Anda di halaman 1dari 102

PENGARUH MAJELIS TAKLIM TERHADAP PENINGKATAN

RELIGIUSITAS MASYARAKAT DESA SUAK PUTAT


KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI

SKRIPSI

SITI SABARIYAH
NIM: TP. 161601

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN TAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2020
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Pendidikan Agama Islam

SITI SABARIYAH
NIM: TP. 161601

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN TAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2020
iii
iv
v
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah SWT atas berkat dan limpahan rahmat
dan karunianya yang telah memberikan saya kesempatan dan kesehatan untuk
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam atas junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, semoga dapat memberikan syafaatnya di Akhirat kelak.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kepada kedua orang tua ku Ayahanda Suparno dan Ibunda Miswati, Yang telah
berjuang membiayaiku hingga aku bisa sampai pada tahap ini, memberikan kasih
sayang yang tak terhingga, memberikan dukungan material maupun moril, bahkan
yang tiada hentinya selalu memanjatkan do’a untuk keberhasilanku sehingga
karya sederhana ini bisa diselesaikan tepat waktu. Saya juga berterima kasih
kepada jasa kakakku Alm. Supriyono dan adikku Rizki Fahrozi yang selalu
mendukung dan mensupport, serta sepupu seperjuangan Pegy Suteja, dan semua
keluargaku. Serta saya ucapakan terimakasih untuk temanku yang sudah
membantuku Mukramah dan yang selalu mensupport. Trimakasih kepada mas
Miswandi, yang sudah membantu dan selalu mensupport. Trimakasih kepada
teman-teman terdekatku Dwi Julia Ningsih, Siti Naimah, Rizky Andriani,
Indra Ramadhan, Rani Anggraini, Sriwahyuni, Nurhayati . Dan terimakasih
juga kepada teman pertamaku di lokal PAI B Kesmita, serta teman-teman
seperjuanganku Lokal PAI B Angkatan 2016 yang begitu banyak mengisahkan
suka maupun duka selama 4 tahun ini yang sudah kita lewati bersama. Teman-
teman POSKO 11 GEL 1 SIMPANG PARIT, yang selalu mensupport, dan
teman-teman PPL MA ALIYAH NURUL IMAN, yang sudah selalu mendukung
dan mensupport.

Saya sangat berterima kasih kepada Pembimbing I Ibu Dra. Hj, Nurazmy Aziz
,M.Pd.I, Pembimbing II Dr. Hj, Hindun, S.Ag,M.Pd.I yang selalu
membimbing dan mengarahkan saya dalam penelitian ini. Semoga kebaikan
Bapak dan ibu dibalas oleh Allah SWT.

Amiin Yaa Robbal’ Alamiin

ix
MOTTO

‫ل ام‬
ْ ‫ل ِذ ي ان ُأو ُتوا ا ْل ِع‬
َّ ‫ن ُك ْم او ا‬
ْ ‫ل ِذ ي ان آ ام ُنوا ِم‬
َّ ‫لُ َّّ ا‬
‫ا ْرفا ِع ال‬. ‫ن ُش ُزوا ي‬
ْ ‫ن ُش ُ ز و ا ف ا ا‬
ْ ‫ِق ي ال ا‬

Artinya : “ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “ berlapang-


lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah nsicaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “ berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al-Mujadillah:11)

x
ABSTRAK

Nama : Siti Sabariyah

Nim : TP.161601

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Pengaruh Majelis Taklim Terhada Peningkatan Religiusitas


Masyarakat Di Desa Suak Putat Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi

Penelitian ini memfokuskan pada majelis taklim terhadap peningkatan


religiusitas masyarakat desa suak putat. Kemudian mencari seberapa besar
pengaruh majelis taklim terhadap religiusitas masyarakat desa suak putat.
Penelitian ini dilakakukan selama 2 bulan dari maret- mei 2020.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh majelis


taklim terhadap peningkatan religiusitas masyarakat desa suak putat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 45 responden anggota majelis taklim di masyarakat desa
suak putat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
total sampling yang mana seluruh jumlah yang kurang dari 100 responden harus
di ambil semua sebagai sampel. Metode pengumpulan data dengan kuesioner dan
observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian yang di olah dengan menggunakan program


SPSS Versi 25 menunjukan Uji t yang dilakukan bahwa majelis taklim
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan religiusitas masyarakat karna T
hitung > T tabel yaitu 7,664 > 2,016. Hal ini bearti variabel majelis taklim
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan religiusitas.

Kata kunci: Majelis taklim, Peningkatan Religiusitas

xi
ABSTRACT

Name : Siti Sabariyah

Study program : Islamic Education

Title : The influence of the majelis taklim on the improvement of

the religiosity of the suak putat village community,

sekernan district, muaro jambi, jambi province

This research focuses on the majelis taklim towards increasing the


religiosity of the suak putat village community. Then look for how much
influence the majelis taklim on the religiosity of the suak putat village
community. This research was conducted for 2 months from March 2020.

The purpose of this study was to determine the effect of the majelis
taklim on improving the religiosity of the suak putat village community. The
method used in this research is quantitative method. The sample in this study were
45 respondents who were members of the majelis taklim in suak putat village
community. The sampling technique used in this study is total sampling in which
all amounts less than 100 respondents must be taken as samples. Data collection
methods by questionnaire and observation. Analysis of the data used is simple
linear regression analysis.

Based on the results of research that is processed by using the SPSS


Version 25 program, it shows that the t-test conducted that the majelis taklim has
a significant effect on improving community religiosity because T count> T table
is 7.664> 2.016. This means that majelis taklim variables have a significant

influence on the improvement of religiosity .

Keywords: Taklim Assembly, Increased Religiosity

xii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


Subhannallahu Wata’ala yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu
diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik. Disamping itu, tidak lupa iringkan sholawat serta salam penulis sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam.

Skripsi ini dengan judul : Pengaruh Majelis Taklim Terhadap


Peningkatan Religiusitas Masyarakat Di Desa Suak Putat Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strara Satu( S1). Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan kekurangan


pemahaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temui dalam
penyusunan skripsi ini. Adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak telah
memberi sumbangan yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh
sebab itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak berikut:

1. Allah SWT. Yang dengan rahmat dan izin-Nya kepada penulis dengan
menghadirkan orang-orang luar biasa yang menjadi penyemangat penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Kedua orang tua, ayahanda Suparno dan Ibunda Miswati, tersayang yang
dengan ikhlas tanpa mengenal lelah dalam mengasuh, mendidik serta
membina penulis sejak didalam kandungan sampai sekarang. Selain itu
telah memberikan dukungan dari segi materi maupun spritual dalam
rangka menyelesaikan studi penulis.
3. Bapak Prof. Dr. H. Su’adi Asy’ri, MA. Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Muklis, S.Ag, M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Ibuk Dr. Hj. Nurazmy Aziz, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I, dan Ibuk
Dr. Hj. Hindun,S.Ag, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing saya dalam penelitian ini.

xiii
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan atas
segala bimbingan dan bantuan.
8. Segenap Bapak dan Ibu karyawan karyawati UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, khususnya Bapak dan Ibu karyawan karyawati Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan atas segala bimbingan dan bantuan.
9. Trimakasih kepada masyarakat desa Suak Putat yang telah membantu
menyelesaikan skripsi saya.
10. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2016, serta teman-teman yang selama ini memberi semangat, doa serta
dukungan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini.
11. Teman-teman KKN- GEL 1. Simpang Parit, dan teman-teman PPL- MA
Nurul Iman Ulu gedong.

Terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah, dan Ma’unahnya
kepada kita semua, aamiin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis
sudah berusaha semaksimal mungkin membuat yang terbaik. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membantu dari semua pihak agar dapat menjadi motivasi
bagi penulis untuk lebih baik dalam bekarya. Semoga amal yang telah kita
lakukan dijadikan amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita
semua di dunia maupun di akhirat.

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan dalam penyusunan


skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya penulis sendiri
pembaca umumnya.

Jambi 16 juni 2020

Penulis

Siti Sabariyah

TP. 161601

xiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
NOTA DINAS........................................................................................................iii
PENGESAHAN.......................................................................................................v
KARTU KONSULTASI SKRIPSI.........................................................................vi
PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................viii
PERSEMBAHAN...................................................................................................ix
MOTTO....................................................................................................................x
ABSTRAK..............................................................................................................xi
ABSTRAC.............................................................................................................xii
KATA PENGANTAR..........................................................................................xiii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................6
C. Batasan Masalah...........................................................................................6
D. Rumusan Masalah........................................................................................7
E. Tujuan dan Manfaat penelitian....................................................................7
BAB II KERANGKA TEORI..................................................................................8
A. Kerangka Teori.............................................................................................8
1. Tinjauan tentang Majelis Taklim...........................................................8
a. Pengertian majelis taklim.................................................................8
b. Tujuan majelis taklim.......................................................................9
c. Fungsi dan peranan majelis taklim.................................................11
d. Metode Majelis taklim...................................................................13
e. Materi Majelis Taklim....................................................................16
f. Keanekaan Majelis Taklim............................................................17
2. Sikap Religiusitas.................................................................................20
a. Pengertian religiusitas....................................................................20
b. Macam-macam religiusitas............................................................22
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas..............................24
d. Aspek Religiusitas..........................................................................26
e. Tipe Religiusitas.............................................................................27
f. Membentuk sikap religiusitas........................................................28
3. Pengaruh pelaksaan Majelis Taklim terhadap religiusitas...................30
B. Penelitian Relevan......................................................................................33
C. Kerangka Teori...........................................................................................34
D. Hipotesis.....................................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................36
A. Pendekatan Penelitian................................................................................36

C. Populasi dan Sampel Data..........................................................................36


D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................38
xv
DAFTAR ISI
E. Variabel Penelitian.....................................................................................39
F. Metode Pengumpulan Data........................................................................40
G. Instrumen Penelitian...................................................................................40
H. Uji Asumsi Klasik......................................................................................41
I. Uji Hipotesis...............................................................................................41
J. Metode Analisis Data.................................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................
A. Sejarah berdirinya Majelis Taklim Nurul Huda.........................................45
B. Hasil penelitian...........................................................................................46
C. Analisis data...............................................................................................46
1. Uji Validitas.........................................................................................46
2. Uji Reliabilitas.....................................................................................48
3. Uji Asumsi...........................................................................................49
4. Uji Hipotesis.........................................................................................50
5. Uji Teknik Analisis Data......................................................................53
6. Pembahasan Penelitian.........................................................................53
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................54
B. Saran...........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

xv
i
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka berpikir ........................................................................................
4.1 Uji normalitas ..............................................................................................
4.2 Heteroskedastisitas ......................................................................................

xvii
DAFTAR TABEL
3.1 Penetapan skor kuesioner ............................................................................
3.2 Instrimen penelitian .....................................................................................
4.1 Hasil uji validitas majelis taklim .................................................................
4.2 Hasil uji validitas peningkatan religiusitas ..................................................
4.3 Hasil rehabilitas majelis taklim ...................................................................
4.4 Hasil rehabilitas peningkatan religiusitas ....................................................
4.5 Uji T.............................................................................................................
4.6 uji R square ..................................................................................................
4.7 Hasil Uji regresif linear sederhana ..............................................................

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar soal penyebaran angket terhadap anggota ...........................


Lampiran 2 hasil uji validitas angket ....................................................................
Lampiran 3 hasil uji reliabilitas.............................................................................
Lampiran 4 hasil uji normalitas ...........................................................................
Lampiran 5 dokumentasi kegiatan majelis taklim ........................................

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang haq dan sempurna, yang merupakan syariat
Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka
beribadah kepadanya (Majdid, 2005:130). Dan untuk menanamkan keyakinan
dibutuhkan suatu proses pendidikan hak, pendidikan formal dan non formal
yang didukung dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang telah
merambas luas dimasyarakat dewasa ini. Sarana yang di gunakan untuk
proses pendidikan serta kegiatan-kegiatan tersebut adalah sekolah, madrasah,
pesantren, rumah, atau lingkungan sekitar. Sedangkan pelaksanaan dariproses
itu melibatkan semua orang yang ada di sekeliling seperti orang tua, guru,
ataupun masyarakat khalayak ramai.
Islam adalah agama risalah manusia keseluruhannya. Umat islam,
adalah pendukung amanah, untuk meneruskan risalah dakwah baik sebagai
umat kepada umat-umat yang lain ataupun selaku perseorangan di tempat
mana pun mereka berada, dan menurut kemampuan dari masing-masing.
Allah SWT berfirman:

‫¸ِب‬ ‫﴾ إَّ¸َّل ¸َّصا ِ َ̧لا‬٢﴿ ‫ُخ ْس „ر‬ ‫﴾ إ¸ َّن ¸ ْا ْ̧لن‬١﴿ ‫ْص¸ ر‬


َ ‫َسا َن َل في‬ ‫َوا َْل ع‬
‫ وا‬.‫¸ ال ت وت‬
ّ ¸‫َ َ َ ص َِْل‬ ‫َ ¸ذي َن َآ مُنوا َوَع ملُوا ال‬
‫وا ِق‬
‫ وا َ ْص وا‬.‫وَت‬
َ َ
ِ¸
﴾٣﴿ ‫ص ¸ب‬
ْ َّ ‫بل‬

Artinya :” Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada


dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan
saling memberikan nasihat supaya menaati kebenaran dan menasehati dengan
kesabaran “ (Q.S. Al-Ashr, 103:1-3).
Dari ayat diatas memberikan isyarat bahwa keselamatan manusia dari
1
BAB I
kerugian dan azab hanya akan tercapai dengan tiga macam pendidikan, yaitu
mendidik individu supaya beriman kepada Allah SWT dan perkara yang gaib,

1
2

mendidik diri untuk beramal shaleh, dan mendidik masyarakat untuk saling
menasehati agar tabah dalam menghadapi segala kesusahan, beribadah
kepada Allah dan menegakkan kebenaran. Untuk bisa menjalankan perannya
sebagai pendidikan umat, majelis taklim setidaknya perlu melakukan
penanaman dasar-dasar kejiwaan, berupa sikap takwa, ukhuwah, kasih
sayang, dan berani karena benar.
Pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep
intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan.
Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal konseptualisasi
manusia yang berkelanjut kepada terbentuknya ilmu pengetahuan itu.(Kemas
Imron Rosadi,02:2019)
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik
yang berbentuk jasmaniyah maupun ruhaniyah, menumbuhkan hubungan
yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah manusia dan alam
semesta. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang manusia.
Al- Quran menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai dua
fungsi yang sekaligus mencakup dua tugas pokok pula.
“Fungsi pertama, manusia sebagai khalifah Allah dibumi, makna ini
mengandung arti bahwa manusia diberikan amanah untuk
memelihara, merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam raya.
Fungsi kedua, manusia adalah makhluk Allah yang diberikan tugas
untuk menyembah dan mengabdi kepadanya. Selain itu, manusia
adalah makhluk yang memiliki potensi lahir dan batin”. (Haidar Putra
Daulay : 2012:2)
Kemudian pendidikan berkembang sebagaimana zaman, yakni dengan
membagi dan membedakan antara pendidikan formal dengan pendidikan non
normal. Pendidikan formal itu sendiri merupakan pendidikan yang dikatakan
resmi dan diakui oleh pemerintah, yang mana kurikulumnya mengikuti aturan
pemerintah, sedangkan pendidikan non formal merupakan suatu pendidikan
yang ada diluar sekolah dan kurikulumnya tidak mengikuti pemerintah.
“Dalam Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pada pasal 30 ayat 3 dinyatakan bahwa
pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan
3

formal, non formal dan informal, dengan kata lain pendidikan pada
jalur sekolah atau pendidikan non formal akan tetap tumbuh dan
berkembang secara terarah dan terpadu dalam sistem pendidikan
nasional”. ( Kementerian Agama RI, 2012:2).

