Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH LAINNYA

TENTANG

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Disusun Oleh:

Vio Agusta Pratama 2016030032

Dosen Pengampu:

Rahmat Kurnia, S.E, M.E

MANAJEMEN BISIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

PERIODE 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Lainnya.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca pada saat
ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih banyak kekurangan.
Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang
membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.

Padang, 7 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan lembaga keuangan syariah
yang pertama kali mendapatkan izin usaha setelah dikeluarkannya Pakto 1988 tentang
liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank baru selain yang telah
ada. BPRS menjadi pendorong perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang
diikuti dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Disahkannya Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan amandemen dari Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992, memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem
perbankan syariah dan industri perbankan syariah berkembang lebih cepat. Pada periode
1992 sampai dengan 1998, terdapat satu bank umum syariah dan 78 Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah yang telah beroperasi (Ansori, 2009 : 32).
BPRS sebagai lembaga intermediasi memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah.
Lapisan ekonomi terkecil adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pentingnya meningkatkan kinerja BPRS salah satunya yaitu untuk memaksimalkan
perannya sebagai salah satu sumber dana bagi UMKM yang memiliki bagian besar dalam
laju perekonomian bangsa. UMKM menjadi prioritas bisnis bagi BPRS. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, memberikan gambaran bahwa UMKM
merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan
pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional dan merupakan salah satu pilar
utama dalam perekonomian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bank Pembiayaan Syariah?
2. Bagaimana landasan hukum BPRS?
3. Apa struktur organisasi BPRS?
4. Bagaimana sistem operasional BPRS?
5. Bagaimana konsep produk?
6. Dan konsep produk pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah?

C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
2. Menjelaskan landasan hukum Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
3. Menjelaskan struktur organisasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
4. Menjelaskan sistem operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
5. Menjelaskan konsep produk
6. Menjelaskan produk pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Bank pembiayaan syariah merupakan lembaga intermediasi keuangan yang
melaksanakan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Menurut undang-
undang perbankan No. 10 tahun 1998, bahwa jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan pada Perbankan Syariah, BPR yang dimaksud adalah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Kehadiran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di indonesia semakin menambah
daftar nama perbankan syariah, karena Bank Pembiayaan Rakyat Syariah didalam sistem
perbankan indonesia menjadi sebuah lembaga keuangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
atas transaksi pembiayaan yang tidak memiliki riba didalamnya. (husein, 2017).
Pasal 1 UU No. 21 tahun 2008 tentang ketentuan umum disebutkan bahwa
pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ialah (BPRS) ialah bank syariah yang dalam
aktifitasnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS berperan untuk
mengembangkan kesejahteraan ekonomi, terutama bagi masyarakat ekonomi mikro, kecil, dan
menengah dengan target utamanya ialah masyarakat yang berada di pedesaan. (iis nur'aisyah,
2020)

2. Dasar Hukum Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Jika membahas secara hukum masalah pengadaan produk-produk Bank Syariah,
maka kembali lagi kepada ketentuan oleh Undang-Undang tentang perbankan No. 10
tahun 1998, yang mana undang-undang ini sudah melakukan revisi terhadap beberapa
pasal yang dianggap penting dan merupakan norma hukum secara leluasa memakai
istilah syariah dengan tidak lagi memakai istilah bagi hasil.
Diantaranya ketentuannya yaitu:
a. Pasal 1 ayat 12 mengatakan: “pembiayaan berdasarkan prinsip syariah ialah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan maupun kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengambil maupun tagihan itu setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
b. Pasal 1 ayat 13 berbunyi: “prinsip syariah ialah norma perjanjian berdasarkan
hukum syariah antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan
pembiayaan aktifitas usaha, atau afktifitas lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan islam, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah), prinsip jual beli barang dengan mendapatkan keuntungan
(murabahah), ataupun pembiayaan barang modal dengan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah), maupun dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
waiqtina).
c. Ketentuan pasal 6 huruf m diubah, sehingga pasal 6 berbunyi menjadi
“menyediakan pembiayaan dan melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia”.
d. Ketentuan pasal 13 huruf c diubah, sehingga pasal 13 berbunyi menjadi
“menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari bank Indonesia.
Bank pengkreditan rakyat syariah ialah bank yang bertugas melakukan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Undang-Undang No 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 12 tentang perbankan syariah
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan prinsip syariah ialah prinsip hukum islam
dalam aktifitas perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan dari lembaga yang
mempunyai kekuasaan dalam penetapan fatwa dibidang islam. (agus marimin, 2015)
Hukum bank syariah juga terdapat dalam:
a. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275
Allah menegaskan yang berarti “orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, ialah
disebabkan mereka berpendapat , sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang sudah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu lanjut
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu ialah penghuni-penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya”
b. Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 39
Allah menegaskan yang artinya “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu
berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhoan Allaha, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” (edi
santoso, 2017)

