Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 6

AKTIVITAS BISNIS DALAM HUKUM EKONOMI SYARIAH


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas :
Mata Kuliah : Hukum Perdata Islam
Dosen Pengampu : Dr. Ali Murtadho, S.Ag., M.H

Disusun Oleh :

Muhammad Rizki Nur Illahi


2112110223

Rohmanisa Gusti Isnaeni


2112110221

INSTITUT AGAMA ISLAM PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARIAH JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan
Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Aktivitas Bisnis
Dalam Hukum Ekonomi Syariah”. Tidak lupa Shalawat serta salam, kami sampaikan kepada
baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Kami selaku penulisan dalam pembuatan makalah ini, menyadari betul bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami memohon dengan ikhlas
kepada pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah yang lebih baik.
Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama dosen
pengampu mata kuliah Hukum Perdata Islam yakni, bapak Dr. Ali Murtadho, S.Ag., M.H.,
serta kepada segenap teman-teman yang turut serta memberikan dukungan dan semangat kepada
kami. Dan kami harapkan semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Palangka Raya, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Perbankan Syariah ................................................................................... 2
B. Asuransi dan Jaminan Kesehatan ............................................................ 3
C. Pegadaian Syariah .................................................................................... 5
BAB III PENUTUP...................................................................................... 7
A. Kesimpulan .............................................................................................. 7
B. Saran-saran............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, maka aktivitas bisnis dalam
kehidupan juga mengalami banyak perubahan. Diantaranya adalah alat tukar (uang) yang
sekarang berupa kertas dan lain sebagainya. Sehingga untuk menjaga agar harta kita tetap
aman maka dibentuklah lembaga keuangan yang bernama Bank. Kemudian bank terbagi
menjadi dua, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Bank Syariah merupakan bank
yang di dalamnya menjalankan sistem sesuai dengan syariat Islam
Perkembangan lainnya adalah munculnya Asuransi dan Pegadaian Syariah.
Keduanya sudah menjadi kebutuhan rakyat karena aktivitas bisnis ini sangat membantu
masyarakat terutama yang membutuhkan. Akan tetapi perlu juga diperhatikan apakah di
dalam ketiga aktivitas diatas sudah menjalankan sistem Hukum Ekonomi Islam dengan
baik dan benar. Penjelasan lebih lanjut akan kami bahs dalam makalah yang berjudul
“Aktivitas Bisnis Dalam Hukum Ekonomi Syariah” ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Perbankan Syariah ?


2. Apa pengertian asuransi dan jaminan Kesehatan ?
3. Apa pengertian Pegadaian Syariah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami Perbankan Syariah


2. Memahami asuransi dan jaminan kesehatan
3. Memahami Pegadaian Syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbankan Syariah
1. Pengertian
Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip
hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan
obyek yang haram.1 Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang uisaha
pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip – prinsip Syariat
Islam.2 Jadi dapat disimpulkan Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang
sistem dan prinsip pelaksanaannnya berdasarkan Syariat Islam.

2. Sejarah Perkembangan
Pendirian bank syariah diawali dengan berdiriya dua bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) di Bandung pada tahun 1991 yakni BPR Syariah Dana
Mardhotillah dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera serta PT BPRS Heraukat di
Nanggroe Aceh Darussalam. Pendirian bank syariah di Indonesia diparkarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan”
di Cisarua, Bogor 18-20 Agustus 1990. Hasil ini dibahas dalam Munas IV MUI
yang kemudian dibentuklah tim kerja untuk mendirikan bank Syariah di Indonesia
sehingga berdirilah PT Bank Muamalat Indonesia pada tahun

1
Andrianto and M. Anang Firmansyah, ‘Manajemen Bank Syariah ( Implementasi Teori Dan Praktek )’, CV.
Penerbit Qiara Media, 2019, 536.
2
Tri Inda Fhadila Rahma, ‘Perbankan Syariah I’, Buku Diktat, 2019, 100–117.

1
1991 dan beroperasi pada tahun 1992 sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia.3

Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia dimaksudkan antara lain untuk


menyediakan alaternatif pelayanan kepada masyarakat baik dalam bentuk
penyimpanan dana atau jenis jasa lainnya maupun berupa pembiayaan yang
dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. Adanya produk Syariah tersebut
memberikan tempat bagi masyarakat yang belum bisa menerima sistem Bank
Konvensional disebabkan oleh hambatan keyakinan yang dianutnya.
Pengembangan ini sebagai tolak ukur keberhasilan eksistensi Hukum Ekonomi
Syariah di Indonesia.

3. Kegiatan Usaha Bank Syariah


Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 62/24/PBI/2004 tanggal 14
Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, kegiatan usaha bank syariah dapat dibedakan menjadi
Penghimpunan dana (funding), Penyaluran dana atau pembiayaan (financing) dan
Penyediaan jasa – jasa pelayanan perbankan (bank service).
a. Penghimpunan dana (funding)
Adalah kegiatan penarikan dana atau penghimpunan dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah.
Prinsip yang digunakan adalah Al – Wadi’ah dan Al – Mudharabah. “Al
– Wadi’ah” adalah simpanan atau titipan yang kedua – duanya dapat
ditarik sewaktu – waktu, sedangkan “Al – Mudharabah” adalah
perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan
kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua
belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
b. Bentuk penyaluran dana atau pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah
dalam melaksanakan operasinya secara garis besar dibedakan menjadi 4,
yaitu Prinsip Jual Beli, Prinsip Bagi Hasil, Prinsip Sewa Menyewa dan
Prinsip Pinjam Meminjam Berdasarkan Akad Qardh.

