Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
REGULER MALAM – MANAJEMEN C
STIE MAHARDHIKA SURABAYA
2017
A. Pengertian Perbankan
Perbankan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak, di indonesia ada 2 macam bank yaitu :
1. Bank Konvensional
Bank Konvensional yaitu bank yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam
rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau
sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.
Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan per tahun.
2. Bank Syariah
Dalam undang-undang no.21 tahun 2008 mengenai perbankan Syariah mengemukakan
pengertian bank syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
dengan di dasarkan pada prinsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS
(Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah).
Sistem perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 hingga saat ini masih menganut dual
banking system dimana Bank Konvensional atau biasa disebut dengan Bank Umum dan Bank
Syariah atau Bank Islam bisa berdampingan dalam menjalankan operasi usahanya. berdasarkan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, bank umum diperbolehkan beroperasi secara konvensional
dan syariah sekaligus, sepanjang penataan dan pengelolaannya dilakukan secara
terpisah. Dengan kata lain Bank Konvensional diperbolehkan untuk membuka kantor cabang
yang khusus melakukan kegiatan usaha syariah dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
syariah.
Dari pengertian di atas dapat ditarik simpulan bahwa Bank Konvensional adalah lembaga
keuangan yang menjalankan kegiatan usahanya dalam menghimpun dan menyalurkan dana
dengan menggunakan cara dan proses yang konvensional seperti pemberian dan pengenaan
imbalan berupa bunga. Sedangkan Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang
menjalankan unit usaha menghimpun dan menyalurkan dana dengan cara dan proses yang
berdasarkan nilai islam (syariah). Dengan kata lain bank syariah merupakan suatu lembaga
keuangan yang tidak mengandung bunga (riba), serta unsur-unsur ketidakjelasan atau
ketidakpastian dalam operasionalnya.
8. Karakteristik
Dalam menjalankan aktivitasnya bank syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Keadilan
Dengan sistem operasional yang berdasarkan “profit and loss sharing system”, bank
syariah memiliki kekuatan tersendiri yang berbeda dari sistem konvensional. Bank
konvensional dengan sistem bunga memandang dan memberlakukan bahwa kekayaan
yang dimiliki peminjam menjadi jaminan atas pinjamannya. Apabila terjadi kerugian
pada proyek yang didanai maka peminjam modal akan disita menjadi hak milik pemodal
(bank). Sedangkan dalam bank syariah kelayakan usaha atau proyek yang akan didanai
itu menjadi jaminannya apakah untung atau rugi, sehingga keuntungan dan kerugiannya
menjadi tanggungan bersama.
b. Prinsip Kesederajatan
Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun
Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini dapat dilihat dalam hak,
kewajiban, risiko dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana,
nasabah pengguna dana maupun Bank.
c. Prinsip ketentraman
Menurut falsafah al-Qur’an, semua aktifitas yang dilakukan oleh manusia patut
dikerjakan untuk mendapatkan falah (ketentraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan).
Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional disajikan dalam tabel berikut.
Akad dan Aspek legalitas Hukum Islam dan Hukum Hukum Positif
Positif
D. KESIMPULAN