Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH


Mata Kuliah: Hukum Perbankan Syariah

DosenPengampu: Muhammad Nur Iqbal, M.H.I

Disusun Oleh :

 FUNTA SARI
 IRA APRILIA RAMADANI
 IRVA WARNINGSIH
 MHD ALFAHRI

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


STAIS BINJAI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan beribu-beribu rahmat dan ni’mat kepada kita semua, sehingga kita masih di
beri kemampuan dan ilmu untuk mengerjakan tugas makalah ini tentang “Sistem
Operasional Perbankan Syariah”.
Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat Islam dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang dengan berbagai
ilmu. Semoga Kita mendapatkan syafa’atnya diakhirat.
Dan makalah kami tak akan selesai tanpa bantuan pihak lain yang sudah membatu,
mendoakan baik riil maupun materi, maka dari itu saya ucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan
makalah tentang “Sistem Operasional Perbankan Syariah”
Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan, jika terdapat beberapa kesalahan
saya minta maaf yang sebesarnya karna saya masih dalam tahap pembelajaran jika ada
kelebihan itu semata hanya datang dari Allah SWT. Semoga makalah tentang “Sistem
Moneter” ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Binjai, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Filsafat Perbankan Syariah ..................................................................... 3
B. Sistem Operasional Kelembagaan Bank Syariah .................................... 5
C. Ciri-ciri dan Landasan Opersional Bank Syariah .................................. 13
D. Kegiatan Operasional Perbankan Syariah .............................................. 15
E. Dasar Hukum Operasional Bank Syariah ............................................... 19
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22
A. Kesimpulan .............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan, pinjaman dan bentuk lainya yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Menurut ensiklopedia Islam, bank islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam sistem
pembayaran serta penyebaran pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syaria'ah Islam. 1
Menurut ensiklopedia, berarti bank islam adalah bank yang tata cara beroperasi
atau kegiatan operasionalnya harus berlandasankan dengan hukum Islam yang
berpedoman kepada Al-Qur'an dan Hadist.
Menurut UU No.21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) tentang Perbankan Syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam Pasal 1 Ayat (7) Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah disebut bahwa Bank Syariah adalah bank
yang menjalakan kegiatan usahanya berdasakan prinsip syariah. Dalam Pasal 1 Ayat
(12), menyebutkan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarakan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. 2
Di perbankan syariah terdapat banyak peranan, salah satunya adalah kegiatan
operasional. Kegiatan operasional perbankan syariah di Indosnesia dimulai pada
tahun 1992 melalui pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. (PT. BMI).

1
Hasab Muarif Ambari (VIA Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 49
2
Mardani, Ekonomi Syariah di Indonesia, hlm 117

iii
Operasional perbankan syariah di Indonesia didasarkan pada Undang-undang
No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang kemudian diperbaharui dengan Undang-
Undang No.10 tahun 1998.
Peranan perbankan syariah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil degan
pelaku tunggal, ada beberapa kendala pengembangan perbankan syariah saat ini salah
satunya adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kegiatan operasional
bank syariah. Secara kelembagaan bank syariah dibedakan ke dalam Bank Umum
Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), masing-masing bentuk bank
syariah ini memiliki sistem operasional sendiri-sendiri, namun dari aspek mekanisme
kerjanya ada beberapa persamaannya. Makalah ini dibuat untuk menjelaskan sistem
operasional bank syariah.
Pembahasan makalah ini secara umum akan dikembangkan dalam beberapa
topik pembahasan yaitu : Filsafat operasional perbankan syariah, Sistem kelembagaan
bank syariah, Ciri-ciri dan landasan Operasional Bank Syariah, dan Kegiatan
operasional bank syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa filsafat perbankan syariah?
2. Bagaiaman sistem operasional kelembagaan bank syariah?
3. Apa ciri-ciri dan landasan opersional bank syariah?
4. Apa kegiatan operasional perbankan syariah?
5. Bagaimana dasar hukum operasional bank syariah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah untuk mengetahui sistem operasional
perbankan syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Perbankan Syariah


Falsafah operasional Bank Syari’ah bertujuan untuk mencari keridhoan Allah,
memperoleh kebajikan di dunia akhirat, dan untuk menghindari adanya
penyimpangan didalam bank yang keluar dari tuntutan agama. Berikut ini adalah
falsafah yang harus diterapkan oleh Bank Syari’ah :
1. Menjauhkan diri dari unsur riba, dengan cara :
a. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan suatu usah (QS. Luqman, ayat : 34)3

”Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari


Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti)
apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”4 QS:Luqman | Ayat: 34
b. Menghindari penggunaan system peresentasi untuk pembebanan biaya
terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang
mengundang unsur melipat gandakan secara otomatis hutang/simpanan
terhadap hanya karena berjalanya waktu (QS. Ali’Imron, 130)5

3
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2
4
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,( VIA Qur'an-Terjemah.org), QS:Luqman ayat 34
5
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2

3
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”6 QS:Ali Imran | Ayat: 130
c. Menghindari penggunaan system perdagangan/penyewaan barang ribawi
dengan imbalan barang ribawi lainya dengan memperoleh kelebihan baik
kualitas maupun kuantitas (HR. Muslim Bab Riba No. 1551 s/d 1567)
d. Menghindari penggunaan system yang menetapkan dimuka tambahan atas
hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela
(HR. Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572)7

2. Menetapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.


Pada dasarnya perbedaan antara bank syari’ah dengan bank non syari’ah
adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan
oleh nasabah kepada lembaga keuangan atau yang diberikan oleh lembaga
keuangan kepada nasabah. Didalam bank syari’ah dan konvensioanal terdapat
istilah bunga dan bagi hasil.
Adapun perpedaan sistem bunga dan bagi hasil adalah sebagai berikut : 8
Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
Penentuan besarnya Sebelumnya. Sesudah berusaha sesudah ada
hasil untungnya.
Yang menetukan Bunga, besarnya nilai Menyepakati proporsi
sebelumnya rupiah. pembagian untung untuk
masing-masing pihak, misalnya
50:50, 40:50, 35:65, dst

Jika terjadi Ditanggung nasabah saja. Ditanggung kedua pihak,


kerugian nasabah dan lembaga.
Asal perhitungan Dari dana pinjaman, Dari untung yang bakal
fixed, tetap. diperoleh, belum tentu besar.
Titik perhatian Besarnya bunga yang Keberhasilan proyek/usaha jadi
proyek/usaha harus dibayar perhatian bersama antara
nasabah/pasti diterima nasabah dan lembaga.
bank.

6
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,(VIA Qur;an-Terjemah.org), QS:Ali Imran ayat: 130
7
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 2
8
Ibid, hlm 3

4
Besarnya Pasti: (%) kali jumlah Proporsi (%) kali jumlah untung
pinjaman yang telah pasti yang belum diketahui = belum
diketahui. diketahui
Status hukum Berlawanan dengan QS. Melaksanakan QS. Luqman : 34
Luqman : 34

B. Sistem Operasional Kelembagaan Bank Syariah


Lembaga keuangan (financial institution) adalah perusahaan yang usahanya
bergerak dalam bidang jasa keuangan. Yang juga diartikan sebagai segala kegiatan
lembaga keuangan ini akan selalu berkaitan dengan bidang keuangannya,
perhimpunan dananya, menyalurkan dana dan juga jasa-jasa keuangan lainnya.
Dalam dunia bisnis,lembaga keuangan ini mempunyai fungsi sangat penting yang
terutamanya lembaga keuangan ini sebagai lembaga intermediasi (financial
intermediary) antara pihak pemilik modal dengan pihak lainnya yang membutuhkan
jasa lembaga keuangan. Hubungan antara pihak pihak yang berkaitan dengan lembaga
keuangan ini harus selalu dibentuk atas dasar kontrak perjanjian atau perikatan.
Di dalam aspek hukum lembaga keuangan syariah, pada waktu akan melakukan
penyusunan kontrak perjanjian atau perikatan, masing-masing pihak diwajibkan
untuk mengacu pada hukum dan ketentuan syariah. Keterikatan ini perwujudan dari
fitrah perbuatan manusia yang selalu terikat dalam hkum syara’. Lembaga-lembaga
keuangan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah
maka dapat disebut Lembaga Keuangan Syariah.
Lembaga keuangan syariah berfungsi menyediakan jasa dan perantara bagi
pemilik modalnya dengan perusahan-perusahaan yang membutuhkannya dana. Dapat
dikatakan kehadiran lembaga keuangan yang memfasilitasi arus peredaran uang
didalam dunia bisnis, sehingga uang-uang yang berasal dari masyarakat dapat
dikumpulkan melalui berbagai bentuk bentuk produk penghimpunan dana , sebelum
disalurkannya kembali kepada orang-orang yang membutuhkan didalam bentuk
biaya. 9
Sistem operasional lembaga keuangan syariah sebenarnya membicarakan
tentang bagaimana kinerja dan optimalisasi masing-masing bagian dalam

9
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 1-2

5
menjalankan tugas dan fungsinya. Berkaitan dengan itu, maka adanya Job description
dan job spesification, kedua hal ini sangat penting dalam sistem operasional di bank
syariah. 10

1. Deskripsi Tugas (description)


Dalam deskripsi tugas dijelaskan apa tugas dan wewenang masing-masing
bagian yang terikat dalam sisitem operasional bank syariah.
a) Dewan Pengawas Syariah
Dewan pengawas syariah terdapat 3 orang atau lebih, mulai dari profesi yang
ahli dalam hukum islam, yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas
Syariah, berfungsi memberikan fatwa Agama terutama dalam produk-
produk bank syariah. Kemudian, bersama Dewan Komisaris mengawasi
pelaksanaannya. 11
b) Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari 3 orang atau lebih yang dipimpin oleh seorang
Komisaris Utama, tugasnya pengawas intern Bank Syariah,mengarahkan
pelaksaan yang dikerjakan oleh Direksi supaya tetap mengikuti kebijaksanaa
Perseroaan dan kententuan yang berlaku.
 Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris :
- Mempertimbangkan, menyempurnakan, dan mewakili para
pemegang saham dalam memutuskan perumusan kebijaksaan umum
yang baru yang diusulkan oleh Direksi untuk dilaksanakan pada
masa yang akan datang.
- Menyelenggarakan rapat umum bagi para pemegang saham untuk
pembebasan tugas dan kewajiban Direksi.
- Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan kerja untuk tahun
buku baru yang diusulkan Direksi.

10
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 150
11
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 50-51

6
- Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan
yang diajukan keoada perusahaan yang jumlahnya melebihi
maksimum yang dapat diputuskan Direksi. 12
c) Direksi
Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama, yang bertugas dalam
memimpin dan mengawasi kegiatan Bank Syariahsehari-hari, sesuai dengan
kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam RUPS.
 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
- Merumuskan dan mengusulkan kebijaksanaan umum Bank Syariah
untuk masa yang akan datang yang disetujui oleh Dewan Komisaris
serta disyahkan dalam RUOS, agar tercapai tujuan serta kontinuitas
operasional perusahaan.
- Menyusun dan mengusulkan Rencana Anggaran Perusahaan dan
Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru disetujui oleh Dewan
Komisaris.
- Mengajukan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahunan serta laporan-
laporan berkala lainya kepada Dewan Komisaris untuk
memdapatkan penilaian.

 Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Utama


- Mewakili Direksi atas nama Perseroan
- Memimpin dan mengelola Perseroan sehingga tercapai tujuan
Perseroan
- Bertanggung jawab terhadap operasional perseroan khususnya
dalam hubungan dengan pihak ekstern perusahaan.
- Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

 Tugas dan Tanggung Jawab Direktur


- Mewakili Direktur Utama atas nama Direksi
- Membantu Direktur Utama dalam mengelola perseroan sehingga
tercapai tujuan perseroan

12
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 151

7
- Bertanggung Jawab terhadap operasional perseroan, khususnya
dalam hubungan dengan pihak intern perusahaan. 13
d) Bidang Marketing
Fungsi bidang marketing adalah sebagai aparat manajemen yang ditugaskan
untuk mambantu Direksi dalam menangani tugas-tugas khususnya yang
menyangkut bidang marketing dan pembiayaan (kredit).

 Tugas-tugas Pokok Bidang Marketing


- Melakukan koordinasi setiap pelaksanaan tugas-tugas marketing
dan pembiayaan (kredit) dari unit/bagian yang berada dibawah
supervisi-nya, hingga dapat memberikan pelayanan kebutuhan
perbankan bagi nasabah secara efesien dan efektif tang dapat
memuaskan dan menguntungkan baik bagi nasabah maupun Bank
Syariah.
- Melakukan Monitoring, evaluasi, review, dan supervisi terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi bidang Marketing (perkreditan) pada
unit/bagian yang ada dibawah supervisi-nya.
- Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan
keputusan pembiayaan (kredit).
- Berkewajiban unutk meningkatkan mutu pelayanan perbankan
terhadap nasabah maupun calon nasabah.
- Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif
yang memerlukan pelayanan jasa perbankan. 14
e) Bidang Operasional
Fungsi Bidang Operasional sebagai aparat manajement yang ditugaskan
untuk membantu Direksi dalam melakukan tugas-tugas di bidang
operasional bank.
 Tugas-tugas pokok Bidang Operasional :

13
Burhannudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, hlm 49-51
14
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 153

8
- Melaksanakan supervisi terhadap setiap pelayanan dan pengamanan
jasa-jasa perbankan dari setiap unit/bagian yang berada dibawah
tanggumg jawabnya.
- Melakukan monitoring, evaluasi, review dan kondisi terhadap
pelaksanna tugas-tugas pelayanan di bidang operasional.
- Turut membantu pelayanan secara aktif atas tugas-tugas harian
setiap unit/bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
- Aktif memberikan saran, pendapat kepada Direksi mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan tugasnya sehari-hari
termasuk mengusulkan produk-produk perbankan yang diperlukan
nasabah.
f) Bidang Umum
Fungsi Bidang Umum adalah sebagai staf/karyawan bank bertugas untuk
membantu penyediaan sarana kebutuhan karyawan atau perusahaan agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
 Tugas-tugas pokok Bidang Umum
- Menginvestasikan kebutuhan-kebutuhan karyawan atau perusahaan
dan kemudian sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Memelihara/menjaga harta inventaris kantor agar tetap dalam
kondisi yang baik, dan bertanggung jawab atas keamanan
harta/peralatan tersebut.
- Memberikan informasi kepada seluruh karyawan mengenai hak dan
kewajiban karyawan sesuai dengan ketentuan Direksi.
g) Bidang Pengawasan
Bidang pengawasan adalah penegasan manajerial yang ditangani oleh
Direksi (Direktur Utama), agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan serta dapat mencapai keberhasilan yang optimal.
Tugas pokok Bidang Pengawasan tersebut mengawasi seluruh kegiatan Bank
Syariah agar dapat berjalan lancar sehingga dapat mencapai kebarhasilan
secara baik. 15

15
Ibid, hlm153-155

9
2. Tugas-tugas Khusus (job Spesification)
Bagian-bagian yang termasuk dalam menangani secara khusus pada operasional
bank syariah meliputi :
a) Mobilisasi Dana (Funding)
Bagian Mobilisasi Dana bertugas dalam pengumpulan dana masyarakat
sesuai dengan funding yang ada, seperti saham, deposito mudharabah,
tabungan mudharabah. Titipan Wadi'ah yad dhomanah, infaq, dan
shadaqah. 16
b) Account Officer (A/O)
A/O bertugas memproses calon Debitur atau permohonan pembiayaan
sehingga menjadi Debitur. Selain membina Debitur agar bisa memenuhi
kesanggupannya terutama dalam pembayaran kembali pinjamanya A/O juga
menyelesaikan khasus Debitur yang mungkin terjadi, dengan demikian A/O
sangat berperan mulai dari memperoses calon Debitur, membina, sampai
menyelesaikan masalah Debitur ketika ada khasusu yang menimpa Debitur
nantinya.
c) Bagian Support Pembiayaan
Bagian support pembiayaan ini bekerjasama dengan A/O dalam mengadakan
penilaian pemohon pembiayaan sehingga memenuhi kreteria dan
persyaratanya. Tapi walaupun mereka bekerjasama mereka memproses
calon Debitur itu berbeda, A/O dalam memperoses calon Debitur dilihat dari
keandalannya (kelayakannya), sedangkan bagian Support pembiayaan dari
segi keabsahanya, seperti kebenaran lampiranya, usaha maupun penggunaan
pembiayaan, transaksi jaminan, keabsahan jaminan, dan kelayakan lainnya. 17
d) Bagian Administrasi Pembiayaan
Di dalam proses pembiayaan terdapat administrasi yang ditangani oleh A/O
ataupun Bagian support Pembiayaan. Tetapi setelah calon Debitur menjadi
Debitur segala urusan pembayaran mulai dari pencairan dana sampai
pelunasan ataupun penbayaran-pembayaran para debitur itu semua akan
ditangani oleh Bagian Administrasi Pembiayaan.

16
Ibid , hlm 155
17
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, hlm 33

10
e) Bagian Pengawasan Pembiayaan
Tugas pengawas pembiayaan untuk memantau pembiayaan antara lain
membuat surat peringatan kepada debitur apabila peminjaman yang dipinjam
debitur belum dibayar oleh Debitur tersebut dan debitur harus dibuatkan
surat peringatan. Bagian Pengawasan pembiayaan ini selain membuat surat-
surat peringatan mereka juga melakukan penagihan-penagihan, tetapi
penagihan disini bukan menggunakan Depkoletor karena bank Syariah
diharamkan untuk menggunakan hal seperti itu.18
f) Service Assistance (S/A)
S/A ini memberikan informasi dalam hal operasional kantor bank syariah,
jadi apa bila ingin mengetahui info-info operasional bank syariah langsung
ke S/A. Di samping itu S/A juga mengadministrasikan nasabah Funding
yang baru.
g) Kas dan Teller
Kas dan Teller bertugas untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan
penerimaan dan penarikan pembayaran uang. Selain itu tugas Kas dan Teller
juga mengatur dan memilihara saldo atau mengatur posisi uang di kas bagi
yang penarikan, posisi uang kas yang melakukan penerimaan yang semua itu
tersimpan dalam khasanah bank.
h) Bagian Jasa Nasabah (Janas)
Janas bertugas untuk melakukan pencatatan transaksi pembayaran nasabah
(Funding) kemudian melakukan penjurnalan. Penjurnalan janas ini dimulai
dari ikhtisar,jurnal umum, sampai kebuku besar.
i) Bagian Pembukuan
Bagian pembukuan bertugas di dalam pembuatan neraca, membuat daftar
laba-rugi, dan bagian pembukuan ini juga bertugas dalam pembuatan laporan
ke Bank Indonesia dan tugas lain yang sesuai dengan policy perusahaan. 19
j) Sekertariat
Tugas sekertariat adalah pengelolaan surat-menyurat, arsip-arsip, dan
dokumen yang penting yang berpengaruh terhadap perkembangan atau

18
Ibid, hlm 34
19
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 157

11
kemajuan disuatu perusahaan. Selain itu sekertariat dapat juga diserahi tugas
lain sesuai dengan kebijakan perusahaan.
k) Personalia
Personalia bertugas di pekerjaan yang terkait dengan kepegawaian, seperti
urusan kesejaterahan karyawan (gaji dan tunjangan), kenaikan pangkat,
pendidikan latihan, dan urusan kesejatrahan yang lain.
l) Perbekalan/Perlengkapan
Perbekalan bertugas mempersiapkan sarana serta perlengkapan kantor.
Dapat pula diberi tugas sesuai kebijakan perusahaan.
m) Bagian Keamanan dan urusan Rumah Tangga Kantor
Bagian keamanan dan urusan rumah tangga kantor bertugas mengamankan
kekayaan kantor serta pemeliharaannya, dan urusan rumah tangga lainya.
n) Bagian Pengawasan Personalia
Bagian pengawasan personalia bertugas mengawasi personalia karyawan
dan kegiatan tugasnya di Bank Syariah, kemudian melaporkan kepada
Direksi.
 Tugas-tugas pokok bagian pengawasan Personalia :
- Menyelenggarakan daftar hadir
- Membuat kartu pegawai untuk tiap karyawan, kemudian
penyelenggaraanya
- Menyelenggarakan penilaian karyawan20
o) Bagian Pengawasan Marketing
Berfungsi mengamati kegiatan Bidang Marketing, kemudian melaporkan
kepada Direksi yang membidanginya
 Tugas-tugas pokok bagian pengawasan marketing
- Menyelenggarakan Register calon Debitur dan Kreditur
- Pencatatan kasus-kasus yang timbul di dalam marketing, baik
personalia yang menangani maupu tugas Marketing
- Secara periodis memberikan laporan kepada Direksi yang
membidangi.
- Memberikan masukan, opini,pendapat dan cara pemecahannya.

20
Ibid, hlm 157-158

12
p) Bagian pengawasan Operasional
Berfungsi mengamati kegiatan dibidang operasional, kemudian melaporkan
kepada Direksi yang Membidanginya
 Tugas-tigas pokok bagian Bidang Operasional
- Pencatatan kasus-kasus yang terjadi di Bidang Operasional Kantor.
- Memberikan masukan,opini, pendapat serta cara pemecahanya.

q) Bagian Pengawasan Umum


Berfungsi mengamati kegiatan bidang umum dalam operasional, seperti di
Bagian Perbekalan, Bagian Keamanan dan Urusam Rumah Tangga Kantor,
kemudian memberikan laporan kepada Direksi yang membidanginya.
 Tugas-tugas pokok Bagian Pengawasan Umum
- Pencatatan kasus-kasus yang terjadi dibidang Pengawasan Umum
terutama di Bagian Perbekalan, Bagaian Keamanan dan di Bagian
Urusan Rumah Tangga
- Secara periodik memberikan laporan kepada direksi yang
membidanginya.
- Memberikan masukan, opini maupun pendapat serta cara
pemecahan masalahnya,
r) Bagian Pembukuan / Akuntansi
Bagian ini secara langsung berhadapan dengan persoalan Akuntansi adalah
pembukuan. 21

C. Ciri-ciri dan Landasan Opersional Bank Syariah


Perbankan syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan hukum islam
dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah menurut kententuan al-qur'an dan hadist
perbankan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

21
Ibid, hlm 157-158

13
1) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian di wujudkan
dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku (tidak rigit) dan dapat
dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar.
2) Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran harus
dihindari, karena presentase sangat berhubungan pada sisa hutang meskipun
batas waktu perjanjiannya telah berakhir
3) Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek bank Islam tidak boleh menerapkan
perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan dimuka.
4) Pengarahan dana masyarakat dalam bentuk deposit/tabungan oleh penyimpan
dianggap sebagai titipan, sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang
diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayaai bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam sehingga kepada nasabah
tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
5) Bank islam tidak menerapkan jual-beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang
yang sama.
6) Adanya pos pendapatan "rekening pendapatan non halal" sebagai hasil dari
transaksi dengan bank konvesionalyang menerapkan sistem bunga.
7) Ciri lain bank Islam adalah adanya dewan pengawas syariah yang bertugas untuk
mengawasi sistem operasional bank dari sudut syariah.
8) Produk-produk dalam Bank Syariah menggunakan sebutan-sebutan dari istilah
arab.
9) Adanya produk yang tidak terdapat di dalam bank konvesional, yaitu kredit tanpa
beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban untuk
mengembalikannya.
10) Fungsi kelembagaan bank islam selain menjabatani antara pihak pemilik modal
dengan pihak yang membutuhakan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu
fungsi amanah.22

Ciri-ciri bank Islam seperti yang dijelaskan tersebut bersifat universal dan
kumulatif, artinya bank Islam yang beroperasi dimana saja harus memiliki ciri seperti
yang telah dijelaskan. Adapun landasan operasioanal bank syariah :

22
Hamid. Basyaib,dkk, Bank Tanpa Bunga, hlm 9-12

14
1) Menghindari riba, karena memang riba mengandung ketidak-adilan dan dapat
merusak prinsip kemitraan. 23
2) Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditi
yang diperdagangkan.
3) Pembiayaan hanya dilakukan terhadap aktivitas ekonomi maupun kebutuhan
nasabah lainnya yang disamping Bankable , juga tidak bertentangan dengan
syariah.
4) Tidak membenarkan transaksi spekulatif (masyir), jual-beli atas suatu barang
yang belum dimiliki (garar) dan jual-beli bersyarat (mengandung unsur riba) 24
5) Dalam berinteraksi dengan nasabah, bank syariah memposisikan diri sebagai
mitra investor dan pedagang, bukan dalam hubungan Lender & borrower
sebagaimana yang berlaku pada bank konvensional. 25
6) Akad transakasi yang sudah disepakati dengan nasabah tidak akan mengalami
perubahan sampai dengan berakhirnya. 26

D. Kegiatan Operasional Perbankan Syariah


1) Bidang Marketing
a. Sebagai langkah awal bidang marketing membuat rencana target, baik unutk
produk funding maupun produk financing. Dalam membuat target tersebut
haruslah disesuaikan dengan Rencana Kerja Operasional Bank Syariah yang
dibuat oleh Direksi. 27
1. Kegiatan Operasionalnya
a) Pemasaran produk dengan melalui bermacam-macam media
pemasaran, baik media elektronik, cetak, pertemuan-pertemuan,
pengajian-pengajian, khutbah jum'at dan sebagainya
b) Kegiatan funding officer dan anggotanya terutama dalam
mobilisasi dana, hasilnya :
i. Funding : saham, deposito mudharabah, tabungan
mudharabah, titipan (wadi'ah) atau zakat, infaq, dan shadaqah

23
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, hlm 67
24
Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 55
25
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, hlm 67(5)
26
Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, hlm 56
27
Muhammad, Manajemen Bank Syari'ah, hlm 159

15
(ZIS)
ii. Setelah diadministrasikan oleh FO, funding yang baru
diserahkan kepada SA dan bagian jasa nasabah (janas),
sedangkan funding kelanjutan langsung diserahkan kepada
teller/kasir.
iii. Hasil pembiayaan diserahkan kepada A/O unutk diproses
selanjutnya.
c) Operasioanl accounts officer (A/O) atau pembina pembiayaan
i. Membuat struktur dana dan alokasi dana dari dana mobilisasi
tersebut untuk memenuhi permohonan pembiayaan yang
masuk.
ii. Memproses calon Debitur yang masuk
iii. Membina Debitur agar lancar pengembalian pembiayaannya
serta mengurangi risiko (menekankan risiko) atas pembiayaan
yang diberikan. 28
d) Operasional Bagian support Pembiayaan (BSP)
i. Memproses Calon Debitur dari segi keabsahan (legal)
ii. Mengatasi permasalahan Debitur yang mungkin terjadi.
e) Operasional Bagian Administrasi Pembiayaan
i. Menyiapkan surat persetujuan pembiayaan (SPP)
ii. Menyiapkan Aqad pembiayaan serta persetujuan jaminan
iii. Menyiapkan slip-slip pencairan pembiayaan
iv. Menyiapkan kartu angsuran untuk Debitur
v. Menyiapkan kartu pembiayaan (untuk bank)
vi. Menyiapkan slip-slip pembayaran kembali, angsuran atau
pelunasan
vii. Menyelenggarakan file Debitur
viii. Pengamanan Jaminan
ix. Khusus untuk mudharabah atau musyarakah
x. Membuat table rencana pembayaran
xi. Membuat aktualisasi pembayaran

28
Ibid, hlm 160

16
f) Operasional bagian Pegawasan Pembiayaan
i. Membuat Regestrasi Calon Debitur
ii. Membuat Registrasi Debitur
iii. Membuat daftar Rencana angsuran/Pembayaran Debitur dan
Aktualisasinya
iv. Membuat surat-surat Peringatan
v. Pemecahan Permasalahan Debitur
vi. Execusi Jaminan. 29

2) Bidang Operasional
a. Service Operasional
a) Informasi kegiatan Bank Syariah terutama bidang Marketing dan
bidang Operasional
b) Pencatatan nasabah Funding yang baru.
b. Teller/Kasir
a) Transaksi Keuangan Tunai : setoran dan pembayaran
b) Laporan Kas harian
c. Jasa Nasabah
Penyelenggaran funding : deposito mudharabah, tabungan mudharabah,
wai'da yad dhomanah, zakat, infaq (ZIS)
a) Pembuatan Kartu Tabungan
b) Pembuatan Register Deposito
c) Jurnal Funding
d) Penghitungan Bagi Hasil Deposito dan Tabungan Mudharabah
e) Bonus wadi'ah yad Dhomanah
e. Bagian Tata Buku
a) Pembukuan transaksi fisik pada Kasir/Teller
b) Pembukuan transaksi Rekening Bank
c) Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi/Laba Harian
d) Pembuatan Neraca dan Daftar Rugi/Laba Bulanan
e) Laporan ke Bank Indonesia

29
Ibid, 160

17
3) Bidang Umum
1) Sekertariat
- Surat-menyurat
- Arsip dan Dokumen
2) Perbekalan
- Inventarisasi kebutuhan sesuai dengan anggaran
- Belanja Barang Investasi dan Biaya
- Urusan Inventaris dan Penyusutan (cadangan penyusutan)
3) Personalia
- Daftar Hadir Karyawan, Surat-surat Ijin dan Surat-surat Tugas
- Urusan Gaji Karyawan dan Jaminan Sosial
- Penyelenggaran kartu pegawai dan data pegawai
- Kenaikan gaji dan pangkat
- Pendidikan dan pembinaan karyawan
4) Urusan Rumah Tangga Kantor
- Keamanaan dan Tata Tertib Kantor
- Pemeliharaan Kantor dan Pemeliharaan Inventarisasi Kantor serta
perlengkapan/perbekalan kantor.30

4) Bidang Pengawasan
1) Pengawasan Marketing
a) Pengawasan sesuai dengan Syariah
b) Pengawasan prosedural
c) Publik opini, masukan untuk pemecahan masalah
2) Pengawasan Personil
a) Pengawasan dalam Dinas dan Pengawasan di luar Dinas
 Pengamalan Islam
 Kedisplinan
 Keterampilan Kerja
 Kreativitasnya
 Kerjasama

30
Ibid , hlm 161

18
b) Penilaian secara Periodik
3) Pengawasan Umum
a) Pengawasan kekayaan/Inventaris
b) Pengawasan perbekalan/biaya kantor
c) Pengawasan akuntansi. 31

E. Dasar Hukum Operasional Bank Syariah


1. Periode Sebelum Tahun 1992
Sebelum tahun 1992 di Indonesia telah berdiri bank syariah dalam bentuk BPR
Syariah yaitu : BPRS Mardhatillah, BPRS Berkah Amal Sejahtera, Al-Mukaromah
dimana sebagai pendiri adalah alumni ITB atau Masjid Salman (Masjid dalam
lingkungan kampus ITB, Bandung). Pada periode ini BPRS didirikan sesuai dengan
perundang-undang perbankan yang berlaku saat itu (bank konvensional), dan tidak
ada ketentuan yang mengatur tentang bank syariah disamping masyarakat yang belum
memungkinkan untuk diajak bertransaksi syariah, sehingga BPR-Syariah tersebut
mati secara pelan-pelan.

2. PERIODE TAHUN 1992 – 1998


Dalam periode ini lahir puluhan BPR Syariah dan satu Bank Umum Syariah, yaitu
Bank Muamalat Indonesia. Dijelaskan pada Undang-undang nomor 7 tahun 1992
mengenai bank syariah yaitu mengatur tentang usaha bank syariah sebagai berikut :
Usaha Bank Umum : “Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkanv prinsip
bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
(pasal 6 huruf m).”
Usaha Bank Pengkreditan Rakyat : “Menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah (pasal 13 huruf c).”

31
Ibid, hlm 162

19
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
tersebut pemerintah mengeluarkan dua ketentuan perbankan syariah yaitu :
a) Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Bagi
Hasil. Sehingga undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Peraturan
Pemerintah tersebut sebagai landasan hukum berdirinya Bank Umum Syariah.
b) Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 1992 tentang Bank Pengkreditan Rakyat
Berdasarkan Bagi Hasil. Sehingga undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan dan Peraturan Pemerintah tersebut sebagai landasan hukum berdirinya
Bank Pengkreditan Rakyat dalam periode ini.

3. PERIODE TAHUN 1998 – 2008


Dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tersebut telah dibahas ketentuan-
ketentuan bank syariah misalnya :
a) Dalam pasal 1 angka 13 disebutkan “prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan usaha lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip
bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musbarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
b) Pasal 6 huruf m ” menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatanlain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia “.
Dalam penjelasan pasal ini disebutkan “ pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia memuat antara lain :
1) Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah
2) Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

20
3) Persyaratan baik pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah
c) Masih banyak pasal lain yang mengatur tentang perbankan syariah oleh karena
dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 telah dibahas bank syariah, pemerintah
mencabut dua peraturan pemerintah tersebut diatas dengan peraturan pemerintah
nomor 30 tahun 1998. Sebagai peraturan pelaksanaannya Bank Indanesia mulai
tahun 1999 banyak mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur bank
syariah. Ketentuan-ketentuan ini yang merupakan landasan hukum berdirinya Bank
Perkreditan Rakyat Syariah dan Bank Umum Syariah seperti Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah dan beberapa cabang syariah dari bank konvensional, seperti
BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar Syariah dsb.

4. Periode setelah tahun 2008


Mulai tahun 2008 perbankan syariah di Indonesia memiliki Undang-undang
tersendiri, yaitu Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Undang-undang ini secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran buku ini.
Bank Syariah yang didirikan dan/atau menjalankan kegiatan usahanya mulai tahun
2008, sudah tentu berdasarkan Undang-undang nomor 21 dan seluruh peraturan
pelaksanaannya. Ketentuan-ketentuan yang diatur berdasarkan Undang-undang
nomor 10 tahun 1998 dan peraturan pelaksanaannya tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan Undang-undang nomor 21 tahun 2008. Hal ini sesuai
ketentuan dalam pasal 69 undang-undang tersebut yaitu: “Pada saat Undang-undang
ini mulai berlaku, segala ketentuan mengenai Perbankan Syariah yang diatur dalam
Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1992 nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun
1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3790) beserta peraturan
pelaksanaannya dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-undang ini”. 32

32
Nadi Samawa, Landasan Hukum Perbankan Syariah, http://nadisamawa.blogspot.com, 19 maret 2014

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan operasional perbankan syariah harus dilakukan oleh suatu bank yang
seluruh kegiatan operasionalnya berdasarkan syariah Islam, maka dari itu diperlukan
suatu lembaga yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada bank tersebut
mengenai produk-produk pelayanan perbankan yang menyimpang dari ketentuan
syariah islam. Dalam melaksanakan tugasnya, lembaga tersebut diharapkan dapat
memberikan saran-saran kepada Bank Indonesia didalam pengawasan dan pembinaan
bank syariah.
Agar terdapat kemurnian dalam pelaksanaan operasinya, bank yang beroperasi
secara Syariah Islam tidak boleh dilakukan oleh Bank konvensional, melainkan oleh
lembaga bank yang terpisah. Agar masyarakat dapat membedakan mana yang Syariah
dan mana yang Konvensional.

22
DAFTAR PUSTAKA

Basyaib,Hamid.,dkk, Bank Tanpa Bunga, Yogyakarta: PT.MITRA GAMA


WIDYA,1992.
Burhanuddin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: GRAHA
ILMU,2010.
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah Di Indonesia, Jakarta: PT Refika Aditama,2011.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah,Yogyakarta:Unit Pernebitan dan Percetakan
(UUP)AMPYKPN,2002.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta:Unit Penerbitan dan
Percetakan UUP,2005.
Soemitra,Andri, Bank & Lembaga Keuangan Islam, Jakarta: Kencana,2009.
Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu,2012.
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,Quran-Terjemah.Org,1976.
http://nadisamawa.blogspot.com/2013/01/landasan-hukum-perbankan-syariah.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai