Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“Lembaga Keuangan Syariah”

Dosen Pengempu : Asri Andriana Lituhayu, S.Pd.I, MM

Disusun oleh :

Muhammad Ikhsan (212100017)

Eni Lestari (212100012)

Anik Wulandari (212100105)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH


JAKARTA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. saya sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah
ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya
penulis.

Jakarta, 30 Oktober 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................I

Daftar isi...................................................................................................II

BAB I. PENDAHULUAN

Latar belakang........................................................................................1

Rumusan masalah...................................................................................1

Tujuan penulisan……………………………………............................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Syariah......................................................2


B. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah...................................2

C. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Dan


Internasional………………........................................................3

D. Prinsip-prinsip Dasar Keuangan Syariah ……………………4

E. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah ………………………7

F.Perbandingan antara Keuangan Syariah dan


Konvensional…………………………….…………………………8

G. Regulasi dan Pengawasan Lembaga Keuangan Syariah……..9

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................11

Daftar pustaka....................................................................................13

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang mengimplementasikan nilai


dan prinsip dasar syariah, bersumber dari ajaran agama Islam nilai dan prinsip
syariah yang berlaku universal dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
kegiatan ekonomi dan keuangan. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau Islamic
Financial Institutions (IFI) adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. Dalam makalah ini, akan dijelaskan mengenai ekonomi
syariah dan LKS, mulai dari pengertian hingga perkembangan di Indonesia dan
internasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam artikel ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Dan


Internasional?
2. apa saja prinsip-prinsip dasar dan Jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah?
3. apa perbandingan antara Keuangan Syariah dan Konvensional?

C. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia


Dan Internasional

2. apa saja prinsip-prinsip dasar dan Jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah

3. untuk mengetahui perbandingan antara Keuangan Syariah dan Konvensional

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Syariah

Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang mengimplementasikan nilai


dan prinsip dasar syariah, bersumber dari ajaran agama Islam nilai dan prinsip
syariah yang berlaku universal dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
kegiatan ekonomi dan keuangan. Prinsip-prinsip ekonomi syariah didasarkan pada
ajaran Islam, seperti prinsip keadilan, keseimbangan, kemaslahatan, dan tidak
mengandung unsur riba, maysir, gharar, dan obyek yang haram. Ekonomi syariah
juga mengedepankan prinsip kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan di
kalangan masyarakat.

B. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau Islamic Financial Institutions (IFI)


adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
LKS memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk
mendukung peningkatan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan di
kalangan masyarakat. LKS juga memiliki tugas utama sebagai lembaga yang
bertanggung jawab atas penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. Prinsip-
prinsip syariah Islam, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian menjadi
pedoman untuk sistem operasi dari LKS.

2
C. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Dan
Internasional

1. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim


terbesar di dunia. Pada tahun 1974, muncul pemikiran tentang perlunya
menerapkan perbankan berbasis syariah. Hadirnya gagasan pemikiran
perbankan berbasis syariah dalam sebuah seminar Hubungan Indonesia-
Timur Tengah di Jakarta pada tahun 1974. Pada tahun 1992, Bank Muamalat
Indonesia menjadi bank syariah pertama di Indonesia. Saat ini, LKS di
Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK telah
mengeluarkan regulasi yang mengatur pendirian dan operasional bank
syariah, perusahaan asuransi syariah, dan perusahaan efek syariah. OJK juga
mewajibkan LKS untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk
memastikan bahwa operasional LKS sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Lembaga Keuangan Syariah di Internasional

Lembaga Keuangan Syariah telah berkembang di seluruh dunia,


terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Negara-
negara seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Iran menjadi pasar terbesar
untuk LKS. Islamic Development Bank (IDB) adalah lembaga keuangan
internasional yang didirikan pada tahun 1975 untuk memajukan
pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial di negara anggota dan
komunitas Muslim sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. IDB memberikan
pembiayaan kepada negara anggota untuk proyek pembangunan dan
pembiayaan perdagangan. IDB juga memberikan bantuan teknis kepada
negara anggota untuk mengembangkan industri keuangan syariah. 1

1
https://www.bi.go.id/id/edukasi/Documents/BUKU%20EKSYAR%20SMA.pdf

3
D. Prinsip-prinsip Dasar Keuangan Syariah

Prinsip-prinsip dasar keuangan syariah menjadi dasar dari operasional LKS.


Prinsip utama termasuk larangan riba (riba), larangan investasi dalam bisnis haram,
serta pembagian keuntungan dan kerugian. Prinsip-prinsip ini menciptakan
kerangka kerja yang berbeda dalam operasi LKS dibandingkan dengan lembaga
keuangan konvensional.

Berikut adalah beberapa prinsip dasar keuangan syariah yang dapat diambil dari
beberapa sumber :

1. Menjaga keadilan dan keseimbangan dalam setiap transaksi keuangan.


2. Tidak mengandung unsur riba, maysir, gharar, dan obyek yang haram.
3. Mengutamakan manfaat dan kemaslahatan bagi masyarakat.
4. Tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi dalam setiap transaksi
keuangan.
5. Rela sama rela (antaraddim minkum), artinya setiap pihak harus saling
membantu dan bekerja sama dalam setiap transaksi keuangan.
6. Hasil usaha muncul bersama biaya (al-kharaj bi al dhaman), artinya
setiap pihak harus berbagi risiko dan keuntungan dalam setiap transaksi
keuangan.
7. Untung muncul bersama risiko (al ghunmu bi al ghurmi), artinya setiap
pihak harus berbagi risiko dan keuntungan dalam setiap transaksi
keuangan.

Dari beberapa prinsip dasar keuangan syariah di atas, dapat disimpulkan


bahwa keuangan syariah mengutamakan keadilan, keseimbangan, dan manfaat
bagi masyarakat. Setiap transaksi keuangan harus dilakukan dengan tidak
mengandung unsur riba, maysir, gharar, dan obyek yang haram. Selain itu,
setiap pihak harus saling membantu dan bekerja sama dalam setiap transaksi
keuangan, serta berbagi risiko dan keuntungan. Prinsip-prinsip dasar keuangan

4
syariah ini menjadi pedoman dalam setiap kegiatan operasional pada lembaga
keuangan syariah. 2

E. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah

LKS mencakup beragam jenis entitas keuangan yang beroperasi sesuai


dengan prinsip syariah. Bank Syariah adalah salah satu jenis LKS yang paling
umum dan dapat ditemukan di berbagai negara. Selain itu, terdapat lembaga
keuangan mikro syariah, perusahaan asuransi syariah, dan lembaga keuangan non-
bank syariah.

Berikut adalah beberapa jenis lembaga keuangan syariah yang dapat diambil dari
beberapa sumber:

1. Bank Syariah

Bank Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang bergerak di bidang


perbankan. Bank Syariah memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional untuk mendukung peningkatan keadilan, kebersamaan,
dan pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat. Bank Syariah juga
memiliki tugas utama sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas
penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat.

2. Tempat Gadai Syariah

Tempat Gadai Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang bergerak di


bidang gadai. Tempat Gadai Syariah memiliki tujuan untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial dengan cara memberikan
pinjaman uang dengan jaminan barang berharga.

2
https://muqtasid.iainsalatiga.ac.id/index.php/muqtasid/article/download/839/626

5
3. Koperasi Simpan Pinjam Syariah

Koperasi Simpan Pinjam Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang


bergerak di bidang koperasi. Koperasi Simpan Pinjam Syariah memiliki tujuan
untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial dengan cara
memberikan pinjaman uang dengan sistem bagi hasil.

4. Lembaga Asuransi Syariah

Lembaga Asuransi Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang


bergerak di bidang asuransi. Lembaga Asuransi Syariah memiliki tujuan untuk
membantu masyarakat dalam melindungi diri dari risiko keuangan yang tidak
terduga dengan cara memberikan perlindungan asuransi yang sesuai dengan
prinsip syariah.

5. Lembaga Pembiayaan Syariah

Lembaga Pembiayaan Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang


bergerak di bidang pembiayaan. Lembaga Pembiayaan Syariah memiliki tujuan
untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial dengan cara
memberikan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Dari beberapa jenis lembaga keuangan syariah di atas, dapat disimpulkan


bahwa lembaga keuangan syariah memiliki berbagai macam jenis yang bergerak di
bidang perbankan, gadai, koperasi, asuransi, dan pembiayaan. Setiap jenis lembaga
keuangan syariah memiliki tujuan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan finansial dengan cara yang sesuai dengan prinsip syariah. 3

3
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/article/download/10584/6842/0

6
F. Perbandingan antara Keuangan Syariah dan Konvensional

Perbedaan mendasar antara LKS dan lembaga keuangan konvensional


adalah prinsip-prinsip yang mendasarinya. Sementara LKS berfokus pada prinsip-
prinsip syariah, lembaga keuangan konvensional lebih berorientasi pada
profitabilitas. Ini memengaruhi berbagai aspek, termasuk cara dana disalurkan dan
bagaimana risiko dikelola.

