Tentang
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem
Perbankan Syariah (Bank Umum Syariah) yang diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Lainnya.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian makalah ini hingga tersusun makalah yang sampai dihadapan
pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih banyak
kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran
atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Pengertian Perbankan Syariah ( Bank Umum Syariah)..................................................................6
B. Perkembangan Sejarah Bank Syariah di Indonesia........................................................................8
C. Sistem Operasional Bank Syariah.................................................................................................10
D. Regulasi Bank Syariah di Indonesia.............................................................................................12
E. Kegiatan Usaha Bank Syariah.......................................................................................................13
F. Kendala Perbankan Syariah..........................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah menjadi salah satu bank yang sangat sering di perbincangkan
oleh kalangan masyarakat, system bank syariah yang dalam usahanya didasarkan pada
prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu pada Al-qur'an dan Hadist.
Sistem yang dimaksud ialah sesuai dengan syariah Islam yang beroperasi mengikuti
ketentuan - ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalat misalnya dengan menjauhi praktik - praktik yang mengandung unsur-
unsur riba dan melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil pembiayaan.
Sedangkan kegiatan usaha dengan mengacu pada Al-qur'an dan Hadist yang
dimaksudkan beroperasi mengikuti larangan dan perintah yang terdapat dalam Al-
qur'an dan Sunnah Rasul Muhammad SAW. Penekanan dalam pelarangan tersebut
terutama berkaitan dengan praktik - praktik bank yang mengandung dan menimbulkan
unsur riba.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bank Syariah ?
2. Bagaimana perkembangan sejarah Bank Syariah di indonesia ?
3. Bagaimana sistem operasional Bank Syariah ?
4. Bagaimana regulasi Bank Syariah ?
5. Apa kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia ?
6. Apa saja kendala Bank Syariah Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Bank Syariah
2. Untuk mengetahui perkembangan sejarah Bank Syariah di indonesia
3. Untuk mengetahui sistem operasional Bank Syariah
4. Untuk mengetahui regulasi Bank Syariah
5. Untuk mengetahui kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia
6. Untuk mengetahui kendala Bank Syariah Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
"Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau "berdasar prinsip syariah" yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian bank perkreditan rakyat
(BPR-Syariah) adalah hank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran". Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat
13 tentang perbankan menyatakan apa yang dimaksud dengan prinsip syariah yakni:
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka
di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada
akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan
sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung
oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis.
Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3
miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Deposito mudharabah adalah simpanan pihak ke III di bank dalam mata uang
rupiah atau asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo,
sesuai dengan jangka waktunya. Demikian juga prinsip operasionalnya adalah
nasabah bertindak sebagai pemilik modal (sohibul mal), dan bank bertindak sebagai
pengusaha (mudharib).
Giro wadiah, adalah merupakan simpanan pihak ke III kepada Bank yang
penarikannya dapat dikatakan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro
atau pemindah bukuan. Sedang prinsip operasionalnya adalah nasabah sebagai penitip
(dalam hal dana) dan bank sebagai pemegang amanah yang diperbolehkan
menggunakan sekaligus mempertanggungjawabkan menggunakan sekaligus
mempertanggung jawabkannya titipan dana tersebut.
Sistem bagi hasil, Sistem ini merupakan tata cara pembagian hasil usaha
antara penyedia dana dan pengelola dana, yang terjadi antara bank yang dengan
penyimpan dana, ini dapat berbentuk mudharabah dan musyarakah arti mudharabah
yaitu: Musyarakah dalam bank syariah diartikan sebagai suatu perkongsian antara dua
pihak atau lebih dalam suatu proyek, dimana masing-masing pihak berhak atas segala
keuntungan dan bertanggung jawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan
pernyataan masing-masing.
Sistem ini menerapkan suatu tata cara jual beli dimana pihak bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai
agen dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai bank melakukan pembelian-pembelian
barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang itu kepada nasabah dengan
harga beli ditambah keuntungna Sistem Sewa (al-jarah/al-Ta'jiri) yaitu Sistem sewa
dalam bank syariah ada dua: yakni al i Jarah dan al-Ta'jiri. Al-ijarah yaitu merupakan
perjanjian swwa yang memberi kesempatan keapda penyewa untuk memanfaatkan
barang yang disewa dengan imbalan uagn sewa yang sesuai dengan persetujuan,
setelah masa sewa berakhir barang akan di kembalikan kepada si pemilik. Sedangkan
al-Ta'jiri adalah suatu perjanjian kontrak sewa yang sama dengan al-jarah, tetapi
setelah masa sewa berakhir pemilik barang yang disewa kepada penyewa dengan
harga yang disepakati.
Sistem Fee (Jasa) Sistem ini adalah sistem kegiatan yang meliputi seluruh
layanan non pembagian yang diberikan bank, bentuk jasa yang berdasarkan konsep ini
yaitu: a. pemberian garansi denan konsep dasar al-kafalah, yaitu bank dapat
membeirkan garansi atau permintaan nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek
pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin, dan keving inkaso serta c.
pemberian transfer (Wafa, 2017).
Ketika krisis keuangan tahun 1998 menerpa Indonesia, beberapa bank dan UU
Perbankan telah diubah. UU No.7 (1992) tentang Perbankan telah diubah menjadi UU
No. 10 (1998) tentang Perbankan. Amendemen UU ini telah memungkinkan bank
konvensional untuk membuka layanan keuangan syariah. Jadi, kerangka hukum
utama dari setiap regulasi perbankan syariah di Indonesia merujuk pada UU No. 7
(1992) tentang Perbankan yang kemudian diamendemen menjadi UU No. 10 (1998)
tentang Perbankan. Implementasi praktis dari UU ini disediakan oleh Peraturan BI,
meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan produk dan operasional perbankan
syariah (M. Shabri Abd. Majid, 2014).
2. Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana, bank syariah dapat memberikan berbagai bentuk
pembiayaan (baca gambar 6). Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah
mempunyai lima bentuk utama (Khan, 1995), yaitu mudharabah dan musyarakah
(dengan pola bagi hasil), murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah
(dengan pola sewa operasional maupun finansial). Selain kelima bentuk pembiayaan
ini, terdapat berbagai bentuk pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau
tidak langsung dari ke lima bentuk pembiayaan di atas. Bank syariah juga memiliki
bentuk produk pelengkap yang berbasis jasa (fee-based services) seperti qardh dan
jasa keuangan lainnya.
3. Jasa Pelayanan
Selain menjalankan transaksi untuk mencari keuntungan, bank syariah juga
melakukan transaksi yang tidak untuk mencari keuntungan. Transaksi ini tercakup
dalam jasa pelayanan (fee based income). Beberapa bentuk layanan jasa yang
disediakan oleh bank syariah untuk nasabahnya, antara lain jasa keuangan, agen, dan
jasa non keuangan. Yang termasuk dalam jasa keuangan, antara lain Wadi'ah yad
dhamanah atau titipan (dalam bentuk giro dan tabungan), wakalah (pelimpahan
kekuasaan kepada bank untuk bertindak mewakili nasabah), kafalah (jaminan yang
diberikan seseorang untuk menjamin pemenuhan kewajiban pihak kedua), hiwalah
(pengalihan dana/utang dari depositor/debtor ke penerima/kreditor), rahn (pinjaman
dengan jaminan atau gadai atau mortgage), sharf (jual beli mata uang) (Diana
Yumanita, 005)
2. Problem Technical
Pertama, permodalan (dana) bank syariah masih belum memadai dan biaya dana yang
mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan. Dampaknya, secara
umum bank syariah tidak se-efisien bank konvensional. Kedua, inovasi di bidang
produk dan layanan, pemasaran dan pengembangan bisnis yang dimiliki bank syariah
masih lemah, Ketiga, kurang memadainya fasilitas atau infrastruktur teknologi
informasi (IT), padahal hal tersebut merupakan prasyarat penting keberhasilan
lembaga keuangan.
3. Problem Legal/Struktural
Pertama, belum selarasnya visi dan kurangnya koordinasi antar pemerintah dan
otoritas dalam pengembangan perbankan syariah. Kedua, pengaturan dan pengawasan
yang masih belum optimal. Ketiga, Kurangnya support dan dukungan pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah, terutama jika dibandingkan dengan
negeri Jiran.
4. Problem Pasar/Komunal
Pertama, salah satu permasalahan yang masuk dalam bagian ini adalah masalah
persaingan, baik persaingan antarbank syariah sendiri maupun dengan lembaga
keuangan lainnya. Kedua, masalah pada tingkat kepercayaan adalah kurangnya minat
masyarakat dalam menyimpan dana di bank syariah karena rasa tidak percaya kepada
bank syariah atau karena return yang rendah di banding bank konvensional. Ketiga,
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan bank syariah, baik dari sisi
pelayanan yang diberikan, maupun pengetahuan akad yang relatif lebih "rumit".
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
bunga yang berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi Saw. Dengan kata lain
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Perkembangan bank-bank syariah di negara-negara Islam pada abad 19 memberi
pengaruh terhadap Indonesia. Pada awal 1980-an, diskusi mengenai bank syariah
sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.
Berdasarkan konsep operasional Bank Syariah terdiri atas lima sistem yaitu:
1. Sistem simpanan murni
2. Sistem bagi hasil dalam penyaluran dana bank syariah.
3. Sistem jual beli dan marjin keuntungan.
4. Sistem sewa (al-ijarah)
5. Sistem fee (jasa)
B. Saran
Penulis berharap dengan materi ini pembaca dapat memahami materi tentang
Perbankan Syariah dan menerapkannya dikehidupan pembaca. Sehingga penulis
dapat dukungan untuk terus menulis hingga makalah tersampaikan pada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Marimin, Abdul Haris Romdhoni, dan Tira Nur Fitria. (2015). PERKEMBANGAN
BANK SYARIAH DI INDONESIA, 77-78.
Aldira Maradita. (2014). KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE.
Anita Nur Khasanah. (2016). PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN ISLAMICITY
PERFORMANCE .
Diana Yumanita. (005). Bank Syariah :Gambaran Umum. Jakarta.
Karnaen Perwataatmaja dan M. Syafe' I Antonio. (1997). Apa dan Bagaimana Bank Islam.
Yogyakarta: PT Dana Bakhti Wakaf.
M. Dliyaul Muflihin. (2019). PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA :
SEBUAH KAJIAN HISTORIS. Jurnal Ekonomi Syariah, 4, 68-69.
M. Shabri Abd. Majid. (2014). REGULASI PERBANKAN SYARIAH: STUDI KOMPARATIF
ANTARA MALAYSIA DA INDONESIA, 248-249.
Nurnasrina. (2018). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Pekanbaru: Cahaya Firdaus.
Rudy Haryanto. (2017). Manajemen Pemasaran Bank Syariah (Teori dan Praktik). Duta
Media Publishing.
Wafa, M. A. (2017). HUKUM PERBANKAN DALAM SISTEM OPERASIONAL BANK
KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH, 265-268.