Majelis taklim merupakan salah satu pendidikan non formal bidang


keagamaan memiliki arti penting bagi pengalaman nilai-nilai Islam di
masyarakat. Hal ini dikarenakan keberadaan majelis taklim menjadi ujung
tombak yang berhadapan langsung pada masyarakat. Kemudian Islam yang
memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur dan
di ikuti oleh jamaah yang relative banyak bertujuan untuk membina dan
mengembangkan hubungan yang santun dan serasi manusia dengan Allah
SWT.
Salah satu hal yang menjadi tujuan majelis taklim adalah sebagai
tempat kegiatan belajar-mengajar, sebagai lembaga pendidikan dan
keterampilan, sebagai wadah kegiatan dan bekreativitas, sebagai pusat
pembinaan dan pengembangan dan sebagai jaringan komunikasi ukhuwah
dan wadah silaturahim.
Adapun kegiatan keagamaan itu sendiri adalah suatu aktifitas
keagamaan yang dilakukan oleh orang-orang muslim dengan tujuan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta mengharapkan akan
ridho-Nya, kegiatan ini biasanya di atur dan dibina langsung oleh pemuka
agama setempat yang bekerja sama dengan takmir masjid dan masyarakat
sekitar kemudian kegiatan ini disebarluaskan kepada masyarakat dan
dilakukan rutin setiap minggunya. Kegiatan ini antara lain pembacaan
sholawatan Nabi, yasinan, tahlilal, jamiyah hadroh, dan istigotsah yang mana
dilakukan secara bergilir tiap minggu.
Pendidikan Islam sendiri merupakan suatu kebutuhan setiap manusia,
karena sebagai makhluk pedagogis dilahirkan dengan membawa potensi dan
mendidik sehingga mampu menjadi khalifah dibumi serta pendukung dan
pemegang kebudayaan.
Sedangkan keberagamaan atau religiusitas sendiri adalah suatu yang
amat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini karena, manusia dalam
4

sebagai aspek kehidupan akan di pertanggung jawabkan. Setelah meninggal


dunia. Aktifitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan
hanya terjadi ketika melakukan nilai( ibadah) tetapi juga aktifitas lain yang di
dorong kekuatan batin ( Ancok, 2001:76). Jadi sikap religiusitas merupakan
intregrasi secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan
keagamaan dalam diri seorang.
Sebagaimana hal yang diatas maka religiusitas adalah prilaku religios.
Kata religios berasal dari kata yang akar katanya adalah riligious yang berarti
mengikat. Dari sini dapat diartikan bahwa religi ( Agama) memiliki aturan-
aturan yang mengikat dan harus dilaksanakan oleh pemeluknya. Ajaran
agama berfungsi untuk mengikat dan menyatukan seorang atau sekelompok
orang dalam berhubungan dengan tuhan-Nya, semua manusia dan alam
sekitanya.
Tingkat religiusitas adalah kadar atau tingkat keterikatan manusia
terhadap agama-Nya. Seseorang yang memiliki keterikatan religiusitas yang
lebih besar maka akan menjalankan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban
keagamaan-Nya dengan patuh orang seperti ini dapat dikatakan sebagai orang
yang memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi pada orang yang tidak
menjalankan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban agama-Nya.
“Kemudian dengan adanya majelis taklim yang didalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan keagamaan dan diiringin wejangan-wejangan
petuah-petuah maka terciptalah suasana keagamaan yang yang
terwujudnya peningkatan keagamaan atau religiusitas di masyarakat
tersebut. Serta dengan adanya usaha sadar yang dilakukan untuk
menyakinkan, memahamkan, dan mengamalkan ajaran Islam pada
masyarakat melalui pendidikan non formal atau pendekatan dengan
kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan sebagai aktifitas
rutinan”. (Madjid, 2006:133).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pendidikan non formal


di masyarakat yakni majelis taklim serta kegiatan-kegiatan keagamaan. Dan
adapun program mingguan seperti pengajian rutinan seminggu sekali, arisan
melalui kocokan acak (yang minta), iuran uang kas 2000/ minggu. Program
bulanan seperti laporan keuangan majelis taklim 3 bulan sekali, santunan
5

anak yatim. Program tahunan pengadaan inventaris, peremajaan inventaris,


dan pengajian akbar yang di adakan giliran di desa yang ada dan merambah
masyarakat dapat meningkatkan di masyarakat, khususnya di desa Suak Putat,
Sekernan, Muaro Jambi.
Majelis taklim yang berlangsung di desa Suak Putat, Sekernan, Muaro
Jambi ini masih dalam perkembangan karena dalam pengisian kegiatan
majelis. Pada saat proses majelis taklim berlangsung di desa Suak Putat,
Sekernan, Muaro jambi. Yang mengikuti kegiatan majelis taklim tersebut
tidak terlalu buta akan keagamaan. Dan saat proses kegiatan tersebut para
jamaah berdatangan tidak mendengarkan dengan baik saat pemateri
memberikan arahan atau ceramah mereka sibuk dengan sesama serta ada
yang sibuk dengan arisan yang di adakan oleh jamaah lainnya dan religiusitas
masyarakat desa tersebut lebih baik. Sedangkan kondisi kegiatan tersebut
cukup baik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis cukup tertarik
meneliti suatu kajian skripsi berjudul : “ Pengaruh Majelis Taklim Terhadap
Peningkatan Religiusitas Masyarakat Desa Suak Putat Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi”.

B. Identifikasi Masalah
1. Jenis masalah
Jenis masalah dalam penelitian tentang pengaruh majelis taklim terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat desa suak putat kecamatan sekernan
kabupaten muaro jambi.

C. Batasan Masalah
Untuk menghindari luas pokok pembahasan, maka penulis membatasi
ruang lingkup masalah yang akan diteliti yaitu mengenai pengaruh majelis
taklim terhadap peningkatan religiusitas masyarakat desa suak putat
kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi.

D. Rumusan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah


sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh majelis taklim terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat Desa Suak Putat Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi”.

E. Tujuan dan manfaat penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah di paparkan di atas maka
peneliti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh majelis taklim
terhadap peningkatan religiusitas masyarakat di desa suak putat
kecamatan sekernan kabupaten muarojambi.
2. Manfaat Penelitian
Dari peneliti tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut:
a. Hasil penelitian di harapkan dapat menyumbangkan khazanah bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pengembangan
pendidikan agama islam.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pendoman
penyelenggaraan pendidikan non formal khususnya untuk
meningkatkan religiusitas masyarakat di desa suak putat kecamatan
sekernan kabupaten muaro jambi.
c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana
strata satu (S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Majelis Taklim
a. Pengertian Majelis Taklim
Secara etimologi kata majelis taklim berasal dari bahasa arab
yaitu “majelis” (isim makan) yang berasal dari kata jalasa, yajlisu,
julusan yang bearti tempat duduk, tempat atau rapat. Sedangkan kata
ta’lim (isim masdar) yang berasal dari alima, ya’lamu, ilman yang
bearti mengetahui sesuatu, ilmu dan arti dari taklim adalah “pengajaran,
melatih”. Jadi kata majelis taklim adalah suatu tempat (wadah) yang
didalamnya terdapat proses belajar mengajar para jamaah atau anggota.
Sedangkan menurut terminologi majelis taklim adalah suatu tempat
yang di gunakan untuk proses belajar mengajar tentang keislaman dan
materi lainnya juga guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
(Kementrian Agama : 2012: 2).
Taklim adalah proses pemberitahuan sesuatu secara berulang-
ulang dan sering, sehingga mualim (jamaah) dapat memperseprikan
maksudnya dan membekas di dalam dirinya (Helmawati, 2013:80).
Sedangkan menurut Abdul Jamil Taklim berasal dari kata “ ta’lim (ism
masdar) yang berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman yang berarti
mengetahui sesuatu, ilmu, dan arti taklim adalah pengajaran atau
melatih.( Abdul Jamil,2012;1)
Menurut Mujamil Qomar Majelis taklim adalah suatu
perkumpulan pengajian, dengan tujuan untuk mencari ilmu agama dan
untuk menambah pahala dari Allah SWT dan untuk merasakan siraman
rohani khususnya oleh kalangan ibu-ibu rumah tangga. ( Mujamil
Qomar,2015:76).

7
8

Menurut Helmawati Majelis taklim merupakan tempat dimana


dilakukan suatu pengajaran atau pendidikan mengenai ajaran agama
Islam secara fleksibel dan tidak terikat oleh waktu maupun tempat.
(Helmawati,2013:101)
Jadi berdasarkan definisi diatas, peneliti menyimpulkan
pengertian majelis taklim adalah suatu tempat dimana terdapat banyak
orang dengan tujuan untuk belajar mengenai pendidikan ajaran Islam
secara fleksibel dan tidak terikat oleh waktu maupun tempat, dengan
tujuan jamaah dapat mempersepsikan maksudnya dapat membekas di
dalam dirinya.

b. Tujuan Majelis Taklim


Majelis taklim berdasarkan struktur organisasinya merupakan
lembaga organisasi pendidikan islam non formal yang menanamkan
akhlak luhur dan mulia, meningkatkan kemajuan dalam bidan ilmu
pengetahuan dan keterampilan jamaahnya, serta dapat memberantas
kebodohan umat Islam supaya memperoleh kehidupan yang bahagia
dan sejahtera serta diridhoi oleh Allah SWT. (Hasbullah, 1999:101).
Majelis taklim juga merupakan salah satu lembaga untuk
dakwah islamiyah secara self standing dan self disciplined dapat
mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatannya, didalamnya
berkembang prinsip demokrasi yang berdasarkan musyawarah unutk
mencapai suatu mufakat demi kelancaran suatu pengajaran sesuai
dengan tuntutan pesertanya. (Hasbullah, 1999:94).
Jadi menurut beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa lembaga pendidikan islam non formal seperti majelis taklim ini
merupakan suatu lembaga yang di dalamnya mengajarkan pengajaran
ajaran Islam dan pelaksanaannya bersifat fleksibel tidak mengikat. Oleh
karena itu majelis taklim menjadi suatu lembaga pendidikan Islam non
formal yang merupakan yang merupakan salah satu alternatif bagi
9

masyarakat yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan


untuk menambah ilmu terutama dalam bidang agama Islam.
Menurut Tuti Alawiyah merumuskan tujuan majelis taklim
sebagai berikut :
1. “Berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuannya majelis
taklim adalah untuk menambah wawasan dan keyakinan
agama untuk mendorong pengalaman ajaran agama.
2. Berfungsi sebagai kontak sosial, maka tujuannya majelis
taklim untuk mempererat tali silaturahmi terhadap sesama
muslim.
3. Berfungsi mewujudkan minat sosial, maka tujuannya majelis
taklim adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
kesejahteraan rumah tangga dalam lingkungan jamaahnya”.
(Helmawati,2013:78)
Kegiatan yang dilaksanakan di majelis taklim untuk masyarakat
umum dan ada yang di tujukan kepada kelompok tertentu saja. Kegiatan
di majelis taklim yang di tujukan untuk masyarakat umum dapat di
hadiri oleh semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, tua
ataupun muda, dan dari semua strata sosial. Sedangkan majelis taklim
yang ditujukan kepada sekelompok tertentu seperti, majelis taklim
khusus untuk ibu-ibu, bapak-bapak, atau pengajian remaja, pengajian
yang diadakan di perkantoran khusus untuk pegawai, dan ada juga
pengajian yang khusus ditujukan kepada orang-orang yang telah
menunaikan ibadah haji.

“Tujuan majelis taklim secara umum yaitu dalam rangka


dakwah atau menyiarkan ajaran Islam. Selain juga majelis
taklim juga sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan
bidang keagamaan, penambahan wawasan atau pengetahuan
umum, bahkan dengan adanya majelis taklim ini para jamaah
dapat memecahkan sebuah permasalahan kehidupan yang di
alaminya dari segi ajaran Islam. (Helmawati: 2013:105)
Jadi dari beberapa tujuan majelis taklim, disimpulkan bahwa
tujuan dari majelis taklim adalah untuk menambah ketakwaan kepada
Allah SWT dan meningkatkan akhlakul karimah bagi jamaahnya serta
untuk mewujudkan rahmat bagi alam semesta ini.
10

c. Fungsi Dan Peranan Majelis Taklim


Dengan adanya wadah pendidikan Islam non formal berupa
majelis taklim maka penting bagi komunitas muslim dan tidak
diragukan lagi dalam ilmu keagamaannya. Lembaga ini mempunyai
kedudukan yang tersendiri dalam mengatur pelaksanaan pendidikan
agama dalam rangka dakwah Islamiyah dan merupakan salah satu
wadah bagi pelaksanaan pendidikan Islam.
Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan non formal
yang memiliki beberapa fungsi antara lain.
1. “Fungsi keagamaan, pada fungsi ini berguna untuk membina
dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangkan membentuk
masyarakat yang beribadah bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Fungsi sosial, yaitu sebagai wadah untuk bersilaturahmi,
menyampaikan pendapat, dan sekaligus sebagai sarana dialog
antar para ulama, umara dan umat.
3. Fungsi pendidikan, yaitu menjadikan sebagai pusat kegiatan
belajar mengajar bagi masyarakat, keterampilan hidup, dan
kewirausahaan.
4. Fungsi ekonomi, yaitu sebagai sarana tempat pembinaan dan
pemberdayaan ekonomi jamaahnya
5. Fungsi seni dan budaya, yaitu sebagai tempat untuk bisa
mengembangkan kreatifitas seni dan budaya islam
6. Fungsi ketahanan bangsa, yaitu sebagai tempat untuk
pencerahan umat dan kehidupan beragama, masyarakat dan
bangsa”. ( Helmawati,2013:91)
Menurut khadijah munir dalam mujamil qomar, majelis taklim
merupakan suatu pendidikan islam non formal yang ada dilingkungan
masyarakat. Lembaga ini sangat penting sebagai wadah untuk dapat
menambah ilmu tentang ajaran islam. Di zaman yang modern ini masih
banyak orang yang belum memahami ajaran islam. Bahkan majelis
taklim ini merupakan sebuah wadah yang dapat diterima oleh
masyarakat perdesaan maupun perkotaan. Majelis taklim ini
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat, antara lain:

1. Sebagai lembaga keagamaan


2. Sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi pada dakwah
3. Sebagai lembaga pembinaan ekonomi dan sosial.
11

Menurut hasbullah majelis taklim mempunyai peranan dan


kedudukan sendiri dalam mengatur pelaksanaan pendidikan ataupun
dakwah mengenai ajaran islam, sifat yang tidak begitu mengikat dan
ketat sehingga menjadikan keberadaan majelis taklim sangat penting.
Oleh karena itu fungsi dan peran dari adanya majelis taklim tidak
terlepas dari kedudukannya sebagai alat dan sekaligus sebagai media
pembinaan kesadaran beragama.
Majelis taklim sebagai salah satu dalam lembaga
pendidikan islam non formal memiliki beberapa fungsi dan
peranan antara lain.
1. ”Pembinaan dan pengembangan ajaran islam dalam rangka
membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai tempat rekreasi rohani, karena pelaksanaanya bersifat
fleksibel dan santai
3. Sebagai tempat untuk berlangsungnya silahturahmi yang dapat
menghidupkan dakwah dan ukhuwah islamiyah.
4. Sebagai sarana komunikasi berkesinambungan antar ulama,
umara dan umat.
5. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi
pembangunan umat dan bahasa pada umumnya”.(
Hasbullah,1999:101)
Menurut Qomar peran yang harus dimainkan oleh majelis
taklim adalah:

1. “Majelis taklim diharapkan bisa untuk dijadikan sebagai


tempat belajar dan bertanya mengenai berbagai masalah
terutama dalam bidang agama.
2. Majelis taklim bisa membantu mencerdaskan masyarakat
melalui upaya pemberantasan buta huruf
3. Majelis taklim memberdayakan masyarakat baik di bidang
ekonomi maupun sosial
4. Majelis taklim dapat menunjang kerukunan intern dan antar
umat beragama”.(Qomar,2015:82).
Majelis taklim mempunyai beberapa fungsi dan tujuan, selain
bertujuan untuk meningkatkan sikap religiusitas, majelis taklim juga
berfugsi sebagai wahan untuk bisa bersilahturahmi sesama muslim,
bersosialisasi dan sebagai wadah untuk rekreasi rohani dalam untuk
meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT. Selain itu majelis taklim
12

juga memiliki peranan penting bagi masyarakat yaitu salah satunya bisa
menjadi wadah ukhuwah islamiyah.

d. Metode majelis taklim


Menurut helmawati secara etimologi, metode secara istilah
berasal dari bahasa yunani metods, yang terdiri dari dua suku kata
metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan
atau cara (Helmawati,2013:114). Jadi yang dimaksud dngan metode
adalah salah satu jalan yang dilalui untuk bisa mencapai suatu tujuan
tertentu.
Menurut kamus besar indonesia metode adalah suatu cara yang
teratur berdasarkan pada pemikiran yang benar-benar matang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.( Kamus Besar Indonesia,2008:1022)
Jadi, dari dua definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa metode adalah suatu jalan atau cara teratur dan bersistem yang
berdasarkan pemikiran yang sudah benar-benar matang dan bertujuan
untuk mencapai maksud tertentu.
Menurut helmawati jika ditinjau dari metode penyajiannya,
kegiatan majelis taklim dapat dibedakan menjadi empat jenis, antara
lain:
1. Majelis taklim dilaksanakan menggunakan merode ceramah. Pada
metode ini terdapat dua cara, pertama ceramah secara umum,
dimana para tokoh agama maupun ustadz bertidak secara aktif
dengan memberi materi yang disampaikan, sedangkan secara pasif,
yaitu hanya mendengarkan dan menerima materi yang
disampaikan. Kedua, ceramah terbatas, dimana jamaah majelis
taklim diberikan waktu untuk sesi tanya jawab mengenai materi
yang belum difahami. Jadi antara para jamaah dan ustadz sama-
sama aktif dalam kegiatan belajar di majelis taklim. Metode ini
paling tua dan sangat banyak di pergunakan, bahkan oleh para
13

rasul, seperti difirmankan didalam surah Al-A’raaf ayat 35 sebagai


berikut:

‫َعَْلي ُك ْم َآ َي¸ِت ۙ ََف م ¸ن‬ ُّ َ ‫ََي َب¸ِن آ َ َد م إ ّ¸َما‬


‫ات‬ ‫صو‬ .‫ْيت¸َي‬
‫َ ق ٰى َوَأ ْصَل َح فَ َل‬.َ ‫َن‬
‫ن‬
‫َ ُك ْم ُر ُس ٌل ¸ ْمن ُك‬
‫َُ ق‬.‫ْم ي‬

‫ََيَزُنو َن‬
ْ
ُ ‫َ ْخ و ٌف َعلَْي ¸ه‬
‫ه‬ ‫ْم ََوَّل‬
‫ْم‬
Artinya : “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-
rasul dari pada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku,
Maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan,
tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula )
mereka bersedih hati”.
Metode dipergunakan apabila: jumlah pendengar cukup
besar. Waktu yang tersedia sedikit, menerangkan bacaan khusus,
untuk menyimpulkan pokok-pokok penting mengulangi pelajaran
atau pembahasan terdahulu, digunakan oleh penceramah yang
lancar berbicara lisan dan mampu menarik perhatian pendengar.

2. Majelis taklim yang dilaksanakan dengan metode halaqoh. Pada


metode ini para ustadz dalam menyampaikan materi ajaran agama
menggunakan atau memegang kitab tertentu.
3. Majelis taklim yang menggunakan metode mudzakarah. Pada
metode ini dilaksanakan dengan cara bertukar pendapat atau

Helmawati,2013:114)

Menurut Qomar metode yang digunakan dalam majelis taklim


antara lain:
14
berdiskusi mengenai suatu masalah tentang ajaran islam yang
sudah disepakati untuk dibahas.
4. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran.
Pada metode ini majelis taklim menyelenggarakan kegiatan
mengenai pendidikan islam tidak hanya mengguunakan satu
metode saja, melainkan bisa menggunakan dengan beberapa
metode yang ada secara bergantian, dengan tujuan supaya para
jamaah tidak bosan dalam mengikuti pengajian ini.(

Helmawati,2013:114)

Menurut Qomar metode yang digunakan dalam majelis taklim


antara lain:
15

1. “Metode ceramah yang digunakan untuk menyampaikan materi


pembahasan yang membutuhkan banyak penjelasan secara
lisan.
2. Metode tanya jawab digunakan ketikan dibutuhkan penjelasan
secara dalam mengenai penguasaan materi pembahasan dan
pengetahuan tentang keinginan-keinginan para jamaah.
3. Metode diskusi atau seminar digunakan ketika menyampaikan
materi pembahasan yang membutuhkan pemikiran atau
penalaran secara kritis. Allah SWT memberikan contoh
pertanyaan yang mengandung masalah, baik untuk difikirkan
maupun didiskusikan dengan mempergunakan pengetahuan
masing-masing seperti surah Al- Alaq ayat 5-14 sebagai
berikut:
‫ا ا‬ ۤ ‫َعل‬
‫ اعَل ام ؕ َ ّك َ َل ا¸ َّن ا َّ̧ل ن َسا َن َلَيط‬.َ‫ََل ي‬
‫ا ا‬
‫ٰغ‬ ‫ََ م ا َّ̧ل ن َسا َن َما‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫ غ ٰن ؕ ا¸ َّن ا¸ٰ ٰل‬.‫ٰ ۙى َا ن َّرٰاُه ا اسَت‬
¸‫رب‬
َ
‫ِ َك‬
‫َصٰ ل‬ ‫ا‬
‫ ٰهى ؕ َع‬.‫ ن‬.َ‫ا ُلّر اج ٰعى ؕ ََارَء اي َت ى ي‬
‫ا‬
‫ِى ؕ ََارءَ اي َت ا¸ ن َكا َن َعلَى ا‬ ‫اب ًدا ا¸َذا‬ ‫ال‬
‫ا‬ ‫َ ¸ذ‬

ٰ‫ُل‬
‫ٰدى َاا و ََا َمر‬
‫¸ِبَ َّن ا‬ ‫َب‬ ¸ِ
‫َوَت‬ ¸‫ اق و ۙى ارء اي ت ا‬.‫بَّلت‬
َ َ ََ ٰ
ً ًۢ ‫ا‬
‫َت¸ ه ۙ َلن َس ف ًعا‬.‫َ ن‬.‫ٰ رى ؕ َكّ ََل َِل ٕٮ ان ََّل ي‬.َ‫ وٰ ِّللَ ي‬.َ ‫ا‬
‫ِ¸ن َك َّذ‬
‫َ اعَل ام‬.‫ِٰل ؕ اَ اََل ي‬ ¸ۙ ‫بَّلنا ¸صي‬
5. Metode latihan siap atau drill digunakan ‫ة‬ketikan
َ
menyampaikan materi pengajian ketika dibutuhkan penguasaan
ketrampilan seperti, latihan membaca al-quran, latihan
16

Artinya : “Dia Mengajarkan Kepada Manusia Apa Yang Tidak


Diketahuinya. Ketahuilah! Sesungguhnya Manusia Benar-
Benar Melampaui Batas, Karena Dia Melihat Dirinya Serba
Cukup. Sesungguhnya Hanya Kepada Tuhanmulah Kembali .
Bagaimana Pendapatmu Tentang Orang Yang Melarang,
Seorang Hamba Ketika Mengerjakan Sholat, Bagaimana
Pendapatmu Jika Orang Yang Melarang Itu Berasa Diatas
Kebenaran, Atau Pun Dia Menyuruh Bertakwa (Kepada
Allah)? Tidaklah Dia Mengetahui Bahwa Sesungguhnya Allah
Melihat Segala Perbuatannya”.
Penggunaan metode ini dalam kajian keagamaan sangat baik
yaitu audien menjadi akttif dan mndorog semuanya untuk
berdiskusi.
4. Metode demontrasi digunakan saat dibutuhkan penjelasan-
penjelasan yang melibatkan peragaan seperti, peragaan tata
cara berwudhu, tata cara tayamum, tata cara shalat dan tata cara
haji dan umroh.

5. Metode latihan siap atau drill digunakan ketikan


menyampaikan materi pengajian ketika dibutuhkan penguasaan
ketrampilan seperti, latihan membaca al-quran, latihan
17

membaca sanad dan matan hadis, latihan membaca kitab


jenggot, dan latihan membaca bait-bait syair arab.
6. Metode pemecah masalah digunakan ketika menyampaikan
pembahasan materi yang bersifat problematik sehingga
menuntut pencarian solusi untuk diselesaikan.
7. Metode sistem regu digunakan ketika menyampaikan
pembahasan yang dialogis maupun komparatif sehingga perlu
menghadirkan dua ustadz di depan jamaah untuk
menyampaikan pengajian secara bergantian”.( Qomar,
2015:87)
Jadi dalam majelis taklim itu ada beberapa metode yang di
gunakan dalam pengajaran bertujuan supaya mempermudah jamaah
dalam mengikuti pengajian di majelis taklim dan mampu menambah
wawasan ilmu terutama dalam bidang agama islam. Dan para ustadz
ataupun kyai harus bisa memilih metode yang digunakan saat
pengajaran dimajelis taklim dan disesuaikan dengan kondisi para
jamaahnya.

e. Materi Majelis Taklim


Materi adalah suatu bagian yang terpenting dalam kegiatan
pendidikan dimajelis taklim, materi yang diberikan berkaitan mengenai
masalah ajaran agama. Berikut ini materi yang diberikan pada
pengajaran di majelis taklim :
1. Tauhid adlah mengesakan Allah sebagai dzat sang pencipta di
bumi ini. Dengan kata lain juga dzat yang mengatur,
menguasai, dan mengikhlaskan untuk beribadah kepada Allah
SWT.
2. Akhalakul karimah yang dimaksud pada materi ini yaitu
mengenai akhlak yang terpuji atau akhlak yang terbaik dan
akhlak tercela. Materi akhlak terpuji meliputi sifat ikhlas,
tolong menolong, sabar dan sebagainya, sedangkan yang
akhlak tercela seperti sombong, kikir, sum’ah, dusta, hasud,
dan sebagainya.
3. Fiqih pada materi ini bersangkutan tentang sholat, zakat,
puasa, haji, dan sebagainya. Selain hal tersebut juga bisa
berkaitan dalam pengalaman kehidupan sehari-hari, yang
meliputi pengertian wajib, sunnah, halal, haram, makruh, dan
mubah. Dengan adanya materi yang sudah dijelaskan maka
diharapkan jamaah bisa taat terhadap aturan dan hukum yang
diatur dalam ajaran islam.
18

4. Tafsir, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai kandungan al-


quran yang beserta penjelasan, makna dan hikmatnya.
5. Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, ucapan dan tingkah
laku rasulullah yang dijadikan sebagai ketetapan atau hukum
dalam ajaran islam”.( Nurul,2010:10)
Menurut Qomar materi yang digunakan dalam majelis taklim
ada beberapa macam seperti membahas “masalah akidah (teologi),
majelis taklim khusus belajar membahas al-quran, majelis taklim
khusus membahas hadis, majelis taklim khusus membahas fiqih,
majelis taklim khusus membahas tasawuf, majelis taklim khusus
membahas masalah-masalah sosial”.( Qomar,2015:81)

f. Keanekaan Majelis Taklim


Menurut helmawati temuan keanekaan majelis taklim dapat
ditinjau dari berdasarkan:
1. “Waktu dan tempat penyelenggaraan
Majelis taklim merupakan tempat pengajaran
pendidikan agama islam yang tempatnya paling fleksibel dan
tidak terikat waktu. Waktu penyelenggaraannya dapat
dilakukan di pagi hari, siang hari, sore hari bahkan malam hari.
Tmpat penyelenggaraannya pun dapat memilih di masjid,
mushola, rumah, gedung, kantor, aula, lapangan dan
sebagainya.
2. Lokasi atau daerah penyelenggaraannya
Lokasi penyelenggaraannya ada di desa-desa dan
tentunya ada juga di selenggarakan di kota-kota.
Penyelenggaraan majelis taklim di desa memiliki beberapa
perbedaan dengan di selenggarakan majelis taklim di kota.
Perbedaan penyelenggaraan terdapat dalam keberagamaan
lokasi penyelenggaraan taklim, fasilitas, atau sarana dan
prasarana, media, serta kompetensi yang dimiliki oleh ulama.
Penyelenggaraan di kota, taklim tidak hanya
diselenggarakan di masjid atau rumah, lapangan, tetapi juga
ada yang di gedung serba guna suatu perkantoran atau di ruang
meeting atau konferensi di hotel-hotel. Dan tempatnya
tentunya sangat nyaman dengan fasilitas lengkap dan ditambah
dengan pemateri yang biasanya dikalangan praktisi akademi
dengan kajian ilmiah atau publik figur yang sudah dikenal.
Sedangkan yang didesa, biasanya taklim diselenggarakan di
masjid atau mushola dan ada juga yang di rumah-rumah.
19

