Di buat oleh :
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW,keluarga dan
para sahabatnya,serta para pengikutnya setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa pula kami
bersyukur atas tersusunnya makalah ini.
Sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak Munawar Rizki Jailani ,
Lc.,M.Sh.,P.hD selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kami kesempatan untuk
membahas makalah Ekonomi Islam LKMS ( lembaga keuangan mikro syariah ).
Tujuan kami menyusun makalah ini tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita
semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak
yang membutuhkan untuk dijadikan pembelajaran. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
;
BAB II
PEMBAHASAN
5. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak menimbulkan
kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam
Dalam membangun sebuah usaha, salah satu yang dibutuhkan adalah modal. Modal
dalam pengertian ekonomi syariah bukan hanya uang, tetapi meliputi materi baik berupa uang
ataupun materi lainnya, serta kemampuan dan kesempatan. Salah satu modal yang penting adalah
sumber daya insani yang mempunyai kemampuan di bidangnya.
Sumber Daya Insani (SDI) yang dibutuhkan oleh sebuah lembaga keuangan syariah,
adalah seorang yang mempunyai kemampuan profesionalitas yang tinggi, karena kegiatan usaha
lembaga keuangan secara umum merupakan usaha yang berlandaskan kepada kepercayaan
masyarakat. Walaupun terdapat banyak definisi LKM, terdapat tiga elemen penting dari berbagai
definisi tersebut, yaitu:
1. Menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan.
2. Menyediakan pelayanan keuangan yang beragam seperti tabungan, pinjaman,
pembayaran, deposito maupun asuransi.
3. Melayani rakyat miskin
Keuangan mikro hidup dan berkembang pada awalnya memang untuk melayani
rakyat yang terpinggirkan oleh sistem keuangan formal yang ada sehingga memiliki
karakteristik konstituen yangkhas.
4. Menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan fleksibel
Hal ini merupakan konsekuensi dari kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan
mekanisme yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel.
Definisi dari BMT secara harfiah(bahasa) yaitu baitul maal dan baitul tanwil.Baitul maal
merupakan lembaga keuangan Islam yang memiliki kegiatan utama menghimpun dan
mendistribusikan dana ZISWAHIB ( zakat, infak,shadaqah, waqaf dan hibah) tanpa melihat
keuntungan yang di dapatkan (non profit oriented). Baitul tamwil termasuk lembaga keuangan
Islam informal yang dalam kegiatan maupun operasionaknya memperhitungkan
keuntungan(profit oriented). Kegiatan utama bitul tamwil adalah menghimpun dana dan
mendistribusikan kembali kepada anggota dengan imbalan bagi
hasil.
2.4 Adapun latar belakang didirikannya BMT adalah sebagai berikut:
1. Sebagian masyarakat dianggap tidak bankable (sehingga susah b.memperoleh pendanaan,
kalaupun ada sumber dananya mahal.
2. Untuk pemberdayaan dan pembinaan usaha masyarakat muslim melalui masjid dan
masyarakat sekitarnya
3. Koperasi Syariah
Koperasi syariah di Indonesia dalam periode terakhir berkembang cukup pesat dan
Continuitas yang tinggi dalam mengembang usahanya dalam memenuhi kebutuhan para
anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari banyak nya berdiri koperasi-koperasi syariah di seluruh
pelosok negeri.Pertumbuhan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah
(KJKS/UJKS) juga mengalami perkembangan yang pesat dan luar biasa,selain itu KJKS/UJKS
merupakan instrumen pemberdayaanUMKM.Pelaksanaan kegiatan usaha berbasis pola syariah
ini dimulai pada tahun 2003, sebanyak 26 KSP/USP-Koperasi Syariah. Lalu meningkat menjadi
100 KSP/USP koperasi syariah pada tahun 2004. Tahun 2007 diperkirakan jumlah koperasi
syariah mencapai 3000 buah.Dan peningkatan koperasi syariah terus meningkat ,hingga akhir
tahun 2010 ini lebih dari 4000 koperasi yang ada di masyarakat,yang tersebardi seluruh wilayah
Indonesia.
Koperasi syariah menerapkan beberapa aspek dalam menjalankan kegiatannya guna
melayani para anggotanya,termasuk juga aspek azas keseimbangan, azas keadilan,azas
kerjasama.Contohnya dalam produksi dimana produksi dalam koperasi menghasilkan sesuatu
yang bisa di manfaatkan oleh anggotanya maupun masyarakat, maka pebankan dalam hal ini
sudah menerapkan aspek keadilan.Keputusan Menteri mengenai petunjuk pelaksanaan kegiatan
usaha koperasi yang disahkan pada September 2004 menyebutkan bahwa setiap koperasi yang
akan memulai unit jasa keuangan syariah, diharuskan meyetor modal awal minimal Rp 15 juta
untuk primer dan Rp50 jt.
Semua bank, koperasi jasa keuangan syariah dan unit jasa keuangan syariah
diperkenankan menghimpun dana dari para anggota maupun masyarakat baik berupa tabungan,
simpanan berjangka dalam pembiayaan mudharabah,musyarakah, murabahah, salam, istisna,
ijarah dan alqadr. Selain kegiatan tersebut koperasi jasa keuangan juga diperkenankan
menjalankan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah kepada
masyarakat yang membutuhkan dan layak menerima.Termasuk juga waqaf yang di kelola secara
terpisah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebagai bagian dari Sistem Ekonomi Syariah,
dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan Syariah. Oleh
karena itu, Lembaga Keuangan Mikro Syariah tidak akan mungkin membiayai usaha-
usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan, proyek yang menimbulkan
kemudharatan bagi masyarakat luas, berkaitan dengan perbuatan mesum/ asusila,
perjudian, peredaran narkoba, senjata illegal, serta proyek-proyek yang dapat merugikan
syiar Islam.
Sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai
dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah;
2. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip
kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial, dan
pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial;
3. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak
menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar
Islam.
Lembaga Keuangan Mikro syariah (LKMS) terdiri dari berbagai lembaga diantaranya
BPRS (Bank Perkreditan Mikro Syariah), BMT (Baitul Mal Wat Tanmil), serta Koperasi
Syariah. (www.zanikhan.multiply.com). Ketiga lembaga tersebut mempunyau hubungan
yang erat dan saling mempengaruhi satu sama lain dan berhubungan erat dengan lembaga
syariah lainnya yang lebih besar.