Anda di halaman 1dari 13

Makalah

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

Materi : LKS
Dosen Pengampu : Ubaidillah Muayyad, M.E.I.

Disusun Oleh :
Khairul Anam
Ahmad Warid

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
(INSTIKA)
GULUK-GULUK SUMENEP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan Makalah tentang LKS, pada tahun ajaran ini tepat pada
waktunya tanpa halangan suatu apapun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Daftar isi...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian................................................................................................................3
B. Pengembangan Bank Syari’ah.................................................................................4
C. Kelembagaan Bank Syari’ah....................................................................................5
D. Fungsi dan Peran Bank Syari’ah..............................................................................5
E. Ciri-Ciri Bank Syariah.............................................................................................7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip
operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Operasional lembaga
keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir. Hal- hal terssebut sangat
diharamkan dan sudah diterangkan dalam Al-Quran dan Al- Hadist.
Tujuan utama mendirikan lembaga keuangan Islam adalah untuk menunaikan
perintah Allah dalam bidang ekonomi dan muamalah serta membebaskan masyarakat
Islam dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh agama Islam. Untuk melaksanakan tugas
ini serta menyelesaikan masalah yang memerangkap umat Islam hari ini, bukanlah hanya
menjadi tugas seseorang atau sebuah lembaga, tetapi merupakan tugas dan kewajiban
setiap muslim. Menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berekonomi dan bermasyarakat
sangat diperlukan untuk mengobati penyakit dalam dunia ekonomi dan sosial yang
dihadapi oleh masyarakat.
Dalam konteks bank syari’ah pengungkapan informasi kinerja yang komprehensif
termasuk informasi yang memungkinkan nasabah menilai keuntungan dan resiko
menabung di bank syari’ah sangatlah penting mengingat pembagian keuntungan nasabah
bank syari’ah bukan atas dasar bunga melainkan atas pembagian hasil investasi (revenue
sharing). Pengungkapan informasi kepada stakeholder bank syari’ah, seharusnya tidak
terbatas pada informasi keuangan semata, melainkan juga informasi non keuangan yang
memungkinkan nasabah mengetahui tingkat kesesuaian operasional bank dengan prinsip
syari’ah. Kunci kesuksesan suatu bank syari’ah sangat ditentukan oleh tingkat
kepercayaan publik terhadap kesesuaian operasional bank dengan sistem syari’ah.
Berdasarkan hal tersebut, bank syari’ah harus dapat meyakinkan para nasabah bahwa
pelaksanaan operasional bank syari’ah telah dijalankan dengan memberikan atau
menyampaikan informasi kepada publik bahwa bank syari’ah menjalankan operasionalnya
telah sesuai dengan prinsip syari’ah.

1
B. Rumusan Maslah
1. pengertian lembaga keuangan bank syariah ?
2. perkembangan lembaga keuangan bang syariah ?
3. kelembagaan lembaga keuangan bank syariah ?
4. fungsi dan peran lembaga keuangan bank syariah ?
5. ciri-ciri lembaga keuangan bank syariah ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Kauangan Bank Syariah
Dalam pasal 1 Undang-undang No. 21 tahun 2008, disebutkan bahwa bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
laninya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank terdiri dari dua jenis, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank
konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional
yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdsarkan prinsip
syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
menetapkan fatwa dibidang syariah. Bank syariah terdiri atas Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syaria (BPRS).1
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN)
adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang
mendapat izin operasional sebagai Lembaga Keuangan Syariah. Definisi ini
menegaskan bahwa sesuatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian
dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan. Unsur
kesesuaian suatu LKS dengan syariah islam secara tersentralisasi diatur oleh DSN,
yang diwujudkan dalam berbagai fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Keuangan Syari'ah
adalah sebuah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk laninya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak dan prinsip operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah.
Definisi ini menegaskan bahwa sesuatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur
kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga
keuangan.

1
Rizal yaya, Aji Erlangga Matawireja, dkk, Akuntansi nPerbankan Syariah Teori dan Praktek Kontemporer, h.
54

3
B. Perkembangan Lembaga Keuangan Bang Syariah
Kelahiran lembaga keuangan syariah di Indonesia ditandai secara resmi dengan
pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991. Berdirinya BMI, dan
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pelayanan keuangan
berbasiskan syariah, memotivasi lahirnya lembaga keuangan syariah lainnya. Sebagai
contoh, pada awal tahun 1994, berdiri perusahaan asuransi syariah yang dinamakan
dengan Syarikat Takaful Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh ICMI, Abdi bangsa
Foundation, Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Jiwa Tugu Mandiro dan beberapa
pengusaha Muslim serta Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Pada 1997, PT
Danareksa Investment (DIM) meluncurkan reksa dana syariah yang merupakan
produk pasar modal syariah pertama di Indonesia. Pada tahun 1998, dual system bank
diberlakukan dengan diamandemennya UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 dengan UU
No.10 Tahun 1998. Sistem perbankan ini membolehkan bank-bank konvensional
beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan membuka Unit Usaha Syariah (UUS)
sehingga mempercepat pertumbuhan perbankan syariah.
Di samping itu, pada tahun 2000, Bursa Efek Jakarta, bersama dengan PT.
Danareksa Investment Management (DIM), meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII)
yang terdiri atas saham-saham blue chip yang memiliki kepatuhan syariah. Penerbitan
Sukuk Korporasi adalah sebuah prestasi besar lainnya dalam industri keuangan
syariah di Indonesia. Hal ini terjadi ketika Indosat (perusahaan telekomunikasi)
menerbitkan Sukuk pertama (berdasarkan Mudharabah) pada tahun 2002. Langkah ini
diikuti oleh korporasi lainnya, yaitu Matahari Putra Prima, yang menerbitkan Sukuk
Ijarah pada tahun 2004. Kontribusi penting pemerintah terwujud pada tahun 2008
ketika Dewan Perwakilan Rakyat menerbitkan Undang-Undang Sukuk Negara No. 19
Tahun 2008 dan Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008. Sukuk
Negara pertama diterbitkan pada tahun 2008 yang diikuti oleh Sukuk Ritel pertama di
dunia pada tahun 2009.
Ke depan lembaga perbankan dan keuangan syariah di Indonesia diprediksi
akan terus meningkat. Dukungan Pemerintah, dalam hal ini Otoritas Jasa keuangan
(OJK) dan Bank Indonesia (BI) masih terus diharapkan agar perjalanan lembaga
keuangan syariah ini ke depan semakin lancar. Sosialilasi kepada masyarakat juga
harus dilakukan secara terus menerus oleh semua stakeholder yang bekepentingan

4
agar pemahaman masyarakat akan keberadaan lembaga keuangan syariah ini semakin
meningkat.

C. Kelembagaan Lembaga Keuangan Bank Syariah


Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari bank dan non bank. Bank adalah suatu
lembaga usaha keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat serta memberikan pelayanan-pelayanan yang berkaitan dengan keuangan
lainnya sebagai profit dan membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup secara
merata.2 Non Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan jasa jasa keuangan
dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung. Seperti asuransi, BMT,
pasar modal, pegadaian dan lain sebagainya. Persamaan bank dan non bank yakni,
sama-sama mengelola uang yang sumbernya dari dana masyarakat dan kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif yang disajikan
dalam bentuk berbagai produk atau jasa keuangan yang ditawarkan masing-masing
lembaga.3
Setiap Lembaga Keuangan Syariah (LKS), baik perbankan ataupun non bank
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya harus sejalan dan sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah, menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Penerapan prinsip-prinsip syariah juga harus mengacu pada etika bisnis secara islami
yaitu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-sunnah. Tidak hanya itu, etika bisnis
dalam Islam juga mengacu pada tauhid, keseimbangan, kehendak bebas,
pertanggungjawaban dan ikhsan.

D. Fungsi Dan Peran Lembaga Keuangan Bank Syariah


Fungsi lembaga keuangan bisa ditinjau dari empat aspek antara lain:
1. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi jasa jasa finansial. Jasa jasa finansial
yang disediakan oleh lembaga keuangan syariah harus didasarkan pada prinsip
prinsip syariah diantara fungsi lembaga keuangan sebagai penyedia jasa jasa
finansial antara lain:

2
M. Syafe’I Antonio, Bank Islam: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.37
3
Mandala Manurung, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, (Jakarta: FEUI, 2004), hlm.116

5
a. Fungsi tabungan. Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan
instrument untuk tabungan bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana
setelah pemenuhan kebutuhan dasar (konsumsi).
b. Fungsi penyimpanan kekayaan. Instrumen keuangan yang diperjual belikan
dalam pasar uang dan pasar modal menyediakan suatu cara untuk menyimpan
kekayaan, yaitu dengan cara menahan nilai a
c. sset yang dimiliki disamping menerima pendapatan dalam jumlah
tertentu.Fungsi transmutasi kekayaan. Dimana lembaga keuangan memiliki
asset dalam bentuk janji janji kepada imbalan pemilik dana.
d. Fungsi likuiditas. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang
tunai pada saat dibutuhkan. Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrument
keuangan dapat dengan mudah dicairkan melalui mekanisme pasar keuangan.
e. Fungsi pembiayaan /kredit.Disamping untuk menyediakan likuiditas dan
mempermuda harus tabungan menjadi investasi dalam rangka menyimpan
kekayaan,pasar uang menyediakan pembiayaan /kredit untuk membiayai
kebutuhan konsumsi dan investasi dalam ekonomi.
f. Fungsi pembayaran.Sistem keuangan menyediakan mekanisme pembayaran
atas transaksi barang dan jasa jasa.
g. Fungsi diversifikasi risiko.Pasar keuangan menawarkan kepada unit usaha dan
konsumen proteksi terhadap jiwa,kesehatan dan risiko pendapatan atau
kerugian.
h. Fungsi manajemen portofolio.Yaitu sebagai penyedia jasa keuangan yang
dapat memberikan kenyamanan,proteksi terhadap kecurangan,kualitas pilihan
investasi,biaya transaksi yang rendah dan pajak pendapatan.
i. Fungsi kebijakan.Pasar keuangan telah menjadi instrument pokok yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan gunamenstabilkan
ekonomi dan memengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter.
2. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam
system perbankan,berfungsi sebagai bagian yang terintegrasi dari unit unit yang
diberi kuasa atau
memilikikewenangandalammengeluarkanuanggiral(penciptaanuang)dandeposito(t
imedeposits).
3. Fungsi keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam system
moneter,berfungsi menciptakan uang (money).Tujuannya menjaga stabilitas
6
darimata uang(baiksecara internal maupun eksternal)sehingga pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan dapat tercapai.
4. Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam
system finansial,berfungsi sebagai bagian dari jaringan yang terintegrasi dari
seluruh lembaga keuanga yang ada dalam system ekonomi.Struktur system
financial terdiri dari system perbankan,system moneter dan lembaga keuangan
lainnya.
Peran lembaga keuangan bank syariah

1. Pengalihan Aset (Assets Transmutation), LKS memiliki aset dalam bentuk


pinjaman dan dana kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu, dana
pembiayaan aset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat.
2. Likuiditas (Liquidity), berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai
pada saat dibutuhkan.
3. Realokasi Pendapatan (Income Reallocation), LKS sebagai tempat realokasi
pendapatan untuk persiapan di masa yang akan datang.
4. Transaksi (Transaction), LKS menyediakan jasa untuk mempermudah transaksi
moneter.
5. Efesiensi, LKS dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanannya
juga memperlancar serta mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.
E. Ciri-Ciri Lembaga Keuangan Bank Syariah
1. Sesuai fakta dewan pengwas syariah
Ketika menerima titipan ataupun investasi, lembaga keuangan syariah
harus sesuai berdasarkan fakta yang ada.
2. Hubungan antara pihak pihak yang bekerja sama dengan lembaga keuangan
syariah
Hubungan antara lembaga keuangan syariah dengan investornya itu
penyimpan dana, penggunadana, dan lembaga keuangan syariah yang menjadi
intermediary institution atau biasa dibilang lembaga perantara, berdasarkan
kemitraan bukan sekedar hubungan debitur dengan kreditur.
3. Landasan prinsip
Lembaga keuangan syariah bukan hanya berdasarkan profit oriented, tetapi
juga berdasarkan falah oriented yang berarti kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat seperti contoh ekonomi syariah.

7
4. Konsep lembaga keuangan syariah
Konsep yang digunakan dalam transaksi lembaga keuangan syariah
merupakan konsep yang berlandaskan prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau
sewa menyewa gunatransaksi komersial, dan pinjam meminjam melalui qardh
ataupun kredit yang digunakan untuk transaksi sosial.
5. Lembaga keuangan syariah mementingkan syiar islam
Lembaga keuangan syariah ini sangat mengutamakan syiar islam sehingga
investasi yang dilakukan dilembaga ini merupakan investasi yang halal sehingga
hal ini tidak menimbulkan kemudhratan bagi para pemakai dan juga tidak
merugikan syiar islam seperti nilai nilai ekonomi syariah.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lembaga Keuangan Syari'ah adalah sebuah lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk laninya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak dan prinsip operasinya berdasarkan pada
prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Definisi ini menegaskan bahwa sesuatu LKS harus
memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas
operasi sebagai lembaga keuangan.
Ke depan lembaga perbankan dan keuangan syariah di Indonesia diprediksi
akan terus meningkat. Dukungan Pemerintah, dalam hal ini Otoritas Jasa keuangan
(OJK) dan Bank Indonesia (BI) masih terus diharapkan agar perjalanan lembaga
keuangan syariah ini ke depan semakin lancar. Sosialilasi kepada masyarakat juga
harus dilakukan secara terus menerus oleh semua stakeholder yang bekepentingan
agar pemahaman masyarakat akan keberadaan lembaga keuangan syariah ini semakin
meningkat.
Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari bank dan non bank. Setiap Lembaga
Keuangan Syariah (LKS), baik perbankan ataupun non bank dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya harus sejalan dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

9
DAFTAR PUSTAKA

M. Syafe’I Antonio, Bank Islam: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001).
Mandala Manurung, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, (Jakarta: FEUI, 2004).
Rizal yaya, Aji Erlangga Matawireja, dkk, Akuntansi nPerbankan Syariah Teori dan
Praktek Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

10

Anda mungkin juga menyukai