Syariah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
“Sejarah Pendirian Bank Syariah di Indonesia”. Tugas mandiri ini dibuat guna
untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Manajemen Operasional Bank
Syariah.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH
A. PENDAHULUAN
ekonomi yang tersedia terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan
mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya supaya lebih
suatu negara. Bahkan dengan keputusan yang gemilang telah menjangkau diluar
dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan
sumber dana untuk dunia usaha dan didukung oleh kemudahan investasi
keuangan dari setiap negara. Bank merupakan agen pembangunan, karena semua
bank berfungsi sebagai intermediasi antara pihak yang memiliki modal untuk
berproduksi, sehingga dengan bantuan modal bagi para pengusaha, sektor riil
1)
perekenomian akan berkembang. Pembangunan sektor keuangan di Indonesia
nasional. Hal ini disebabkan karena perbankan memiliki peran yang sangat
penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada tugas pokok
kredit kepada lembaga usaha atau perseorangan yang membutuhkan. Tujuan dari
Kedua, bank memiliki tugas untuk mengumpulkan dana dengan menarik dana dari
masyarakat. Ketiga, bank menyalurkan jasa di bidang lalu lintas dan pembayaran
uang. Melihat pesatnya dunia usaha, maka peranan lembaga keuangan semakin
meningkat, karena melalui lembaga keuangan maka interaksi antar para pelaku
dengan salah satu diantaranya adalah berdirinya bank syariah. Dunia perbankan
Indonesia mulai menapak pada prinsip syariah, seiring dengan pembukaan bank
muamalat pada November Tahun 1991. Istilah syariah sendiri dalam Pasal 1
(angka 13) Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan
yang sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
Nomor 10 Tahun 1998, tidak hanya mengenal dual banking system, tetapi juga
lebih mempertegas bahwa keberadaan bank dengan prinsip syariah sejajar dengan
bank konvesional dengan sistem bunga. Hal ini disebutkan dalam pasal 1 ayat (2)
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
atau berdasarkan prinsip syarian yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Dari ketentuan normatif ini tampak jelas
kesejajaran antara bank konvesional dengan sistem bunga dan bank syariah
dengan prinsip bagi hasil (profit sharing) dalam tata hukum perbankan nasional.
3)
B. PEMBAHASAN
Pancasila dan UUD NRI 1945 adalah tanggung jawab seluruh elemen bangsa.
jelas dalam setiap aktifitas usahanya yaitu melarang praktik spekulatif (maisir),
apapun bentuknya.
uang sesuai dengan prinsip dasar ajara Islam. Mayoritas ulama sepakat bahwa
bunga bank yang diterapkan pada bank konvensional termasuk riba yang
Ide untuk mendirikan bank syariah telah muncul pada tahun 1937 K.H. Mas
berdirinya Bank Islam. Namun gagal karena pada saat itu dikhawatirkan akan
1968 memutuskan bunga bank yang diberikan oleh bank-bank negara kepada
jelas. Oleh karena itu, sesuai dengan penunjuk hadist, kita harus berhati-hati
hatian yang menerapkan bunga tersebut, K.H. Azhar Basjir, Ketua Majelis Tarjih
dimanfaatkan.
Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar
ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut
Amien Azis, dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah
Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
perbankan nasional telah dikembangkan sejak tahun 1992, yang ditandai dengan
syariah” dalam usaha kegiatan bank. Pengertian bank “bagi hasil” yang dimaksud
adalah bank islam yang pertama kali didirikan di Indonesia. Bank syariah ini
1991. Pada saat akte pendiriannya dibuat, terkumpul dana awal sekitar 84 milyar
rupiah.
C. Prinsip Syariah
Bank syariah merupakan suatu jenis Bank yang menjalankan sistem perbankan
6)
syariah yang sesuai dengan hukum islam diantaranya tidak adanya unsur ria,
1) Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain
3) Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
4) Jual beli barang haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam
syariah.
1) Giro Wadiah
Giro adalah jenis simpanan yang dapat ditarik setiap saat dengan
menggunakan sarana penarikan berupa cek, bilyet giro, dan sarana penarikan
7)
Tahun 1992 tentang Perbankan dijelaskan bahwa giro adalah simpanan yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek. Sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
a) Giro Wadi ‘ah adalah produk pendanaan Bank Syariah berupa simpanan
dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan
berdasarkan akad wadia’ah yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya menghendaki.
dan mudharabah muqayyadah. Perbedaan utamanya adalah terletak pada ada atau
tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank untuk mengelola
2) Tabungan Syariah
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan syariah
terdiri atas: a) Tabungan wadi’ah yaitu produk pendanaan bank syariah berupa
simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (saving account) untuk
keamanan
8)
pemakainya seperti giro wadi’ah, tetapi tidak sefleksibel giro wadi’ah, karena
muqayyadah.
3) Deposito Syariah
waktu tertentu, sehingga mudah diprediksi ketersediaan dana tersebut. Balas jasa
yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding produk dana
prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah
b) Mudharabah, adalah akad antara pihak pemilik modal dengan pengelola untuk
9)
nisbah yang telah disepakati pada awal akad. Apabila usaha yang dibiayai
a) Murabahah, adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam hal ini
b) Salam, adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum
ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tanggung, sedangkan pembayaran
dilakukan tunai.
pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Skim
(ownership) atas barang itu sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah
adalah lease contract dimana suatu bank menyewakan peralatan kepada salah satu
sebelumnya.
10)
c. Jasa-jasa
penerima kuasa untuk melaksanakn tugas atas nama pemberi kuasa. Wakalah
dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam kata
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Secara teknis perbankan,
3) Qard, adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
kembali. Dalam teknis perbankan, qard adalah pemberian pinjaman dari bank
kepada nasabah yang digunakan untuk kebutuhan mendesak. Pengembalian
pinjaman ditentukan dalam jangka waktu sebesar pinjaman, tanpa ada tambahan
4) Rahn, adalah menahan salah satu harta milik orang yang meminjam
memberikan
11)
5) Hiwalah, adalah memindahkan utang dari tanggungan orang yang
melanjutkan usahanya. Bank mendapat ganti biaya atau jasa pemindahan utang.
6) Sharf, adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valutan lainnya.
Transaksi jual beli mata uang asing dapat dilakukan baik dengan sesama mata
b. Menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
12)
DAFTAR PUSTAKA