya. Benefit yang dimaksudkan
tidak semata-mata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga bersifat nonmateri.
Manfaat nonmateri dapat berupa manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan
kerja, sedekah, dan bantuan lainnya.
Salah satu prinsip Syariah dalam bisnis mengatakan : jika ingin memiliki usaha
yang menguntungkan dan dapat bertahan, si pelaku bisnis tersebut harus menjadi
“Rahmatan lil ‘alamin”, menjadi rahmat bagi orang yang bertransaksi dengannya,
masyarakat lingkungan sekitarnya baik yang berdampak langsung maupun tidak, dan
menjadi rahmat bagi kelestarian lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asas pada bank Syariah?
2. Apa tujuan bank Syariah?
3. Pentingkah sistem perbankan Syariah?
4. Apa yang dimaksud skema negative spread?
5. Apa fungsi bank Syariah?
6. Syariah vs konvensional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asas pada bank Syariah
2. Untuk mengetahui tujuan bank Syariah
3. Untuk mengetahui pentingnya sistem perbankan Syariah
4. Untuk mengetahui skema negative spread
5. Untuk mengetahui fungsi bank Syariah
6. Untuk mengetahui sistem pada Syariah dan konvensional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asas Bank Syariah


Pada pasal 2 UU Perbankan Syariah menyebutkan bahwa bank Syariah
berasaskan pada tiga prinsip utama yaitu, prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan
prinsip kehati-hatian.
Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip
Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Dalam penjelasan atas UU Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa kegiatan usaha yang
berasaskan prinsip Syariah antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung
unsur :
1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu
penyerahan (fadhl), mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman
karena berjalannya waktu (nasi’ah)
2. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan
bersifat untung untungan.
3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali
diatur lain dalam Syariah.
4. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam Syariah
5. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

Yang dimaksud dengan “Demokrasi Ekonomi” adalah kegiatan ekonomi Syariah


yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Sedang yang
dimaksud dengan “Prinsip Kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut
guna mewujudkan perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.1

B. Tujuan Bank Syariah


Tujuan Bank Syariah menurut Heri Sudarsono diantaranya sebagai berikut :
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara islami khususnya
muamalat yang berhubungan dengan perbankan.
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha
yang besar.
4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang ada pada umumnya merupakan
program utama dari negara-negara yang sedang berkembang.
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non Syariah.2

C. Pentingnya Sistem Perbankan Syariah


1. Kepatuhan kepada syariah islam
2. Memenuhi kepentingan pendanaan dan investasi bagi umat muslim
3. Memenuhi permintaan individu dan kebutuhan komersial
4. Menyemangati inovasi keuangan yang sesuai dengan syariah
5. Tidak mengalami negative spread

D. Skema Negative Spread


Negative Spread adalah suatu keadaan dimana suku bunga tabungan lebih tinggi
daripada suku bunga pinjaman. Keadaan ini akan menyebabkan kerugian pada pihak

1
https://www.syariahpedia.com/2019/09/asas-tujuan-dan-fungsi-bank-syariah.html?m=

2
Angga Rovita,Teguh Yuwono, Diana Riyana H, “Peran Bank Syariah Menuju Terciptanya Ekonomi
Kerakyatan”, JURNAL ILMIAH MANAJEMEN FORKAMMA, Vol.3, No.1, November 2019. Hal.90.)
bank karena mereka akan terus-terusan membayar pada pihak ketiga atau nasabah atas
uang mereka yang terus-terusan tersimpan sedangkan jarang mendapat bunga dari
pinjaman.
Bank konvensional sangat rawan dengan negative spread ini, karena bank ini
menggunakan sistem bunga yang meskipun suku pinjaman bank rendah, bank masih
harus membayar bunga tabungan tersebut. Lain halnya dengan pebankan Syariah yang
tidak akan terkena negative spread ini karena dalam perbankan Syariah tidak ada
kewajiban bagi bank untuk membayar bunga. Hanya ada bagi hasil yang sesuai dengan
keuntungan bank.
Inilah yang menjadi keunggulan perbankan Syariah dibandingkan dengan
konvensional yang menjadikan sistem ini lebih kuat dalam hal keamanan.3

E. Fungsi Bank Syariah


Bank Syariah mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai badan usaha
(tamwil) dan badan sosial (maal). Sebagai badan usaha, bank Syariah mempunyai
beberapa fungsi, yaitu sebagai manager investasi, investor, dan jasa pelayanan. Sebagai
manager investasi, bank Syariah melakukan penghimpunan dna dari para
investor/nasabahnya dengan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa. Sebagai penyedia jasa
perbankan, bank Syariah menyediakan jasa keuangan, jasa non keuangan, dan jasa
keagenan. Pelayanan jasa keuangan antara lain dilakukan dengan prinsip wakalah
(pemberian mandat), kafalah (bank garansi), hiwalah (pengalihan utang), rahn (jaminan
utang atau gadai), qadrh (pinjaman kebajikan untuk dana talangan), sharf (jual beli valuta
asing), dan lain-lain.
Pelayanan jasa non keuangan dalam bentuk wadi’ah yad Amanah (safe
deposit box) dan pelayanan jasa keagenan dengan prinsip mudharabah muqayyadah.
Sementara itu, sebagai badan sosial, bank Syariah mempunyai fungsi sebagai pengelola
dana sosial untuk penghimpunan dan penyaluran zakat, infak, dan shadaqah (ZIS), serta
penyaluran qardhul hasan (pinjaman kebajikan).4
3
https://www.kompasiana.com/yuyunandriani/56590e23f47e61ce0ecdd862/ancaman-negative-spread-dalam-
perbankan
4
https://www.syariahpedia.com/2019/09/asas-tujuan-dan-fungsi-bank-syariah.html?m=1
F. Syariah Vs Konvensional
Pada dasarnya yang membedakan operasional bank konvensional dan
bank Syariah meliputi beberapa hal, seperti aspek akad dan legalitas. Akad dalam istilah
perbankan Syariah diartikan sebagai ikatan atau kesepakatan antara nasabah dengan
bank. Ikatan tersebut yaitu, ikatan ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan Kabul
(pernyataan penerimaan ikatan). Kesepakatan atau ikatan tersebut sesuai kehendak syariat
yang berpengarauh pada objek perikatan. Sebagai contoh, akad pembukuan rekening
simpanan atau akad pembiayaan.
Bank konvensional merupakan perbankan nasional. Bank konvensional
memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta pemberi
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Yang termasuk bank konvensional adalah semua jenis
bank. Bank pemerintah, bank swasta, bank asing dan bank campuran (baik bank devisa
maupun non devisa) merupakan jenis bank-bank konvensional.
Dan landasan dasar beroperasinya bank Syariah adalah penerapan
prinsip-prinsip dasar ekonomi islam dalam sistem operasionalnya. Salah satunya adalah
tidak adanya konsep bunga uang dan tidak digunakannya istilah peminjaman uang. Akan
tetapi, bank Syariah menggunakan istilah kemitraan atau kerja sama (mudharabah dan
musyarakah) dengan prinsip bagi hasil. Peminjam uang hanya mungkin dilakukan untuk
tujuan sosial tanpa adanya imbalan apapun.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip Syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Bank Syariah beroperasi
atas dasar konsep bagi hasil. Bank Syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat
untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana
dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berbeda dengan bank
non Syariah, bank Syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan
sektor riil sehingga dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi-transaksi
sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Disamping itu, bank Syariah juga
dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah.
Bank Syariah ialah bank yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan,
keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan
berdasarkan prinsip Syariah.

B. Saran
Pemahaman Sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan prinsip
perbankan Syariah belum tepat, bahkan di antara ulama dan cendikiawan muslim
sendiri masih belum ada kata sepakat yang mendukung keberadaan bank Syariah.
Maka dengan mensosialisasikan dan memberikan informasi yang lengkap dan besar
mengenai kegiatan usaha perbankan Syariah kepada masyarakat luas harus dilakukan
secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.syariahpedia.com/2019/09/asas-tujuan-dan-fungsi-bank-syariah.html?m=

Angga Rovita,Teguh Yuwono, Diana Riyana H, “Peran Bank Syariah Menuju Terciptanya Ekonomi
Kerakyatan”, JURNAL ILMIAH MANAJEMEN FORKAMMA, Vol.3, No.1, November 2019. Hal.90.)
https://www.kompasiana.com/yuyunandriani/56590e23f47e61ce0ecdd862/ancaman-
negative-spread-dalam-perbankan
https://www.syariahpedia.com/2019/09/asas-tujuan-dan-fungsi-bank-syariah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai