Disusun Oleh:
Kelompok 1
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Segala puji saya ucapkan kepada Allah SWT yang mana Allah telah
memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini
tepat waktu. Adapun judul makalah saya “Pekembangan Bnak Syariah”. Yang
pertama kami ucapkan terima kasih kepada dosen saya, yaitu Rozi Adriani, M.E,
dalamnya.Untuk itu saya meminta maaf kepada pembaca yang sudah membaca
makalah ini, saya harap pembaca memberikan saran atau kritik kepada saya.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi Bank Syariah Dan Konvensional....................................................................................3
B. Sejarah Bank Syariah.................................................................................................................4
C. Perkembangan Bank Syariah.....................................................................................................6
D. Peluang dan Tantangan perkembangan Bank Syariah di Indonesia..........................................8
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
A. Kesimpualan............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah di Indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya
pun di Indonesia begitu lambat, sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah
sudah pernah dibahas pada tahun 1980-an, namun realisasinya terjadi pada
tahun 1992 yang dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, yaitu Bank
Muamalat Indonesia, dengan hukum yang jelas. Pada awalnya perkembangan
bank di Indonesia masih bersifat konvensional dalam artian, belum Memiliki
standar dari bank syariah sendiri, karena bank syariah berbasisi ideologi Islam.
Sedangkan bank konvensional berdasarkan ideologi barat terutama ideologi
Amerika dan Eropa. Pada makalah kali ini kami tidak akan membahas tentang
mengapa bank konvensional Indonesia beralih kepada bank syariah, tetapi
kami membahas bank syariah secara umum.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bank Syariah dan Konvensional?
2. Bagaimana sejarah Bank Syariah ?
3. Bagaimana perkembangan Bank Syariah hingga saat ini baik di Indonesia
maupun Dunia ?
4. Bagaimana peluang dan Tantangan perkembangan Bank Syariah di
Indonesia ?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan informasi mengenai “Perkembangan Bank Syariah” kepada
rekan-rekan pembaca pada umumnya dan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Akuntansi Bank Syariah 1 pada khususnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
masyarakat dan pemasaran, adanya bank atas dasar prinsip Syariah merupakan
usaha untuk melayani dan mendayagunakan segmen pasar perbankan yang
tidak setuju atau tidak menyukai sistem bunga.
4
Pasifik, Philipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit
presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pigrims Savings
Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung
untuk menunaikan ibadah haji
2. Sejarah Indonesia
Walaupun di Indonesia masyarakatnya mayoritas Islam, namun
belum ada Bank yang tercermin pada bank-bank Timur Tengah, bank di
Indonesia mayoritas Merupakan bank cerminan barat (Amerika dan
Eropa), yang lebih dikenal bank konvensional, dan sebenarnya kajian
tentang perbankan syariah sudah muncul sejak tahun 1980-an namun
realisasinya berdiri tahun 1991 oleh Bank Muamalat Indonesia. Bank ini
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta
dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim. Bank ini awalnya Memiliki landasan hukum
yang lemah UU No.7 Tahun 1992 belum dijelaskan tentang bank syariah,
namun setelah terjadi revisi muncul UU No 10 Tahun 1998 dan dengan
revisi UU tersebut maka status bank syariah semakin kuat. Bank
Muamalat Indonesia juga sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir
tahun 1990-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal
awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada
periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia
yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega
Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah
adalah 19 bank di antaranya merupakan bank besar seperti Bank Negeri
Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). System syariah
juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah
berkembang 104 BPR Syariah.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
perkembangan industry perbankan syariah nasional semakin memilki
5
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif,
yang mencapai rata-rata pertumbuhan asset lebih dari 6386 per tahun
dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan
syariah dalam mendukung perekonomian akan semakin signifikan.
6
pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat melahirkan produk kontribusi
perbankan syariah.2
Bank syariah di Indonesia Secara kosisten telah menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Kendati belum mencapai 5% seperti yang
direncanakan dalam cetak biru perbankan syariah 2002 untuk dicapai pada
tahun 2011, aset bank syariah terhadap total keselururuhan bank telah ada
4,91% pada desember 2009. Selanjutnya pada april tahun 2015, pangsa pasar
bank syariah terhadap total bank sempat mengalami penurunan menjadi 4,65%
kendati aset syariah terus meningkat. Ini menunjukkan pada saat itu
pertumbuhan bank konvensional lebih tinggi dari bank syariah. Kondisi ini
tentu harus menjadi perhatian semua pihak yang berkeinginan
mengembangkan industri bank syariah di tanah air.3 Pada tahun 2015 dan
2016 berbagai regulasi dikeluarkan oleh pemerintah untuk merangsang
pertumbuhan bisnis syariah. Selama tahun 2015, telah diterbitkan sebelas
ketentuan perbankan syariah oleh OJK. Bahkan pada tahun 2016 Pemerintah
telah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) untuk
mendorong perkembangan industri ini. Perkembangan Bank syariah tahun
2021 dengan total aset Rp.646,21T per September 2021 dengan pertumbuhan
aset sebesar 12,22%, Market share 6.52% serta total 12 Bank Umum Syariah,
21 unit uaha syariah dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat syariah. Nilai
Transaksi digital banking mencapai Rp. 39.841T ditahun 2021 meningkat
46% dan diproyeksikan meningkat 25% ditahun 2022.4
2
Hani werdi Apriyanti, Perkembangan industri perbankan syariah diIndonesia: analisis peluang dan
tantangan,vol 8, No 1(2018), Maksimum Media Akuntansi Universitas Muhammadiyah Semarang, hal 18
3
Riza yaya dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer,Jakarta Selatan,Salemba
empat,2009, hal 23
4
Isnaeni Achdiat, Outlook Industri jasa Keuangan Syariah tahun 2022: peluang dan tantangan,2021
7
Statisti Perkembangan Perbankan syariah di Idonesia Tahun 2021
8
Penambahan modal seharusnya dapat diikuti oleh perbankan syariah yang
lain, sebagai salah satu upaya dalam mengatasi permaslahan yang dihadapi
perbankan syariah berkaitan dengan keterbatasan modal atau pendanaan.
Dorongan dari OJK yang telah membuat roadmap perkembangan
perbankan syariah, stimulus pengembangan produk dan edukasi perbankan
syariah dengan agenda seminar tahunan yang dilakukan oleh OJK. Secara
ringkas, tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah di Indonesia
dtahun 2016, dan peluang yang dapat diambil oleh Perbankan syariah
sebagai berikut : 5
1. Peluang
Konversi beberapa Bank Umum daerah menajdi full syariah
Pengembangan kelembagaan dan infrastruktur pendukung
Pengembangan program sinergi antar kelembagaan (termasuk
dengan bank konvensional)
Peningkatan Peran Working Group Perbankan Syariah
(WGPR)
Demografi ekonomi : peningkatkan ketersediaan SDM
Edukasi dan komunikasi
Inovasi Produk yang dapat merubah oerilaku masyarakat
sesuai konsep syariah (dimensi sosial)
Dorongan OJK terhadap kualitas good governance
Kebijakan kualitas layanan perbankan syariah
Peningkatan Service Excellene
Kebijakan pengembangan perbankan syariah tentang inovasi
produk perbankan ssyariah
Kustomisasi produk sesuai preferensi masyarakat sejalan
dengan prinsip syariah
Inovasi Produk berbasis ICT
Kemudahan perizinan oleh OJK
Adanya POJK No 20 tahun 2015 tentang penerbitan Efek
Beragunan Asset (EBA) Syariah
Pertumbuhan ekonomi dan Bonus Demografi: pemanfaatan
peningkatan simpanan individu
Rencana Penambahan modal beberapa Perbankan Syariah,
contoh Bank Muamalat Indonesia
5
Keuangan, OJK. (2016). Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019.
9
2. Tantangan
Sedikitnya jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia
Kuantitas dan Kualitas SDM yang belum memadai
Rendahnya Pemahaman dan kesadaran masyarakat
terhadap konsep syariah
Belum optimalnya sistem kelembagaan perbankan
syariah
Produk yang tidak variatif
Modal yang belum memadai
Dari uaraian diatas jelas berbeda peluang dan tantangan yang dihadapi dari
tahun ketahun. Secara ringkas, tantangan yang dihadapi oleh perbankan syariah
di Indonesia dtahun 2022, dan peluang yang dapat diambil oleh Perbankan
syariah disajikan dalam tabel sebagai berikut :
1. Peluang
Melalui pengembangan pemanfaatan teknologi digital dalam
perbankan syariah yang dapat menigkatkan pertumbuhan
perbankan syariah
Halal lifestyle yangkian diminati ditahun ini, dapat meningkatkan
minat generasi muda maupun masyarakat terhadap perbankan
syariah.
Preferensi konsumsi dari generasi milenial dan Gen-Z, yang dapat
meningkatkan pengembangan kunikan produk syariah dengan tetap
menekankan prinsip syariah
Peluang penguatan kapabilitas sumber daya manusia pada era
perbankan syariah melalui Perguruan tinggi yang sudah banyak
menyediakan program studi manajemen perbankan syariah
maupun ekonomi syariah
2. Tantangan
Tantangan terhadap penetrasian yang rendah perlunya peningkatan
market share perbankan syariah indonesia melebihi perbankan
konvensional.
10
Tantangan terhadap kualitas aset dan laba perbankan syariah yang
masih berlanjut dampak dari restrukturisasi dan peningkatan resiko
sektor rill.
Tantangan peningkatan digitalisasi perbankan syariah melebihi
perbankan konvensional, diamana infrastruktur tekologi, informasi
dan komunikasi diindinesia yang relatif belum merata serta
kapabilitas, literasi dan penggunaan digital pelaku usaha terutama
UMKM yang sangat terbatas.