3. Struktur Organisasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Lembaga bisnis islam sebagai tata kelola organisasi yang baik dalam
melaksanakan manajemen sumber daya organisasi secara efesien, efektif, ekonomis,
maupun produktif dengan prinsip-prinsip umum terbuka, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independen, dan adil, selain itu terdapat prinsip-prinsip syariah
didalamnya seperti shidiq, tabligh, amanah, fathanah, dalam mencapai tujuan organisasi
serta mencapai maslahah. (mukaromah, 2022)
Ajaran islam ialah ajaran yang mendorong umatnya untuk melakukan segala
sesuatu secara terorganisasi dengan rapi, organisasi pada intinya merupakan interaksi-
interaksi dengan orang dalam suatu wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama.
Hasil dari proses pengorganisasian ialah sebuah organisasi yang bisa diartikan
sebagai kelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Sebuah
organisasi memiliki 3 unsur kunci, yaitu interaksi antar manusia, kegiatan yang bertujuan
dan struktur. Proses pengorganisasian akan membuahkan struktur yang mendapatkan
interaksi antar individu dan departemen yang diperlukan untuk mencapai sasaran
perusahaan.
Struktur organisasi yang baik akan membuahkan staf-staf yang baik dan direksi
yang baik juga sehingga memudahkan untuk melakukan pengawasan. Pengawasan
dilakukan untuk mengelola dan menilai apakah tugas sudah selesai dengan rencana,
dalam melakukan pengawasan manajer memerlukan informasi seberapa jauh pekerjaan
telah dilaksanakan dan seberapa pesat tujuan yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi.

4. Sistem Operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Bank syariah merupakan bank yang dalam system operasionalnya tidak memakai
system bunnga melainkan memakai system bagi hasil yang sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan jeninya bank syariah terdiri atas bank umum syariah (BUS) dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
Aktifitas usaha bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) menurut undang-undang
No. 21 tahun 2008, yaitu:
a. Menghimpun dana dari masyarakat melalui:
1) Simpanan berupa tabungan melalui akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip islam.
2) Investasi berupa deposito atau tabungan maupun bentuk lainnya dengan
akaad mudharabah atau akad lainnya yang sesuai dengan prinsip islam.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat melalui:
1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah maupun musyarakah
2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, maupun ishtisna
3) Pembiayaab berdasarkan akad qardh
4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidaknya kepada nasabah
berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya
bittamlik
5) Pengambilan alihan utang berdasarkan akad hawalah
c. Memposisikan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan
akad wadiah atau investasi berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip islam.
d. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) yang ada
di bank umum syariah (BUS), bank umum konvensional (BUK), dan unit
usaha syariah (UUS).
e. Menyediakan produk maupun aktifitas usaha bank syariah lainnya yang sesuai
dengan prinsip islam berdasarkan persetujuan oleh bank Indonesia. (iis
nur'aisyah, 2020)
Berdasarkan konsep operasional bank syariah terdiri atas lima sistem yaitu:
a. Sistem simpanan murni
Merupakan fasilitas yang diberikan pihak bank syariah untuk memberikan
kesempatan pada pihak yang berkelebihan dana untuk menyimpan dananya di
bank.
b. Sistem bagi hasil dalam penyaluran dana
Merupakan tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan
pengelola dana yang terjadi antara bank yang dengan penyimpanan, ini dapat
berupa mudharabah dan musyarakah.
c. Sistem jual beli dan marjin keuntungan
Menerapkan suatu tata cara jual beli yang dimana pihak bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang diperlukan atau mengangkat nasabah
menjadi agen dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai bank yang melakukan
pembelian-pembelian barang atas nama bank, lalu bank menjual barang
tersebut pada nasabah dengan harga beli ditambahkan keuntungannya.
d. Sistem sewa
Sistem sewa dalam bank syariah ada dua, yaitu al I jarah dan al-ta’jiri. Al
ijarah ialah perjanjian sewa yang memberi kesempatan pada penyewa untuk
menggunakan barang yang disewa dengan imbalan uang sewa yang sesuai
dengan persetujuan, setelah masa sewa berakhir, barang akan dipulangkan lagi
kepada si pemilik. Sedangkan al-ta’jiri ialah suatu perjanjian kpntrak sewa
yang sama dengan al-jarah, akan tetapi setelah masa sewa berakhir, pemilik
barang yang di sewakan kepada penyewa dengan harga yang disetujui.
e. Sistem jasa
Sistem ini meliputi seluruh layanan non pembagian yang diberikan bank,
bentuk jasa yang berdasarkan konsep ini yaitu, pemberian garansi dengan
konsep dasar al-kafalah, dimana bank dapat memberikan garansi atau
permintaan nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek pemenuhan
kewajiban tertentu dari pihak yang dijamin, dan keving inkaso serta c.
pemberian transfer. (wafa, 2017).
Upaya mencapai tujuan operasional BPRS diperlukan strategi operasional seperti:
a. BPRS tidak menunggu atau pasif pada datangnya permintaan fasilitas,
melainkan bersifat aktif dengan melakukan solisitasi/penelitian pada
usaha-usaha yang berskala kecil yang butuh bantuan tambahan modal,
sehingga mempunyai prospek bisnis yang baik.
b. BPRS mempunyai jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka
pendek dengan mengedepankan usaha skala menengah dan kecil.
c. BPRS mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat
kompetitifnya produk yang akan diberikan pembiayaan.

