Anda di halaman 1dari 22

Lembaga Keuangan Syariah

di Indonesia
Kelompok 1
Raihan Mahardika 1119085000050
Selpi Alpianti 11190850000014
Elsya Nabilah 11190850000102
Vira Handayani 11190850000105
Agenda Presentasi

1. Abstrak

2. Pendahuluan

3. Telaah Literatur

4. Pendahuluan

5. Pembahasan

6. Kesimpulan
ABSTRAK
Perkembangan sistem keuangan syariah ditandai dengan didirikannya
berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai instrumen keuangan
berbasis syariah. Dengan tujuan memberikan solusi bagi umat muslim untuk dapat
terhindar dari praktik ribawi. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode
deskriptif. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan lembaga keuangan syariah di
Indonesia sangat berkembang pesat. Alasan utama yaitu dikarenakan mayoritas dari
penduduk Indonesia beragama Islam dan lembaga-lembaga keuangan syariah yang ada
semakin banyak. Dan didukung langsung oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
PENDAHULUAN
Perkembangan sistem keuangan syariah ditandai dengan
didirikannya berbagai lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai
instrumen keuangan berbasis syariah. Sekitar tahun 1960an banyak
cendekiawan muslin dari negara-negara Islam sudah mulai melakukan
pengkajian ulang atas penerapan sistem hukum Eropa ke dalam industri
keuangan dan sekaligus memperkenalkan penerapan prinsip syariah Islam
dalam industri keuangannya. Sekarang sistem keuangan telah tersebar ke
berbagai negara, baik di Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika maupun
Kawasan Asia lainnya (Muslimin, 2005).
PENDAHULUAN
Sebagai negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak di
dunia maka akan sangat mungkin untuk membesarkan Perbankan Syariah di
Indonesia. Terlebih lagi sekarang banyak masyarakat muslim yang
menghindari bertransaksi dengan lembaga keuangan yang menerapkan
sistem riba. Biasanya masyarakat muslim yang seperti itu hanya akan
menggunakan jasa perbankan sebagai lalu lintas dana seperti mentransfer
uang atau transaksi lain yang hanya dapat dilakukan perbankan dan sesegera
mungkin menarik dana dari perbankan setelah mendapatkan transferan dana
atau kebutuhannya terpenuhi.
PENDAHULUAN

