Kelompok I
- MILNA RAHMADANTI
- RIANA
- REFDINAL HABIBI
PERBANKAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM SAROLANGUN
2023
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….
……………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah.……………………………………………………………..1
C. Tujuan makalah.……………………………………………………………….1
BAB II
PEMBAHASAN.………………………………………………………………….2
A. Sejarah manajemen perbankan syariah..……………………………..…………
2
B. ruang lingkup manajemen perbankan
syariah…………………………………..4
BAB III
PENUTUP...……………………………………………………………………….6
Kesimpulan.……………………………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa itu sejarah dan ruang lingkup manajemen perbankan syariah ?
C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui tentang sejarah dan ruang lingkup manajemen perbankan
syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
2
selanjutnya pada 1980-an dianggap sebagai kelanjutan pertumbuhan
perbankan syariah di berbagai negara di bagian teluk dan juga Asia
Tenggara. Setelah itu perbankan syariah mempunyai peranan yang cukup
strategis dalam proses pembangungan ekonomi di negara di mana bank
syariah itu berada dan mengurangi jumlah masyarakat miskin dari bantuan
bank syariah baik dalam bentuk pembiayaan untuk usaha mikro maupun
dana sosial.
Selain itu, perbankan syariah yang notabenenya awal lahirnya di
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tapi saat ini sudah
mulai menyebar di berbagai negara barat terutama Inggris. Bahkan
perkembangan perbankan syariah ini jauh lebih maju dibandingkan dengan
negara di Asia. Kemajuan tersebut terlihat dari tingginya aset bank syariah
di Inggris yang sudah mencapai US$ 18 miliar dan juga perbankan syariah
di Inggris dijadikan sebagai tempat berinvestasi oleh kalangan umat Islam
dari negara teluk yang kaya raya dengan prinsip syariah. Sehingga,
perbankan syariah di Inggris lebih dikenal dengan istilah investor banking
dan banyak produk perbankan syariah di Inggris juga menawarkan produk
investasi yang penggunaan dananya sesuai hukum Islam.
Lain halnya kemajuan perbankan syariah di negara-negara di Asia
Tenggara, yang paling menonjol di Malaysia. Di Malaysia perbankan
syariah pertama kali ada tahun 1983, dengan pemerintah menjadi
penyokong utama untuk pendirian dan pengaturan regulasinya secara
khusus. Sampai saat ini total market share perbankan syariah di Malaysia
telah menyentuh angka lebih 20% dan total asetnya sudah mencapai US$
423,2 miliar atau sekitar sepuluh kali lipat dibandingkan dengan total aset
perbankan syariah di Indonesia. Hal ini menurut pengamatan Direktur
Pengaturan Pengembangan Perizinan dan Pengawasan Perbankan Syariah
OJK dikarenakan bank syariah di Malaysia berdiri dan berkembang
mendapat sokongan kuat dari pemerintahnya atau disebut dengan istilah
top-down (detik.com/13/06/2015).
Tetapi produk yang ditawarkan perbankan syariah secara global
terbilang sama dengan yang ada di perbankan konvensional. Hal yang
3
membedakannya adalah pada sistem akad yang digunakan dan prosedur
pemakaian dananya. Pada bank syariah tentu tidak boleh memakai bunga
atau riba baik itu untuk dipakai dalam menghimpun dana maupun
menyalurkannya. Begitu juga dengan penyalurannya, perbankan syariah
tidak boleh menginvestasikan atau menyalurkan uangnya ke hal-hal yang
bertentangan dengan aturan syariah.
Pada akad yang dipakai dalam produk perbankan syariah secara
global terlihat lebih variatif, sehingga bisa memasuki berbagai segmen
pasar yang tidak hanya untuk masyarakat kelas atas, tetapi juga kelas
bawah. Karenanya, diharapkan kehadiran perbankan syariah di hampir
seluruh negara tidak hanya saling kejar dalam hal pertambahan asetnya,
tetapi mampu memberikan manfaatnya bagi seluruh masyarakat terutama
dalam memberantas kemiskinan.
4
4. Pengelolaan risiko syariah: Manajer perbankan syariah harus memahami
dan memastikan bahwa semua operasi dan layanannya sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dan tidak membawa risiko syariah.
5. Pemahaman dan penegakan regulasi syariah: Manajer perbankan syariah
harus memahami dan memastikan bahwa semua operasi dan layanannya
sesuai dengan peraturan dan regulasi yang berlaku dalam perbankan
syariah.
6. Pemeliharaan citra perbankan syariah: Manajer perbankan syariah harus
memastikan bahwa perbankan syariah mempertahankan citra positif dan
diakui sebagai pemain utama dalam industri perbankan.
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
6
DAFTAR PUSTAKA
http://mzw.fai.umj.ac.id/sejarah-dan-pertumbuhan-perbankan-syariah-di-dunia/