5. Konsep Produk
Dalam melaksanakan pemasaran, bank mempunyai beberapa saran yang ingin
dicapai. Artinya, nilai penting pemasaran bank terletak dari tujuan yang ingin dicapai
tersebut seperti dalam hal untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam
produk yang cocok dengan keinginan dan keperluan nasabah. Untuk mencapai target
tersebut maka bank perlu:
a. Menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan keperluan
nasabahnya.
b. Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan
dengan produk pesaing.
c. Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan pada
produknya.
d. Memberikan informasi yang valid diperlukan nasabah dalam hal keuangan
pada saat dibutuhkan.
e. Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi
nasabah bank yang bersangkutan.
f. Berusaha menarik minat pelanggan untuk menjadi nasabah bank.
g. Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari
nasabah bank yang baru baik itu dari segi jumlah maupun kualitas nasabah.
(hasibuan, 2018)

6. Produk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Penerbitan produk dan pelaksaan kegiatan BPRS dikelompokkan sebagai berikut:
a. Penghimpunan dana
Kegiatannya meliputi:
1) Simpanan (tabungan)
2) Investasi
3) Pinjaman atau pembiayaan yang diterima
4) Aktifitas penyaluran dana lainnya yang lazim dilakukan oleh BPRS
selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip islam.
b. Penyaluran dana
Kegiatannya meliputi:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, prinsip sewa menyewa,
prinsip jual beli, dan prinsip pinjam-meminjam.
2) Pembiayaan ulang
3) Pengalihan utang maupun pembiayaan
4) Kegiatan penyaluran dana lainnya yang lazim dilakukan oleh BPRS
selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip islam.
c. Penempatan dana
Penempatan dana dalam bentuk:
1) Giro, deposito, sertifikat deposito syariah dan tabungan pada bank
umum syariah dan unit usaha syariah.
2) Deposito dan tabungan pada BPRS
3) Giro dan tabungan pada bank umum konvensional untuk kepentingan
transfer dana bagi BPRS dan nasabah BPRS.
d. Kegiatan usaha penukaran valuta asing
e. Kegiatan lainnya
Kegiatan lainnya seperti:
1) Sebagai penyelenggara dan agen layanan atau tabungan pada bank
umum syariah dan unit usaha syariah
2) Penyediaan layanan elektronik banking berupa phone banking, sms
banking, mobile banking, internet banking
3) Layanan pembayaran gaji karyawan secara massal
4) Kerjasama dalam rangka transfer dana yang terbatas pada penerimaan
dan pengiriman uang dari luar negeri
Bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) ialah bank yang dalam aktifitasnya yang
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum BPRS yaitu
perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI atau badan hukum Indonesia,
pemerintah daerah, atau kemitraan antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan
pemerintah daerah.
Salah satu cara yang dilakukan masyarakat dalam meningkatkan ekonominya
yaitu dengan cara mencari pinjaman modal untuk berwirausaha. Maka peran lembaga
keuangan sangat dibutuhkan. Pinjaman modal bisa didapatkan masyarakat melalui
lembaga-lembaga keuangan mikro yang kini sudah berkembang pesat dilingkungan
masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah memndapatkan modal dari
pinjaman lembaga keuangan mikro maupun lembaga keuangan mikro syariah.
Sementara itu, sektor ekonomi di Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang sering disebut dengan kata lain UMKM.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ialah salah satu bagian penting dari
perekonomian yang ada disuatu Negara maupun disuatu daerah, tidak terkecuali di
indonesia. Pengembangan UMKM memberikan arti tersendiri pada usaha kelajuan
pertumbuhan ekonomi serta dalam usaha menekan angka kemiskinan suatu Negara.
Pertumbuhan dan pengembangan sektor UMKM sering di maknai sebagai salah satu
indicator keberhasilan pembangunan, khususnya bagi Negara-negara yang mempunyai
income perkapita yang rendah.
Usaha mikro mempunyai andil yang besar dalam membuat lapangan pekerjaan
untuk masyarakat. Pada dasarnya rintangan dan hambatan yang dirasakan para pelaku
usaha mikro dalam memajukan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi
berbagai aspek yang mana salah satu dengan lainnya saling berhubungan. Salah satu
persoalan mendasar yang selalu diperbincangkan berbagai pihak mengenai usaha mikro
ialah masalah permodalan, dimana dalam mendapatkan modal dari bank terkadang
mengalami kesulitan. Maka mereka memerlukan pihak ketiga untuk mengatasi masalah
tersebut.
Salah satu lembaga keuangan syariah yang ikut andil dalam memberikan
pembiayaan kepada isaha mikro adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Dalam pemberian pembiayaan BPRS memakai 2 akad pembiayaan, yaitu akad
murabahah dan akad ijarah. Karena dalam sebuah bisnis, modal sangat dibutuhkan karena
dalam berbisnis harus mempunyai modal yang cukup supaya bisnis dapat berjalan dengan
lancar. Dengan adanya andil dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ini sebagai lembaga
keuangan pelaksana, diharapkan mampu memberikan kontibusi terhadap perkembangan
sekor ekonomi pada usaha mikro. (chandra, 2018)
BAB III
PENUTUP
7. Kesimpulan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan lembaga keuangan syariah
yang pertama kali mendapatkan izin usaha setelah dikeluarkannya Pakto 1988 tentang
liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank baru selain yang telah
ada. BPRS menjadi pendorong perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang
diikuti dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Disahkannya Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 yang merupakan amandemen dari Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992, memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem
perbankan syariah dan industri perbankan syariah berkembang lebih cepat. Pada periode
1992 sampai dengan 1998, terdapat satu bank umum syariah dan 78 Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah yang telah beroperasi (Ansori, 2009 : 32).
Jika membahas secara hukum masalah pengadaan produk-produk Bank Syariah,
maka kembali lagi kepada ketentuan oleh Undang-Undang tentang perbankan No. 10
tahun 1998, yang mana undang-undang ini sudah melakukan revisi terhadap beberapa
pasal yang dianggap penting dan merupakan norma hukum secara leluasa memakai
istilah syariah dengan tidak lagi memakai istilah bagi hasil.

8. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penuis mengharapkan pembaca mengetahui tentang Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah untuk menghindari riba dan sebagainya. Dengan materi ini
dimohon agar pembaca dapat mengetahui lebih dalalam yang berkaitan dengan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.Jika ada penulisan yang kurang tepat atau kesalahan
penulisan yang kurang baik mohon dimaafkan, sekian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

agus marimin, a. h. (2015). perkembangan bank syariah di indonesia. jurnal ilmiah ekonomi, 13.

chandra, a. r. (2018). konstribusi bank pembiayaan rakyar syariah (BPRS) bandar lampung terhadap
perkembangan usaha mikro di kota bandar lampung terhadap perkembangan usaha mikro di
kota bandar lampung tahun 2018. skripsi, 66.

edi santoso, r. (2017). strategi pemasaran produk bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). jurnal ilmiah
ekonomi islam, 10.

hasibuan, a. n. (2018). strategi pemasaran produk funding di pt. bank pembiayaan rakyat syariah
padangsidimpuan. jurnal imara, 9.

husein, u. a. (2017). determinan pembiayaan pada bank pembiayaan rakyat syariah di indonesia. jurnal
bisnis dan manajemen, 14.

iis nur'aisyah, l. s. (2020). peran bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dalam pengembangan UMKM di
indonesia. jurnal pengkajian penelitian ekonomi dan hukum islam, 13.

mukaromah, h. (2022). implementasi good corporate governance pada bank pembiayaan rakyat syariah
ikhsanul amal kecamatan gombong kabupaten kebumen. jurnal ilmiah ekonomi islam, 7.

wafa, m. a. (2017). hukum perbankan dalam sistem operasional bank konvensional dan bank syariah.
kordinat, 14.

Harianto, S. (2017). Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Esensi, 7(1), 41–48. https://doi.org/10.15408/ess.v7i1.4076

Muhaemin, Ahmad, Wiliasih, R. (2016). Analisis Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Jurnal Nisbah, 2, 181–207.

Anda mungkin juga menyukai