Anda di halaman 1dari 10

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN

BANK SYARIAH

Anggota Kelompok 3:
Nisa Kornelia (2019210487)
Rizqika Ayu Amelia (2019210496)
Yulia Septira Agustien (2019210498)
Rizky Yudha Pratama (2019210600)
Thalita Fae Zhafira (2019210601)

KELAS O
STIE PERBANAS SURABAYA

PROGRAM STUDI MENEJEMEN

PERIODE 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya,
sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah tentang
“Bank Syariah”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ibu Evi Sistyarini, SE, M.Si.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang “Bank Syariah”. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah mendukung dan menjalin kerjasama
yang baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari makalah ini terdapat
banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 06 Oktober 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Definisi Bank Syariah..........................................................................................2
2.2 Fungsi Bank Syariah............................................................................................2
2.3 Tujuan Bank Syariah............................................................................................3
2.4 Jenis-Jenis Bank Syariah......................................................................................3
2.5 Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah..........................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank Bagi Hasil sering disebut Bank Syariah (Bank Islam) merupakan lembaga
perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan prinsip‐prinsip hukum
atau syariah Islam, seperti diatur dalam Al Qurʹan dan Al Hadist. Perbankan Syariah
merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan sistem syariah
(hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk
memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi
untuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-
usaha lain yang tidak islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.
Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di
Negara Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.Dengan adanya
bank tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah bagi para
pemeluk agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya
suatu wadah yang melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami.
Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak
lebih dari 10% di antara mereka yang bertransaksi secara syar’I lebih-lebih dalam hal
perbankan.Sampai saat ini perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan
eksistensinya,banyak masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap
perbankkan syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bank Syariah?
2. Apa fungsi dan tujuan dari Bank Syariah?
3. Apa saja jenis-jenis dari Bank Syariah?

C. Tujuan Makalah
1. Mahasiswa memahami apa pengertian dari Bank Syariah
2. Mahasiswa mengetahu fungsi dan tujuan dari Bank Syariah
3. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis dari Bank Syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bank Syariah


Bank Syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya
berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem syariah berdasarkan
adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut
pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk
berinvestasi pada usaha-usaha yang bersifat (haram). Berdasarkan UU No. 21
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum
islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim
dan obyek yang haram.

Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan perbedaan pokok BPRS
dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas sistem
pembayaran. Secara kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk bank
syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk Unit Usaha Syariah
(UUS) dari bank umum konvensional. Pembagian tersebut serupa dengan bank
konvensional, dan sebagaimana halnya diatur dalam UU perbankan, UU
Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau investasi
berdasarkan prinsip syariah harus terlebih dahulu mendapat izin OJK.

2.2 Fungsi Bank Syariah


 Penghimpun Dana
Mirip dengan bank konvensional, pada bank syariah mempunyai fungsi
untuk menghimpun dana dari masyarakat, perbedaan keduanya adalah jika
bank konvensional penabung akan mendapatkan balas jasa dalam bentuk
bunga, sedangkan jika di bank syariah penabung akan mendapatkan balas
jasa dalam bentuk bagi hasil.
 Penyalur Dana
Dana yang telah di himpun atau dikumpulkan oleh bank syariah dari
nasabah, selanjutnya akan disalurkan kembali ke nasabah lain dengan
sistem bagi hasil.

2
 Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Dalam kapasitas ini, bank syariah mempunyai fungsi yaitu memberikan
layanan seperti jasa transfer, pemindahan buku, jasa tarik tunai dan juga jasa
perbankan lainnya.

2.3 Tujuan Bank Syariah


Berdasarkan Handbook of Islamic Banking, tujuan perbankan Islam yaitu
sebagai penyedia fasilitas keuangan dengan cara mengusahakan instrumen-
instrumen keuangan yang sepadan dengan ketentuan dan norma syariah.
Sangat berbeda jika dengan bank konvensional, pada bank syariah tidak
mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungannya seperti halnya pada
sistem perbankan yang berdasarkan bunga, tetapi tujuan bank syariah adalah
untuk memberikan keuntungan sosial ekonomi untuk orang-orang muslim.

2.4 Jenis-Jenis Bank Syariah


Menurut prinsip kerjanya, bank syariah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syaraiah (UUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
1. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah yaitu bank syariah yang dalam aktivitas usahanya
menyediakan jasa lalu lintas pembayaran. Seperti PT. Bank Muamalat
Indonesia, PT. Bank BRI Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank
BNI Syariah dan lain-lain.
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad
mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad
salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

3
2. Unit Usaha Syariah
Unit usaha syariah ialah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensinal yang mempunyai fungsi untuk kantor induk, dan unit kantor
cabang yang melakukan aktivitas usaha menurut prinsip syariah. Seperti.
PT. Bank Tabungan Negara (BTN), PT. Bank Danamon Indonesia, PT.
Bank CIMB Niaga, dan lain-lain.
Kegiatan usaha UUS meliputi:
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad
mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad
salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah;
5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah


Bank pembiayaan rakyat syariah ialah bank yang dalam aktivitasnya tidak
menghimpun dana masyarakat berbentuk gir, sehingga tidak bisa
menerbitkan cek dan bilyet giro. Seperti PT. BPRS Amanah Rabbaniah,
PT. BPRS Buana Mitra Perwira, dan lain-lain.
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
 Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan
 Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
b) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
 Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau
musyarakah;

4
 Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau
istishna';
 Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;
 Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau
sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan
 pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;
c) Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad
mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS; dan
e) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan
persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).

2.5 Pengaturan dan Pengawasan Bank Syariah


Pelaksanaan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan syariah dari
aspek pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik
dilaksanakan oleh OJK, namun dengan pengaturan dan sistem pengawasan
yang disesuaikan dengan kekhasan sistem operasional perbankan syariah.
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kebutuhan syariah yang
menjadi isu penting dalam pengaturan bank syariah. Dalam kaitan ini lembaga
yang memiliki peran penting adalah Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI.
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah memberikan
kewenangan kepada MUI yang fungsinya dijalankan oleh organ khususnya
yaitu DSN-MUI. Selanjutnya DSN-MUI menerbitkan fatwa kesesuaian
syariah suatu produk bank. Kemudian, Peraturan Bank Indonesia (sekarang
POJK) menegaskan bahwa seluruh produk perbankan syariah hanya boleh
ditawarkan kepada masyarakat setelah bank mendapat fatwa dari DSN-MUI
dan memperoleh izin dari OJK.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai
dengan hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan
manfaat dan kemudahan bagi masyarakat, khususnya muslim. Bank Syariah
sebenarnya sama dengan Bank Konvensional pada umumnya, yang membedakannya
kalau Bank Syariah memakai system bagi hasil sedangkan bank Konvensional
memakai sistem bunga. Bank syariah pertama di indonesia adalah Bank Muamalat
yang didirikan tahun 1991. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah
menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah.

Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan
yang menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada
kaitannya dengan kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila
terjadi sebuah kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu
akan tersalahkan. Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh
menyimpang dari landasan dan prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya
perbankan islam adalah untuk menyempurnakan dari sistem sosialis dan
konvensional. Yang bukan saja berorientasi pada profitabilitas tapi juga bagaimana
perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika dan moral dalam berbisnis di dunia
perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan perbankan yang efisien dan
efektip (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat berimplikasi pada
pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar ekonomi yang sehat
dan menghilangkan paradigma dzalim.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wartaekonomi.co.id/read290733/apa-itu-bank-syariah
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-Kelembagaan.aspx
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/09/pengertian-bank-syariah-sejarah-fungsi-
tujuan-ciri-jenis-produk.html

Anda mungkin juga menyukai