3
Rahma.

2
c. Jasa – Jasa Bank Syariah, yaitu:
• Al – Wakalah, terjadi ketika nasabah memberikan kuasa kepada
bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa
tertentu, seperti pembukaan L/C, inkaso dan transfer uang.
• Al – Hawalah, adalah pengalihan uang dari orang yang berutang
(debitur) kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
• AL – Kafalah, adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk menanggung kewajiban
pihak kedua (tertanggung) apabila tertanggung tidak dapat
memenuhi kewajibannya.
• Al – Rahn, adalah harta atau asset yang harus diserahkan kepada
peminjam (debitur) sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya dari bank.4
B. Asuransi dan Jaminan Kesehatan
1. Pengertian
Asuransi berasal dari bahasa belanda yaitu “assuriante” yang bermakna
tertanggung, disebut insurance yang berarti menanggung suatu kerugian. Ruang
lingkup usaha asuransi yaitu jasa keuangan yang dengan menghimpun danamelalui
pengumpulan premi asuransi dan memberikan perlindungan kepada pemakai jasa
asuransi tersebut terhadap kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian yang
terjadi terhadap suatu peristiwa.5
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang mengkover sebagian atau seluruh
biaya perawatan atas terjadinya risiko kesehatan atau penyakit. Untuk mendapatkan
manfaat asuransi kesehatan, nasabah wajib membayar premi. Asuransi kesehatan
adalah asuransi yang memberikan jaminan kepada tertanggung untuk mengganti
setiap biaya pengobatan. Biaya tersebut meliputi, biaya medis, operasi atau
pembedahan, obat-obatan, hingga biaya perawatan gigi. Perusahaan asuransi pada
dasarnya akan menanggung biaya pengobatan atau perawatan tertanggung asalkan
sesuai ketentuan polis. Polis asuransi kesehatan adalah kontrak perjanjian kerja

5
Marzuki Umar, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’.

3
sama secara tertulis antara perusahaan asuransi dengan nasabah pemegang polis.
Biasanya di dalam polis asuransi kesehatan memuat beberapa hal, seperti risiko
penyakit yang ditanggung, besaran uang pertanggungan, manfaat asuransi
kesehatan yang diberikan, hak dan kewajiban perusahaan asuransi, pengecualian
proteksi, sampai surat klaim.

2. Dasar Hukum Asuransi


Dimasa sekarang banyak sekali orang yang memiliki kekhawatiran terhadap
keamanan jiwa dan harta. Oleh karena itu sangat wajar banyak orang saat ini
berusaha meminimalisir resiko jiwa dan harta yang dapat terjadi di masa depan.
Berdasarkan asumsi tersebut saat ini banyak sekali muncul perusahaan-perusahaan
asuransi yang menawarkan rasa aman dan perlindungan untuk meminimalisir
risiko-risiko kerugian yang akan terjadi di masa depan.7 Kemudian yang menjadi
pertanyaan apakah asuransi ini di perbolehkan dalam Islam ?, Menurut pendapat
Abu Zahra di kutip oleh husein Syahatah, Asuransi “ta‟awun” adalah halal karena
menurutnya asuransi merupakan implementasi dari sikap tolong-menolong dalam
kebajikan dan ketaqwaan yang di perintahkan oleh Allah swt. sesuai dengan
firmannya dalam surah Al-Maidah ayat 2:
Artinya : “… Dan tolong – menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya”6
Dalam Al-quran tidak ada ayat yang tegas dan jelas yang menerangkan tegas
dan jelas yang menerangkan tentang asuransi. Namun nilai tolong menolong yang
ada pada asuransi berkaitan dengan ayat Al-quran tersebut.
Pasal 28H dan Pasal 34 UUD NKRI 1945 adalah dasar hukum tertinggi yang
menjamin hak konstitusional warga negara atas pelayanan kesehatan dan
mewajibkan Pemerintah untuk membangun sistem dan tata kelola penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan penyelenggaraan
program jaminan sosial.