Dengan adanya kejadian tersebut solusi yang diberikan oleh


Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikanlah bank dengan konsep syariah
pertama yaitu Bank Muamat Indonesia yang berdiri pada tanggal 1
November 1991 dengan tujuan memberikan solusi bagi umat muslim untuk
dapat terhindar dari praktik ribawi. Pendirian perbankan syariah pertama
ini mendapatkan respon positif oleh masyarakat dan pemerintah. Sehingga
oleh pemerintah dibuatkan peraturan sebagai landasan dalam pelaksanaan
praktik perbankan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992.
TELAAH LITERATUR
Perbankan di Indonesia kini semakin meningkat berkat hadirnya bank
syariah yang menawarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda
dibandingkan dengan bank konvensional. Meski masih tergolong newbie, perbankan
syariah berkembang cukup pesat. Maklum, Indonesia adalah negara Muslim terbesar di
dunia dan jelas bank yang menggunakan hukum dan prinsip Islam akan lebih diminati.
Bahkan bank konvensional di Indonesia pun kini mengikuti tren dengan mendirikan
lembaga syariah atau unit usaha syariah sendiri. Hal ini dilakukan untuk menarik lebih
banyak nasabah yang tertarik dengan keunggulan bank syariah (Choiriyah, 2015). LKS
merupakan lembaga keuangan yang beroperasional dan berjalan dengan prinsip syariah
Islam. LKS sebagai lembaga keuangan dengan prinsip syariah awalnya hadir sebagai
pilihan sekaligus solusi untuk muslim yang ingin terhindar dari praktek bank atau lembaga
keuangan konvensional yang menggunakan sistem ribawi namun akhirnya juga menjadi
pilihan bagi selain umat muslim (Budiono, 2017).
TELAAH LITERATUR
Dengan terbentuknya Bank Syariah, merupakan fenomena besar dalam
dunia perbankan di Indonesia, sehingga masyarakat memiliki alternatif untuk memiliki jasa
Bank Konvensional atau bank syariah. Dengan pertimbangan bahwa bank konvesional
menggunakan sistem operasional interest foregone (bunga efektif) dan bank syariah
menggunakan sistem operasional bagi hasil berdasarkan prinsip masyarakat al mutanaqisah
(kombinasi musyarakah dan ijarah) dalam ketentuan syariat Islam (Wafa, 2017).
Penyebaran global keuangan Islam telah mengubah sistem keuangan banyak
negara Muslim, tetapi para analis hanya tahu sedikit tentang faktor-faktor yang membentuk
permintaan individu akan keuangan Islam. Makalah ini mengkaji asal-usul sosial ekonomi
dari permintaan konsumen terhadap produk keuangan syariah, dengan menggunakan data
survei asli dari Indonesia, di mana pasar keuangan syariah yang tumbuh berdampingan
dengan sistem keuangan konvensional yang besar. Modernisasi dan globalisasi memainkan
peran penting dalam membentuk penggunaan individu produk keuangan Islam. Mungkin
mengejutkan, tidak ada bukti bahwa kesalehan Islam memiliki efek sistematis pada pilihan
konsumen produk keuangan Islam versus konvensional (Pepinsky, 2013).
Pengertian Bank Syariah
Bank berasal dari bahasa Itali, “Banca” yang memiliki arti meja yang
01 digunakan para penukar uang di pasar. Pada dasarnya bank adalah tempat
penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan
perantara pembayaran
Pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dijelaskan bahwa bank
02 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
03 Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (DPR & Presiden, 2008). Bank Syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegaitan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan Syariah (Yumanita, Pendidikan Studi, & Ppsk, 2005).
Dasar Hukum Bank Syariah
Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki peran
penting dalam menjamin pemenuhan kepatuhan syariah yang diatur dalam sistem dan
mekanisme bank syariah. Undangundang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah memberikan MUI kewenangan untuk menerbitkan fatwa mengenai kesesuaian
suatu kegiatan atau produk perbankan dengan syariah. Secara khusus fatwa tersebut
dikaji dan dikeluarkan oleh DSN-MUI. Kemudian Peraturan Bank Indonesia (sekarang
POJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya bisa ditawarkan
kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI serta mendapatkan
ijin dari OJK.

Bank syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam rangka
mengatur dan mengawasi kegiatan operasional bank, DPS memiliki dua fungsi yakni:
pertama fungsi pengawasan syariah dan kedua fungsi advisory (penasehat)
Dasar Hukum Bank Syariah
● UUD 1945 dalam ketentuan yang mengatur tentang Perekonomian Negara dan
Prinsip Demokrasi Ekonomi
● Undang-undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
● Undang-undang RI No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang RI No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia
● Undang-undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
● Undang-undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
● Undang-undang RI No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
● Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P-OJK)
sebagai peraturan pelaksanaan Undang-undang
Fungsi Bank Syariah
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan,
dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Fungsi Bank Syariah dalam paradigma
Islam antara lain manajemen investasi, investasi, jasa keuangan, dan jasa
sosial. Manfaat yang paling dibutuhkan nasabah dari suatu perbankan adalah
kenyamanan yang diberikan, baik dari segi kemudahan maupun segi
keamanan). Bank Syariah bisa menginvestasikan dana pada sektor usaha
dengan menggunakan instrumen investasi yang sesuai dengan syariah. Bank
Syariah bisa menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah (fee
based) dalam suatu kontrak perwakilan atau penyewaan. Bank Syariah juga
perlu melaksanakan jasa atau kegiatan sosial dalam rangka pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Persamaan dan Perbedaan Bank Konvensional
dengan Bank Syariah
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
No Bank Konvensional Bank Syariah
1 Bebas Nilai Berinvestasi pada usaha yang halal
2 Sistem Bunga Atas dasar bagi hasil margin keuntungan dan
fee
3 Besarannya tetap Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung
kinerja usaha
4 Profit oriented Profit dan falah oriented
5 Hubungan debitur-kreditur Pola hubungan kemitraan
6 Tidak ada lembaga sejenis Ada Dewan Pengawas Syariah
Jenis Bank Syariah
1. Bank Umum Syariah (BUS)
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang dalam kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya itu memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum Syariah ini merupakan badan
usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum
perseroan terbatas, perusahaan daerah dan atau koperasi. BUS ini dapat
berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa. Bank Umum Syariah
adalah bagian dari bank syariah yang asas operasionalnya yaitu dalam
melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi
dan prinsip kehati-hatian.
Jenis Bank Syariah
Contoh Bank Umum Syariah (BUS)

Bank Umum Syariah di Indonesia


No. Nama Bank Syariah
1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. Bank Muamalat Indonesia
3 . PT. Bank Syariah Mandiri

4 PT. Bank BRI Syariah


5 PT. Bank Mega Syariah
6 PT. BCA Syariah
Jenis Bank Syariah
2. Unit Usaha Syariah (UUS)
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank
umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
syariah atau unit syariah. Berdasarkan UU Perbankan Syariah Indonesia No.
21 Tahun 2008, Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan unit usaha bank
konvensional yang khusus menggunakan sistem syariah. Dalam struktur
organisasi, Unit Usaha Syariah ini berada satu tingkat dibawah direksi bank
umum konvensional yang bersangkutan. Unit Usaha Syariah dapat berusaha
sebagai bank devisa atau bank non devisa.
Jenis Bank Syariah
Contoh Unit Usaha Syariah (UUS)

Unit Usaha Syariah di Indonesia


No. Nama Unit Usaha Syariah
1 PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
2 PT. Bank CIMB Niaga Syariah
3 . PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk

4 PT. Bank Danamon Indonesia syariah, Tbk


5 PT. Bank OCBC NISP, Tbk
6 PT. Bank Permata, Tbk
Sistem Prosedur dan Operasional Bank
Syariah

Bank Umum Syariah (BUS) menghimpun dana dari


masyarakat dengan cara menawarkan berbagai jenis
produk pendanaan antara lain :
01 WADIAH 04 KAFALAH

02 MUDHARABAH 05 RAHN

03 HIWALAH 06 WAKALAH
Perkembangan Perbankan Syariah di
Indonesia
Sistem keuangan Islam adalah yang sesuai dengan hukum agama Islam (Syariah).
Keuangan Islam telah menjadi bagian penting dari sistem keuangan internasional
dan, tentu saja, salah satu komponen yang tumbuh paling cepat selama beberapa
dekade terakhir. Setelah krisis keuangan, telah terjadi perdebatan baru tentang peran
yang dapat dimainkan oleh pembiayaan Islam dalam stabilisasi sistem keuangan
global, yang terkait dengan prinsip-prinsip etika yang kuat yang menjadi dasar jenis
pembiayaan ini. Saat ini, pembiayaan syariah dipraktekkan di berbagai Negara,
beberapa bank syariah yang telah berkembang sejak tahun 1990-an dan keuangan
Islam telah berkembang secara signifikan selama bertahun-tahun untuk menjadi
bagian nyata dari sistem keuangan.
Kesimpulan
Bank syariah dalah bank yang
Bank syariah dan bank menjalankan kegiatan berdasarkan
konvensional tidak memiliki prinsip syariah dan menurut jenisnya
banyak perbedaan. Namun dengan terdiri atas Bank Umum Syariah dan Unit
adanya landasan syariah dan Usaha Syariah. Kegiatan perbankan
undang-undang menyangkut bank syariah berhubungan dengan
syariah yaitu Undang-undang kelembagaan di luar bank, yakni Dewas
Perbankan Syariah No. 21 Tahun Syariah Nasional (DSN), Dewan
2008, baik organisasi maupun Pengawas Syariah (DPS), Badan
sistem operasional bank syariah Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas),
terdapat perbedaan dengan bank Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa
konvensional, terutama adanya Keuangan (OJK). Dasar hukum bank
Dewan Pengawas Syariah dalam syariah yaitu Dewan Syariah Nasional
struktur organisasi dan adanya Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI)
sistem bagi hasil. memiliki peran penting dalam menjamin
pemenuhan kepatuhan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai