Disusun Oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan
Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Aktivitas Bisnis
Dalam Hukum Ekonomi Syariah”. Tidak lupa Shalawat serta salam, kami sampaikan kepada
baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Kami selaku penulisan dalam pembuatan makalah ini, menyadari betul bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami memohon dengan ikhlas
kepada pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah yang lebih baik.
Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama dosen
pengampu mata kuliah Hukum Perdata Islam yakni, bapak Dr. Ali Murtadho, S.Ag., M.H.,
serta kepada segenap teman-teman yang turut serta memberikan dukungan dan semangat kepada
kami. Dan kami harapkan semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, maka aktivitas bisnis dalam
kehidupan juga mengalami banyak perubahan. Diantaranya adalah alat tukar (uang) yang
sekarang berupa kertas dan lain sebagainya. Sehingga untuk menjaga agar harta kita tetap
aman maka dibentuklah lembaga keuangan yang bernama Bank. Kemudian bank terbagi
menjadi dua, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Bank Syariah merupakan bank
yang di dalamnya menjalankan sistem sesuai dengan syariat Islam
Perkembangan lainnya adalah munculnya Asuransi dan Pegadaian Syariah.
Keduanya sudah menjadi kebutuhan rakyat karena aktivitas bisnis ini sangat membantu
masyarakat terutama yang membutuhkan. Akan tetapi perlu juga diperhatikan apakah di
dalam ketiga aktivitas diatas sudah menjalankan sistem Hukum Ekonomi Islam dengan
baik dan benar. Penjelasan lebih lanjut akan kami bahs dalam makalah yang berjudul
“Aktivitas Bisnis Dalam Hukum Ekonomi Syariah” ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian
Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip
hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan
obyek yang haram.1 Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang uisaha
pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip – prinsip Syariat
Islam.2 Jadi dapat disimpulkan Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang
sistem dan prinsip pelaksanaannnya berdasarkan Syariat Islam.
2. Sejarah Perkembangan
Pendirian bank syariah diawali dengan berdiriya dua bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) di Bandung pada tahun 1991 yakni BPR Syariah Dana
Mardhotillah dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera serta PT BPRS Heraukat di
Nanggroe Aceh Darussalam. Pendirian bank syariah di Indonesia diparkarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan”
di Cisarua, Bogor 18-20 Agustus 1990. Hasil ini dibahas dalam Munas IV MUI
yang kemudian dibentuklah tim kerja untuk mendirikan bank Syariah di Indonesia
sehingga berdirilah PT Bank Muamalat Indonesia pada tahun
1
Andrianto and M. Anang Firmansyah, ‘Manajemen Bank Syariah ( Implementasi Teori Dan Praktek )’, CV.
Penerbit Qiara Media, 2019, 536.
2
Tri Inda Fhadila Rahma, ‘Perbankan Syariah I’, Buku Diktat, 2019, 100–117.
1
1991 dan beroperasi pada tahun 1992 sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia.3
3
Rahma.
2
c. Jasa – Jasa Bank Syariah, yaitu:
• Al – Wakalah, terjadi ketika nasabah memberikan kuasa kepada
bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa
tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan transfer uang.
• Al – Hawalah, adalah pengalihan uang dari orang yang berutang
(debitur) kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
• AL – Kafalah, adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk menanggung kewajiban
pihak kedua (tertanggung) apabila tertanggung tidak dapat
memenuhi kewajibannya.
• Al – Rahn, adalah harta atau asset yang harus diserahkan kepada
peminjam (debitur) sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya dari bank.4
B. Asuransi dan Jaminan Kesehatan
1. Pengertian
Asuransi berasal dari bahasa belanda yaitu “assuriante” yang bermakna
tertanggung, disebut insurance yang berarti menanggung suatu kerugian. Ruang
lingkup usaha asuransi yaitu jasa keuangan yang dengan menghimpun danamelalui
pengumpulan premi asuransi dan memberikan perlindungan kepada pemakai jasa
asuransi tersebut terhadap kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian yang
terjadi terhadap suatu peristiwa.5
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang mengkover sebagian atau seluruh
biaya perawatan atas terjadinya risiko kesehatan atau penyakit. Untuk mendapatkan
manfaat asuransi kesehatan, nasabah wajib membayar premi. Asuransi kesehatan
adalah asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung untuk mengganti
setiap biaya pengobatan. Biaya tersebut meliputi, biaya medis, operasi atau
pembedahan, obat-obatan, hingga biaya perawatan gigi. Perusahaan asuransi pada
dasarnya akan menanggung biaya pengobatan atau perawatan tertanggung asalkan
sesuai ketentuan polis. Polis asuransi kesehatan adalah kontrak perjanjian kerja
5
Marzuki Umar, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’.
