Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUTANSI SYARIAH

“Bank Syariah dan Bank Konvensial ”

Di Susun Oleh:
Ruslin (23320028)

Dosen Pengampu:
Wa Ode Suwarni, SE., M.Sc

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai ”Bank Syariah dan Bank Konvensional”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, saya selaku penyusun meminta maaf jika
terdapat kekurangan di dalam makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah Akuntansi Syariah maupun dari teman-teman sekalian. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Baubau, 14 April 2024


DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

1.1 Latar belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

2.1 Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional......................................................6

2.2 Jenis-Jenis Bank Syariah dan Bank Konvensional.....................................................6

2.3 Prinsip Bank Syariah dan Bank Konvensional Menurut UUD...................................7

2.4 Kegiatan Bank Syariah dan Bank Konvensional........................................................8

2.5 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional.......................................................9

BAB III PENUTUP........................................................................................................11


3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA......................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah (departemen of store) yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan
berbagai jasa keuangan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank dikenal juga sebagai tempat
untuk meminjam uang atau kredit kepada masyarakat yang membutukannya. Disamping itu,
bank dikenal juga sebagai tempat untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk
pembayaran dan setoran.
Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam
menunjang keberhasilan perekonomian. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perbankan Indonesia
yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 4 yaitu perbankan-perbankan
Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.

Kedudukan bank memiliki banyak manfaat untuk kemajuan ekonomi sebuah negeri.
Keberadaan bank sangat berfungsi untuk menggerakkan perputaran ekonomi masyarakat,
hingga tidak ada satu negarapun di muka bumi ini yang tidak mempunyai lembaga ban
tersebut. disebabkan bank berperan mendistribusikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya pada
lalu-lintas pendistribusian dan perputaran uang. Secara definisi, ada beberapa defunisi yang
diungkapkan oleh beberapa pakar, baik pakar perbankan dan pakar hukum perbankan,
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian Bank Syariah dan Bank Konvensional?
2. Bagaimana Prinsip Bank Syariah dan bank konvensional menurut UUD?
3. Jelaskan Perbedaan bank syariah dan bank konvensional?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bank syariah dan bank konvensional

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari
oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau
yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram
(misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang
tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Bank
syariah beroperasi tidak dengan menerapkan metode bunga, melainkan dengan metode bagi
hasil dan penentuan biaya yang sesuai dengan syariah islam. Bank konvensional adalah
lembaga keuangan yang memberikan berbagai layanan kepada pelanggan, termasuk rekening
simpanan, pinjaman, dan produk keuangan lainnya. Biasanya, mereka diatur oleh lembaga
pemerintah dan beroperasi dalam kerangka hukum dan peraturan.Bank konvensional
menghasilkan uang dengan membebankan biaya pada berbagai layanan, seperti charging fee
dan transfer, dan dengan mendapatkan bunga atas simpanan dan pinjaman. Mereka juga
berinvestasi di berbagai produk keuangan, seperti sekuritas dan obligasi, untuk menghasilkan
pendapatan tambahan. Contoh bank konvensional adalah BRI, Mandiri, BNI, BTN, dan masih
banyak lagi.

2.2 Jenis-jenis bank syariah dan bank konvensional

Jenis bank syariah Bank Umum Syariah (BUS) Bank umum syariah adalah layanan
perbankan yang memberikan jasa terkait sistem pembayaran. Kegiatan usaha bank ini
berhubungan dengan penghimpunan dana dari akad syariah, surat berharga, dan alat transaksi.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Berbeda dengan Bank Umum Syariah, bank ini
tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Beberapa fungsinya sama seperti BUS, namun BPRS tidak melakukan usaha terkait surat
berharga dan kartu pembayaran. Unit Usaha Syariah (UUS) UUS merupakan bagian dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional pelaku kegiatan perbankan dengan prinsip syariah.
Selain itu, UUS dapat berupa unit kerja di dalam kantor cabang dari bank konvensional yang
berkedudukan di luar negeri. UUS termasuk dalam macam-macam bank syariah karena
memberikan layanan perbankan menurut hukum Islam. Secara garis besar, jenis usahanya sama
seperti BUS, namun bank ini tidak berperan sebagai wali amanah dan penitipan atas
kepentingan pihak lain dengan akad syariah. Jenis bank konvesional jenis bank konvensional
dapat bergantung pada layanan dan produk yang menjadi spesialisasi mereka, serta nasabah
yang mereka layani. Berikut ini beberapa jenis bank konvensional, antara lain:

Bank Retail Ini adalah bank yang menawarkan layanan kepada individu dan usaha kecil,
seperti tabungan dan rekening giro, pinjaman, hipotek, kartu kredit, dan produk keuangan
lainnya. Bank Komersial Ini adalah bank yang menyediakan layanan untuk bisnis, termasuk
pinjaman, jalur kredit, dan opsi pembiayaan lainnya. Mereka mungkin juga menawarkan
layanan manajemen keuangan, seperti manajemen kas dan valuta asing. Bank Investasi Ini
adalah bank yang berspesialisasi dalam penjaminan sekuritas dan memfasilitasi aktivitas pasar
modal, seperti merger dan akuisisi, dan restrukturisasi perusahaan Bank Swasta Ini adalah bank
yang menawarkan layanan manajemen kekayaan kepada individu dan keluarga berpenghasilan
tinggi. Mereka dapat memberikan saran investasi yang disesuaikan, perencanaan perumahan,
dan layanan keuangan lainnya. Bank KoperasiIni adalah bank yang dimiliki oleh anggotanya,
yang biasanya adalah pelanggan atau karyawan bank. Mereka mungkin melayani bank ritel,
tetapi terstruktur berbeda dan mungkin memiliki prioritas berbeda.

2.3 Prinsip Bank Syariah dan bank konvensional menurut UUD

a. Prinsip syariah lebih terang dijelaskan pada pasal 1 butir 13 UU menyebutkan sebagai
berikut: Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara Bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual
beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihal bank oleh pihal lain (ijarah wa
iqtina).

b. Prinsip perbankan konvensional mengacu pada kesepakatan nasional maupun internasional,


serta berlandaskan hukum formil negara.

A. Kekurangan dan kelebihan bank syariah dan bank konvensional

Kelebihan Bank Syariah yaitu :


1. Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah.
2. Terhindar dari praktik moneu laundring.
3. Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya.
4. Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter.
5. Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan kebersmaan.

Kekurngan Bank Syariah yaitu :


1. Jaringan kantor bank syariah belum luas.
2. SDM bank syariah masih sedikit.
3. Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang.
4. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional.

Kelebihan bank konvensional yaitu :


1. Dukungan peraturan perundang – undangan yang mapan sehingga bank dapat bergerak
lebih pasti.
2. Banyaknya bank konvensional menggairahkan persingan.

3. Nasabah telah terbiasa dengan sistem bunga tidak dengan metode bagi hasil yang relatif
baru.
4. Bank konvensional lebih kreatif membuat produk – produk baru.
5. Metode bunga telah lama dikenal masyarakat.

Kekurangan Bank Konvensional


1. Adanya praktek sfekulasi tanpa perhitungan.
2. Kredit bermasalah.
3. Praktik curang.
4. Faktor manajemen

2.4 Kegiatan bank syariah dan bank konvensional

1. Penghimpunan Dana
a. Penghimpunan Dana dengan Prinsip Wadiah Wadiah adalah titipan dari satu pihak ke
pihak yang lain baik sebagai individu maupun atas nama badan hukum yang harus dijaga
dan dikembalikan oleh penerima titipan kapan pun pihak yang menitipkan hendak
mengambilnya. Adapun prinsip wadiah yang lazim dipergunakan oleh bank syariah
adalah wadiah yad dhamanah yaitu kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam
bentuk giro dan tabungan.
b. Penghimpunan Dana dengan Prinsip Mudharabah Mudharabah adalah perjanjian
kerjasama atas sebuah usaha di mana pihak pertama bertindak sebagai penyedia dana
(shahibul maal) dan pihak kedua bertanggungjawab untuk pengelolaan usaha (mudharib).
2. Penyaluran dana
Berbeda dengan bank konvensional yang menyalurkan dana kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman (utang yang disertai bunga) maka bank syariah menyalurkan dana kepada
masyarakat dalam bentuk jual beli, investasi, dan sewamenyewa.

3. Jasa Pelayanan
Jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank syariah berdasarkan pada 4 akad, yaitu:
a. Wakalah Wakalah yaitu serah terima dari seseorang kepada orang lain untuk
mengerjakan sesuatu yang tidak dapat ia lakukan. Dalam hal melaksanakan perwakilan
ini, seseorang tidak bisa mewakilkan lagi amanah tersebut kepada orang lain
b. Hawalah Hawalah yaitu transaksi yang timbul karena salah satu pihak memindahkan
tagihan utang seseorang kepada orang lain yang menanggungnya.
c. Kafalah Kafalah yaitu pemberian jaminan yang dilakukan oleh pihak pertama, kepada
pihak kedua, di mana pihak pertama bertanggungjawab kembali atas pembayaran suatu
barang yang menjadi hak pihak kedua.
d. Rahn Rahn yaitu menahan aset (harta) nasabah sebagai agunan atau jaminan tambahan
pada pinjaman yang diberikan. Dalam perekonomian konvensional rahn sama dengan
gadai.

Kegiatan bank konvensioanl

1. Menerima dana dari masyarakat berupa Tabungan, Giro dan Deposito.


2. Menyalurkan kembali dana yang diterima dari masyarakat kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman/kredit.
3. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
4. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; dan
5. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

2.5 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional


Perbedaan utama antara bank konvensional dan bank syariah adalah cara mereka
mendekati uang. Bank konvensional memandang uang sebagai komoditas, alat tukar, dan
penyimpan nilai, dan dengan demikian, mereka dapat memperdagangkan uang dengan harga
lebih tinggi dari nilai nominalnya, menyewakan uang dan menerima bunga saat peminjam
membayar kembali, dan berinvestasi dalam usaha berisiko tinggi untuk menghasilkan
keuntungan. Di sisi lain, bank syariah memandang uang sebagai alat tukar dan penyimpan nilai
saja, dan tidak terlibat dalam aktivitas seperti pinjaman berbasis bunga, spekulasi dan
perjudian. Sebaliknya, bank syariah menawarkan produk seperti profit and loss sharing,
mudharabah, dan musyarakah, yang didasarkan pada prinsip pembagian risiko dan saling
menguntungkan. Selain itu, bank syariah tunduk pada hukum Islam, yang melarang kegiatan
tertentu seperti riba dan investasi dalam industri seperti alkohol dan perjudian. Perbedaan
utama dan kinerja yang paling mencolok antara Bank Syariah dan Bank Konvensional yakni
pembagian keuntungan. Bank konvensional sepenuhnya menerapkan sistem bunga atau riba.
Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank sebagai mediator pemilik dana dengan peminjam
dilakukan dengan penetapan bunga. Ada dua macam bunga yang diberikan oleh bank yaitu
bunga simpanan yang diberikan oleh bank sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank dan bunga pinjaman yang diberikan oleh bank kepada para peminjam. Karena
nasabah telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin pengembalian pokok
beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih bunga antara bunga simpanan
dengan bunga pinjaman. Jadi para pemilik dana mendapatkan keuntungan dari bunga tanpa
keterlibatan langsung dalam usaha. Demikian juga pihak bank tidak ikut merasakan untung
rugi usaha tersebut. Mengingat adanya bunga pada bank konvensional difatwakan sama
dengan riba, sehingga memunculkan alternatif untuk menghindari harta haram, di buatlah bank
bersystemkan syariah. Namun ternyata tidak sedikit masyarakat umum dan bahkan kalangan
intelektual terdidik, bahkan masyarakat masih menganggap bahwa bank syariah sama saja
dengan bank konvensional. Mereka juga beranggapan bagi hasil dan margin keuntungan, sama
saja dengan bunga. Mereka mengklaim, bahwa bagi hasil hanyalah nama lain dari sistem
bunga. Tegasnya, bagi hasil dan bunga sama saja. Pandangan ini juga masih terdapat di
kalangan sebagian kecil ustazd yang belum memahami konsep dan operasional bagi hasil.
Sehingga perlu dijelaskan perbedaan system dari bank tesebut. Perlu dipahami, bahwa bank
konvensional merupakan bank yang menerapkan system bunga bank sedangkan bank syariah,
menrapkan system bagi hasil.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara keseluruhan, baik bank syariah maupun bank konvensional memiliki peran yang
penting dalam perekonomian suatu negara dan keduannya dapat saling melengkapi dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, penting bagi pemerintah dan regulator
untuk terus mengembangkan kedua jenis bank ini agar dapat memberikan kontribusi yang
maksimal bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni. 2010. Modul Customer Service dan Etika Perbankan. Surabaya:STIE


Perbanas Surabaya
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press.
BTN Syariah Cabang Surabaya. 2005. Buku Panduan BTN Syariah Cabang Surabaya.
Dendawijaya, L. 2004. Lima Tahun Penyehatan Perbankan Nasional 1998-2003.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Jiang , dkk. 2001. Jurnal: “Measuring Information System. Service Quality: Servqual
From Other“ side www.Jurnal Servqual.com

Kasmir. 2008. Etika Customer Service. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada


---------. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Nina Rahmayanty. 2010. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta : Graha ilmu.
Ratmianto dan Atik S.W. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Modal
Konseptual, Penerapan Citizen;S Chapter.
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. 1995. Total Quality Management. Yogyakarta:
Andi.
Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta.
Ekonisia.

Anda mungkin juga menyukai