Di tingkat nasional, perbandingan ini tercermin dalam produk dan layanan


yang ditawarkan oleh LKS dan lembaga keuangan konvensional. Misalnya, bank
syariah menawarkan produk simpanan syariah yang bebas dari riba, sementara bank
konvensional menawarkan produk berbasis bunga. Produk pembiayaan syariah juga
didasarkan pada konsep bagi hasil, sedangkan produk pembiayaan konvensional
didasarkan pada bunga. 4

Perbandingan antara keuangan syariah dan konvensional dapat dilihat dari


beberapa aspek, seperti prinsip pelaksanaannya, pengawasan, pengelolaan dana,
tujuan, dan fungsi. Berikut adalah perbandingan antara keuangan syariah dan
konvensional yang dapat diambil dari beberapa sumber:

1. Prinsip Pelaksanaan

Keuangan syariah mengacu pada prinsip syariah Islam, sedangkan


keuangan konvensional mengacu pada kesepakatan nasional maupun
internasional, serta berlandaskan hukum formil negara.

2. Pengawasan

Keuangan syariah diawasi oleh Dewan Syariah Nasional, Dewan


Pengawas Syariah, dan Dewan Komisaris Bank, sedangkan keuangan
konvensional diawasi oleh Dewan Komisaris.

4
https://simpus.mkri.id/opac/detail-opac?id=10052

7
3. Pengelolaan Dana

Pada keuangan syariah, pengelolaan dana didasarkan pada aturan Islam,


dimana pengelolaan dana tidak boleh mengandung unsur riba, maysir,
gharar, dan obyek yang haram. Sedangkan pada keuangan konvensional,
pengelolaan dana dapat dilakukan pada seluruh lini bisnis menguntungkan
di bawah aturan Undang-Undang yang berlaku.

4. Tujuan

Keuangan syariah memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan


pembangunan nasional untuk mendukung peningkatan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat.
Sedangkan keuangan konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan
sistem bebas nilai atau dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat umum.

5. Fungsi

Fungsi keuangan syariah lebih luas dibanding keuangan konvensional.


Meskipun keduanya berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, keuangan syariah juga memiliki tugas utama sebagai lembaga
yang bertanggung jawab atas penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat.

Dari perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa keuangan syariah dan


konvensional memiliki perbedaan dalam prinsip pelaksanaannya, pengawasan,
pengelolaan dana, tujuan, dan fungsi. Keuangan syariah mengutamakan prinsip
syariah Islam dan memiliki tujuan untuk menunjang pembangunan nasional yang
adil dan merata, sedangkan keuangan konvensional mengutamakan keuntungan dan
mengacu pada kesepakatan nasional maupun internasional. Meskipun demikian,
keduanya memiliki kesamaan dalam beberapa hal, seperti teknis penerimaan uang,
mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, dan persyaratan umum
pembiayaan.

8
G. Regulasi dan Pengawasan Lembaga Keuangan Syariah

Regulasi dan pengawasan lembaga keuangan syariah di Indonesia dilakukan


oleh beberapa lembaga, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dewan Syariah
Nasional (DSN), Dewan Pengawas Syariah (DPS), dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Beberapa regulasi yang terkait dengan lembaga keuangan syariah di
Indonesia antara lain:

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/10/PBI/2007 tentang Perbankan


Syariah.
2. Peraturan OJK Nomor 19/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Bank Umum Syariah.
3. Peraturan OJK Nomor 21/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
4. Peraturan OJK Nomor 22/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Lembaga Pembiayaan Syariah.
5. Peraturan OJK Nomor 23/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam Syariah.
6. Peraturan OJK Nomor 24/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Reksa Dana Syariah.

Selain itu, terdapat juga beberapa lembaga internasional yang bertanggung


jawab untuk mengatur dan mengawasi lembaga keuangan syariah di tingkat
internasional, seperti Islamic Financial Services Board (IFSB) dan Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI). Beberapa
regulasi yang terkait dengan lembaga keuangan syariah di tingkat internasional
antara lain:

1. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah AAOIFI.


2. Prinsip-prinsip Tata Kelola Syariah IFSB.
3. Prinsip-prinsip Pengawasan Syariah IFSB.

9
Regulasi dan pengawasan lembaga keuangan syariah di Indonesia dilakukan
oleh beberapa lembaga, seperti OJK, DSN, DPS, dan MUI. Beberapa regulasi yang
terkait dengan lembaga keuangan syariah di Indonesia antara lain Peraturan Bank
Indonesia Nomor 9/10/PBI/2007 tentang Perbankan Syariah dan Peraturan OJK
Nomor 19/POJK.03/2014 tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Bank Umum
Syariah. Di tingkat internasional, regulasi dan pengawasan lembaga keuangan
syariah dilakukan oleh Islamic Financial Services Board (IFSB) dan Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI). Beberapa
regulasi yang terkait dengan lembaga keuangan syariah di tingkat internasional
antara lain Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah AAOIFI dan Prinsip-prinsip Tata
Kelola Syariah IFSB. 5

5
https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2021/08/25/4308-keuangan-syariah-sangat-
berperan-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) telah menjadi komponen penting dalam


sistem keuangan global dan memiliki dampak signifikan di tingkat nasional hingga
internasional. Makalah ini membahas berbagai aspek LKS, mulai dari sejarah dan
perkembangan hingga prinsip-prinsip dasar, jenis-jenis LKS, perbandingan dengan
keuangan konvensional, regulasi, produk dan layanan, serta dampaknya dalam
perekonomian

Dalam sejarah dan perkembangannya, LKS muncul sebagai alternatif


keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, dengan sejumlah negara seperti
Mesir, Sudan, dan Malaysia memainkan peran penting dalam pengembangannya.
Di tingkat internasional, Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah mempromosikan
pengadopsian keuangan syariah di negara-negara anggotanya.

Prinsip-prinsip dasar keuangan syariah, termasuk larangan riba, larangan


investasi dalam bisnis haram, dan konsep bagi hasil, menjadi dasar operasional
LKS. Hal ini mencip takan perbedaan mendasar antara LKS dan keuangan
konvensional, mencerminkan komitmen pada prinsip-prinsip syariah.

LKS mencakup berbagai jenis entitas keuangan, termasuk bank syariah,


lembaga keuangan mikro syariah, perusahaan asuransi syariah, dan lembaga
keuangan non-bank syariah. Masing-masing jenis ini menawarkan produk dan
layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan memenuhi beragam
kebutuhan konsumen.

Perbandingan antara keuangan syariah dan konvensional melibatkan


perbandingan dalam produk simpanan, produk pembiayaan, investasi, dan regulasi.
Prinsip-prinsip syariah menciptakan produk yang lebih sesuai dengan nilai-nilai
Islam, dengan fokus pada keadilan, keberlanjutan, dan pembagian risiko.

11
Selain itu, dampak LKS dalam perekonomian termasuk kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan, dan pembangunan sosial. LKS berperan
dalam memberikan solusi keuangan kepada kelompok masyarakat yang
sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem keuangan konvensional.

Dalam kesimpulannya, Lembaga Keuangan Syariah adalah entitas


keuangan yang terus berkembang dan memiliki dampak signifikan dalam dunia
keuangan global. Pengadopsian prinsip-prinsip syariah, produk, dan layanan yang
sesuai dengan prinsip syariah, serta peran dalam perekonomian menjadikan LKS
sebagai pemain penting dalam sistem keuangan kontemporer. Dengan pertumbuhan
yang terus berlanjut dan peningkatan minat global terhadap keuangan syariah, masa
depan LKS terlihat cerah dan terus berkontribusi pada pengembangan sistem
keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bi.go.id/id/edukasi/Documents/BUKU%20EKSYAR%20SM
A.pdf

https://muqtasid.iainsalatiga.ac.id/index.php/muqtasid/article/download/83
9/626

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/article/download/10584/6
842/0

https://simpus.mkri.id/opac/detail-opac?id=10052

https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2021/08/25/4308-keuangan-syariah-
sangat-berperan-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional

13

Anda mungkin juga menyukai