Anda di halaman 1dari 10

ARGUMENTASI PENDIRIAN BANK SYARIAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Bank Syariah

Dosen pengampu :Rufi’ah, S.HI.,M.E.

Di susun oleh : Kelompok 01 PS.5F


Anggar wulandri (210817197)
Muzakir (210817195)
Ngizaul Fatul Maula (210817182)
Nimas Ayu Hapsari (210817192)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan beribu pula tradisi di dalamnya.
Perbedaan itulah yang membentuk sutau Indonesia menjadi negara yang indah. Namun
untuk menytukan itu semua perlu adnya toleransi antar etnis. Walaupun Indonesia
mayoritas beragama Islam, tidak lantas menjadikan Indonesia Negara KHilafah yang
telah lama di usung oleh sekelompok umat agama tertentu. Tpi lebih dari itu semua,
untuk tetap berpedoman pad agama tentang tata cara berkehidupan yang tepat menurut
syariat Islam, di bentukan suatu komunitas atau orgnisasi tertentu bagi umat Islam seperti
halnya dalam ekonomi. Karena masalah ekonomi juga di bahas dalam agama, jadi apabila
ingin sesuai dengan syariat Islam maka ekonominya juga harus berlandaskan Islam.
Seperti hal nya dalam kasus perbankan. Selama ini, masyarakat mengenal
namanyaa bank, namun itu bukan di dasarkan pada Islam atau masih bersifat
konvensional. Banyak ulama yang ingin terlepaas dari belenggu-belenggu bank
konvesional yng di tengari melakukan praktek riba. Maka dari itu, para ulama, berunding
untuk membentuk sebuah bank yang berlandskan Islam. Dan akhirnya berdiri juga
perbankan syariah yang telah di setujui oleh DSN MUI dan juga Bank Indonesia serta
OJK. Namun proses pendirian tidak mudah, banyak tantangan yang harus di hadapi salah
satunya adalah merubah mindset masyarakat muslimdari bank konvensional ke bank
syariah. pendirian Bank Syariah tersebut tidak lepas dari alasan-alasan yang membangun
jiwa untuk mendirikn bank syariah. Dalam makalah ini, akan di jelaskan sedikit
mengenai argumentasi pendirian bank syariah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia Menurut Para Ahli?
2. Apa Saja Undang-Undang yang Mengatur Tentang Bank Syariah di Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah di Indonesia Menurut Para ahli


Berdasarkan prinsip syariah bank syariah atau bank islam berfungsi sebagai inter
mediasi ( intermediary institution) yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam
bentuk pembiayaan dengan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss
sharing principl). . Seperti halnya perbankan konvensional perbankan syariah juga
memberikan jasa-jasa pembiayaan bank seperti jasa kiriman uang , pembukaan letter of
credit, jaminan bank, dan jasa-jasa lain. Seperti halnya jasa yang biasanya diberikan oleh
lembaga pembiayaan (multi finance company), seperti leasing, hire purchase, pembelian
barang oleh nasabah kepada bank syariah kepada perusahaan manufaktur dengan
pembayaran dimuka, penyertaan modal (equity participation atau venture capital), dan
juga pembiayaan sindikasi. Berikut ini ada dua pendapat tokoh perbankan islam
mengenai perbankan syariah itu.
Solihin Hassan mengemukakan bahwa kegiatan perbankan syariah meliputi
semua kegiatan perbankan konvensional, kecuali pinjaman dalam dengan bunga dengan
kata lain bank syariah menerima simpanan dan memberi pinjaman tetapi tidak disertai
bunga. Mohamad Ariff mengemukakan bahwa perbankan syariah tidak hanya dapat
memberikan jasa seperti halnya perbankan konvensional, tetapi bank syariah terlibat
dalam ekuitas pembiayaan perdagangan.1
Gagasan berdirinya bank syariah ditandai dengan adanya konferensi Negara-
negara islam se-dunia pada 21-27 April 1968 di KuALA Lumpur, Malaysia yang diikuti
oleh 18 negara peserta. Dan memutuskan beberapa keputusan yaiu:
1. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hokum untung dan rugi. Jika tidak demikian
maka hal tersebut termasuk riba.
2. Diusulkan bahwa supaya dibentuk bank islam yang bersih dari sistem riba dalam
waktu secepat mungkin.

1
Sytan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Indonesia., (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti,2007 ), h.1-3
3. Sementara bank islam belum berdiri bank-bank yang menerapkan bunga masih
diperbolehkan kecuali dalam keadan darurat.2

Di Indonesia pendirian Bank Islam di Indonesia baru dilakukan tahun 1990. Pada
tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada musyawarah Nasional
IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentukan
kelompok kerja pendirian bank islam di Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut
Tim Perbankan MUI dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi
dengan semua pihak yang terkait (Peri Umar Farouk, 2007). Sebagai hasil kerja Tim
Perbankkan MUI tersebut adalah berdirinya PT Bank Muammalat Indonesia (BMI), yang
sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 November 1991. Sejak tanggal 1 Mei
1992, BMI resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,-. Hingga
sekarang di Indonesia telah berdiri lebih dari 600 lembaga keuangan bank dan non bank
yang beroperasi secara syari’ah. Untuk menjaga kemurnian praktik perbankan syari’ah
pada tahun 1997 MUI membentuk lembaga otonom yaitu Dewan Syari’ah Nasional
(DSN). Menurut Muhammad Syafi’I Antonio (2001), fungsi DSN adalah meneliti dan
memberikan Fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan oleh perbankan syari’ah.
Fatwa-fatwa DSN ini menjadi panduan bagi semua lembaga keuangan syari’ah secara
moral mengikat semua pelaku usaha khususnya pengusaha yang bermitra dengan
lembaga keuangan syari’ah. Pada tahun 1998 eksistensi Bank Islam lebih dikukuhkan
dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undangundang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang-undang tersebut,
sebagaimana ditetapkan dalam angka 3 jo, angka 13 pasal 1 Undang-undang No. 10
Tahun 1998, penyebutan terhadap entitas perbankan Islam secara tegas diberikan dengan
istilah Bank Syari’ah atau Bank berdasarkan Prinsip syari’ah. Pada tanggal 12 Mei 1999,
Direksi Bank Indonesia mengeluarkan tiga buah Surat Keputusan sebagai pengaturan
lebih lanjut Bank Syari’ah sebagaimana telah dikukuhkan melalui UndangUndang No. 10
Tahun 1998, yakni : 1. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/33/KEP/DIR

2
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, BMUI dan Takaful di Indonesia,
(Jakarta: PPersada, 1996) .8T Raja Grafindo
tentang Bank Umum, khususnya Bab XI mengenai Perubahan Kegiatan Usaha dan
Pembukaan Kantor Cabang Syari’ah; 2. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syari’ah; dan 3. Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Syari’ah. Pada awalnya Bank Indonesia mengembangkan perbankan
syari’ah untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan syari’ah bagi masyarakat yang tidak
menerima konsep bunga. Karena itu pemerintah mengakomodasi aspirasi umat Islam
dengan mengembangkan sistim perbankan syari’ah sebagaimana ditegaskan dalam
peraturan perundangan tersebut di atas. Namun pada perkembangannya mekanisme
keuangan dan produk perbankan syari’ah ini direspon oleh dunia perbankan dan juga
dunia usaha secara luas. Dari tahun ke tahun pertumbuhan perbankan syari’ah mengalami
peningkatan yang pesat. Pertumbuhan Bank Syari’ah yang cukup pesat ini menunjukkan
bahwa permintaan masyarakat akan produk perbankan syari’ah cukup tinggi.Dari tahun
1999 sampai tahun 2005 bank syari’ah tumbuh cukup signifikan3

Lembaga yang terkait dengan pembentukan bank syariah atau bank islam di
tingkat internasional adalah Islamic Development Bank (IDB). IDB sendiri secara resmi
dibentuk pada 20 Oktober 1975 yang diusung oleh 22 negara anggota Organisasi
Konfrensi Islam (OKI). Pada bulan Desember 1970 pertama kalinya OKI melakukan
konfrensi pertama yang diselenggarakan di Karachi4. Bank yang berlandaskan prinsip
syariah pertama di Indonesia tersebut berdiri pada tanggal 1 November 1991. Meskipun
didirikan pada tahun 1991, namun PT Bank Muamalat Indonesia baru resmi beroperasi
sejak tanggal 1 Mei 1992.

B. Tujuan Bank Islam


Seperti hal nya organisasi-organisasi yang lain, Bank Syariah juga mempunyai tujuan-
tujuan tertentu dan tujuan ini sama dengan lasan berdirinya Bank Syariah,5
1. menghimpun dana untuk disalurkan kepada orang atau lembaga yang membutuhkan
dengan sistem tanpa bunga

3
http://jurnal.unimus.ac.id
4
Sytan Remy Sjahdeini,Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Indonesia., (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti,2007 ), h.6
5
http://jurnal.uinsemarang.ac.id,/ Iqtishadia, Vol. 6, No. 2, September 2013/Analisis Historis Perkembangan Bank
Syariah
2. memacu perkembangan ekonomi dan kemajuan sosial dari Negaranegara anggota dan
masyarakat muslim, baik secara individual maupun kolektif
3. untuk menghindari bunga bank yang dilaksanakan oleh bank bank konvensional.

C. Undang-Undang yang Mengatur Tentang Bank Syariah di Indonesia


Ada beberapa undang-undang yang mengatur tentsang peraturan penyusunan
perundangan tentang bank syariah diantaranya adalah:
1. UU NMI Tahun 1945
2. UU No. 31 Tentang Perbankan
3. UU No. 12 Tahun 2011 tentang penyusunan peraturan perundang undangan
Adapun isi dari UU No. 12 tahun 2011 yaitudisebutkan bahwa dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas
perundang-undangan yang baik dan meliputi:
a. Kejelasan tujuian
b. Kelembagaan atau pejabat pembentukan yang tepat
c. Kesesuaian antara jenis hierarki dan materi muatan
d. Dapat dilaksanakan
e. Kedaya gunaan dan hasil gunaan
f. Kejelasan rumusan, dan
g. Keterbukaan

Kemudian dalam pasal 6 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 disebutkan bahwAa
materi muatan perundsang-undangan harus mencerminkan asas:

a. Pengayoman
b. Kemanusiaan
c. Kebangsaan
d. Kekeluargaan
e. Kenusantaraan
f. Bhineka tunggal ika
g. Keadilan
h. Kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintahan
i. Ketertiban dan kepastian hokum, dan
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
selanjutnya dalam pasal 6 ayat (2) dinyatakan bahwa selain mencerminkan
asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peraturan perundang-undangan tertentu
dapat berisi asas lain sesuai dengan bidang hokum peratran perundang-undangan
yang bersangkutan6.
4. Pasal 1 Undang–Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, menyatakan
bahwa: “Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
5. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 menjelaskan bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan Syariah

D. Argumentasi pendirian Bank Syariah


Tidaklah mudah untuk mengimplementasikan lembaga perbankan syariah di
Indonesia karena terdapat beberapa rintangan yang harus dihadapi dalam proses
pembentukan bank syariah. Seperti pada awalnya banyak orang yang meragukan prinsip
bagi hasil yang ingin diterapkan bank syariah. Hal tersebut terdengar asing karena pada
umumnya bank konvensional menerapkan prinsip bebas nilai dan keuntungan yang
didapat dari besarnya jumlah bunga. Beberapa orang juga merasa terancam karena bank
ini menggunakan prinsip dasar syariah yang mengakibatkan timbul spekulasi diantara
masyarakat bahwa negara Indonesia akan menjadi negara Islam7.

6
Burhanudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 15
7
https://jabar.tribunnews.com/2019/07/08/ide-bank-syariah-muncul-tahun-1980-yang-pertama-beroperasi-12-
tahun-kemudian?page=3
Selain itu, masyarakat Inddonesia sulit bertransformsi terhadap hal-hal yang baru,
walaupun hal itu menguntungkan. Apalagi pada masyarakat pendesaan dan pinggiran,
tentunya itu merupakan sebuah adaptasi yang lama bagi mereka untuk ikut bergabung
dengan Bank Syariah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank syariah di Indonesia di baru di berlakukan pada tahun1990 an. Bank
yang berlandaskan prinsip syariah pertama di Indonesia tersebut berdiri pada
tanggal 1 November 1991. Meskipun didirikan pada tahun 1991, namun PT Bank
Muamalat Indonesia baru resmi beroperasi sejak tanggal 1 Mei 1992. Ada
beberapa alasan pendirian Bank Syariah ini salah satunya adalah untuk
menghindari riba. Hal ini di berlandaskan pada bank konvensional yang
menguntungkan salah satu pihak saja yaitu pihak Bank dan juga prinsip margin
nya berupa bunga. Dan di duga bunga itu termasuk Riba. Oleh karena itu, para
ulama bersepakat bahwa perlu adanya bank untuk mewadahi harta umat muslim.
Bank syariah di atur dalam Pasal 1 Undang–Undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, menyatakan bahwa: “Perbankan Syariah adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Namun pendirian bank syariah tersebut masih ada beberapa tantangan,
salah satunya adalah sulitnya membuat masyarakat beralih dari bank
konvensional ke bank syariah sehingga nasabahnya masih relative sedikit.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan yang sengaja
maupun tidak sengaja. Maka dari itu kritik dan saran kami harapkan untuk
perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR ISI

Sjahdeini, Sytan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata


Hukum Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2007

Sumitro,Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga


Terkait, BMUI dan Takaful di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
1996
Burhanudin S Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011

Anda mungkin juga menyukai