3
sama secara tertulis antara perusahaan asuransi dengan nasabah pemegang polis.
Biasanya di dalam polis asuransi kesehatan memuat beberapa hal, seperti risiko
penyakit yang ditanggung, besaran uang pertanggungan, manfaat asuransi
kesehatan yang diberikan, hak dan kewajiban perusahaan asuransi, pengecualian
proteksi, sampai surat klaim.
6
Sirajuddin, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’, At Tawazun, 1 (2021).
4
3. Prinsip Asuransi Syariah
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dengan
prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika Islami secara kompherensif dan
bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syariah merupakan
deviriiasi (minor) dari konsep ekonomi Islami. Sebagai lembaga yang Islami,
asuransi syariah tetap konsisten pada nilai – ninlai normatif Islam, terlebih pada
prinsip dasar pijakannya, mengharuskan menjadi fondasi asuransi syariah yang
kokoh secara konstruksional, di atas bangunan nilai – nilai Islam. Pada dasarnya
asuransi syariah, syariah, terbangun atas sepuluh macam prinsip secara Islam,
yaitu: tauhid (unity), keadilan (justice), tolong menolong, kerja sama, amanah,
kerelaaan, kebenaran, larangan riba, larangan judi, dan larangan penipuan.7
C. Pegadaian Syariah
1. Pengertian
Dalam bahasa Arab, istilah gadai disebut dengan rahn yang berarti tetap, kekal
dan jaminan. Menurut ulama syafi’iyah rahn adalah menjadikan suatu yang bisa
dijual sebagai jaminan atas utang dipenuhi dari harganya, jika orang yang berutang
tidak sanggup melunasinya. Menurut ulama Hanabilah yang dimaksud dengan
rahn adalah suatu benda yang dijadikan kepercayaan utang untuk dipenuhi dari
harganya, bila yang berutang tidak sanggup membayarnya. Sedangkan menurut
ulama Malikiyah rahn adalah sesuatu yang bernilai yang diambil dari pemiliknya
untuk dijadikan pengikat utang yang tetap8
Menurut Institut Bankir Indonesia rahn atau disebut dengan pegadian
syariah adalah kegiatan menahan harta dengan cara yang baik, harta yang ditahan
7
Sirajuddin.
8
Adanan Murroh Nasution, ‘Gadai Dalam Prespektif Hukum Ekonomi Islam’, Jurnal Hukum Ekonomi, 5.2 (2019),
135–49.
5
tersebut haruslah memiliki nilai ekonomi, supaya pihak yang menahan harta
memiliki jaminan dalam hal mengambil kembali semua piutangnya.9
9
Sagala, ‘Pegadaian Syariah (Rahn): Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Dan Syarat’, 2021
<https://santuynesia.com/pegadaian-syariah>.
10
Sagala.
11
Sagala.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang uisaha pokoknya memberi kredit dan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya
disesuaikan dengan prinsip – prinsip Syariat Islam. Jadi dapat disimpulkan Bank Syariah
adalah Lembaga keuangan yang sistem dan prinsip pelaksanaannnya berdasarkan Syariat
Islam.
Asuransi berasal dari bahasa belanda yaitu “assuriante” yang bermakna
tertanggung, disebut insurance yang berarti menanggung suatu kerugian. Sedangkan
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang mengkover sebagian atau seluruh biaya
perawatan atas terjadinya risiko kesehatan atau penyakit
Dalam bahasa Arab, istilah gadai disebut dengan rahn yang berarti tetap, kekal dan
jaminan. Menurut ulama syafi’iyah rahn adalah menjadikan suatu yang bisa dijual sebagai
jaminan atas utang dipenuhi dari harganya, jika orang yang berutang tidak sanggup
melunasinya.
B. Saran-saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada para pembaca.
Hal ini bertujuan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik di masa akan datang karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt.
7
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, and M. Anang Firmansyah, ‘Manajemen Bank Syariah ( Implementasi Teori Dan
Praktek )’, CV. Penerbit Qiara Media, 2019, 536
Nasution, Adanan Murroh, ‘Gadai Dalam Prespektif Hukum Ekonomi Islam’, Jurnal Hukum
Ekonomi, 5.2 (2019), 135–49
Rahma, Tri Inda Fhadila, ‘Perbankan Syariah I’, Buku Diktat, 2019, 100–117
Sagala, ‘Pegadaian Syariah (Rahn): Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Dan Syarat’, 2021
<https://santuynesia.com/pegadaian-syariah>