Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AGAMA ISLAM

“PENGENALAN BANK SYARIAH”

OLEH:

Sasmita Agil Setiawan

Fari Ramadhani Muh.Agil Jailani H

Ilma Mustika Muh.Indra Nur A.

Apriliana Azzahra Fasya Afrilia Jafar

Seti Seliawati Restania Keyra Utami

DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 KENDARI

KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan


berdasarkansistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari
larangan islamuntuk memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam
riba dan investasiuntuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-usaha lainyang tidak islami,yang hal tersebut tidak diatur
dalam Bank Konvensional.Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank
Muamalat Indonesia. Berdiri tahun1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dariIkatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank inisempat terimbas oleh krisis
moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisasepertiga dari modal
awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-
2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang
yaituUU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan.Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk
di NegaraIndonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.

Dengan adanya bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam


prosesmuamalah bagi para pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari
keharaman akibat tidakadanya suatu wadah yang melayani mereka dalam bidang
muamalah yang bersifat islami. Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk Indonesia
yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara mereka yang bertransaksi secara
syar’I lebih-lebih dalam hal perbankan.Sampaisaat ini perbankan syariah di Indonesia
belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak masyarakat yang tidak menaruh
kepercayaan terhadap perbankkan syariah.Bahkan para ulama-ulama di negeri ini pun
sebagian besar masih menyimpan uangnya di bank konvensional.

Haltersebut terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai sisitem operasi


perbankan syariahSistem dalam bank syariah di anggap sama dengan sistem operasi yang
ada dalam bankkonvensional.Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap bank syariah dan berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank
syariah.Hal tersebut menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan keurgenan
perbankkan islamdi Negara ini.khusunya bagi mereka yang beragama islam.Upaya-upaya
pensosialisaianmekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak lagi
terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali manaruh
kepercayaan terhadap transaksisyariah seperti pada zaman Rosulullah dan para sahabat.
BAB II
PERMASALAHAN

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas dan mempertegas permasalahan yang mungkin timbul,maka perlu


di tetapkan identifikasi masalah terlebih dahulu.Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
di peroleh beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apa pengertian Bank Syariah


2. Jelaskan sejarah Bank Syariah
3. Sebutkan dasar hukum Bank Syariah
4. Kegiatan apa saja yang harus di lakukan oleh Bank Syariah
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan
danamaupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas
dasar prinsip syariah.

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana,


meminjamkanuang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam
melaksanakanfungsi perbankan melakukan hal– hal yang dilarang syariah. Dalam praktik
perbankankonvesional yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan prinsip
bunga. Bankkonvensional memang tidak serta merta identik dengan riba, namun
kebanyakan praktik bankkonvnsionaldapat digolonglan sebagai transaksi ribawi.

2.2 Sejarah Bank Syariah

Indonesia terkena pengaruh atas berkembangnya bank-bank syariah di negara Islam,


sehingga pada awal periode 1980an diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi
Islam mulai dilakukan di Indonesia. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan
bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis ulama indonesia (MUI)
pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan lokal karya Bunga Bank dan
perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokal karya tersebut dibahas lebih
mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya
Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok
kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.

Industri perbankan pertama yang lahir hasil dari kerja tim perbankan MUI adalah Bank
Muamalat Indonesia. Akte pendirian ditandatangani pada tanggal 1 November 1991 dan
beroprasi pada bulan Mei 1992. Hingga pada September 1999 Bank Muamalat Indonesia
telah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia (Syafi'i
Antonio, 2001)

Krisis ekonomi dan moneter pernah melanda bangsa Indonesia pada akhir tahun 1997
mengakibatkan sistem perekonomian bangsa Indonesia mengalami kesuliatan. Hal tersebut
berdampak pada dunia perbankan di Indonesia. Kualitas aset perbankan menurun secara
drastis. Terdapat beberapa embaga keuangan dan perbankan konvensional gulung tikar dan
ada juga yang dimerger diantara lembaga sesama lembaga keuangan dan perbankan.
Sedangkan perbankan syariah yang tidak menggunakan sistem bunga tetapi menggunakan
sistem bagi hasil sehingga hampir tidak ditemukan permasalahan dalam penyaluran
pembiayaan (non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadi negative
spread dalam kegiatan operasional.
Perkembangan Bank Islam di Indonesia walaupun termasuk golongan agak terlambat
jika dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia
mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pada periode tahun 1992-1998 hanya terdapat
satu unit Bank Syariah, sedangkan pada tahun 2005 jumlah bank syariah di Indonesia
bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara
itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi
88 buah (Karim, 2010).

2.3 Dasar Hukum Bank Syariah

Perbankan syariah menurut undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang


PerbankanSyariah adalah segala sesuatu yang menyangkuttentang Bank Syariah dan Unit
UsahaSyariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalammelaksanakan kegiatan usahanya. Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
PembiayaanRakyat Syariah.

2.4 Kegiatan Yang Harus Dilakukan

Kegiatan usaha Bank Syariah meliputi menghimpun dana dalam bentuk Simpanan
berupa Giro, Tabungan, Deposito atau bentuk lainnya, menyalurkan Pembiayaan, serta jasa
lainnya berdasarkan Akad Syariah.
BAB IV

PENUTUP

1.3 Kesimpulan

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah. Bank syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu
agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan
modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai.
Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, bank syariah juga tak boleh kalah dengan bank
konvensional dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.

Anda mungkin juga menyukai