Tantangan peningkatan awareness (kesadaran) dan literasi
masyarakat dalam bidang perbankan syariah maupun keuangan
syariah.6
6
https://www.ojk.go.id
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpualan
Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi
hasil.Prinsip utama operasional bank berdasarkan Prinsip Syariah adalah
hukum Islam yang bersumber dari Al Aur'an dan Al Hadist. Larangan
terutama berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan
sebagai riba.
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa
menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim
yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis.
Pemimpin perintis usaha ini Ahmad EI Najjar, mengambil bentuk sebuah
bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit
Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967,
dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa dengan Mesir. Di
belahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam
kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic of
Bank (1975), Faisal Islamic of Sudan (1977), Faisal Islamic of Esypt
(1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Di Asia-Pasifik, Philipine
Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di
Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pigrims Savings Corporation yang
bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan
ibadah haji.
Sebenarnya kajian tentang perbankan syariah sudah muncul di
Indonesia sejak tahun 1980-an namun realisasinya berdiri tahun 1991 oleh
Bank Muamalat Indonesia. Bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini
awalnya Memiliki landasan hukum yang lemah UU No.7 Tahun 1992
belum dijelaskan tentang bank syariah, namun setelah terjadi revisi
12
muncul UU No 10 Tahun 1998 dan dengan revisi UU tersebut maka status
bank syariah semakin kuat. Bank Muamalat Indonesia juga sempat
terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 1990-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian
memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
dapat bangkit dan menghasilkan laba. Pada tanggal tanggal 16 Juli 2008
telah diberlakukannya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, maka perkembangan industry perbankan syariah
nasional semakin memilki landasan hukum yang memadai dan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan
asset lebih dari 6386 per tahun dalam lima tahun terakhir.
Percepatan Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, sampai
saat ini terus didorong oleh otoritas perbankan, yaitu Otoritas Jasa
keuangan menuju industri perbankan syariah yang sehat, berkelanjutan,
dan berkontribusi positif dalam mendukung pembangunan ekonomi yang
berkualitas. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang
mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima
tahun terakhir, peran industri perbankan syariah dalam mendukung
perekonomian nasional semakin signifikan. Bank syariah di Indonesia
Secara kosisten telah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Kendati belum mencapai 5% seperti yang direncanakan dalam cetak biru
perbankan syariah 2002 untuk dicapai pada tahun 2011, aset bank syariah
terhadap total keselururuhan bank telah ada 4,91% pada desember 2009.
Selanjutnya pada april tahun 2015, pangsa pasar bank syariah terhadap
total bank sempat mengalami penurunan menjadi 4,65% kendati aset
syariah terus meningkat. Perkembangan Bank syariah tahun 2021 dengan
total aset Rp.646,21T per September 2021 dengan pertumbuhan aset
sebesar 12,22%, Market share 6.52% serta total 12 Bank Umum Syariah,
21 unit uaha syariah dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat syariah. Nilai
13
Transaksi digital banking mencapai Rp. 39.841T ditahun 2021 meningkat
46% dan diproyeksikan meningkat 25% ditahun 2022.
Peluang Perbankan syariah pada saat ini yaitu Melalui
pengembangan pemanfaatan teknologi digital dalam perbankan syariah
yang dapat menigkatkan pertumbuhan perbankan syariah. Halal lifestyle
yangkian diminati ditahun ini, dapat meningkatkan minat generasi muda
maupun masyarakat terhadap perbankan syariah, Preferensi konsumsi dari
generasi milenial dan Gen-Z, yang dapat meningkatkan pengembangan
kunikan produk syariah dengan tetap menekankan prinsip syariah dan
lainnya. Tantangan Perbankan Syariah pada saat ini Tantangan terhadap
penetrasian yang rendah perlunya peningkatan market share perbankan
syariah indonesia melebihi perbankan konvensional, tantangan terhadap
kualitas aset dan laba perbankan syariah yang masih berlanjut dampak dari
restrukturisasi dan peningkatan resiko sektor rill, tantangan peningkatan
digitalisasi perbankan syariah melebihi perbankan konvensional, diamana
infrastruktur tekologi, informasi dan komunikasi diindinesia yang relatif
belum merata serta kapabilitas, literasi dan penggunaan digital pelaku
usaha terutama UMKM yang sangat terbatas dan lainnya.
B. Saran
Dalam penulisan materi pembahasan diatas tentunya banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan,oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan kritikan dan saran yang membangun terhadapa makalah
kami,yang nantinya dapat kami jadi sebagai pembelajaran untuk
kedepannya. Sebelum dan sesudahnya kami haturkan terimakasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
acidiat, I. (2021). Outlook industri jasa keuangan syariah tahun 2022: Peluang dan
tantangan. italic.
Budi santoso, A. T. (2017). Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
dkk, R. Y. (2009). Akuntansi Perbankan syariah teori dan praktik kontenmporer. Jakarta
Selatan: Salemba empat.
https://www.ojk.go.id. (n.d.).
15