Sarana prasarana yang didesa masih minim dan pemateri yang


belum banyak mengkaji dengan metode ilmiah.
3. Jamaah
Jamaah dalam majelis taklim digolongkan dalam
beberpa kategori. Ada yang jamaah khusus dan ada juga yang
campuran. Yang dimaksud jamaah khusus adalah jamaah yang
terdiri dari kaum bapak-bapak atau kaum ibi-ibu saja, ada juga
jamaah khusus remaja baik putra maupun putri. Sedangkan
majelis taklim yang campuran maksudnya jamaah terdiri dari
laki-laki dan perempuan, baik tua, muda ataupun balita.
4. Strata sosial jamaah
Majelis taklim ada yang bersifat terbuka untuk umu,
artinya terbuka terhadap semua segala usia, semua lapisan
sosial dan semua jenis kelamin. Dan ada juga majelis taklim
yang bersifat ekslusif, artinya kegiatan majelis taklim hanya
dikhususkan untuk anggota tertentu atau jamaah yang dimiliki
visi misi (khusus) yang sama dengan penyelenggara majelis
taklim.
5. Program (kurikulum)
Program atau kurikulum dimajelis taklim ada yang
masih menggunakan kitab(klasik) dengan bahsa arab. Ada
juga yang menggunakan materi-materi dari kitab pengetahuan
umum yang modern. Selain itu, penyusunan program ada yang
telah terstuktur dan ada juga yang terstuktur. Penyusunan
program terstuktur adalah program kurikulum yang mengikuti
program dan telah ditetapkan atau disusun oleh pemerintah
atau pengelolaan majelis taklim. Seperti, materi tauhid,
aqidah, syariah, fiqh, hadis, tafsir, dan akhlak. Sedangkan
program yang tidak terstuktur adalah program kajian yang
tidak ditetapkan atau disusun dahulu. Materi yang diberikan
kepada jamaah tergantung pada pemateri atau ustad yang di
tunjuk pengelola.

6. Proses kegiatan
Berdasarkan proses kegiatannya, majelis taklim dibagi
menjadi tiga yaitu majelis taklim tradisional, majelis taklim
moderat, majelis taklim modern. Pertama, majelis taklim
treadisional ini memiliki ciri khas dalam proses kegiatannya
yaitu masih menggunakan (membaca) kitab sebagai acuan
pembelajaran jamaah. Kedua majelis taklim moderat, pada
majelis taklim ini bertujuan untuk pemahaman agama
keimanan, namun belum memiliki program atau kurikulum
yang pasti. Ketiga, majelis taklim modern, pada majelis taklim
modern ini program pembelajaran telah membuat diversifikasi
program ( kurikulum). Karena pada program ini tidak hanya
berorintasi untuk pencapaian tujuan materi keagamaan atau
20

keimanan saja, melainkan juga berorientasi pada pencapaian


tujuan materi pengetahuan umum bahkan ketrampilan”.
(Helmawati,2013:125)
2. Sikap Religiusitas
a. Pengertian Sikap Religiusitas
Thrustone mengemukakan bahwa pengertian dari sikap
adalah suatu tingkatan afeksi yang bersifat baik bahkan buruk
ketika bersosialisasi dengan berbagai obyek psikologis. Sikap yang
ada pada diri seseorang akan memberikan warna ataupun corak
terhadap prilaku seseorang tersebut. (Walgito, 2003:107-109)
“G.W Alport mengemukakan bahwa sikap adalah suatu
keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamika
atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan
situasi yang berkaitan dengan-Nya”. (Mahmudah, 2012:21)
Jalaludin, mengemukakan bahwa sikap dipandang sebagai
seperangkat reaksi-reaksi afektif terhadap obyek tertentu
berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan
individu. ( Jalaludin,2007:128)

Jadi dari beberapa pengertian sikap diatas, dapat


disimpulkan bahwa sikap yaitu sesuatu yang berupa tindakan dari
seseorang untuk bisa diaplikasikan dalam hal tertentu dan dengan
cara tertentu pula.
Menurut Glock dan Stark, religiusitas adalah unsur
keagamaan yang ada di dalam diri seseorang yang dapat dilihat
dari kegiatan dan prilaku individu mengenai suatu agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Religiusitas berasal dari bahasa latin “Religio” yang berarti
agama, kesakehan, jiwa keagamaan. Sedangkan religiusitas
mengukur seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
keyakinan, seberapa banyak keyakinan pelaksanaan ibadah
dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas agama
yang dianutnya sehingga religiusitas dapat diartikan sebagai
21

kualitas keagamaan yang dinamis dan temporal. (Nashor


dkk, 2002:71)
Subandi mengemukakan kata “religi” berasal dari bahasa
latin “ereligio” yang akar katanya adalah “religare” dan berarti
mengikat.( Subandi, 2013;87) Maksudnya adalah bahwa di dalam
religi (agama) pada umumnya terdapat aturan-aturan dan
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakannya, yang semuanya
itu berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang atau
sekelompok orang dalam hubungannya terhadap Tuhan, sesama
manusia serta alam sekitarnya.

Religiusitas secara bahasa adalah keberagamaan, sedangkan


menurut istilah religiusitas adalah suatu kesatuan yang dapat
menjadikan seseorang itu menjadi beragama bukan hanya sekedar
untuk memiliki agama. (Ancok, 1994:77)
Menurut Abdul Munir Mulkhan dkk Agama merupakan
suatu penyadaran manusia yang berkaitan mengenai hubungan-
hubungan keragamaan realitas( Abdul Munir,1998;22). Sehingga
religiusitas adalah suatu bentuk kesadaran hubungan keberagamaan
realkitas tersebut.
Sebagaimana firman Allah dalam surah At- Taubat:

‫َك¸ رَه‬ ُ ‫ٰى و¸دي ¸ن ا َعَلى ال‬ ‫ر ْۡ َُل‬ ‫هو‬


َ ُ
َ َ َ
¸‫¸دي ¸ن كل‬ ‫سولَه د‬ ‫اّل‬
‫ول‬ ِّ ¸‫َِْل‬ ُ ُ
‫ِه و‬
¸ ‫¸ِب‬ ‫َ ¸ذي َْأر َس َل‬
‫ِق ل¸ُيْظ¸ هَرُه‬
‫اْل ُم ْش¸ ُركو َن‬

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa


religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri sendiri
seseorang. Interlisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan
22
Artinya: dialah yang mengutuskan rasul-Nya dengan petunjuk (Al-
Quran) dan agama yang benar untuk di unggulkan atas segala
agama, walaupun orang-orang musyurik tidak menyukai (QS. At-
Taubah: 33).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa


religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri sendiri
seseorang. Interlisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan
23

terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati maupun dalam


ucapan.

Jadi dapat disimpulkan pengertian religiusitas adalah suatu


unsur keberagamaan yang ada di dalam diri seseorang yang
membentuk agama yang dapat dilihat melalui perilaku untuk
membentuk suatu rasa percaya, tunduk, dan terhadap aturan sang
pencipta manusia dan ditandai dengan adanya suatu keyakinan,
pengalaman dan pengetahuan mengenai agama yang dianutnya.
Maka dari pengertian sikap dan religiusitas diatas, dapat
disimpulkan pengertian sikap religiusitas adalah suatu tindakan dan
perilaku seseorang untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT
sebagai bentuk nilai-nilai ketaqwaan dan keimanan dan sebagai
hamba yang taat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Macam-macam religiusitas
Menurut Muhaimin terdapat lima macam religiusitas atau
keberagamaan, antara lain:
1. “Dimensi keyakinan
Dimensi keyakinan ini berkaitan dan berpegang teguh
terhadap ajaran-ajaran teologi dan mempercayai ajaran
doktrin tersebut.
2. Dimensi praktik agama
Pada dimensi praktik agama ini mencakup tentang
prilaku pemujaan, ketaatan dan sesuatu hal yang
dilakukan oleh seseorang untuk menunjukkan
komitmen terhadap agama yang telah dianutnya. Pada
dimensi praktik ini mencakup dua kelas yaitu ritual dan
ketaatan.
3. Dimensi pengalaman
Pada dimensi pengalaman ini mengenai tentang fakta-
fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-
pengharapan tertentu, meskipun tidak sesuai dikatakan
bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada
suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang subjektif
dan langsung mengenai kenyataan terakhir bahwa ia
akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan yang
supranatural.
4. Dimensi pengetahuan agama
24

Pada dimensi pengetahuan agama ini berhubungan


kepada suatu harapan bahwa seseorang yang beragama
paling tidak mempunyai dasar-dasar dari keyakinan,
ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi.
5. Dimensi pengamalan
Pada dimensi pengamalan ini mengacu pada identifikasi
akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,
pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke
hari”.(Muhaimin,2012:298)
Menurut Masrun dan kawan-kawannya dalam penelitian
yang ditinjau dari sisi religiusitas agama islam mengungkapkan lima
aspek keberagamaan seseorang sebagai berikut:
1. “Dimensi Iman. Dimensi ini berdasarkan pada tingkatan
seorang muslim dalam meyakini kebenaran terhadap
ajaran agama yang bersifat fundamental dan dogmatik.
Pada dimensi ini mencakup mengenai kepercayaan
manusia terhadap Allah, malaikat, kitab suci, nabi, hari
akhir serta qadha dan qodhar.
2. Dimensi Islam. Dimensi ini mencakup sejauh mana
tingkat seseorang muslim dalam melaksanakan sholat,
zakat, puasa, haji, dan ibadah lainnya seperti membaca
Al-Quran.
3. Dimensi Ihsan. Dimensi ini mencakup sejauh mana
tingkat seorang, misalnya perasaan dekat dengan Allah,
perasaan dosa saat melanggar aturan Allah.
4. Dimensi Ilmu. Dimensi ini mencakup sejauh mana
pengetahuan seorang muslim terhadap agamanya,
pengetahuan tentang Al-Quran, pokok-pokok ajaran
dalam rukun iman dan rukus Islam, hukum-hukum
Islam, serta sejarah kebudayaan Islam.
5. Dimensi amal. Dimensi ini mencakup dari keempat
dimensi diatas, kemudian dibuktikan dengan tingkah
laku seseorang dalam kesehariannya”.( Masrun,
2010:122)
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Religiusitas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas
yaitu:
1. “Faktor Sosial
Pada faktor sosial ini meliputo semua pengaruh dari
sosial seperti pendidikan, pengajaran dari orang tua,
tradisi-tradisi dan tekanan-tekanan sosial.
2. Faktor Alami
25

Pada faktor alam ini meliputi moral seperti,


pengalaman-pengalaman yang baik yang bersifat alami,
contoh pengalaman konfik moral maupun pengalaman
emosional.
3. Faktor kebutuhan
Pada faktor kebutuhan ini untuk mendapatkan harga diri
serta kebutuhan yang muncul yang disebabkan adanya
kematian.
4. Faktor intelektual
Pada faktor intelektual, faktor ini berkaitan dengan
pemikiran secara verbal terutama dalam pembentukan
keyakinan-keyakinan agama”. ( Thoules,2000:45)
Sikap religiusitas seseorang dapat dilihat dari pengetahuan,
sikap dan prilakunya dalam menghadapi masalah-masalah yang
berkaitan dengan mengenai agama. Dan pembentukan sikap itu
tidak hanya bergantung pada satu faktor saja, melainkan ada faktor
internal ( dalam diri) dan faktor eksternal( luar/lingkungan).
Adapun faktor internal dan eksternal yaitu :

1. “Faktor internal
Manusia adalah makhluk yang beragama
(religius), karena manusia pada dasarnya manusia itu
sudah memiliki potensi beragama dari sejak dalam
kandungan. Potensi ini bersumber dari dalam jiwa
manusia seperti naluri, akal, perasaan, kehendak,
maupun yang lainnya. Pada hakekatnya potensi-potensi
manusia menurut pandangan Islam tersimpul pada sifat-
sifat Allah (Asmaul Husna) artinya sebagai berikut
misalnya Allah memiliki sifat Al-Ilmu berarti maha
mengetahui, maka manusia juga memiliki sifat tersebut.
2. Faktor eksternal
Manusia terdorong untuk beragama karena
pengaruh dari luar dirinya. Sepertinya rasa takut, rasa
ketergantungan , rasa bersalah. Manusia juga dilengkapi
dengan adanya potensi berupa kesiapan untuk bisa
menerima pengaruh luar sehingga dapat dibentuk
menjadi manusia diperoleh dari lingkungan keluarga,
masyarakat maupun lembaga-lembaga lainnya”.(
Jalaludin,2007:305)
Kesimpulan dari faktor yang mempengaruhi religiusitas
diatas adalah dipengaruhi oleh dua faktor internal (faktor yang
26

muncul dari dalam individu seseorang), sedangkan faktor eksternal


itu muncul dari pribadi luar seseorang tersebut yang meliputi
lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga, dimana faktor
dari keluarga itu merupakan suatu terkecil yang dapat membentuk
pendidikan anak dari sejak lahir dan belajar mengenai berbagai hal.

d. Aspek religiusitas
Aspek yang perlu diperhatikan untuk melihat tingkatan
kadar religiusitas seseorang antara lain:
1. “Religios belief, merupakan aspek ideologis, artinya
untuk mengukur sejauh mana seorang muslim
menerima hal-hal yang dogmatis dari agamanya.
Misalnya yaitu percaya kepada malaikat, surga, neraka,
dan sebagainya yang berkaitan mengenai hal-hal yang
dogmatik.
2. Religios practice, merupakan aspek ritual, artinya
sejauh mana seorang muslim itu menjalankan aturan
dan kewajiban-kewajiban ajaran islam. Misalnya seperti
menjalankan sholat, zakat, puasa, dan sebagainya.
3. Religios feeling, merupakan aspek perasaan, artinya
seseorang yang menggambarkan perasaannya terhadap
ajaran islam yang dialami secara individu. Misalnya
pada kedekatan kepada dzat yang menciptakan dunia
ini, kekuatan dari doa, rasa syukur dan sebagainya.
4. Religios knowledge, merupakan aspek intelektual,
artinya untuk mengetahui sejauh mana seseorang
mengetahui tentang pengetahuannya yang berlandaskan
pada kitab suci dan karya lainnya dari Nabi yang ahli
agama yang berpedoman pada kitab suci. Misalkan
makna dari hari raya idul fitri, ramadhan, dan
sebagainya.
5. Religios effect, merupakam aspek konsekuensial,
artinya menggambarkan perilaku seseorang muslim
yang termotivasi oleh ajaran islam dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada aspek kaitannya
dengan hubungan horizontal yakni hubungan antar
sesama manusia dan lingkungan sekitarnya”.
(Subandi,2013:88)
e. Tipe Religiusitas
Menurut Meiyanto telah membagi beberapatipe religiusitas
dalam dua orientasi, antara lain:
27

1. “Tipe ekstrinsik
Pada tipe ekstrinsik ini berasal dari luar, tipe ini
memiliki ciri manfaat, memperhatikan diri sendiri,
memberi keamananm ketentraman dan keyakinan
terhadap keajaiban pada para penganut tertentu. Orang
yang memiliki sikap religius memiliki pandangan
bahwa Tuhan sebagai sumber keberuntungan, mereka
sangat bergantung pada Tuhan dan hampir tidak mampu
untuk berdiri sendiri.
2. Tipe instrinsik
Pada tipe instrinsik ini berasal dari dalam, dimana
subyek menganggap agama sebagai keyakinan dan
kehidupan internal mereka dengan mengesampingkan
kebutuhan lain, selain agama itu sendiri dan
menganggap agama sebagai tujuan untuk hidup. Agama
dapat menentukan ekstensi seseorang tanpa
memperbudaknya dalam konsep yang terbatas dan
kebutuhan yang mengacu pada
egosentris”.(Meiyanto,2003:61)
Tipe religiusitas ini adalah suatu kondisi yang berasal dari
dalamdan luar diri seseorang. Semua ini bertujuan untuk bisa
memberi rasa nyaman dalam menjalankan kehidupan, tanpa adanya
suatu paksaan dari berbagai pihak maupun dengan memandang
tuhan sebagai sumber satu-satunya dalam kehidupan.

f. Membentuk sikap religiusitas


Orang yang beragama pasti identik dengan kata Islam,
seseorang yang berislam dalam melakukan segala perbuatan,
perilaku, tindakan diperintahkan untuk religiusitas atau beragama.
Dalam melaksanakan segala hal aktivitas dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, hukum, dan aktifitas lainnya, muslim
diperintahkan untuk melakukannya dalam rangka beribadah kepada
Allah SWT dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun
setiap muslim harus bereligiusitas.
Dalam membentuk sikap religiusitas atau keberagamaan
terhadap pribadi seseorang menurut konsep orientasi religius
Gordon Allport dengan menggunakan teori motivasi untuk
28

menggolongkan orientasi menjadi dua macam, antara lain orientasi


religius intrinsik (dari dalam) dan orientasi ekstrinsik (dari luar).
Atau bisa juga dikatakan motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Kedua macam orientasi religius ini mempunyai ciri
yang bertolak belakang antar satu sama lain. Secara umum
seseorang yang mempunyai orientasi religius instrinsik akan
berusaha meningkatkan agamanya, sementara orang yang
mempunyai orientasi religius ekstrinsik akan melakukan agama
untuk menjalankan hidup.
“Pada orientasi religius instrinsik, yang dimaksud dengan
kata agama adalah segala sesuatu yang sangat penting
dalam menjalani kehidupan seseorang, sementara pada
orientasi religius ekstrinsik yang dimaksud dengan agama
yaitu sesuatu yang bersifat fungsional”. (Subandi, 2013:93)
Orientasi religius intrinsik dan orientasi religius ekstrinsik
adalah sesuatu hal yang sifatnya berlanjut atau kontinum. Disini
bahwa keberagaman itu bersifat dinamis yang selalu bergerak,
bukan bersifat statis tau tetap. Terdapat beberapa aspek yang dapat
membedakan antara orang yang mempunyai orientasi religiusitas
intrinsik dan orientasi religiusitas antara lain:

1. “Aspek personal vs institusional


Orang yang cenderung memiliki orientasi religius
instrinsik mempercayai seacara mendalam dan
individual nilai-nilai ajaran agama sebagai hal yang
sangat penting dan berusaha untuk menghayati ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi.
Mereka akan menganggap bahwa agama merupakan
bagian dari kehidupan internal individu dan menjadikan
agama itu sebagai tujuan untuk hidup. Agama bagi
mereka merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya orang
orang berotentasi religius ektrinsik akan mengacu pada
agama dalam aspek formal dan kelembagaan. Mereka
akan lebih menekankan pada hal keanggotaan dalam
kelompok sosial artinya ketika dia orang Islam, maka
yang harus ditekankan yaitu bagaimana menjadi
29

anggota kelompok agama islam yang berbeda dengan


kelompok agama lain.
2. Terintegrasi vs terpisah dengan keseluruhan kehidupan
Orang yang mempunyai orientasi religius
instrinsik agama dapat menyatu secara secara utuh
dengan seluruh aspek kehidupan. Mereka mempunyai
komitmen dan kesetian serta menjalankan praktek-
praktek peribadatan. Bahkan agama merupakan suatu
aspek sebagai pusat dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari. Artinya ketika mereka melakukan segala
aktivitas sosial, ekonomi, politik, maka semua itu
berlandaskan oleh agama. Oleh karena itu agama
menjadi faktor pemandu ( unifying factor) dan
kehidupan mereka. Kebutuhan- kebutuhan yang lain
pun juga diupayakan untuk bisa selaras dengan
keyakinan dan ajaran- ajaran religius”. (Subandi,
2013:93-94)
Pada intinya, teori mengatakan bahwa sumber jiwa
keagamaan itu berasal dari faktor intern dan ekstern manusia.
Pendapat pertama mengatakan bahwa manusia merupakan
makhluk yang beragama (homo religius) karena pada dasarnya
manusia itu merupakan makhluk yang berpotensi untuk
beragama. Pendapat kedua mengatakan bahwa jiwa keagamaan
seseorang itu bersumber pada “faktor ekstern karen
pengaruhluar ini seperti rasa takut, rasa ketergantugan, serta
rasa bersalah (sense of guilt)”. (Jalaluddin, 2005:214)

Esensi Islam yaitu ketauhidan dan keesaan tuhan,


tindakan yang intinya tentang menegaskan Allah sebagai Yang
maha Esa, sang pencipta yang mutlak dan trasenden,
pemelihara dan penguasa dalam segala perintah Islam yang
terlepas dari ketauhidan. Seluruh agama itu sendiri
berkewajiban untuk menyembah kepada tuhan, untuk
mematuhi segala perintah dan menjauhi segala laranga-Nya.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tauhid merupakan
inti pokok dalam ajaran agama Islam dan sesuatu perilaku atau
30

tindakan yang bernilai pada Islam dan berlandaskan pada


kepercayaan kepada Allah SWT.

3. Pengaruh Pelaksanaan Majelis Taklim Terhadap Peningkatan


Religiusitas
Sebagaimana telah diperoleh diatas bahwa dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 26,telah
menjelaskan majelis taklim sebagai satuan pendidikan non formal,
bersama lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, dan
pusat kegiatan belajar.
“Pendidikan islam termasuk masalah sosial, sehingga dalam
kelembagaan tidak terlepas dari pendidikan islam termasuk
masalah sosial, sehingga dalam kelembagaannya tidak terlepas
dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga disebut juga
dengan institusi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah
suatu bentuk organisasi yang tersusun relative tetap atas pola-
pola tingkah laku, peranan-peranan dan relasi-relasi yang terarah
dalam mengikat individu yang mepunyai otoritas formal dan
saksi hukum guna tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial
dasar”. (Hasbullah, 2010:95)
Lembaga pendidikan islam adalah wadah atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan islam yang sama dengan proses
pembudayaan. Proses yang dimaksudkan adalah dimulai dari
lingkungan keluarga. Hal ini bila dilihat berdasarkan firman Allah
SWT. Dalam Al-Quran At-Tahrim : ayat 06 yang berbunyi:

‫ َها‬.‫َعلَْي‬ ۟
‫َوُق ُود َها‬ ‫ٰٓ وا َأ ُن ف َس ُك ْم‬.‫وا ُق‬ ٰ
‫ٱ لن‬ ‫َو َْأ ه¸لي ُك ْم ًَن را‬
‫َا ُس َوٱ ِْل¸ َج َا رُة‬
Artinya : “hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu: penjagaanya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai allah terhadap apa
yang
31
¸
.‫يَي‬ ‫َّ ها‬ ‫ٱل‬ ُ‫َ ذي َن َء َا من‬
‫ َؤ ُمرو َن‬.ُْ ‫ ف علُ َما ي‬.‫وي‬ ‫ُصو َن ٱ ل َّّ َل‬ ‫َ ْع‬.‫َم َٰٓلئ¸ َكٌة ¸ َغ َل ٌظ ¸ش َد ٌا د َّل ي‬
َ َْ َ
‫و َن‬ ‫َما‬
‫ٰ ََأ َمُره ْم‬

Artinya : “hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu: penjagaanya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai allah terhadap apa
yang
32

diperintahkannya kepada mereka yang selalu mengerjakan


apa yang diperintahkan”.
Lembaga-lembaga pendidikan islam yang diselenggarakan harus
sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat, dan indonesia memang
terdapat banyak lembaga pendidikan islam, salah satunya adalah
pendidikan masyarakat, yang tumbuh dan berkembang dikalangan
masyarakat islam itu sendiri, yang kepentingaannya untuk kemasalahan
umat islam. Oleh karena itu majelis taklim adalah lembaga swadaya
masyarakat yang hidupnya didasarkan pada ta’wun dan ruhmau
bainahuma.

Pendidikan agama dan pendidikan moral mendapatkan tempat yang


wajar dan leluasa dalam sistem pendidikan nasional indonesia.
Undang-udang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional Bab IX 39 butir 2 misalnya mengatakan bahwa isi
kurikulum pendidikan pancasila pendidikan agama dan pendidikan
kewarnegaraan. Pendidikan agama biasanya diartikan pendidikan
yang materi bahasanya berkaitan dengan keimanan,ketakwaan,
akhlak dan ibadah kepada Tuhan.(Kemas Imron Rosadi,102:2019)
Majelis taklim telah mempunyai kedudukan dan ketentuan
tersendiri dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah
islamiyah, disamping lembaga-lembaga lainnya yang mempunyai
tujuan yang sama. Memang pendidikan non formal yang sifatnya tidak
trlalu mengikat dengan aturan yang ketat dan tetap, merupakan
pendidikan yang efktif dan efisien, cpat menghasilkan, dan sangat baik
untuk mengembangkan tenaga kerja atau potensi umat, karena majelis
taklim digemari oleh masyarakat luas. Efektifitas dan efisin sistem
pendidikan ini sudah banyak dibuktikan melalui media pengajian-
pengajian islam atau majelis taklim yang sekarang banyak tumbuh dan
berkembang baik di desa-desa maupun kota-kota besar.
Oleh karna itu, secara strategis majelis taklim tersebut menjadi
sarana dakwah dan tabligh yang bercorak islami, yang berperan sentral
pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat manusia sesuai aturan
ajaran agama. Disamping itu, yang lainnya adalah untuk menyadarkan
33

umat islam dalam mengkhayati, memahami, dan mengamalkan ajaran


agamanya yang kontekstual kepada lingkungan hidup, sosial budaya
dan alam skitar mereka, sehingga dapat menjadikan umat islam sebagai
ummatn wasathan yang mneladani kelompok umat yang lain.
Berdasarkan dengan hal-hal tersebut, fungsi dan peranan majelis
taklim tidak terlepas dari kedudukannya sebagai alat dan sekaligus mdia
pembinaan kesadaran beragama. Usaha pembinaan masyarakat dalam
bidang agama harus memprhatikan metode pendekatannya, yang
dibedakan menjadi tiga bentuk antara lain:
1. “Lewat propaganda, yang lebih menitik beratkan pada
pembentukan public opini agar mereka mau bersikap dan
berbuat sesuai dengan maksud propaganda. Sifat
propaganda ini adalah masal seperti rapat umum, siaran-
siaran dan lainnya.
2. Melalui indoktrinasi, yaitu menanamkan ajaran dengan
konsepsi yang telah disusun secara tegas dan bulat oleh
pihak pengajar atau ustadz dan kyai untuk disampaikan
kepada masyarakat, melalui kuliah, ceramah, kursus-kursus
dan lainnya.
3. Melalui jalur pendidikan, dengan menitik beratkan
pembangkitan cipta, rasa dan karsa sehingga cara
pendidikan ini lebih mendalam dan matang dari propaganda
dan indoktrinasi”.(Ani Susilowati, 2002:26)
Religiusitas sendiri adalah sesuatu yang amat penting dalam
kehidupan manusia. Hal ini karena, manusia dalam berbagai aspek
kehidupan akan dipertanggungjawabkan setelah meninggal dunia.
Aktifitas beragama yang erat berkaitan dengan religiusitas, bukan hanya
terjadi ketika melakukan ritual (ibadah) tetapi juga aktifitas lain yang
didorong kekuatan batin. Jadi sikap religiusitas merupakan integrasi
secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan
keagamaan dalam diri seseorang.
Manusia berprilaku agama karena didorong oleh rangsangan
hukuman dan hadiah. Menghindarkan dari hukuman (siksaan) dan
mengharapkan hadiah (pahala). Manusia hanyalah robot yang bergerak
secara mekanis menurut pemberian hukuman dan hadiah. Religiusitas
34

dapat kita lihat dari aktifitas beragama dalam kehidupan sehari-hari


yang dilaksanakan secara rutin dan konsisten.
Sedangkan tingkat religiusitas adalah kadar atau tingkat
keterikatan manusia terhadap agamanya. Seseorang yang memiliki
keterikatan religiusitas yang lebih besar maka menjalankan aturan-
aturan dan kewajiban-kewajiban agama dengan patuh. Orang seperti ini
dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki tingkat religiusitas
yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak menjalankan aturan-aturan
dan kewajiban-kewajiban agamanya.

