Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGERTIAN, PERANAN, DAN PERKEMBANGAN


BANK SYARI’AH DI INDONESIA
Dosen Pengampu : Rizal Ula Ananta Fauzi, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Andrian Yudi Hartanto (1903102041)


2. Asri Manunggal (1903102263)
3. Dhistya CM (1903102023)

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


JURURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul
“Pengertian, Peranan, Dan Perkembangan Bank Syari’ah Di Indonesia”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen
Bank Syari’ah di Universitas PGRI Madiun.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikannya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak, kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Madiun, 23 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II ISI .......................................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Bank Syari’ah ................................................................................. 2

2.2 Peranan Bank Syari’ah ...................................................................................... 3

2.3 Perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia ...................................................... 4-5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 6

3.2 Saran ................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 7-8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Bank konvensional menggunakan sistem bunga yang dalam Islam merupakan riba.
Nahdatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memutuskan masalah
bunga bank tersebut dengan beberapa kali sidang, dengan terjadinya polarisasi pendapat
pada tiga kelompok yaitu, haram, halal dan syubhat. Meskipun terdapat perbedaan
pandangan, lajnah Bahsul masa’il memutuskan bahwa bunga bank haram (Muhamad
Syafi’Antonio, 2001).
Hal ini membuat sekelompok orang Islam untuk mendirikan bank Islam dengan ciri
tanpa bunga yang disebut dengan bak syariah. Bank syariah menggunakan sistem
mudarabah yaitu sistem bagi hasil.
Bak syariah di Indonesia terhitung masaih sangat muda, perkembangannya juga
lambat. Sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah sudah pernah dibahas pada tahun
1980-an tetapi realisasinya terjadi pada tahun 1992 yang dilakukan oleh salah satu bank
pemerintah, yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Padahal bank syariah cocok dikembangkan di Indonesia karena masyarakat
Indonesia mayoritas Islam. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan bagaimana
perkembangan bank syariah di Indonesia.

1.2       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahan ini adalah :
1. Apa itu bank syariah ?
2. Apa kelebihan dari bank syariah ?
3. Bagaimana sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan bank syariah di Indonesia ?

1.3       Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengenai apa itu bank syariah
2. Mengetahui kelebihan dari bank syariah
3. Mengetahui sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia
4. Mengetahui perkembangan bank syariah di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Bank Syariah


Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Menurut Ensiklopedia Islam menyatakan Bank Islam atau Bank Syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya sesuai dengan prinsip-
prinsip syaria’ah. Sehingga menghindari dari adanya riba karena riba haram. The Concise
Oxford Dictionary menyatakan riba sebagai berikut, “Praktek meminjamkan uang dengan
bunga yang luar biasa tingginya, terutama dengan bunga yang lebih tinggi dari pada
bunga yang diperkenankan oleh undang-undang”.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandasan syariah ini adalah
sebagai upaya kamum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya
berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah.
Menurut Schaik (2001), prinsip ekonomi Islam yang menjiwai bank syariah ada tujuh
macam, yaitu : (1) keadilan, kesamaan dan solidaritas. (2) larangan terhadap objek dan
makhluk. (3) pengakuan kekayaan intelektual. (4) harta sebaiknya digunakan dengan
rasional dan baik (fair way). (5) tidak ada pendapatan tanpa usaha dan kewajiban.(6)
kondisi umum dari kredit. (7) dualiti resiko.

2.1       Kelebihan Bank Syariah


Kelebihan bank syariah dibandingkan bank konvensional adalah :
1. Adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan bank akan tercapai suatu hal yang
saling menguntungkan.
2. Adanya prinsip bagi hasil, jika perusahaan ingin menaikkan usahanya namun
kekurangan modal, dapat mengajukan kredit dengan baik. Sehingga dapat menerima
modal dan juga resiko yang ada lebih rendah daripada pinjaman kredit dari bank
konvensional.
3. Pengusaha kecil akan terdorong untuk mengembangkan usahanya dengan bantuan
dari pihak bank.

2
4. Resiko kerugian lebih kecil karena mengalami kerugian, maka dibagi menurut
perjanjian yang dibuat.
5. Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip ini,
karena adanya kemudahan yang diberikan oleh bank dan juga menaikkan keuntungan
yang besarnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan.

2.3       Sejarah Lahirnya Bank Syariah Pertama Di Indonesia


Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri
tahun 1991, bank ini diprakarsai oelh majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
serta dukungan dari ikatan cendekiawan muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha muslim. Pada saat pertama didirikan terkumpul komitmen pembelian saham
sebesar Rp. 84 Milliar dan pada tanggal 3 Nopember 1991 dalam acara silahturahmi
presiden di istana Bogor, dana dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal
sebesar Rp. 106.126.382.000, kemudian pada tanggal 01 Mei 1992, BMI mulai beroperasi
tetapi masih menggunakan UU No.7 Tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan
sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu. BMI sampai September 1999, telah
memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan
Makasar.
Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 1990-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan
dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 akhirnya dapat bangkit dan
menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang yaitu UU No.10 tahun 19888 tentang Perubahan UU No.7 tahun 1992
tentang Perbankan.

‘2.4       Perkembangan Bank Syariah


Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama
dan menjadi pionir bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem ini
ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank
konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara
perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

3
Tidak hanya itu, ditengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada
penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya
tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan
memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya,
pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana dibank-bank syariah.
Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk
menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan mampu
tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah strategis untuk
merealisasikannya.
Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah diupayakan adalah
pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang unit
usaha syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah.
Dengan terbitnya PP No.72 tahun 1992 tentang bank bagi hasil yang secara tegas
memberikan batasan bahwa “bank bagi hasil tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang
tidak berdasarkan prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prisnsip bagi hasil” (pasal 6), maka jalan bagi operasional perbankan
syaria’ah semakin luas. Saat ini titik kulminasi telah tercapai dengan disahkannnya UU
No.10 Tahun 1998 tentang perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang
akan mendirikan bank syaria’ah maupun yang ingin mengkonfersi dari sistem
konvensional menjadi sistem syari’ah.
Untuk menilai perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun biasanya
menggunakan beberpa standar, diantaranya :
1. Jumlah aktiva
2. Dana pihak ketiga (DPK)
3. Pembiyaan bank.
TAHUN
KETERANGAN
2005 2006 2007 2008 2009 Jan-201
Bank Umum Syariah
- Jumlah bank 3 3 3 5 36 6
- Jumlah kantor 304 349 401 581 711 815
Unit Usaha Syariah
- Jumlah bank 19 20 26 27 25 25
- Jumlah kantor 154 183 196 241 287 268
Bank pembiayaan rakyat syariah
- Jumlah bank 92 105 114 131 138 140
- Jumlah kantor 92 105 185 202 225 263
Sumber : BI, statistik perbankan syaraiah Januari 2010

4
Tabel diatas menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan laporan
tahunan BI sampai dengan Januari 2010. Secara kuantitas, pencapaian perbankan syariah
sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada
tahun 1998 hanya ada satu bank umum syariah dan 76 bank perkreditan rakyat syariah,
maka pada Januari 2010 jumlah bank syariah telah mencapai 31 unit yang terdiri dari 6
bank umum syariah dan 25 unit usaha syariah. Selain itu, jumlah bank perkreditan rakyat
syariah (BPRS) telah mencapai 140 unit pada periode yang sama.
a. Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Perbankan Syariah
Keberadaan bank Islam di Indonesia masih memiliki peluang yang
mengembirakan dan perlu dioptimalkan guna membangun kembali sistem perbankan
yang sehat dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional, selain
restrukturisasi perbankan. Hal itu dikarenakan adanya beberapa pertimbangan antara lain :
1. Kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep
bunga.
2. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan.
3. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan unggulan.
4. Peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah.
5. Adanya pelayanan yang meluruskan pelanggan dengan cara sesuai Islam

b. Faktor-Faktor Penghambat
Tidak obyektif kiranya jika kita hanya menampilkan faktor pendorong
perkembangan perbankan syariah di Indonesia tanpa menjelaskan juga faktor penghambat
yang merupakan tantangan bagi kita, terutama berkaitan dengan penerapan suatu sistem
perbankan yang baru, suatu sistem yang mempunyai sejumlah perbedaan prinsip-prinsip
dengan sistem yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.
Faktor-faktor penghambat itu antara lain :
1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional bank
syariah
2. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas
3. Kecilnya market share
4. Sumber daya manusia yang belum memiliki keahlian dalam bank syariah.

5
BAB III
PENUTUP

1.1         Kesimpulan
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai dengan
hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan manfaat dan
kemudahan bagi masyarakat, khususnya muslim. Bank syariah sebenarnya sama dengan
Bank Konvensional pada umumnya, yang membedakannya kalau Bank Syariah memakai
sistem bagi hasil sedangkan Bank Konvensional memakai sistem bunga.
Bank syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat yang didirikan tahun
1991. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah.

1.2         Saran
Diliat dari perkembangan bank syariah di Indonesia, sebenarnya pemerintah lebih
mengembangkan lagi bank syariah dan melahirkan sumberdaya manusia yang profesional
di bidang bank syariah. Pemerintah juga harus mensosialisasikan kepada masyarakat
tentang kelebihan menggunakan bank syariah dibandingkan bank konvensional. Sehingga
,bank syariah dapat berkembang baik di Indonesia untuk tahun mendatang.

6
DAFTAR PUSTAKA

PURSTAKA, D. Antonio, Muhamad Syafi’i, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta:

Gema Insani, 2001. Carl McDaniel, Roger Gate, Riset Pemasaran

Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Karim Adiwarman, Bank Islam

Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja.

Van Schaik, D. (2001). Islamic banking. The Arab Bank Review, 3(1), 45-52.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

tahun 1992 tentang Perbankan disahkan Presiden BJ. Habibie pada tanggal 10

Nopember 1998 di Jakarta. UU 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU 7

tahun 1992 tentang Perbankan diundangkan di Jakarta pada tanggal 10

Nopember 1998 oleh Menteri Sekretaris Negara Akbar Tanjung.

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-10-1998-perubahan-uu-7-1992-perbankan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992

TENTANG PERBANKAN.

https://www.bphn.go.id/data/documents/98uu010.pdf

Dasar Hukum Bank Muamalat :


 Undang undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
 Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat Berharga
Syariah Negara
 Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2008 tentang Pendirian Perusahaan Penerbit
Surat Berharga Syariah Negara Indonesia
https://www.bankmuamalat.co.id/muamalat-investment-service

Adiwarman, dkk. 2004. Bank Islam analisis fiqih dan keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada

Agus, Bastanuddin. 2006. Islam dan ekonomi. Padang : Andalas Universitas press

7
Al Zuhaili, Wahbah. 1985. Al Fiqih Al Islami wa Adillatuh. Beirut : Dar Al Fikri

Mannan, Muhammad Abdul 1992. Ekonomi Islam , teori dan praktek. Jakarta : PT Internasa

Mardiana, Lita. 2012. “Perbankan Syariah:. Kumpulan makalah. (Online).

(http://www.makalah-perbankan-syariah.com, diakses 5 Desember 2013)

Muhammad. 2005. Kontruksi Mudharabah Dalam Bisnis syaria’ah. Yogyakarta : BPFE-

Yogyakarta

Rodoni, Ahmad. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim

Anda mungkin juga menyukai