6
Sirajuddin, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’, At Tawazun, 1 (2021).

4
3. Prinsip Asuransi Syariah
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda dengan
prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika Islami secara kompherensif dan
bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi syariah merupakan
deviriiasi (minor) dari konsep ekonomi Islami. Sebagai lembaga yang Islami,
asuransi syariah tetap konsisten pada nilai – ninlai normatif Islam, terlebih pada
prinsip dasar pijakannya, mengharuskan menjadi fondasi asuransi syariah yang
kokoh secara konstruksional, di atas bangunan nilai – nilai Islam. Pada dasarnya
asuransi syariah, syariah, terbangun atas sepuluh macam prinsip secara Islam,
yaitu: tauhid (unity), keadilan (justice), tolong menolong, kerja sama, amanah,
kerelaaan, kebenaran, larangan riba, larangan judi, dan larangan penipuan.7

C. Pegadaian Syariah
1. Pengertian
Dalam bahasa Arab, istilah gadai disebut dengan rahn yang berarti tetap, kekal
dan jaminan. Menurut ulama syafi’iyah rahn adalah menjadikan suatu yang bisa
dijual sebagai jaminan atas utang dipenuhi dari harganya, jika orang yang berutang
tidak sanggup melunasinya. Menurut ulama Hanabilah yang dimaksud dengan
rahn adalah suatu benda yang dijadikan kepercayaan utang untuk dipenuhi dari
harganya, bila yang berutang tidak sanggup membayarnya. Sedangkan menurut
ulama Malikiyah rahn adalah sesuatu yang bernilai yang diambil dari pemiliknya
untuk dijadikan pengikat utang yang tetap8
Menurut Institut Bankir Indonesia rahn atau disebut dengan pegadian
syariah adalah kegiatan menahan harta dengan cara yang baik, harta yang ditahan

7
Sirajuddin.
8
Adanan Murroh Nasution, ‘Gadai Dalam Prespektif Hukum Ekonomi Islam’, Jurnal Hukum Ekonomi, 5.2 (2019),
135–49.

5
tersebut haruslah memiliki nilai ekonomi, supaya pihak yang menahan harta
memiliki jaminan dalam hal mengambil kembali semua piutangnya.9

2. Dasar Hukum Pegadaian Syariah


Landasan hukum yang digunakan untuk pegadian syariah antara lain yaitu:

• Surah al-Baqarah ayat 283; Ayat ini menjelaskan tentang transaksi


yang terjadi secara tidak tunai dan tidak adanya seorang penulis untuk
mencatat transaksi yang terjadi tersebut.
• Hadis Riwayat Muslim; Dalam hadis ini dijelaskan bahwa
Rasulullah di suatu saat pernah membeli makanan dari orang Yahudi, dan
cara yang dilakukan untuk membayar makanan tersebut yaitu dengan
menggadaikan baju besinya sebagai barang jaminan. Hal ini tentunya
bertujuan agar pihak Yahudi tersebut yakin dan mau memberikan makanan
kepada Rasulullah saw., serta tidak ada pihak yang dirugikan dengan cara
seperti itu.10

3. Rukun Pegadaian Syariah


Rukun – rukun pegadaian syariah menurut jumhur ulama ada empat,
antara lain yaitu:
a. Adanya ijab qabul (shigat) diantara pihak yang melaksanakan akad
b. Adanya pihak yang melakukan akad (akid), Rahin (pihak yang
mempunyai barang) dan Murtahin (pihak yang menahan barang
gadai)
c. Adanya objek gadai (barang jaminan)
d. Marhun bih (pinjaman yang diberikan oleh pihak yang menahan
barang)11

9
Sagala, ‘Pegadaian Syariah (Rahn): Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Dan Syarat’, 2021
<https://santuynesia.com/pegadaian-syariah>.
10
Sagala.
11
Sagala.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank Syariah adalah Lembaga keuangan yang uisaha pokoknya memberi kredit dan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya
disesuaikan dengan prinsip – prinsip Syariat Islam. Jadi dapat disimpulkan Bank Syariah
adalah Lembaga keuangan yang sistem dan prinsip pelaksanaannnya berdasarkan Syariat
Islam.
Asuransi berasal dari bahasa belanda yaitu “assuriante” yang bermakna
tertanggung, disebut insurance yang berarti menanggung suatu kerugian. Sedangkan
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang mengkover sebagian atau seluruh biaya
perawatan atas terjadinya risiko kesehatan atau penyakit
Dalam bahasa Arab, istilah gadai disebut dengan rahn yang berarti tetap, kekal dan
jaminan. Menurut ulama syafi’iyah rahn adalah menjadikan suatu yang bisa dijual sebagai
jaminan atas utang dipenuhi dari harganya, jika orang yang berutang tidak sanggup
melunasinya.
B. Saran-saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada para pembaca.
Hal ini bertujuan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik di masa akan datang karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, and M. Anang Firmansyah, ‘Manajemen Bank Syariah ( Implementasi Teori Dan
Praktek )’, CV. Penerbit Qiara Media, 2019, 536

Nasution, Adanan Murroh, ‘Gadai Dalam Prespektif Hukum Ekonomi Islam’, Jurnal Hukum
Ekonomi, 5.2 (2019), 135–49

Rahma, Tri Inda Fhadila, ‘Perbankan Syariah I’, Buku Diktat, 2019, 100–117

Sagala, ‘Pegadaian Syariah (Rahn): Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Dan Syarat’, 2021
<https://santuynesia.com/pegadaian-syariah>

Sirajuddin, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’, At Tawazun, 1 (2021)

Umar, Marzuki, ‘Asuransi Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam’

Anda mungkin juga menyukai