B. Penelitian Yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian lain yaitu:
1. Iis Istiqomah (2015) yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Keagamaan
Pembentukan Majelis Taklim Keagamaan Jama’ah Remaja Usia 13-15
Tahun Di Desa Kendal Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon”.
Menunjukkan bahwa pada kegiatan majelis taklim Baitul Amanah Desa
Kendal Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon berjalan dengan
baik dan presentasi dalam remaja di majelis taklim pun presentasinya
baik.
2. Irma Agustina (2015) yang berjudul “Kegiatan Pengajian Rutin Pada
Majelis Taklim Miftahul Huda Dan Pengaruhnya Terhadap Akhlak
Beragama Remaja Usia 13-19 Tahun Di Desa Bojong Kulon Kecamatan
Susukan Kabupaten Cirebon”. Dalam kategori sangat baik dengan skor
83,93% karena berada pada rentangan presentase 81-100% yang berarti
mempunyai hubungan yang positif.
3. Yuningsih (2019) yang berjudul “pengaruh majelis taklim terhadap
peningkatan religiusitas remaja rumah susun jatinegara barat jakarta
timur”. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh majelis
taklim terhadap peningkatan religiusitas pada remaja. Dimana dapat
dilihat berdasarkan nilai r hitung = 0,894 dengan interval sangat kuat,
sedangkan besarnya pengaruh antara kedua variabel tersebut sebesar
35

0,800 artinya majelis taklim memberikan kontribusi terhadap


peningkatan religiusitas remaja rumah susun jatinegara sebesar 80%
sisanya 20% di tentukan oleh faktor lain.
Dari 3 penelitian diatas, terdapat persamaan dalam penelitian yaitu
tentang membahas majelis taklim dan religiusitas dan selain itu
terdapat persamaan variabel X dan variabel Y.
C. Kerangka berpikir

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
majelis taklim

Peningkatan religiusitas

Sebagaimana keterangan diatas dapat ditarik ulur bahwa dengan majelis


taklim yang didalamnya mengajarkan tentang materi-materi ajaran agama
islam akan menjadi pedoman masyarakat dalam melaksanakan aturan-aturan
agama islam dengan baik. Jika dihubungkan dengan peningkatan religiusitas
adalah ketika seseorang itu berperan aktif dalam majelis taklim, secara tidak
langsung dapat menjadi sebuah usaha dalam meningkatkan kadar keimanan
seseorang atau religiusitas.
Seperti contoh, dalam majelis taklim disampaikan materi tentang sholat
berjamaah ketika seseorang paham dan mengerti maka mereka akan
melakukan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari atau dengan
kata lain ilmu yang telah didapatkan dalam majelis taklim bisa menjadi
tambahan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam ajaran agama islam.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan adanya kegiatan majelis
taklim maka religiusitas seseorang akan lebih baik dan meningkat dari
sebelumnya.

Apabila ditinjau secara etimologi, hipotesis adalah perpaduan kata,


hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dari ; thesis adalah pendapat atau tesis.
36

D. Hipotensis

Apabila ditinjau secara etimologi, hipotesis adalah perpaduan kata,


hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dari ; thesis adalah pendapat atau tesis.
37

Oleh karena itu, secara harfiah hipotensis dapat diartikan sebagai sesuatu
pernyataan yang belum merupakan suatu tesis, suatu kesimpulan sementara,
suatu pendapt yang belum final, karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Hipotesis adalah suatu dugaan sementara suatu tesis sementara
yang harus dibuktikan kebenarnya melalui penyelidikan ilmuah.( Muri Yusuf,
2014:130)
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ho : majelis taklim tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat desa suak putat.
Ha : majelis taklim berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat desa suak putat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang digunakan data berupa angka sebagai alat menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Deni Darmawan, 2013:37).

B. Jenis dan sumber data


Ada dua macam data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan
wawancara langsung dengan responden terpilih melalui pengajuan daftar
isian (terstruktur) dan wawancara tak terstuktur. Perolehan data primer
dilakukan dengan metode total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Karena jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya. (Sugiyono,2007:78)
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil studi perpustakaan,
baik berupa bahan-bahan bacaan maupun data angka yang
memungkinkan. Jenis data ini sering juga disebut data eksternal. Data
sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber, seperti perusahaan swasta,
perusahaan pemerintah, perguruan-perguruan tinggi swasta dan
pemerintah, lemboaga-lembaga penelitian swasta dan pemerintah
maupun instansi-instansi pemerintah, baik yang berada ditingkat yang
paling bawah yaitu tingkat desa maupun berada ditingkat yang paling
pusat.

33
34

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang
memiliki jumlah banyak dan luas (Deni Darmawan, 2013:137). Populasi
menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara keseluruhan
yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam populasi terdapat unit-unit
populasi ataupun jumlah bagian-bagian populasi (Muhammad Teguh,
2005: 125).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini merupakan
seluruh anggota majelis taklim Radatul Huda di desa suak putat
kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi dengan beranggota 45
jamaah.
2. Sampel
Sampel di tentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan
masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian, disamping
pertimbangan waktu, tenaga dan pembiayaan.
Sebagaimana yang dijelaskan diatas bahwa sampel terdiri atas
subjek penelitian (responden) yang menjadi sumber data yang terpilih
dari hasil pekerjaan teknik penyampelan (teknik sampling) ( Burhan
bungin, 2005:134). Dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi. Karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.( sugiyono, 2007: 78)
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta
dibantu dengan pancaindra lainnya (Burhan Bungin, 2005;134).
35

2. Angket / kuisioner
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematic, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan
petunjukan pengisian angket, bagian indentitas berisikan identitas
responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status
pribadi dan sebagainya, kemudian baru dimasuki bagian isi angket.
(Burhan Bungin,2005:134)
3. Dokumentasi/ dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpul data
yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumenter adalah metode untuk menelusuri data histori. (Burhan
Bungin,2005:134)
4. Skala pengukuran (likert)
Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan
skala likert dalam bentuk heklist, skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapatn dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel akan diukur dijabarkan
akan menjadi tolak ukur menyusun butir-butir pertanyaan. Jawaban
setiap butir pertanyaan yang menggunakan skala likert dapat berupa kata-
kata antara lain : sangat tidak setuju (STS), tidak Setuju (TS), kurang
setuju (KS), setuju (S), sangat setuju (SS). ( Wiratna V Sujarweni, 2015:
104)
Tabel 3.1
Penetapan skor kuisoner
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5
36

E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
1. Variabel independen ( variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Maka dalam penelitian yang menjadi variabel bebas adalah Majelis
Taklim (X).
2. Variabel dependen ( variabel terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas sesuai dengan masalah yang akan
diteliti. Maka yang akan menjadi variabel terikat adalah Peningkatan
Religiusitas Masyarakat (Y).
F. Instrument Penelitian
Tabel 3.2
Instrument penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala
Peningkatan Pengalaman 1. Keyakinan terhadap Likert
religiusitas beragama Allah SWT.
masyarakat 2. Rutinitas ibadah
3. Kegiatan beragamaan
Majelis taklim Kognitif dan 1. Pengetahuan tentang Likert
Afektif al-quran
2. Pengetahuan akhlak
3. Materi fiqih
4. Materi majelis
5. Metode-metode
pengajaran majelis
taklim
6. Perbuatan yang
dilarang Allah
SWT.
7. Silahturahmi
8. Rutin mengikuti
majelis.
37

G. Uji Instrumen Penelitian


1. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian menggunakan instrumen yang telah disusun
untuk pengumpulan data, peneliti harus yakin apakah instrumen itu valid.
Validitas suatu instrumen yaitu seberapa jauh instrumen itu benar-benar
mengukur apa (objek) yang hendak di ukur. Makin tinggi validitas suatu
instrumen, makin baik instrumen itu untuk digunakan. Tetapi perlu diingat
bahwa validitas alat ukur itu tidaklah dapat dilepaskan dari kelompok yang
dikenai instrumen itu karena berlakunya validitas tersebut hanya terbatas
pada kelompok itu atau kelompok lain yang kondisinya hampir sama
dengan kelompok tersebut. (Muri Yusuf, :235)

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu
instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam
waktu yang berbeda. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen
itu dicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-ulang namun
hasilnya tetap sama atau relatif sama. Tingkat reliabilitas instrumen
diinterprestasikan dengan apabila harga koefisien cronbach alpha > 0,6
maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel dan jika harga
koefisien cronbach alpha < 0,6 maka variabel dinyatakan tidak reliabel.

H. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan di uji asumsi normalitas adalah untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan dependen
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian ini
menggunakan pendekatan grafik normal P-P of Refression Standadized
Residual dengan metode Kolmogrovsmirnov. Adapun dasar pengambilan
keputusan ini jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
garis diagonal, maka memenuhi asumsi normalitas.
38

2. Uji heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari
model yang diamati tidak memilik varians yang konstan dari satu
observasi yang lainnya. Sedangkan gejala heteroskedastisitas lebih sering
dijumpai dalam data silang tempat dari pada runtun waktu dan juga
sering muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata.

I. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji T)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.
Untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t
tabel. Kriteria ujinya yaitu:
- Jika – t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.
- Jika – t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho

ditolak. Berdasarkan signifikansi:

- Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima.


- Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.
2. Uji koefisien determinasi ( R square)
Koefisien determinasi (𝑅2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai 𝑅2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelasan
situasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang
mendekati satu bearti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
39

J. Metode analisis data


1. Analisis regresi linear sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk meramalkan
atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebar (X)
diketahui. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Y = a + Bx
Dimana:
Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a : harga Y ketika harga X = 0 ( harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila
(-) maka arah garis turun.
X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Majelis Taklim Rudal Huda.


Majelis taklim Rudatul Huda di desa suak putat kecamatan sekernan
kabupaten muaro jambi ini didirikan pada tanggal 25 desember 2014. Majelis
taklim Ruhadul Huda ini didirikan oleh Ust. Lukman beserta tokoh
pendukungnya yaitu masyarakat sekitar.
Awal mulanya majelis taklim ini merupakan kegiatan mingguan
mengaji kitab dan rutin dilaksanakan pada setiap jumat dan anggotanya
adalah para ibu-ibu desa suak putat kecamatan sekernan kabupaten muaro
jambi kurangnya pengetahuan agama di kalangan ibu-ibu ini membuat ustad
membentuk majelis taklim Ruhadul Huda yang bertujuan membentuk ibu-ibu
yang bertaqwa kepada Allah SWT.
1. Visi
Terbentuknya masyarakat islam yang mampu memahami dan
mengamalkan al-quran dan sunnah nabi dengan baik dan
mengimplementasikan dari kehidupan sehari-hari.
2. Misi
- Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
dan Rasul-Nya.
- Mengajarkan pembacaan dan penulisan al-quran (BTA) secara baik
dan benar.
- Memberikan pengetahuan agama islam secara menyeluruh dan
menyampaikan secara kreatif.
- Menanamkan pada diri jamaah agar, mengamalkan kandungan isi al-
quran dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengajarkan secara mengelola organisasi islam sebagai wadah yang
menjunjung silahturahim dan memperkokoh ukhuwah islamiah.

40
41

3. Tujuan Pendirian
- Menjadikan jamaah sebagai manusia yang berpribadian dan
berakhlaqul kharimah, cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah
SAW.
- Mengamalkan ajaran islam sebagai rahmatun lil alamiin dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan benegara.
- Membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Menopang pendalaman ajaran islam yang sesuai al- quran dan
sunnah.
- Menjadi wadah dalam memperkokoh ukhuwah dan silahturahim
dalam bermasyarakatan.
- Menanamkan sikal sosial dan pengembangan kemampuan dan
kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai
bidang seperti dakwah dan pendidikan sosial, dan lain-lainnya.
(Dokumentasi Majelis Taklim Rudatul Huda)

4. Stuktur majelis taklim

Stuktur organisasi

Majelis taklim radatul huda

Pembina
Santoso, A.Md

Penasehat Ketua majelis taklim Sekretaris

Ust. Lukman Lasmini Kasrini

Pembawa acara Penceramah Bendahara

Suci kartini Ust. Ngatmin Sumiyati


42

B. Hasil Analisis Data


1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner penelitian. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuisioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan di ukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian untuk menentukan valid atau tidaknya
dengan membandingkan nilai r hitung lebih besat dari r product
moment atau r tabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.
a. Majelis taklim (X)

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Majelis Taklim (X)
No Rhitung Rtabel Keterangan
1 0,527 0,294 VALID
2 0,697 0,294 VALID
3 0,732 0,294 VALID
4 0,484 0,294 VALID
5 0,609 0,294 VALID
6 0,704 0,294 VALID
7 0,556 0,294 VALID
8 0,333 0,294 VALID
9 0,477 0,294 VALID
10 0,392 0,294 VALID
11 0,654 0,294 VALID
12 0,582 0,294 VALID
13 0,672 0,294 VALID
14 0,633 0,294 VALID
15 0,526 0,294 VALID
Sumber : hasil olah data SPSS 25

b. Peningkatan religiusitas masyarakat (Y)

Tabel 4.2
Hasil pengujian uji validitas
Peningkatan religiusitas masyarakat (Y)
No Rhitung Rtabel Keterangan
1 0, 311 0,294 VALID
2 0,587 0,294 VALID
3 0,771 0,294 VALID
43

4 0,683 0,294 VALID


5 0,586 0,294 VALID
6 0,650 0,294 VALID
7 0, 706 0,294 VALID
8 0,697 0,294 VALID
9 0,674 0,294 VALID
10 0,638 0,294 VALID
11 0,378 0,294 VALID
12 0,385 0,294 VALID
13 0,886 0,294 VALID
14 0,603 0,294 VALID
15 0,586 0,294 VALID
Sumber : hasil olah data SPSS 25

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, setiap pernyataan


menghasilkan koefisien korelasi r hitung yang lebih besar dari r tabel.
Dengan kata lain, instrumen penelitian pernyataan untuk peningkatan
religiusitas masyarakat (Y), dan majelis taklim (X) dinilai semua butir
pernyataan adalah valid.

2. Uji reliabilitas variabel


Reliabel adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Butir pernyataan dikatakan
reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,60.
a. Majelis Taklim (X)

Tabel 4.3
Hasil Ujia Reliabilitas
Majelis Taklim (X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.745 16

Sumber: hasil olah data SPSS 25


44

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3 terhadap


reliabilitas kuesioner menghasilkan angka cronbach alpha sebesar
0,745. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semua pernyataan dari
majelis taklim (X) teruji reliabilitasnya sehingga dinyatakan
reliabel, karena nilai cronbach alpha > 0,60.

b. Peningkatan Religiusitas Masyarakat (Y)

Tabel 4.4
Hasil Uji reliabilitas
Peningkatan Religiusitas Masyarakat (Y)
Cronbach's Alpha N of Items

.869 16

Sumber : hasil olah data SPSS25

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.6 terhadap


reliabilitas kuesioner menghasilkan angka cronbach alpha sebesar
0,869. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semua pernyataan dari
peningkatan religiusitas masyarakat (Y) teruji sehingga dinyatakan
reliabel, karena nilai cronbach alpha > 0,60.
3. Uji asumsi klasik
a. Uji normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal
probability plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi
normal jika nilai-nilai sebaran terletak disekitar lurus diagonal.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
45

Berdasarkan gambar diatas, bahwa terdistribusi normal


karena nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Dan
dapat dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena berada
sepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas.
b. Uji heteroskedastisitas

Gambar 4.1
Heteroskedastisitas

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa:


 Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka
0.,
46

 Penyebaran titik-titik data tidak berpola.


