Anda di halaman 1dari 11

PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP PERBANDINGAN ANTARA

BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK UMUM KONVENSIONAL DI


WILAYAH RAWAMANGUN

Achmad Sholichin, Agus Kurniawan, A. Irham Angkasa Putra


(1407025005, 1407025012, 1407025001)

ABSTRAK

Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya


adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Di Indonesia terdapat dua
sistem perbankan, yaitu Bank yang berdasarkan prinsip syariah atau yang dikenal
dengan Bank Syariah dan Bank Konvensional.

Perbedaan antara bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan bank


konvensional ini masih susah dibedakan oleh mahasiswa. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini, kami mewawancarai beberapa mahasiswa di wilayah Rawamangun.
Maka didapati kesimpulan bahwa mahasiswa di wilayah Rawamangun sudah
banyak mengetahui tentang perbedaan antara bank umum syariah dengan bank
umum konvensional. Mahasiswa di wilayah Rawamangun juga tahu bahwa bank
umum konvensional itu menggunakan sistem bunga, dan bunga bank itu adalah
riba, Islam melarang akan adanya riba tersebut.

Kata Kunci: Bank, Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank yang merupakan lokomoif pembangunan ekonomi mempunyai
peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak
mengherankan jika pemerintah terus menerus meningkatkan kinerja bank
dari waktu ke waktu. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di
samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang,
memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan
setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan
pembayaran lainnya.

Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi
dua macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank
yang berdasarkan prinsip syariah. Hal utama yang menjadi perbedaan antara
kedua jenis bank ini adalah dalam hal penentuan harga, baik untuk harga
jual maupun harga beli. Dalam bank konvensional penentuan harga selalu
berdasarkan pada bunga, sedangkan dalam bank syariah didasarkan kepada
konsep Islam, yaitu kerja sama dalam skema bagi hasil, baik untung maupun
rugi.

Banyak kalangan menilai jika bunga bank adalah riba. Bahkan


sebagian ulama menganggap jika bunga bank hukumnya haram. Bank
syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan
pertentangan antara bunga bank dengan riba. Bank syariah yang sudah
dijelaskan sebelumnya didasarkan kepada konsep Islam memiliki filosofi
utama kemitraan dan kebersamaan (sharing) dalam profit dan risk
diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap layanan
jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Perbedaan antara bank yang berdasarkan prinsip konvensional


dengan bank yang berdasarkan prinsip syariah ini masih susah dibedakan
oleh mahasiswa, oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP
PERBANDINGAN ANTARA BANK UMUM SYARIAH DENGAN
BANK UMUM KONVENSIONAL DI WILAYAH RAWAMANGUN.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, kami
mengajukan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana pendapat mahasiswa terhadap perbandingan antara bank
umum syariah dengan bank umum konvensional di wilayah
Rawamangun?
2. Apakah para mahasiswa di wilayah Rawamangun mempunyai
rekening/menjadi nasabah tetap di bank syariah?
3. Bagaimana pandangan mahasiswa di wilayah Rawamangun terhadap
perkembangan bank syariah?
4. Bagaimana pandangan mahasiswa di wilayah Rawamangun tentang
kinerja bank syariah di sektor perbankan Indonesia?

C. Tujuan Kegiatan
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pandangan mahasiswa di wilayah Rawamangun terhadap
perbandingan antara bank umum syariah dengan bank umum konvensional.

D. Luaran yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan dapat membedakan antara bank umum
syariah dengan bank umum konvensional terhadap mahasiswa di wilayah
Rawamangun.

E. Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan
tentang bank umum syariah dan bank umum konvensional terhadap
mahasiswa di wilayah Rawamangun.

II. Tinjauan Pustaka


A. Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku
inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan
operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan
populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena
produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara
sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank
lainnya (Nurul Ichsan Hasan, 2014: 3).

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

B. Pengertian Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional


1. Pengertian Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah (Andri Soemitra, 2010: 61).

2. Pengertian Bank Umum Konvensional


Bank Umum Konvensional adalah bank umum yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pmbayaran secara
konvensional.

C. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional


Ada beberapa perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank
Konvensional, antara lain, (Nurul Ichsan Hasan, 2014: 168):
1. Segi Akad
Dalam Bank Syariah akad yang dilakukan memiliki konskuensi
duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum
Islam. Sering kali nasabah berani melanggar kesepakatan atau
perjanjian yang telah dilakukan apabila hukum itu hanya berdasarkan
hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut
memiliki pertanggung jawaban sampai yaumilkiyamah nanti.
2. Dalam Segi Pembiayaan
Dalam Bank Syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak
terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan
mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalamnya hal-hal yang
diharamkan. Selain itu, pola hubungan antara bank dan nasabah bersifat
kemitraan, di mana pada suatu sisi nasabah merupakan penyandang
dana atas usaha bank syariah, di sisi lain, nasabah merupakan pengelola
atas bank syariah, yang sebagian besar juga merupakan dana nasabah.
Dapat juga diberikan perbedaan dalam bentuk tabel berikut ini:

Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan Bank Konvensional


Melakukan investasi-investasi Investasi yang halal dan haram
yang halal saja
Berdasarkan prinsip bagi hasil, Memakai perangkat bunga
jual beli, atau sewa
Profit dan Falah Oriented Profit Oriented
Hubungan dengan nasabah dalam Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan bentuk hubungan debitur-kreditur
Penghimpunan dan penyaluran Tidak terdapat dewan sejenis
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah

3. Segi Sumber Dana Bank Syariah


Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu
fungsinya adalah menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu
sumber penghimpunan dana sebelum disalurkan ke masyarkat kembali.
Dalam bank syariah, sumber dana berasal dari modal inti (core capital)
dan dana pihak ketiga, yang terdiri dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi
(mudharabah account).

4. Adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS)


Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank
konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur
yang amat membedakan antar bank syariah dan bank konvensional
adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan
garis-garis syariah.

5. Adanya Dewan Syariah Nasional (DSN)


Dengan semakin berkembangnya lembaga-lembaga keuangan
syariah di tanah air akhir-akhir ini dan adanya Dewan Pengawas
Syariah pada setiap lembaga keuangan, dipandang perlu didirikan
Dewan Syariah Nasional yang akan menampung berbagai
masalah/kasus yang memerlukan fatwa agar diperoleh kesamaan dalam
penanganannya dari masing-masing Dewan Pengawas Syariah yang ada
di lembaga keuangan syariah.

6. Adanya Lembaga Penyelesaian Sengketa (BASYARNAS)


Perbedaan antara perbankan syariah dan konvensional yaitu
apabila terdapat perselisihan diantaranya maka kedua belah pihak tidak
menyelesaikan di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata
cara dan hukum materi syariah. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan
melalui dua proses, yaitu penyelesaian sengketa di dalam pengadilan
dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Lembaga yang mengatur
hukum materi dan berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal
dengan nama Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS).

7. Lingkungan Kerja Islami Dan Corporate Culture


Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja
yang sejalan dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah
dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin
integritas eksekutif muslim yang baik. Di samping itu karyawan bank
syariah harus skillfull dan profesional (fathanah), dan mampu
melakukan tugas secara team-work di mana informasi merata di seluruh
fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward dan
punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.
III. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode wawancara.

IV. Pembahasan
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan selama tiga hari pada tanggal 23-25 Juni 2015.

B. Hasil
Hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa dengan pertanyaan yang
sama yaitu “Apa pendapat anda tentang Bank Syariah?”
1. Rizki Al Fatah (mahasiswa tingkat akhir UNJ Program Studi
Pendidikan Matematika)
a. Bank syariah yang berkembang pada zaman sekarang itu memakai
sistem syariah atau tuntunan Islam yaitu sesuai Al-Quran dan As-
Sunnah.
b. Bank konvensional (non syariah) memakai sistem bunga yang
sangat dilarang agama karena itu riba (tambahan).
c. Indonesia jauh ketinggalan dalam masalah ekonomi Islam
ketimbang negara-negara lainnya.
d. Seharusnya pemerintah mendukung akan berkembangnya bank
syariah ini, karena dengan mayoritas umat Islam paling banyak di
Indonesia tapi kenyataannya pemerintah nol dan kurang terjun
dengan perkembangan bank syariah ini.
e. Alhamdulillah saya sudah menjadi nasabah BNI Syariah di daerah
Tangerang.

2. Pristo Al Bukhari Muslim (mahasiswa UWIN fak.akuntasi manajemen


seorang mualaf)
a. Bank syariah itu organisasi perbankan sesuai ajaran Islam.
b. Sangat jauh berbeda dengan bank lainnya yaitu ada akad duabelah
pihak yang sesuai ajaran Islam yaitu peminjam (nasabah) sama
yang dipinjam (bank).
c. Ada istilah “MAGRIB” Islam sangat menjauhi namanya maysir,
gharar, riba dalam sistem ekonomi Islam yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain.
d. Sangat jarang masyarakat yang paham dengan sistem perbankan
syariah hanya sedikit orang, mereka lebih menyukai dan paham
dengan sistem bank konvensional.
e. Tapi ke depannya insya Allah perbankan syariah Indonesia akan
berkembang yang didukung mayoritas agama Islam di Indonesia
lambat laun mereka akan melek akan sistem Islam yang sangat
melarang bunga atau riba.
f. Saya juga ketika masih beragama non Islam sudah aktif di Asuransi
Syariah dan sangat mengenal yang namanya profit sharing.
g. Saya juga sudah mengenal tim Syafi’i Antonio (salah satu pakar
ekonomi Islam Indonesia).

3. Komaruddin (mahasiswa tingkat akhir UNJ pend. matematika


“entrepeunership muslim”)
a. Menurut saya sama juga dengan bank non syariah yaitu sama sama
cari keuntungan tapi disini bank syariah mencari keuntungan sesuai
Islam.
b. Bank syariah masih mengekor dengan bank konvensional belom
bisa berdikari sendiri.
c. Dalam bank syariah kurangnya motivasi dan inovasi jadi para orang
awam seperti pedagang yang sangat mengakar dengan ekonomi
kurang mengerti dan paham dengan sistem syariah.
d. Saya seorang nasabah BRI Syariah dulu masih gratis ketika
transaksi tapi kenapa sekarang ke potong? Apakah ada kendala
dalam perbankan syariah?
e. Masyarakat masih menganggap biasa dengan bunga padahal itu
bahaya bunga sama dengan riba yang sangat di benci oleh Allah
SWT.
4. Muhammad Ibrahim Al Hafid S.Kom.I (mahasiswa PTDII seorang
hafizd Al-Quran)
a. Sistem Islam sudah di ajarkan pada zaman Rasulullah SAW dalam
perdagangan atau dalam kehidupan sehari hari.
b. Jadi sudah kewajiban kita mengerti ekonomi dengan sistem syariah
(Islam) karena adalah salah satu hal yang di ajarkan dalam Islam.
c. Aslinya sama saja bank syariah dengan konvesional yang hanya
mengubah namanya menjadi bagi hasil saja.
d. Tapi lambat laun mereka akan mengerti sistem Islam yang
sebenarnya dan 3,5 tahun ke depan akan buming di Indonesia.

V. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang dilakukan selama tiga hari tersebut,
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa di wilayah Rawamangun sudah
banyak mengetahui tentang perbedaan antara bank umum syariah dengan
bank umum konvensional. Mahasiswa di wilayah Rawamangun juga tahu
bahwa bank umum konvensional itu menggunakan sistem bunga, dan
bunga bank itu adalah riba, Islam melarang akan adanya riba tersebut.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa (masyarakat) diharapkan menggunakan bank syariah
sebagai tempat menabung dan transaksi keuangan lainnya.
2. Bagi pemerintah diharapkan terus mendukung perkembangan
perbankan syariah di Indonesia agar perbankan syariah dapat
menguasai sistem perbankan di Indonesia.
3. Bagi para pelaku sektor real diharapkan menggunakan pembiayaan dari
bank syariah karena di bank syariah tidak menggunakan sistem bunga,
melainkan menggunakan sistem bagi hasil, jadi tidak memberatkan.
C. Daftar Pustaka
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Pengantar Perbankan. Jakarta: Gaung Persada
Press Group
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar). Jakarta:
Gaung Persada Press Group
Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Lampiran-Lampiran
A. Biodata Kelompok
1. Ketua Kelompok
Nama : Achmad Sholichin
NIM : 1407025005
Program Studi : FAI/ Perbankan Syariah
Telp/HP : 089646943993
Alamat : Jl. Kayu Jati 4 Rawamangun Jakarta Timur
2. Anggota Kelompok
a) Nama : Agus Kurniawan
NIM : 1407025012
Program Studi : FAI/ Perbankan Syariah
b) Nama : A. Irham Angkasa Putra
NIM : 1407025001
Program Studi : FAI/ Perbankan Syariah
B. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai