Disusun Oleh :
FUNTA SARI
IRA APRILIA RAMADANI
IRVA WARNINGSIH
MHD ALFAHRI
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan beribu-beribu rahmat dan ni’mat kepada kita semua, sehingga kita masih di
beri kemampuan dan ilmu untuk mengerjakan tugas makalah ini tentang “Sistem
Operasional Perbankan Syariah”.
Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat Islam dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang dengan berbagai
ilmu. Semoga Kita mendapatkan syafa’atnya diakhirat.
Dan makalah kami tak akan selesai tanpa bantuan pihak lain yang sudah membatu,
mendoakan baik riil maupun materi, maka dari itu saya ucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan
makalah tentang “Sistem Operasional Perbankan Syariah”
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan, jika terdapat beberapa kesalahan
saya minta maaf yang sebesarnya karna saya masih dalam tahap pembelajaran jika ada
kelebihan itu semata hanya datang dari Allah SWT. Semoga makalah tentang “Sistem
Moneter” ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan, pinjaman dan bentuk lainya yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Menurut ensiklopedia Islam, bank islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam sistem
pembayaran serta penyebaran pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syaria'ah Islam. 1
Menurut ensiklopedia, berarti bank islam adalah bank yang tata cara beroperasi
atau kegiatan operasionalnya harus berlandasankan dengan hukum Islam yang
berpedoman kepada Al-Qur'an dan Hadist.
Menurut UU No.21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) tentang Perbankan Syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam Pasal 1 Ayat (7) Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah disebut bahwa Bank Syariah adalah bank
yang menjalakan kegiatan usahanya berdasakan prinsip syariah. Dalam Pasal 1 Ayat
(12), menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarakan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. 2
Di perbankan syariah terdapat banyak peranan, salah satunya adalah kegiatan
operasional. Kegiatan operasional perbankan syariah di Indosnesia dimulai pada
tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. (PT. BMI).
1
Hasab Muarif Ambari (VIA Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 49
2
Mardani, Ekonomi Syariah di Indonesia, hlm 117
iii
Operasional perbankan syariah di Indonesia didasarkan pada Undang-undang
No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian diperbaharui dengan Undang-
Undang No.10 tahun 1998.
Peranan perbankan syariah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil degan
pelaku tunggal, ada beberapa kendala pengembangan perbankan syariah saat ini salah
satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kegiatan operasional
bank syariah. Secara kelembagaan bank syariah dibedakan ke dalam Bank Umum
Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), masing-masing bentuk bank
syariah ini memiliki sistem operasional sendiri-sendiri, namun dari aspek mekanisme
kerjanya ada beberapa persamaannya. Makalah ini dibuat untuk menjelaskan sistem
operasional bank syariah.
Pembahasan makalah ini secara umum akan dikembangkan dalam beberapa
topik pembahasan yaitu : Filsafat operasional perbankan syariah, Sistem kelembagaan
bank syariah, Ciri-ciri dan landasan Operasional Bank Syariah, dan Kegiatan
operasional bank syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa filsafat perbankan syariah?
2. Bagaiaman sistem operasional kelembagaan bank syariah?
3. Apa ciri-ciri dan landasan opersional bank syariah?
4. Apa kegiatan operasional perbankan syariah?
5. Bagaimana dasar hukum operasional bank syariah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui sistem operasional
perbankan syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2
4
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,( VIA Qur'an-Terjemah.org), QS:Luqman ayat 34
5
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2
3
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”6 QS:Ali Imran | Ayat: 130
c. Menghindari penggunaan system perdagangan/penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi lainya dengan memperoleh kelebihan baik
kualitas maupun kuantitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
d. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka tambahan atas
hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela
(HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572)7
6
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,(VIA Qur;an-Terjemah.org), QS:Ali Imran ayat: 130
7
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2
8
Ibid, hlm 3
4
Besarnya Pasti: (%) kali jumlah Proporsi (%) kali jumlah untung
pinjaman yang telah pasti yang belum diketahui = belum
diketahui. diketahui
Status hukum Berlawanan dengan QS. Melaksanakan QS. Luqman : 34
Luqman : 34
9
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 1-2
5
menjalankan tugas dan fungsinya. Berkaitan dengan itu, maka adanya Job description
dan job spesification, kedua hal ini sangat penting dalam sistem operasional di bank
syariah. 10
10
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 150
11
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 50-51
6
- Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan
yang diajukan keoada perusahaan yang jumlahnya melebihi
maksimum yang dapat diputuskan Direksi. 12
c) Direksi
Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama, yang bertugas dalam
memimpin dan mengawasi kegiatan Bank Syariahsehari-hari, sesuai dengan
kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam RUPS.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
- Merumuskan dan mengusulkan kebijaksanaan umum Bank Syariah
untuk masa yang akan datang yang disetujui oleh Dewan Komisaris
serta disyahkan dalam RUOS, agar tercapai tujuan serta kontinuitas
operasional perusahaan.
- Menyusun dan mengusulkan Rencana Anggaran Perusahaan dan
Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru disetujui oleh Dewan
Komisaris.
- Mengajukan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahunan serta laporan-
laporan berkala lainya kepada Dewan Komisaris untuk
memdapatkan penilaian.
12
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 151
7
- Bertanggung Jawab terhadap operasional perseroan, khususnya
dalam hubungan dengan pihak intern perusahaan. 13
d) Bidang Marketing
Fungsi bidang marketing adalah sebagai aparat manajemen yang ditugaskan
untuk mambantu Direksi dalam menangani tugas-tugas khususnya yang
menyangkut bidang marketing dan pembiayaan (kredit).
13
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 49-51
14
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 153
8
- Melaksanakan supervisi terhadap setiap pelayanan dan pengamanan
jasa-jasa perbankan dari setiap unit/bagian yang berada dibawah
tanggumg jawabnya.
- Melakukan monitoring, evaluasi, review dan kondisi terhadap
pelaksanna tugas-tugas pelayanan di bidang operasional.
- Turut membantu pelayanan secara aktif atas tugas-tugas harian
setiap unit/bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
- Aktif memberikan saran, pendapat kepada Direksi mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan tugasnya sehari-hari
termasuk mengusulkan produk-produk perbankan yang diperlukan
nasabah.
f) Bidang Umum
Fungsi Bidang Umum adalah sebagai staf/karyawan bank bertugas untuk
membantu penyediaan sarana kebutuhan karyawan atau perusahaan agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tugas-tugas pokok Bidang Umum
- Menginvestasikan kebutuhan-kebutuhan karyawan atau perusahaan
dan kemudian sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Memelihara/menjaga harta inventaris kantor agar tetap dalam
kondisi yang baik, dan bertanggung jawab atas keamanan
harta/peralatan tersebut.
- Memberikan informasi kepada seluruh karyawan mengenai hak dan
kewajiban karyawan sesuai dengan ketentuan Direksi.
g) Bidang Pengawasan
Bidang pengawasan adalah penegasan manajerial yang ditangani oleh
Direksi (Direktur Utama), agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan serta dapat mencapai keberhasilan yang optimal.
Tugas pokok Bidang Pengawasan tersebut mengawasi seluruh kegiatan Bank
Syariah agar dapat berjalan lancar sehingga dapat mencapai kebarhasilan
secara baik. 15
15
Ibid, hlm153-155
9
2. Tugas-tugas Khusus (job Spesification)
Bagian-bagian yang termasuk dalam menangani secara khusus pada operasional
bank syariah meliputi :
a) Mobilisasi Dana (Funding)
Bagian Mobilisasi Dana bertugas dalam pengumpulan dana masyarakat
sesuai dengan funding yang ada, seperti saham, deposito mudharabah,
tabungan mudharabah. Titipan Wadi'ah yad dhomanah, infaq, dan
shadaqah. 16
b) Account Officer (A/O)
A/O bertugas memproses calon Debitur atau permohonan pembiayaan
sehingga menjadi Debitur. Selain membina Debitur agar bisa memenuhi
kesanggupannya terutama dalam pembayaran kembali pinjamanya A/O juga
menyelesaikan khasus Debitur yang mungkin terjadi, dengan demikian A/O
sangat berperan mulai dari memperoses calon Debitur, membina, sampai
menyelesaikan masalah Debitur ketika ada khasusu yang menimpa Debitur
nantinya.
c) Bagian Support Pembiayaan
Bagian support pembiayaan ini bekerjasama dengan A/O dalam mengadakan
penilaian pemohon pembiayaan sehingga memenuhi kreteria dan
persyaratanya. Tapi walaupun mereka bekerjasama mereka memproses
calon Debitur itu berbeda, A/O dalam memperoses calon Debitur dilihat dari
keandalannya (kelayakannya), sedangkan bagian Support pembiayaan dari
segi keabsahanya, seperti kebenaran lampiranya, usaha maupun penggunaan
pembiayaan, transaksi jaminan, keabsahan jaminan, dan kelayakan lainnya. 17
d) Bagian Administrasi Pembiayaan
Di dalam proses pembiayaan terdapat administrasi yang ditangani oleh A/O
ataupun Bagian support Pembiayaan. Tetapi setelah calon Debitur menjadi
Debitur segala urusan pembayaran mulai dari pencairan dana sampai
pelunasan ataupun penbayaran-pembayaran para debitur itu semua akan
ditangani oleh Bagian Administrasi Pembiayaan.
16
Ibid , hlm 155
17
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 33
10
e) Bagian Pengawasan Pembiayaan
Tugas pengawas pembiayaan untuk memantau pembiayaan antara lain
membuat surat peringatan kepada debitur apabila peminjaman yang dipinjam
debitur belum dibayar oleh Debitur tersebut dan debitur harus dibuatkan
surat peringatan. Bagian Pengawasan pembiayaan ini selain membuat surat-
surat peringatan mereka juga melakukan penagihan-penagihan, tetapi
penagihan disini bukan menggunakan Depkoletor karena bank Syariah
diharamkan untuk menggunakan hal seperti itu.18
f) Service Assistance (S/A)
S/A ini memberikan informasi dalam hal operasional kantor bank syariah,
jadi apa bila ingin mengetahui info-info operasional bank syariah langsung
ke S/A. Di samping itu S/A juga mengadministrasikan nasabah Funding
yang baru.
g) Kas dan Teller
Kas dan Teller bertugas untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan
penerimaan dan penarikan pembayaran uang. Selain itu tugas Kas dan Teller
juga mengatur dan memilihara saldo atau mengatur posisi uang di kas bagi
yang penarikan, posisi uang kas yang melakukan penerimaan yang semua itu
tersimpan dalam khasanah bank.
h) Bagian Jasa Nasabah (Janas)
Janas bertugas untuk melakukan pencatatan transaksi pembayaran nasabah
(Funding) kemudian melakukan penjurnalan. Penjurnalan janas ini dimulai
dari ikhtisar,jurnal umum, sampai kebuku besar.
i) Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan bertugas di dalam pembuatan neraca, membuat daftar
laba-rugi, dan bagian pembukuan ini juga bertugas dalam pembuatan laporan
ke Bank Indonesia dan tugas lain yang sesuai dengan policy perusahaan. 19
j) Sekertariat
Tugas sekertariat adalah pengelolaan surat-menyurat, arsip-arsip, dan
dokumen yang penting yang berpengaruh terhadap perkembangan atau
18
Ibid, hlm 34
19
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 157
11
kemajuan disuatu perusahaan. Selain itu sekertariat dapat juga diserahi tugas
lain sesuai dengan kebijakan perusahaan.
k) Personalia
Personalia bertugas di pekerjaan yang terkait dengan kepegawaian, seperti
urusan kesejaterahan karyawan (gaji dan tunjangan), kenaikan pangkat,
pendidikan latihan, dan urusan kesejatrahan yang lain.
l) Perbekalan/Perlengkapan
Perbekalan bertugas mempersiapkan sarana serta perlengkapan kantor.
Dapat pula diberi tugas sesuai kebijakan perusahaan.
m) Bagian Keamanan dan urusan Rumah Tangga Kantor
Bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor bertugas mengamankan
kekayaan kantor serta pemeliharaannya, dan urusan rumah tangga lainya.
n) Bagian Pengawasan Personalia
Bagian pengawasan personalia bertugas mengawasi personalia karyawan
dan kegiatan tugasnya di Bank Syariah, kemudian melaporkan kepada
Direksi.
Tugas-tugas pokok bagian pengawasan Personalia :
- Menyelenggarakan daftar hadir
- Membuat kartu pegawai untuk tiap karyawan, kemudian
penyelenggaraanya
- Menyelenggarakan penilaian karyawan20
o) Bagian Pengawasan Marketing
Berfungsi mengamati kegiatan Bidang Marketing, kemudian melaporkan
kepada Direksi yang membidanginya
Tugas-tugas pokok bagian pengawasan marketing
- Menyelenggarakan Register calon Debitur dan Kreditur
- Pencatatan kasus-kasus yang timbul di dalam marketing, baik
personalia yang menangani maupu tugas Marketing
- Secara periodis memberikan laporan kepada Direksi yang
membidangi.
- Memberikan masukan, opini,pendapat dan cara pemecahannya.
20
Ibid, hlm 157-158
12
p) Bagian pengawasan Operasional
Berfungsi mengamati kegiatan dibidang operasional, kemudian melaporkan
kepada Direksi yang Membidanginya
Tugas-tigas pokok bagian Bidang Operasional
- Pencatatan kasus-kasus yang terjadi di Bidang Operasional Kantor.
- Memberikan masukan,opini, pendapat serta cara pemecahanya.
21
Ibid, hlm 157-158
13
1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian di wujudkan
dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku (tidak rigit) dan dapat
dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
2) Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran harus
dihindari, karena presentase sangat berhubungan pada sisa hutang meskipun
batas waktu perjanjiannya telah berakhir
3) Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek bank Islam tidak boleh menerapkan
perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan dimuka.
4) Pengarahan dana masyarakat dalam bentuk deposit/tabungan oleh penyimpan
dianggap sebagai titipan, sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayaai bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam sehingga kepada nasabah
tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
5) Bank islam tidak menerapkan jual-beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang
yang sama.
6) Adanya pos pendapatan "rekening pendapatan non halal" sebagai hasil dari
transaksi dengan bank konvesionalyang menerapkan sistem bunga.
7) Ciri lain bank Islam adalah adanya dewan pengawas syariah yang bertugas untuk
mengawasi sistem operasional bank dari sudut syariah.
8) Produk-produk dalam Bank Syariah menggunakan sebutan-sebutan dari istilah
arab.
9) Adanya produk yang tidak terdapat di dalam bank konvesional, yaitu kredit tanpa
beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban untuk
mengembalikannya.
10) Fungsi kelembagaan bank islam selain menjabatani antara pihak pemilik modal
dengan pihak yang membutuhakan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu
fungsi amanah.22
Ciri-ciri bank Islam seperti yang dijelaskan tersebut bersifat universal dan
kumulatif, artinya bank Islam yang beroperasi dimana saja harus memiliki ciri seperti
yang telah dijelaskan. Adapun landasan operasioanal bank syariah :
22
Hamid. Basyaib,dkk, Bank Tanpa Bunga, hlm 9-12
14
1) Menghindari riba, karena memang riba mengandung ketidak-adilan dan dapat
merusak prinsip kemitraan. 23
2) Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi
yang diperdagangkan.
3) Pembiayaan hanya dilakukan terhadap aktivitas ekonomi maupun kebutuhan
nasabah lainnya yang disamping Bankable , juga tidak bertentangan dengan
syariah.
4) Tidak membenarkan transaksi spekulatif (masyir), jual-beli atas suatu barang
yang belum dimiliki (garar) dan jual-beli bersyarat (mengandung unsur riba) 24
5) Dalam berinteraksi dengan nasabah, bank syariah memposisikan diri sebagai
mitra investor dan pedagang, bukan dalam hubungan Lender & borrower
sebagaimana yang berlaku pada bank konvensional. 25
6) Akad transakasi yang sudah disepakati dengan nasabah tidak akan mengalami
perubahan sampai dengan berakhirnya. 26
23
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, hlm 67
24
Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 55
25
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, hlm 67(5)
26
Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 56
27
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 159
15
(ZIS)
ii. Setelah diadministrasikan oleh FO, funding yang baru
diserahkan kepada SA dan bagian jasa nasabah (janas),
sedangkan funding kelanjutan langsung diserahkan kepada
teller/kasir.
iii. Hasil pembiayaan diserahkan kepada A/O unutk diproses
selanjutnya.
c) Operasioanl accounts officer (A/O) atau pembina pembiayaan
i. Membuat struktur dana dan alokasi dana dari dana mobilisasi
tersebut untuk memenuhi permohonan pembiayaan yang
masuk.
ii. Memproses calon Debitur yang masuk
iii. Membina Debitur agar lancar pengembalian pembiayaannya
serta mengurangi risiko (menekankan risiko) atas pembiayaan
yang diberikan. 28
d) Operasional Bagian support Pembiayaan (BSP)
i. Memproses Calon Debitur dari segi keabsahan (legal)
ii. Mengatasi permasalahan Debitur yang mungkin terjadi.
e) Operasional Bagian Administrasi Pembiayaan
i. Menyiapkan surat persetujuan pembiayaan (SPP)
ii. Menyiapkan Aqad pembiayaan serta persetujuan jaminan
iii. Menyiapkan slip-slip pencairan pembiayaan
iv. Menyiapkan kartu angsuran untuk Debitur
v. Menyiapkan kartu pembiayaan (untuk bank)
vi. Menyiapkan slip-slip pembayaran kembali, angsuran atau
pelunasan
vii. Menyelenggarakan file Debitur
viii. Pengamanan Jaminan
ix. Khusus untuk mudharabah atau musyarakah
x. Membuat table rencana pembayaran
xi. Membuat aktualisasi pembayaran
28
Ibid, hlm 160
16
f) Operasional bagian Pegawasan Pembiayaan
i. Membuat Regestrasi Calon Debitur
ii. Membuat Registrasi Debitur
iii. Membuat daftar Rencana angsuran/Pembayaran Debitur dan
Aktualisasinya
iv. Membuat surat-surat Peringatan
v. Pemecahan Permasalahan Debitur
vi. Execusi Jaminan. 29
2) Bidang Operasional
a. Service Operasional
a) Informasi kegiatan Bank Syariah terutama bidang Marketing dan
bidang Operasional
b) Pencatatan nasabah Funding yang baru.
b. Teller/Kasir
a) Transaksi Keuangan Tunai : setoran dan pembayaran
b) Laporan Kas harian
c. Jasa Nasabah
Penyelenggaran funding : deposito mudharabah, tabungan mudharabah,
wai'da yad dhomanah, zakat, infaq (ZIS)
a) Pembuatan Kartu Tabungan
b) Pembuatan Register Deposito
c) Jurnal Funding
d) Penghitungan Bagi Hasil Deposito dan Tabungan Mudharabah
e) Bonus wadi'ah yad Dhomanah
e. Bagian Tata Buku
a) Pembukuan transaksi fisik pada Kasir/Teller
b) Pembukuan transaksi Rekening Bank
c) Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi/Laba Harian
d) Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi/Laba Bulanan
e) Laporan ke Bank Indonesia
29
Ibid, 160
17
3) Bidang Umum
1) Sekertariat
- Surat-menyurat
- Arsip dan Dokumen
2) Perbekalan
- Inventarisasi kebutuhan sesuai dengan anggaran
- Belanja Barang Investasi dan Biaya
- Urusan Inventaris dan Penyusutan (cadangan penyusutan)
3) Personalia
- Daftar Hadir Karyawan, Surat-surat Ijin dan Surat-surat Tugas
- Urusan Gaji Karyawan dan Jaminan Sosial
- Penyelenggaran kartu pegawai dan data pegawai
- Kenaikan gaji dan pangkat
- Pendidikan dan pembinaan karyawan
4) Urusan Rumah Tangga Kantor
- Keamanaan dan Tata Tertib Kantor
- Pemeliharaan Kantor dan Pemeliharaan Inventarisasi Kantor serta
perlengkapan/perbekalan kantor.30
4) Bidang Pengawasan
1) Pengawasan Marketing
a) Pengawasan sesuai dengan Syariah
b) Pengawasan prosedural
c) Publik opini, masukan untuk pemecahan masalah
2) Pengawasan Personil
a) Pengawasan dalam Dinas dan Pengawasan di luar Dinas
Pengamalan Islam
Kedisplinan
Keterampilan Kerja
Kreativitasnya
Kerjasama
30
Ibid , hlm 161
18
b) Penilaian secara Periodik
3) Pengawasan Umum
a) Pengawasan kekayaan/Inventaris
b) Pengawasan perbekalan/biaya kantor
c) Pengawasan akuntansi. 31
31
Ibid, hlm 162
19
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
tersebut pemerintah mengeluarkan dua ketentuan perbankan syariah yaitu :
a) Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Bagi
Hasil. Sehingga undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Peraturan
Pemerintah tersebut sebagai landasan hukum berdirinya Bank Umum Syariah.
b) Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1992 tentang Bank Pengkreditan Rakyat
Berdasarkan Bagi Hasil. Sehingga undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan dan Peraturan Pemerintah tersebut sebagai landasan hukum berdirinya
Bank Pengkreditan Rakyat dalam periode ini.
20
3) Persyaratan baik pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah
c) Masih banyak pasal lain yang mengatur tentang perbankan syariah oleh karena
dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 telah dibahas bank syariah, pemerintah
mencabut dua peraturan pemerintah tersebut diatas dengan peraturan pemerintah
nomor 30 tahun 1998. Sebagai peraturan pelaksanaannya Bank Indanesia mulai
tahun 1999 banyak mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur bank
syariah. Ketentuan-ketentuan ini yang merupakan landasan hukum berdirinya Bank
Perkreditan Rakyat Syariah dan Bank Umum Syariah seperti Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah dan beberapa cabang syariah dari bank konvensional, seperti
BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar Syariah dsb.
32
Nadi Samawa, Landasan Hukum Perbankan Syariah, http://nadisamawa.blogspot.com, 19 maret 2014
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan operasional perbankan syariah harus dilakukan oleh suatu bank yang
seluruh kegiatan operasionalnya berdasarkan syariah Islam, maka dari itu diperlukan
suatu lembaga yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada bank tersebut
mengenai produk-produk pelayanan perbankan yang menyimpang dari ketentuan
syariah islam. Dalam melaksanakan tugasnya, lembaga tersebut diharapkan dapat
memberikan saran-saran kepada Bank Indonesia didalam pengawasan dan pembinaan
bank syariah.
Agar terdapat kemurnian dalam pelaksanaan operasinya, bank yang beroperasi
secara Syariah Islam tidak boleh dilakukan oleh Bank konvensional, melainkan oleh
lembaga bank yang terpisah. Agar masyarakat dapat membedakan mana yang Syariah
dan mana yang Konvensional.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
24