 Titik-titik tidak hanya mengumpul diatas atau dibawah saja
dan menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel
penelitian. Dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi
residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi.
4. Uji hipotesis
a. Uji parsial (uji t)
Hasil uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
variabel secara individu (parsial) variabel-variabel independen
(majelis taklim) terhadap variabel dependent (peningkatan
religiusitas masyarakat) atau menguji signifikansi konstanta dan
variabel dependent. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikan
5% dan melakukan perbandingan antara t hitung dan t tabel. Jika t
hitung lebih berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil
pengujian uji t dapat dikemukakan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji t
Majelis Taklim Terhadap Peningkatan Religiusitas Masyarakat

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.066 .139 -.474 .638

MAJELIS TAKLIM 8.844 1.154 072 7.664 .000

a. Dependent Variable: RELIGIUSITAS


Sumber : hasil olah data SPSS 25
47

Berdasarkan hasil perhitungan data pada tabel 4.5 diatas


variabel majelis taklim berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
religiusitas masyarakat karena t hitung 7.664 > t tabel yaitu 2,016.
Dan nilai signifikan yang dihasilkan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti
variabel majelis taklim mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat.

b. Uji Koefisien Determinasi (R square)


Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi( R square) dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil uji koefisien determinasi (R square)
Majelis taklim terhadap peningkatan religiusitas masyarakat

Adjusted R Std. Error of

Model R R Square Square the Estimate

1
B .072a .005 -.018 .50265
e

Sumber : hasil olah data SPSS 25

berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R Square yaitu


sebesar 0,005 atau 5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
majelis taklim terhadap peningkatan religiusitas berpengaruh
sebesar. Sedangkan sisanya yaitu 95% dipengaruhi atau dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian
ini.

5. Teknik analisis data


a. Analisis regresi linear sederhana
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi linear sederhana majelis taklim terhadap
Peningkatan religiusitas masyarakat
Model Unstandardized Coefficients
48

B Std. Error

1 (Constant) -.066 .139

MAJELIS TAKLIM 8.844 1.154

Sumber : hasil olah data SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, persamaan regresi dapat


diperoleh dari unstandardized coefficients, dimana koefisien
konstanta sebesar -.066 dengan standar eror 0.139 kemudian
variabel majelis taklim memiliki koefisien sebesar 8.844 dengan
standar eror 1.154 , sehingga model regresi yang terbentuk sebagai
berikut:
Y = a+ Bx
Y = -0,066 + 8.844 X
Dari persamaan regresi diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (𝖺) sebesar -0,066 menunjukkan jika semua
variabel bebas dianggap konstan atau sama dengan nol (0)
maka nilai variabel terikat ( majelis taklim ) sebesar -0,066.
2. Koefisien regresi X sebesar 8,844 menyatakan bahwa variabel
bertanda positif terhadap majelis taklim sebesar 8,844. Artinya
bahwa jika setiap meningkatnya religiusitas masyarakat, maka
variabel majelis taklim (Y) akan meningkatkan sebesar 8,844
dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model
regresi adalah tetap.

6. Pembahasan penelitian
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan kousioner yang
disebarkan dan diisi oleh para responden di desa suak putat kecamatan
sekernan kabupaten muaro jambi. Tercipta hasil tabel di peroleh nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada tabel 4.7 untuk variabel majelis taklim 7.664 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,005, serta nilai koefisien majelis
taklim positif 8,844 yang menyatakan bahwa majelis taklim
49

berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan religiusitas


dan berarti dapat diterima.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa majelis taklim memiliki
pengaruh terhadap religiusitas masyarakat, itu bearti bahwa hasil
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
𝐻𝑎 = Majelis Taklim berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Peningkatan Religiusitas Masyarakat.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yuningsih, dengan
judul Pengaruh Majelis Taklim Terhadap Peningkatan Religiusitas
Remaja Rumah Susun Jatinegara Barat Jakarta Timur ditemukan hasil
bahwa Majelis Taklim Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan
Terhadap Peningkatan Religiusitas Di Jatinegara Barat Jakarta Timur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
Penelitian dilakukan dengan menggunakan, persamaan regresi linear
sederhana, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh majelis taklim (X)
terhadap peningkatan religiusitas masyarakat (Y) Didesa suak putat
kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi. Dengan persamaan sebagai
berikut Y = 0,066 + 8,844 X , majelis taklim berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan religiusitas masyarakat di desa suak putat kecamatan sekernan
kabupaten muaro jambi. Dikarenakan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 7,664 > 2,016
dan nilai signifikan 0,000 < 0,005.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran
yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya kegiatan majelis taklim ditingkatkan lagi, sehingga nilai-nilai
agama lebih tertanam pada jamaah dalam pelaksanaan kehidupan sehari-
hari.
2. Hendaknya pengelolaan majelis taklim di lengkapi lagi, khususnya pada
administrasi sehingga menjadi kegiatan resmi.

50
C. Kata penutup

Berkat rahmat Allah SWT maka sampailah penulis pada akhir dari
penulisan skripsi ini. Perlu kiranya penulis kemukakan segenap daya telah penulis
curahkan dengan maksimal dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis
akan menerima segala kritikan dan saran yang bersifat membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil Alamin, penulis


bersyukur kehadirat Allah SWT, dan selalu berdoa semoga tulisan dapat memberi
manfaat bagi penulis dan pembaca yang terhormat serta taufik hidayah-Nya selalu
bersama kita Amin Ya Robbal Alamin.

Wassallamuallaikum Wr. Wb.

Jambi, 16 Juni 2020


Mahasiswa

Siti Sabariyah
Nim. TP161601

51
Daftar Pustaka

Abdul Jamil, 2010, Pedoman Majelis Taklim,Jakarta: Kementrian agama RI.


Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2014, Metode Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Deni Darmawan, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya .
Helmawati, 2013, Pendidikan Nasional Dan Optimalisasi Majelis Taklim ( Peran
Aktif Majelis Taklim Meningkatkan Mutu Pendidikan) Jakarta: Rineka
Cipta.
Huda Nurul, 2010, pedoman majelis taklim, Jakarta:Kodi DKI Jakarta.
Husein Umar, 2005, metode penelitian ekonomi, Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada
Jalaluddin, 2007, Psikologi Agama, Jakarta: PT.Raja Grafindo Perkasa.
Kemas Imron Rosadi,2019, Kapita Selecta Pendidikan Islam, Padang: Sukabina
Press.
Mercer, Jenny dan Debbie Clayton, 2012, psikologi sosial, Jakarta: penerbit
Erlangga.
Mujamil Qomar, 2015, Dimensi Management Pendidikan Islam, Malang:
Erlangga.
Muhaimin, 2012, paradigma pendidikan islam ( uapaya mengefektifan
pendidikan agama islam di sekolah) Bandung, PT.Remaja Rosda Karya.
Muhammad Teguh, 2005, metode penelitian ekonomi, Jakarta: PT.Raja grafindo
Persada.
Mulkhan, Abdul Munir dkk, 1998, rekontruksi pendidikan dan tradisi
pesantren religiusitas IPTEK, Yogyakarta: Pusta Pelajar.
Muri Yusuf, 2014, METODE Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian
Gabungan, Jakarta, Kencana.
Siti Mahmudah, 2012, Psikologi Sosial Teori Dan Model Penelitian, Malang;
UIN Maliki press.
Subandi, 2013, Psikologi Agama Dan Kesehatan Mental, Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Walgito Bimo, 2003, Psikologi Sosial( Suatu Pengantar), Yogyakarta: Andi
Offset.
Wiratna V Sujarweni, 2015, Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta;
Pustaka Baru Press.
Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan
hidayahNya, sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita nabi
Muhammad SAW.
Ditengah kesibukan Bapak/ Ibu sekalian, kami mohon pada Bapak/Ibu
untuk mengisi angket yang tersedia dengan kepentingan penelitian untuk
menyelesaikan tuhas akhir atas nama : Siti Sabariyah, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul Pengaruh Majelis
Taklim Terhadap Peningkatan Religiusitas Masyarakat Didesa Suak Putat
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Jawaban yang diberikan oleh
Bapak/Ibu disini, semata-mata dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau
permasalahan penelitian yang tersebut diatas. Jawaban dalam angket ini akan
kamu jaga kerahasiaannya sesuai dengan kaidah ilmiah, dan sama sekali tidak
memberikan dampak negatif terhadap Bapak/Ibu.
Atas kerjasama dan ketersediaan mengisi angket ini saya ucapkan
terimakasih. Semoga Allah SWT membalas sebaik-baiknya atas budi baik yang
Bapak/Ibu berikan amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, 15 februari 2020


Peneliti

Siti Sabariyah
TP.161601
Data responden anggota majelis taklim

No Nama anggota Jabatan No Nama anggota Jabatan

1 Ketua Majelis 25 Anggota


LASMINI MARKINI
2 Sekretaris 26 Anggota
KASRINI SUCI KARTINA
3 Bendahara 27 Anggota
SUMIYATI NGATINI
4 Anggota 28 Anggota
WATI FATIMAH
5 Anggota 29 Anggota
YATI NETTY
6 Anggota 30 Anggota
MARYATI YENI
7 Anggota 31 Anggota
LIYANADEWI YULI
8 Anggota 32 Anggota
IRA SUARNI
9 Anggota 33 Anggota
DARMAWATI ENI
10 Anggota 34 SITI Anggota
PAIJA HASANNAH
11 Anggota 35 Anggota
SATIEM LASMI
12 Anggota 36 Anggota
YANTI JASMI
13 Anggota 37 Anggota
SIKA NGATEMI
14 Anggota 38 Anggota
SAMINI RATMINI
15 Anggota 39 Anggota
WARSINA NURHAYATI
16 Anggota 40 Anggota
SUTINI RUKINI
17 Anggota 41 Anggota
KARTINI MUKRAMAH
18 Anggota 42 Anggota
YATIMAH DESY
19 Anggota 43 STEVIEE Anggota
LASMINAH ANGGRAINI
20 Anggota 44 Anggota
SUSANA MARVIRA
21 Anggota 45 WIJI Anggota
NANIK RUSTIYANTI
22 Anggota
JUM
23 Anggota
AYUNIK
24 Anggota
RATNA

Data perangkat desa

No Nama Jabatan

1 Santoso, A.Md KADES

2 Didik Juwiyanto SEKDES

3 Ferri Wijayanto, S.Kom BENDAHARA

4 Sarbawi Anggota

5 A.Badri Anggota

6 Winarshi, S.Pd Anggota

7 Kasipen,A.Md Anggota

8 Faturrahman Anggota

9 Lukman Nulhakim, A.Md Anggota

10 Siti Fatimah,S.Hum Anggota

11 Meriyanti, S.Kom Anggota

12 Nurvedi Saputra,S.Kom Staff

13 Ani anggraini Staff


Isilah identitas responden dibawah ini

1. Nama : …………………………………….

2. Jenis kelamin : o.Laki-laki

o.Perempuan

3. Pendidikan terakhir : o.SD o.SMP

o.SMA o.S1

o.Lainnya................................(Isi sendiri)

Petunjuk Pengisian

1. Dimohon kesediaan anda untuk membaca dengan cermat butir-butir


pernyataan yang terdapat pada lembar berikut ini, kemudian pilihlah salah
satu jawaban yang menurut anda paling tepat/sesuai dengan yang anda
alami, anda ketahui, dan anda yakini.
2. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu pilihan alternatif jawaban yang paling
sesuai menurut anda.
3. Untuk alternative jawaban adalah:
a. Sangat Tidak Setuju (STS)
b. Tidak Setuju ( TS)
c. Kurang Setuju ( KS)
d. Setuju (S)
e. Sangat Setuju (SS)
A. Variabel Majelis Taklim (X)
Jawaban
No Pernyataan STS TS KS S SS
Saya dapat memahami tentang cara
1
berwudhu.
2 Saya dapat mengetahui perkara yang
membatalkan wudhu
3 Saya memahami tentang cara ibadah
sholat dengan baik.
4 Saya mengetahui perkara yang
membatalkan sholat.
5 Saya dapat melafalkan doa dan bacaan
dalam sholat.
6 Saya mengetahui makna dari puasa
7 Saya dapat melafalkan niat puasa
dengan benar.
8 saya mengetahui perkara tentang yang
membatalkan puasa
9 Saya dapat membedakan akhalak
mahmudah dan madzmumah.
10 Saya suka menolong tetangga yang
sedang kesulitan.
11 Saya lebih suka memamerkan apa yang
saya punya.
12 Saya memahami bahwa bom bunuh diri
bukan merupakan jihad di jalan Allah.
13 Saya mengikuti kegiatan majelis taklim
dilakukan secara bergiliran.
14 Ketika saya mengikuti kegiatan majelis
taklim hati saya damai dan tenang.
15 Saya mengetahui perkara yang halal
dan haram.

B. Peningkatan Religiusitas Masyarakat Variabel.


Jawaban
No Pernyataan STS TS KS S SS
1 Saya selalu menjalankan sesuatu yang
diperintahkan oleh Allah ( seperti
sholat, puasa, zakat, dan lain-lainnya)
2 Saya selalu mengikuti setiap
pelaksanaan ritual agama yang saya
anut.
3 Saya selalu mengajarkan kepada anak
saya tentang hukum-hukum agama.
4 Saya selalu mengamalkan semua
perintah dan larangan ada dalam Al-
Quran.
5 Saya selalu melakukan puasa senin dan
kamis
6 Saya selalu mengajak anak saya untuk
membaca Al-Quran bersama setiap
harinya
7 Saya masih kurang lancar dalam
membaca Al-Quran.
8 Saya masih sering merasa tidak
sepenuhnya mengetahui makna dari
masing-masing lafadz bacaan sholat.
9 Saya rajin mengikuti pengajian yang
ada dilingkungan masyarakat.
10 Jika yang sakit bukan teman dekat saya
maka saya enggan untuk menjenguk.
11 Pada saat bulan puasa saya melakukan
sholat tarawih secara berjamaah.
12 Saya ingin tahu lebih banyak tentang
Al-Quran.
13 Saya membaca buku-buku agama
sesuatu yang berkaitan dengan agama.
14 Saya merasa bahwa bacaan sholat saya
sudah benar.
15 Tidak ada paksaan dari luar bagi saya
untuk membaca Al-Quran.
Lampiran II: Jawaban Responden

N
Nama Bukti Angket X1 Bukti angket Y
o.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 SAMINI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 62
2 KASRINI 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 65
3 MARYATI 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 60
4 WATI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 5 4 4 5 4 3 4 2 3 4 5 5 5 5 5 58
5 YATI 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 64 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 63
6 SUMIYATI 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 65 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 67
7 LIYANADEWI 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 59
8 IRA 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 59
9 DARMAWATI 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 57
10 PAIJA 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 69 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
11 SATIEM 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 64 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 65
12 YANTI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
13 SIKA 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 66 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 60
14 LASMI 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 66 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 64
15 WARSINA 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 62 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 67
16 SUTINI 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 65 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 60
17 KARTINI 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 62 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 65
18 YATIMAH 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 64 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 60
19 LASMINAH 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
20 SUSANA 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 68 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 64
21 NANIK 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 62
22 JUM 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 72 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 64
23 AYUNIK 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 3 4 4 4 5 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
24 RATNA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 73 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 57
25 MARKINI 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 73 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 67
SUCI
26 KARTINA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
27 NGATINI 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 65 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 62
28 FATIMAH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
29 NETTY 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
30 YENI 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
31 YULI 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 64 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 66
32 SUARNI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 62
33 ENI 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 67 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 67
SITI
34 HASANNAH 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 63 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 65
35 LASMI 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 65 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 62
36 JASMI 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 69
37 NGATEMI 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 68 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 62
38 RATMINI 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 68 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 66
39 NURHAYATI 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 67 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 64
40 RUKINI 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 65
41 MUKRAMAH 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 70 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 68
42 DESY 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 73 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 65
STEVIEE
43 ANGGRAINI 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 69 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69
44 MARVIRA 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 71 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 64
WIJI
45 RUSTIYANTI 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 69 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69

Lampiran III: Uji validitas religiusitas

Correlations
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 RATARATA
R1 Pearson 1 .466** .290 .200 .113 .102 .111 .056 .019 - -.106 .010 - .139 .202 .311*
Correlation .026 .063
Sig. (2-tailed) .001 .053 .189 .460 .505 .468 .714 .903 .865 .489 .946 .682 .361 .183 .038
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R2 Pearson .466** 1 .563** .555** .291 .266 .207 .272 .171 .244 .127 .127 - .270 .295* .587**
Correlation .063
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .052 .078 .172 .070 .260 .106 .407 .407 .682 .073 .049 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R3 Pearson .290 .563 ** 1 .653 **
.400 **
.351 *
.431 *
.515 **
.405 *
.404 *
.451 **
.332 * - .480 **
.341 *
.771**
Correlation * * * .192
Sig. (2-tailed) .053 .000 .000 .006 .018 .003 .000 .006 .006 .002 .026 .205 .001 .022 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R4 Pearson .200 .555** .653** 1 .469** .266 .303* .200 .171 .424* .359* .243 - .401** .574** .683**
Correlation * .063
Sig. (2-tailed) .189 .000 .000 .001 .078 .043 .187 .260 .004 .015 .108 .682 .006 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R5 Pearson .113 .291 .400** .469** 1 .515* .436* .337* .327* .259 .202 - - .236 .323* .586**
Correlation * * .031 .189
Sig. (2-tailed) .460 .052 .006 .001 .000 .003 .024 .029 .086 .183 .839 .214 .119 .031 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R6 Pearson .102 .266 .351* .266 .515** 1 .545* .650** .510* .308* .224 .224 - .129 .101 .650**
Correlation * * .145
Sig. (2-tailed) .505 .078 .018 .078 .000 .000 .000 .000 .040 .139 .139 .343 .400 .510 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R7 Pearson .111 .207 .431** .303* .436** .545* 1 .562** .590* .592* .190 .064 - .442** .403** .706**
Correlation * * * .136
Sig. (2-tailed) .468 .172 .003 .043 .003 .000 .000 .000 .000 .212 .675 .374 .002 .006 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R8 Pearson .056 .272 .515** .200 .337* .650* .562* 1 .729* .470* .147 .147 - .283 .159 .697**
Correlation * * * * .127
Sig. (2-tailed) .714 .070 .000 .187 .024 .000 .000 .000 .001 .336 .336 .404 .060 .297 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R9 Pearson .019 .171 .405** .171 .327* .510* .590* .729** 1 .519* .009 .209 .027 .344* .253 .674**
Correlation * * *

Sig. (2-tailed) .903 .260 .006 .260 .029 .000 .000 .000 .000 .954 .169 .860 .021 .093 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson -.026 .244 .404** .424** .259 .308* .592* .470** .519* 1 .191 .073 - .459** .493** .638**
0 Correlation * * .159
Sig. (2-tailed) .865 .106 .006 .004 .086 .040 .000 .001 .000 .209 .633 .297 .002 .001 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson -.106 .127 .451** .359* .202 .224 .190 .147 .009 .191 1 .544* - .331* .140 .378*
1 Correlation * .288
Sig. (2-tailed) .489 .407 .002 .015 .183 .139 .212 .336 .954 .209 .000 .055 .027 .358 .011
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson .010 .127 .332* .243 -.031 .224 .064 .147 .209 .073 .544** 1 .082 .502** .140 .385**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) .946 .407 .026 .108 .839 .139 .675 .336 .169 .633 .000 .591 .000 .358 .009
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson -.063 -.063 -.192 -.063 -.189 - - -.127 .027 - -.288 .082 1 .139 .131 -.022
3 Correlation .145 .136 .159
Sig. (2-tailed) .682 .682 .205 .682 .214 .343 .374 .404 .860 .297 .055 .591 .364 .390 .886
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson .139 .270 .480** .401** .236 .129 .442* .283 .344* .459* .331* .502* .139 1 .391** .603**
4 Correlation * * *

Sig. (2-tailed) .361 .073 .001 .006 .119 .400 .002 .060 .021 .002 .027 .000 .364 .008 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
R1 Pearson .202 .295* .341* .574** .323* .101 .403* .159 .253 .493* .140 .140 .131 .391** 1 .586**
5 Correlation * *

Sig. (2-tailed) .183 .049 .022 .000 .031 .510 .006 .297 .093 .001 .358 .358 .390 .008 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
RA Pearson .311* .587** .771** .683** .586** .650* .706* .697** .674* .638* .378* .385* - .603** .586** 1
TA Correlation * * * * * .022
RA Sig. (2-tailed) .038 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .011 .009 .886 .000 .000
TA N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : hasil olah data SPSS 25

Lampiran IV: uji validitas majelis taklim (Y)

Correlations
majelis
MJ1 MJ2 MJ3 MJ4 MJ5 MJ6 MJ7 MJ8 MJ9 MJ10 MJ11 MJ12 MJ13 MJ14 MJ15 Taklim ( X)
** * * **
MJ1 Pearson Correlation 1 .558 .346 .322 .251 .227 .289 .060 .283 .124 .247 .400 .255 .174 .063 .527**
Sig. (2-tailed) .000 .020 .031 .096 .134 .054 .695 .059 .419 .102 .006 .092 .253 .680 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** * ** * * * ** *
MJ2 Pearson Correlation .558 1 .667 .367 .574 .379 .322 .205 .323 .185 .453 .263 .305 .217 .197 .697**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000 .010 .031 .176 .031 .225 .002 .081 .042 .152 .194 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* ** ** ** ** ** ** *
MJ3 Pearson Correlation .346 .667 1 .390 .733 .522 .526 .270 .291 .188 .403 .251 .334 .224 .159 .732**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .008 .000 .000 .000 .073 .052 .215 .006 .096 .025 .138 .297 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
MJ4 Pearson Correlation .322* .367* .390** 1 .307* .326* .220 -.139 -.177 .251 .317* .322* .249 .239 .120 .484**
Sig. (2-tailed) .031 .013 .008 .040 .029 .147 .363 .245 .096 .034 .031 .098 .113 .431 .001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** * * * *
MJ5 Pearson Correlation .251 .574 .733 .307 1 .338 .345 .100 .291 .101 .248 .251 .334 .224 .159 .609**
Sig. (2-tailed) .096 .000 .000 .040 .023 .020 .513 .052 .509 .100 .096 .025 .138 .297 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* ** * * * * * ** ** **
MJ6 Pearson Correlation .227 .379 .522 .326 .338 1 .356 .171 .269 .154 .336 .324 .447 .598 .605 .704**
Sig. (2-tailed) .134 .010 .000 .029 .023 .017 .260 .073 .312 .024 .030 .002 .000 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* ** * * *
MJ7 Pearson Correlation .289 .322 .526 .220 .345 .356 1 .121 .236 .143 .253 .096 .239 .285 .365 .556**
Sig. (2-tailed) .054 .031 .000 .147 .020 .017 .427 .118 .350 .093 .529 .114 .058 .014 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
*
MJ8 Pearson Correlation .060 .205 .270 -.139 .100 .171 .121 1 .295 .085 .267 .060 .107 .120 .095 .333*
Sig. (2-tailed) .695 .176 .073 .363 .513 .260 .427 .049 .577 .077 .695 .484 .431 .535 .025
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* * *
MJ9 Pearson Correlation .283 .323 .291 -.177 .291 .269 .236 .295 1 .134 .264 .283 .349 .148 .149 .477**
Sig. (2-tailed) .059 .031 .052 .245 .052 .073 .118 .049 .379 .080 .059 .019 .332 .327 .001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
*
MJ10 Pearson Correlation .124 .185 .188 .251 .101 .154 .143 .085 .134 1 .107 .309 .185 .280 .107 .392**
Sig. (2-tailed) .419 .225 .215 .096 .509 .312 .350 .577 .379 .486 .039 .224 .063 .482 .008
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** * * ** ** ** *
MJ11 Pearson Correlation .247 .453 .403 .317 .248 .336 .253 .267 .264 .107 1 .411 .502 .401 .312 .654**
Sig. (2-tailed) .102 .002 .006 .034 .100 .024 .093 .077 .080 .486 .005 .000 .006 .037 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** * * * ** ** **
MJ12 Pearson Correlation .400 .263 .251 .322 .251 .324 .096 .060 .283 .309 .411 1 .445 .435 .158 .582**
Sig. (2-tailed) .006 .081 .096 .031 .096 .030 .529 .695 .059 .039 .005 .002 .003 .300 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
* * * ** * ** ** ** **
MJ13 Pearson Correlation .255 .305 .334 .249 .334 .447 .239 .107 .349 .185 .502 .445 1 .510 .493 .672**
Sig. (2-tailed) .092 .042 .025 .098 .025 .002 .114 .484 .019 .224 .000 .002 .000 .001 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** ** ** **
MJ14 Pearson Correlation .174 .217 .224 .239 .224 .598 .285 .120 .148 .280 .401 .435 .510 1 .523 .633**
Sig. (2-tailed) .253 .152 .138 .113 .138 .000 .058 .431 .332 .063 .006 .003 .000 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** * * ** **
MJ15 Pearson Correlation .063 .197 .159 .120 .159 .605 .365 .095 .149 .107 .312 .158 .493 .523 1 .526**
Sig. (2-tailed) .680 .194 .297 .431 .297 .000 .014 .535 .327 .482 .037 .300 .001 .000 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
** ** ** ** ** ** ** * ** ** ** ** ** ** **
majelis Pearson Correlation .527 .697 .732 .484 .609 .704 .556 .333 .477 .392 .654 .582 .672 .633 .526 1
Taklim Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .025 .001 .008 .000 .000 .000 .000 .000
( X) N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : hasil olah data SPSS 25
Lampiran V: Uji realibilitas religiusitas (X)

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.869 .868 16
Sumber : hasil olah data SPSS 25

Lampiran VI: Uji reliabilitas majelis taklim (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.852 15
Sumber : hasil olah data SPSS 25

Lampiran VII: Uji normalitas

Sumber : hasil olah data SPSS 25


Lampiran VIII: Uji Heteroskedastisitas

Sumber : hasil olah data SPSS 25

Lampiran IX: Uji t

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.066 .139 -.474 .638

MAJELIS TAKLIM 8.844 1.154 072 7.664 .000

a. Dependent Variable: RELIGIUSITAS

Sumber : hasil olah data SPSS 25

LAMPIRAN X : uji Koefisien determinasi

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .072a .005 -.018 .50265
a. Predictors: (Constant), MAJELIS TAKLIM
b. Dependent Variable: RELIGIUSITAS
Sumber : hasil olah data SPSS 25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

A. Identitas Diri

Nama : Siti Sabariyah

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Sengeti, 30 juni 1998

Nim : TP.161601

Alamat : jl. Lintas timur sengeti rt 08, kec. Sekernan, kab. Muaro
jambi

Alamat Email : siti98sabariyah@gmail.com

Nomor kontak : 0822-8170-1245

Nama Ayah : Suparno

Nama Ibu : Miswati

B. Riwayat pendidikan

1. 2004 – 2010 : SDN 66 Muaro Jambi

2. 2010 - 2013 : SMPN 06 Muaro Jambi

3. 2013 – 2016 : SMAN 02 Muaro jambi

Motto Hidup : “ Modal nekaq dan Doa”


KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
Jl.Jambi–Ma. Bulian KM.16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

KARTU KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Siti Sabariyah
NIM : TP. 161601
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : VIII (Delapan)
Judul : Pengaruh Majelis Taklim Terhadap Peningkatan Religiusitas
Masyarakat Di Desa Suak Putat Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi.
Pembimbing II : Dr. Hj. Hindun, S.Ag, M.Pd.I
NO HARI, MATERI TANDA TANGAN
TANGGAL KONSULTASI PEMBIMBING
1 Senin 16 september Penyerahan surat penunjukan dosen 1.
2019 pembimbing
2 Kamis 16 januari 2020 ACC izin seminar proposal 2.

3 Kamis 19 Februari 2020 Mebuat IPD 3.

4 Rabu 04 maret 2020 ACC izin riset dan pengesahan judul 4.


5 Kamis 12 maret – 20 Perbaikan abstrak, spasi sub judul, 5.
mei 2020 kesimpulan, penambahan nama
surah dalam Bahasa Arab di motto,
penambahan keterangan sumber
dibawah tabel, dan membuat nama
orang yang diwawancarai
6 Jumat 29 mei 2020 ACC Skripsi 6.

Jambi,29 mei2020
Mengetahui, Pembimbing II

Dr. Hj Hindun, S.Ag, M. Pd. I


NIP.19710191997032002
Lampiran XI: dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai