Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM PERBANKAN SYARIAH


PRINSIP HUKUM PERBANKAN SYARIAH

Disusun oleh
Kelompok 3
 Refika suci ulan dari
 Wike nurjannah

Dosen pembimbing :
Mursal,S.Sy,Ma

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
penulis sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW, karena beliaulah suri tauladan yang
patut kita teladani yang telah memperjuangkan agama di atas bumi ini.

Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah pada masa-masa berikutnya.
Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Sungai penuh,13 september 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 2

 Asas demokrasi ekonomi……………………………………….


 Prinsip syariah………………………………………………….
 Prinsip kehatian hatian bank……………………………………
 Prinsip kepercayaan…………………………………………….
 Prinsip kerahasiaan……………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….

3.2 Saran……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank. Bank adalah salah satu lembaga pembiayaan yang menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat.
Sesuai dengan Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan
(selanjutnya disebut UU Perbankan) menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau dalam bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Sistem perbankan mengalami perubahan yang cukup prinsipil terutama setelah diundangkannya
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, karena Undang-Undang perbankan yang
lama memang sudah sangat tidak memadai lagi menampung permasalahan dan kompleksitas yang timbul
dari industri perbankan sejalan dengan pesatnya perkembangan sektor perekonomian khususnya
perbankan, yang mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa perbankan.
B) Rumusan Masalah

1. Apa itu asas demokrasi ekonomi?

2. Apa saja Prinsip syariah?

3.Apa itu Prinsip kehatian hatian bank?


4. Apa itu Prinsip kepercayaan?
5.Apa itu Prinsip kerahasiaan?

BAB II
PEMBAHASAN

1.Asas demokrasi ekonomi


Asas-asas hukum Perbankan Syariah di atur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008tentang Perbankan Syariah, dimana disebutkan bahwa Perbankan Syariah dalam melaksanakan
kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Kegiatan
usaha Perbankan Syariah berasakan prinsip syariah, antara lain, tidak mengadung unsur :

a.Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah dalam transaksi pertukaran barang sejenis
tapi tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahannya, atau dalam pinjam-meminjam ada
syarat tambahan dalam pengembaliannya.
b.Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat
untung-untungan.
c.Gharar, yaitu objek tidak jelas, tidak dimiliki, tidak di ketahui keberadaanya, atau tidak dapat
diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur laim dalam syariah.
d.Haram, yaitu transaksi yang objeknya di larang dalam syariah
e.Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lain.

Sedangkan yang dimaksud demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi syariah yang
mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Hukum syariah mewajibkan
untuk menegakkan keadilan. Dalam surat Al-A’raf ayat 29 Allah berfirman yang artinya: “katakanlah ya
Muhammad, Tuhanmu memerintahkan bertindak adil”. Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil,
adil dalam menimbang, adil dalam bertindak, dan adil dalam menghukum.

2.Prinsip syariah

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara Bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihal bank oleh pihal lain
(ijarah wa iqtina).

Pasal 2 UU Perbankan Syariah menyebutkan bahwa bank syariah berasaskan pada tiga prinsip
utama yaitu Prinsip Syariah, Demokrasi Ekonomi, dan Prinsip Kehati-hatian.
Dalam penjelasan atas UU Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa Kegiatan usaha yang
berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau
dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas
mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu
(nasi’ah);
2. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat
untung-untungan;
3. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya,
atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
4. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
5. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.

Yang dimaksud dengan “demokrasi ekonomi” adalah kegiatan ekonomi syariah yang mengandung
nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan. Sedang Yang dimaksud dengan “prinsip
kehati-hatian” adalah pedoman pengelolaan Bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.Prinsip kehati hatian bank

prinsip kehati-hatian adalah pedoman pedoman dalam pengelolaan bank yang wajib dianut guna
mewujudkan Perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Bank wajib untuk tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan danamya.
Dananya yang tersimpan dalam bank tidak bebas begitu saja dipergunakan oleh bank, melainkan harus
dipergunakan sedemikian rupa sehingga mendatangkan keuntungan dan aman bagi bank dan nasabah.
Prinsip Kehati-hatian Dalam Kegiatan Usaha Bank Syari’ah Suatu asas atau prinsip yang menyatakan
bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib bersikap hati-hati dalam rangka
melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
yang menetapkan, bahwa: Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menngunakan prinsip kehati-hatian.

4.Prinsip kepercayaan

Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Principle)


Bank di dalam menghimpun dan mengelola dana masyarakat harus didasarkan atas prinsip
kepercayaan. Nasabah bank mempercayakan dananya untuk disimpan di bank dalam suatu portofolio dan
dikelola dengan aman dan jujur, yang sewaktu-waktu diminta kembali, bank tersebut bank mampu
menyediakannya.

Secara normatif fiduciary relation termaktub secara tegas dalam Pasal 29 dan Pasal 8 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 selanjutnya disebut UU
Perbankan. Pasal 29 UU 7/1992 jo. UU 10/1998 menyatakan bahwa “Bank terutama bekerja dengan dana
masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu terus menjaga
kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya.” Pasal 8 ayat (1) berisikan bahwa
“Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah
debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
diperjanjikan.”

Untuk menjamin pelaksanaan prinsip kepercayaan, antara lain bank harus memberi saran kepada
nasabah tentang risiko yang mungkin terjadi dalam penyimpanan dananya di bank dan bank dalam
melaksanakan transaksi untuk kepentingan nasabah harus melakukannya dengan hati-hati. Hal tersebut
termuat tegas dalam Pasal 29 ayat (4) Undang-undang Perbankan yakni: “Untuk kepentingan nasabah,
bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan
dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank. Bank adalah salah satu lembaga pembiayaan yang menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkan kembali pada masyarakat.
Pengertian bank adalah suatu badan atau lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari pihak
ketiga (masyarakat) dalam bentuk simpanan dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan jasa lainnya dalam rangka upaya meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Pengertian bank syariah adalah bank yang aktivitas atau kegiatan keuangannya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tat acara bermuamalah secara islam.
Bank syariah berdiri atas prakarsa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekitar tahun 18-20 Agustus
1990.
Bank syariah adalah lembaga keuangan (bank) yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah islam dan menurut jenisnya, bank syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Syariah. (UU 21/2008)
Daftar Pustaka

Rachmadi Usman, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta,Undang-Undang No. 10


Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 1

Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, 2010, Hukum Perbankan, Jakarta Ghofur Anshory, 2009, Hukum
Perbankan Syariah

5 Muhammad Syafi’I Antonio, 2007, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai