Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akal manusia pada hakikatnya memerlukan aturan dalam menganalisa
berbagai masalah yang ada, karena ilmu logika merupakan ilmu yang
mengatur cara berfikir (Analisa) manusia, maka keperluan kita kepada ilmu
logika adalah untuk mengatur dan mengarahkan kita kepada suatu cara befikir
yang benar.
Logika merupakan bagian dari kajian epitemologi, yaitu cabang filsafat
yang membicarakan mengenai pengetahuan. Karena mungkin tidak aka nada
filsafat kalau tidak ada logika.
Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu
secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan
menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya
ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam dan arti keadaan diri dunia.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Logika Ilmu
2. Apa saja macam-macam Logika Ilmu
3. Tentang Berpikir Ilmiah

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Logika Ilmu
2. Untuk mengetahui macam-macam Logika Ilmu
3. Untuk mengetahui apa saja tentang Berpikir Ilmiah

BAB II
1
https://nurwiddy.wordpress.com/2017/10/29/makalah-logika-ilmu-dan-berpikir-ilmiah/-diakses pada
20/02/2020 pukul 6.25am

1
PEMBAHASAN

A. Logika Ilmu
1. Pengertian logika ilmu
Logika ilmu berasal dari bahasa Yunani, dari kata sifat ‘Logike’ yang
behubungan dari kata benda ‘Logos’ yang berarti perkataan atau kata sebagai
manifestasi dari pikiran manusia. Secara etimologis dapat diartikan bahwa
Logika itu adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam
bahasa.
Secara istilah logika pertama kali digunakan oleh nama logika untuk
pertama kali muncul pada Cicero (abad 1 sebelum masehi) dalam arti seni
berdebat. Alexander Aphrodisias (sekitar permulaan abad ke 3 sesudah
masehi) adalah filsuf pertama yang mempergunakan kata logika dalam arti
yang menyelidiki tingkat kelurusan pemikiran manusia. Dengan demikian
pada prinsipnya logika menjadi asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat dan sehat. Agar dapat berpikir benar, tepat dan teratur maka logika
menyelidiki, merumuskan dan menerapkan kaidah-kaidah yang mengikat.
Secara singkat dapat dikatakn logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan-
kumpulan pengetahuan tentang pokok yang tertentu. Kumpulan ini merupakan
suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Penjelasan seperti ini terjadi dengan menunjukkan
sebab-musababnya. Logika juga merupakan ilmu pengetahuan dalam arti ini.
Lapangan ilmu pengetahuan ini asas-asas yang berpikir lurus, tepat dan
teratur, logika menyelidiki merumuskan serta menerapkan hokum-hukum
yang harus ditepati.
Dengan menerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat dan
sehat. Kita dimasukkan kedalam lapangan logika, sebagai suatu kecakapan.
Hal ini menyatakan bahwa logika bukanlah teori belaka, logika juga
merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran
dalam praktek. Inilah sebab mengapa logika disebut filsafat yang praktis.2

2
Sudarso, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakarta:Rineka Cipta,2008),hlm.162

2
2. Macam-macam Logika Ilmu
Sebagai salah satu cabang filsafat, logika dapat dibagi menjadi :
a. Logika dalam arti sempit adalah logika yang mempelajari asas-asas
penalaran yang bersifat deduktif, yakni sesuatu penalaran yang
menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal
pikirannya, sehingga bersifat betul hanya berdasarkan bentuknya.
b. Logika dalam arti luas ialah mencakup perbincangan yang sistematis
mengenai pencapaian kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan
tentang bagaimana sitem-sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam
termasuk didalamnya pembahasan tentang logika sendiri.
c. Logika formal memperlajari langsung pekerjaan akal, serta menilai
hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyatan-kenyataan
praktis yang sesungguhnya.
d. Logika material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan,
alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya
merumuskan metoda ilmu pengetahuan itu.
e. Logika murni merupakan pengetahuan mengenai asas-asas dan aturan-
aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari
pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam
sesuatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan-
pernyataan yang dimaksud.
f. Logika terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam
setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat, dan juga dalam
pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari-hari.
g. Logika filsafat dapat dipandang sebagai ragam atau bagian logika yang
berkaitan dengan pembahasan-pembahasan dalam bidang filsafat.
h. Logika matematik merupakan suatu bentuk logika yang mengkaji
penalaran yang benar dengan menggunakan metode-metode matematik
serta bentuk lambing-lambang yang khusus dan cermat untuk
menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam
bahasa biasa.

3. Manfaat Logika Ilmu


3
Manfaat logika dalam pengembangan ilmu adalah sebagai berikut :\
a. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip
abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan
(bahkan seluruh lapangan kehidupan).
b. Logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih
dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin
intelektual.
c. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh
berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangkaan.
d. Logika dimasa sekarang dikenal sebagai “ era of reason “ membantu
kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu membedakan mana yang
benar dari yang palsu.
e. Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur
karenadengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan
menghindari kesesatan.

4. Kegunaan Logika Ilmu


Kegunaan logika adalah sebagai berikut :
a. Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, dan tetap.
b. Tertib, metodis, dan koheran atau untuk menjaga kita supaya selalu
berpikir benar.
c. Meningkatkan kemampuan berpikir abstrak, cermat dan objektif.
d. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri.
e. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
f. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-
kesalahan berpikir keliruan serta kesesatan.
g. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
h. Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.

5. Logika sebagai Cabang Filsafat


4
Filsafat adalah kegiatan atau hasil pemikiran yang menyelidiki
sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna dibalik
kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system
pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini
berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika
lahir bersama lahirnya filsafat di yunani. Dalam usaha untuk memasarkan
pikiran-pikirannya serta pendapatnya, filsuf-filsuf yunani kuno tidak
jarang mencoba membantah pikiran lain yang menunjukkan kesesatan
penalarannya. Logika digunakan untuk pembuktian. Logika mengatakan
dalam bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional,
logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bias dianggap sebagai
cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang
berfikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan
aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan
mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan
dirikesalahan dalam mengambil kesimpulan.

B. Berfikir Ilmiah
5
1. Pengertian Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah
masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan
fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan, memutuskan dan mengembangkan.
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses
ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Berfikir ilmiah juga merupakan hubungan antara
seintetis antara penalaran deduktif dan penalaran induktif. Karakteristik
utamanya adalah :
a. Dilakukan dengan sadar.
b. Bertujuan untuk mencapai kebenaran ilmiah.
c. Bersifat rasional atau empiris.
d. Sistematis/analisis, dan
e. Kesimpulan yang dihasilkan tidak mempunyai kebenaran mutlak.

Adapun dalam prosesnya, bernalar dapat dibedakan, yaitu bernalar


induktif dan bernalar deduktif. Penalaran induktif adalah berfikir
berdasarkan seperangkat gejala atau data yang diamati dengan menerapkan
logika induktif. Sedangkan berfikir deduktif adalah logika berfikir yang
bergerak dari hal-hal yang khusus untuk kemudian menggenera-
lisasikannya menjadi hal-hal yang umum.3

2. Sarana Berfikir Ilmiah


Berfikir ilmiah ini adalah serangkaian gerak pemikiran dalam
mengikuti jalan pemikiran yang pada akhirnya sampai pada kesimpulan
yang dikategorikan sebagai llmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah.
Proses dalam upaya mengembangkan gagasan dengan cara bernalar.
Berangkat dari adanya ketentuan ini, maka dengan sendirinya dapat
dibedakan antara publikasi yang dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan
dan yang bukan (tulisan biasa). Tulisan biasa sama sekali tidak terikat
kepada penggunaan sarana tertentu. Sebaliknya tulisan ilmiah dikaitkan
3
Surajiyo, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 36

6
dengan sejumlah sarana yang harus digunkan. Sarana berfikir ilmiah
adalah bahasa, matematika, dan statistic.
a. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berfikir ilmiah, dan juga merupakan alat berfikir, serta
alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada
orang lain, sebagai alat komunikasi bahasa terbagi kedalam bahasa
tulisan, dalam pemakaiannya bahasa lisan terikat oleh ruang waktu,
hingga penggunaanya perlu secara cepat dan tepat, sesuai dengan
kaidah yang baku.
b. Matematika
Sebagai sarana berfikir ilmiah, matematika mengembangkan
bahasa numeric yang memungkinkannya dilakukan pengukuran secara
kuantitatif. Matematika serangkaian makna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan. Matematika memang merupakan bahasa yang ersak,
cermat dan terbatas dari emosi. Lambing matematika baru mempunyai
arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu matematika
hanya merupakan rumus-rumus yang mati. Ciri utama matematika
adalah metode dalam penalaran.
c. Satatistik
Setelah bahasa dan matematika, sarana berfikir ilmiah yang
selanjutnya adalah statistik. Awal-awalnya statistik diartikan sebagai
kumpulan bahan keterangan atau data, baik yang berwujud
angka/kuantitatif, maupun yang tidak berwujud angka/kualitatif.
Namun kemudian statistik hanya diartikan sebatas kumpulan bahan
kerterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) saja.
Statiska sebagai sarana berfikir ilmiah, maka secara sistematis,
rangkaian kerangka berfikir ilmiah terpenuhi pula. Bahasa, matematika
dan statistika sebagai pelengkap. Ketiganya melengkapi proses
penalaran, logika induktif, dan logika deduktif, yang diperlukan dalam
proses berfikir ilmiah.

3. Kriteria Kebenaran

7
Tujuan kegiatan utama ilmu pengetahuan adalah mencari
pengetahuhan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah,
asas-asas dan sebagainya. Secara umum ada tiga cara menemukan
kebenaran yang didefinisikan sebagai pengetahuan.
 Pertama : yang mentitik beratkan pada konsep tentang bukti
yang pasti.
 Kedua : dengan cara melenyapkan perbedaan antara premis,
dan kesimpulan, dan meyatakan bahwa pengetahuan meruoakan
kepercayaan yang bersifat koheren.
 Ketiga : dengan menggantikan pengetahuan dengan
“kepercayaan-kepercayaan yang mendorong sukses”.
Sesuai dengan tujuannya makakegiatan keilmuan diarahkan kepada
penemuan kebenaran ilmiah. Segala sesuatu secara keilmuan telah diakui
serta teruji kebenarannya. Atas dasar pemahaman ini maka muncul
perbedaan kriteria kebenaran. Ada teori pokok yang lazim dijadikan
penentu kriteria kebenaran ini, yakni teori koherensi, teori korespondensi,
dan teori pragmatis.

1) Teori koherensi
Teori koherensi ini sering disebut sebagai “teori saling
hubungan” atau “teori kosintensi” maksudnya bahwa kebenaran
tergantung pada adanya hubungan secara tepat antara ide-ide yang
sebelumnya sudah diakui kebenarannya. Suatu pernyataan dianggap
benar apabila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya.

2) Teori korespondensi
Menurut teori ini adalah kesetiaan kepada realita objektif.
Kebenaran adalah penyesuaian antara pernyataan tentang fakta dan
fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan dan situasi yang
pertimbangan itu berusaha untuk melukiskannya. Dengan demikian,
kebenaran mempunyai hubungan erat dengan pernyataan atau
pemberitaan yang kita lakukan tentang sesuatu. Bila tidak ada
hubungan sama sekali antara keduanya, maka kebenaran itu tertolak.

8
Teori korespondensi ini mengatakan bahwa seluruh pendapat
mengenai suatu fakta itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta
yang dimaksud. Maksudnya, suatu kebenaran bias diterima sebagai
sebuah kebenaran adalah bila ada penyesuaian antara pernyataan
tentang fakta dengan fakta itu sendiri.

3) Teori pragmatisme
Teori pragmatis, suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan
itu atau konsekuesi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis
dalam kehidupan manusia. Sebagai penganut teori ini, Jhon Dewey
memandang pengalaman sebagia unsur penting. Melalui pengalaman
ini pula manusia memperoleh pengetahuan dan berikhtiar
(saptadarma:19).4

4. Ciri Pengetahuan Ilmiah


Ilmu pengetahuan/ilmu pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan
yang memiliki ciri-ciri tertentu serta cara atau metode bagaimana
memperoleh dan membuktikan kebenarannya. Beerling (1986)
mengemukakan beberapa ciri ilmu pengetahuan yakni:
a. Anggapan bahwa pengetahuan berlaku umum.
b. Ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan mandiri dalam
mengembangkan norma norma ilmiah.
c. Pengethuan ilmiah mempunyai dasar pembenaran misalnya :
Verifikasi, dan Falsifikasi.
d. Pengetahuan ilmiah bersifat sistematik.
e. Pengetahuan ilmiah bersifat objektif.
Sedangkan Van Melsen mengemukakan ciri-ciri pengetahuan ilmiah
sebagai berikut :
a. Metode sebagai dasar penalaran.
b. Memiliki system.
c. Universal.
d. Ojektif.

4
Jalaludin, filsafat ilmu pengetahuan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 122-141

9
e. Progresif.
f. Dapat digunakan.
g. Dan tanpa pamrih.5

Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa,


Matematika dan Statistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika.
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan
berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari
pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif
dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam
berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus,
dengan memakai pola berpikir silogismus.

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk


memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan
mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang
memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.

Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan


dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir
ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan
materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah.
Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus
ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang

5
Akhyar yusuf lubis, filsafat ilmu klasik hingga kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),
hlm. 68-69

10
tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-
sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah
dalam kegiatan langkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk hidup yang
paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan
alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala
dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara singkat dapat dikatakan logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berpikir lurus (tepat). Ilmu pengetahuan adalah kumpulan
kumpulan pengetahuan tentang pokok yang tertentu. Kumpulan ini merupakan
suatu kesatuan yang sistematis serta memberikan penjelasan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Penjelasan seperti ini terjadi dengan menunjukkan
sebab-musababnya. Logika juga merupakan ilmu pengetahuan dalam arti ini.
Lapangan ilmu pengetahuan ini asas-asas yang berpikir lurus, tepat dan
teratur, logika menyelidiki merumuskan serta menerapkan hukum-hukum
yang harus ditepati.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah
masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta
yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Berpikir merupakan
sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Sudarso. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta
Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu, Jakarta: Bumi Aksar
Jalaludin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Lubis Yusuf Akhyar. 2016. Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
https://nurwiddy.wordpress.com/2017/10/29/makalah-logika-ilmu-dan-
berpikir-ilmiah/-diakses pada 20/02/2020 pukul 6.25am.

13

Anda mungkin juga menyukai