Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Syariah


Dosen Pengampu : Dr. Rimanto

Oleh :
Muhammad Zacky Kurniawan (2021506501012)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU(UMPRI)

1
LAMPUNG
2023

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………… 3
BAB I Pendahuluan………………………………………………….... 4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………… ..5
BAB II Pembahasan…………………………………………………… 6
2.1 Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah…………………. .6
2.2 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Syariah………………………... 7
A. Bank Syariah……………………………………………….7
B. Tempat Gadai Syariah……………………………………10
C. Koperasi Simpan Pinjam Syariah………………………..10
D. Lembaga Asuransi Syariah……………………………….11
E. Lembaga Pembiayaan Syariah……………………………11
2.3 Kelebihan Lembaga Keuangan Syariah……………………….12
BAB III Kesimpulan……………………………………………….13
Daftar Pustaka………………………………………………………14

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [Lembaga Keuangan Syariah] ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Dr.
Rimanto pada mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Rimanto, Dosen mata kuliah Lembaga
Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 23 Oktober 2023

3
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, manusia membutuhkan pedoman hidup dalam menjalani segala
aktivitasnya. Agama merupakan pedoman hidup yang paling utama, dimana dalam
agama terdapat syariat yang mengatur kehidupan manusia. Dengan berpegang teguh
kepada agama maka hidup kita dijamin aman dan tentram. Adapun definisi syariat
secara bahasa yaitu hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia,
hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia dengan manusia dan alam
sekitar berdasarkan Al-Qur'an dan hadis. Secara etimologi, syariat memiliki arti
mazhab atau metode yang lurus.
Seperti yang kita ketahui, agama Islam merupakan agama penyempurna agama-
agama sebelumnya, karena itulah sebaik-baiknya dan seadil-adilnya syariat adalah
syariat Islam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Maka dari itu, ada baiknya jika
syariat Islam tersebut dapat diaplikasikan pada segala aktivitas manusia, tak
terkecuali pada lembaga- lembaga keuangan. Dengan diterapkannya syariat Islam
pada lembaga- lembaga keuangan, maka lembaga keuangan tersebut berubah
sistemnya yang sebelumnya konvensional menjadi syariah dengan harapannya yaitu
lembaga keuangan tersebut mampu berjalan dengan efektif, efisien, dan yang
terpenting sesuai dengan hukum-hukum Islam. Selain itu juga, dengan menerapkan
syariat Islam, kita tidak hanya mementingkan duniawi, namun akhirat pun turut
diperhatikan sehingga cita-cita bahagia dunia dan akhirat dapat tercapai.

4
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami selaku penyusun makalah menarik untuk
mengkaji lebih dalam terhadap persoalan tersebut dan dituangkan dalam bentuk karya
tulis ilmiah yang berjudul "Lembaga- Lembaga Keuangan Syariah Islam di
Indonesia".

1.2 Rumusan Masalahِ

Makalah berjudul “Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah di


Indonesia” difokuskan terhadap permasalahan berikut:
1. Apa itu lembaga keuangan syariah?
2. Apa saja macam-macam lembaga keuangan syariah di Indonesia?
3. Adakah perbedaan antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga
keuangan konvensional?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah berjudul “Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia” ini dibuat dengan tujuan:
1. Memahami definisi lembaga keuangan syariah;
2. Mengetahui macam-macam lembaga keuangan syariah di Indonesia;
3. Mengetahui perbedaan antara lembaga keuangan syariah dengan
lembaga keuangan konvensional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Keuangan Syariah


Lembaga keuangan (finansial institution) adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak
dibidang jasa keuangan. Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan, apakah penghimpunan dana masyarakat dan jasa-jasa
keuangan lainnya. Berdasarkan UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan,
pasal 1.b menyebutkan bahwa Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya
ke dalam masyarakat. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian dari Lembaga
Keuangan, diantaranya: • Menurut SK. Menkeu RI No. 792 1990, lembaga keuangan adalah
semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam
peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi persusahaan
namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam
kenyataannya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi
perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang dan jasa.
Menurut Abdulkadir Muhammad, lembaga keuangan (financial institution) adalah badan
usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets). Kekayaan
berupa asset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha di bidang jasa keuangan, baik
penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan komsumtif, maupun jasa
keuangan bukan pembiayaan".

6
Dengan demikian dapat simpulkan bahwa lembaga keuangan adalah lembaga yang memiliki
kegiatan yang berkaitan dengan keuangan, baik dalam hal menghimpun ataupun menyalurkan
dana bahkan kedua-duanya yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.
Bila lembaga keuangan tersebut disandarkan kepada syariah maka
menjadi lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah secara esensial berbeda
dengan lembaga keuangan konvensional baik dalam tujuan, mekanisme, kekuasaan, ruang
lingkup serta tanggung jawabnya. Lembaga keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang
usahanya bergerak dibidang jasa keuangan yang berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah
yaitu prinsip yang menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam Islam, kemudian
menggantikannya dengan akad-akad tradisional Islam atau yang lazim disebut dengan prinsip
syariah atau lembaga keuangan syariah merupakan sistem norma yang didasarkan ajaran
islam. Lembaga keuangan syariah lebih mengedepankan bagi hasil dan beberapa akad
muamalah. Lembaga keuangan ini, pada prinsipnya berperan sebagai lembaga intermediasi
bagi pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Lembaga keuangan ini
memiliki peran yang strategis untuk menggerakkan sektor perekonomian. Sebab, dengan
adanya lembaga keuangan ini, pihak-pihak yang kekurangan dana tetap memiliki peluang
untuk mengembangkan usahanya dan terbantu dengan kehadiran lembaga keuangan.

2.2 Jenis Jenis Lembaga keuangan Syariah

A. Bank Syariah
Pengertian Bank Syariah
Secara etimologis, istilah bank berasal dari bahasa Italia yaitu "Banco" yang artinya
"Bangku". Ini merupakan sebuah filosofis dimana bangku digunakan pegawai bank untuk
melayani para nasabah. Secara terminologis, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Pengertian syariah secara etimologis berarti sumber air yang mengalir, yang diartikan
sebagai hukum-hukum Allah yang diturunkan untuk umat manusia. Kata syariat
diungkapkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an yang berarti peraturan, misalnya terdapat

7
dalam QS Al-Maidah (5):48. Secara terminologis, syariah yaitu hukum atau peraturan
yang diturunkan Allah melalui Rasul-Nya untuk umat manusia agar mereka mendapatkan
petunjuk.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah (hukum Islam).

.
Sejarah Bank Syariah di Indonesia
Gagasan awal mengenai perlunya lembaga keuangan berbasis Islam di Indonesia
muncul karena pendapat dari K.H Mas Mansur, ketua Pengurus Besar Muhammadiyah
periode 1937-1944. Beliau berpendapat bahwa penggunaan bank konvensional merupakan
hal yang terpaksa dilakukan karena umat Islam belum mempunyai bank sendiri yang bebas
riba.
Sementara Nahdatul Ulama (NU) melalui muktamar NU ke-12 menetapkan bahwa
hukum menempatkan uang di bank demi keamanan dan tidak yakin bahwa uangnya
dipergunakan untuk larangan agama, maka hukumnya makruh.
Secara historis, penerapan ekonomi syariah di Indonesia ada sejak diterapkannya paket
kebijakan Menteri Keuangan pada Desember 1983 (pakdes 1983). Pakdes 1983 memberikan
peluang kepada lembaga perbankan untuk memberikan kredit dengan bunga 0%. Kemudian
diterapkannya lagi pakdes Oktober 1988 yang memberikan kemudahan untuk mendirikan
bank-bank baru.

Akhirnya pada tahun 1991 lahir bank dengan prinsip syariah,


yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Namun pada saat itu belum ada dasar hukum
mengenai pendirian bank syariah di Indonesia, hanya saja adanya pakto 88 yang dijadikan
sebagai acuan karena dalam pakto tersebut diperkenankan adanya bank dengan bunga 0%.
Barulah pada 1998 lahir Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang secara tegas mengakui
keberadaan bank syariah. Setelah itu, praktik ekonomi syariah di Indonesia semakin
berkembang, baik itu dalam sektor perbankan maupun nonbank. Dengan semakin
berkembang dan pesatnya perbankan syariah di Indoensia, maka pemerintah membuat

8
undang-undang tersendiri mengenai Perbankan Syariah, yaitu melalui Undang-Undang No.
21 Tahun 2008.

2.2.3 Ciri-Ciri Bank Syariah


Dalam praktiknya terdapat perbedaan yang mencolok antara bank konvensional dengan bank
syariah. Bank syariah dalam prinsip usahanya berpegang teguh pada syariat-syariat Islam
seperti:
•Bebas bunga dan riba
Hal ini karena sebagian besar ulama sepakat bahwa bunga bank adalah riba, sedangkan
riba adalah hal yang diharamkan dalam agama Islam;
• Bebas dari kegiatan spekulatif yang tidak produktif
Dalam bank syariah tidak diperbolehkan melakukan transaksi yang mengandung
ketidakjelasan;
• Bebas dari hal-hal yang tidak dijelaskan dan meragukan;
• Bebas dari hal-hal yang rusak, ilegal, atau tidak valid;
• Hanya mendanai kegiatan bisnis legal dan halal;
Menerapkan prinsip bagi hasil
Terdapat dua macam pembiayaan yang menerapkan prinsip bagi hasil, yaitu:
➤ Musyarakah, yaitu transaksi yang melibatkan dua pihak yang bekerja sama,
keuntungan dan kerugian akan dibagi bedasarkan besarnya modal dari masing-masing
pihak;
➤ Mudharabah, yaitu transaksi yang melibatkan dua pihak antara pemilik modal dan
pengelola yang saling bekerja sama dengan perjanjian pembagian keuntungan;
➤Mengutamakan keadilan dalam bertaransaksi;
➤Investasi yang beretika
➤Seluruh kegiatan transaksi yang terjadi di bank syariah harus dilakukan

9
dengan akad baik yang tidak bertentangan dengan syariat Islam;
➤Mengutamakan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan
➤Dalam bank syariah, pihak bank dan nasabah memiliki kedudukan yang sejajar karena
bersifat kemitraan.

B. Tempat Gadai Syariah

Selain bank, tempat gadai juga termasuk lembaga keuangan syariah yang sudah beroperasi di
Indonesia. Tempat gadai umumnya menyediakan layanan pembiayaan uang dengan jaminan
barang atau surat berharga sebagai salah satu persyaratan. Biasanya nasabah yang ingin
meminjam uang ke lembaga keuangan syariah ini wajib menyerahkan suatu barang untuk
dijadikan jaminan (barang gadai).

Selain itu, akad utama yang digunakan pada produk tempat gadai syariah adalah akad rahn.
Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn
dijelaskan bahwa pembiayaan dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam
bentuk rahn diperbolehkan dengan beberapa ketentuan yang berlaku.

Umumnya, ada dua mekanisme untuk mendapatkan pembiayaan di lembaga keuangan


syariah yang satu ini, mekanismenya tergantung dari jaminan atau barang gadai yang
diberikan. Sebagian besar tempat gadai syariah menerima jaminan perhiasan emas, logam
mulia, barang elektronik, kendaraan, alat produksi, tanah dan lain sebagainya.

C. Koperasi Simpan Pinjam Syariah

Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan syariah yang menjalankan usaha
berupa penerimaan simpanan maupun pinjaman. Umumnya sumber modal koperasi simpan
pinjam berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela dari setiap
anggota yang tergabung di dalamnya. Selain itu, modal koperasi simpan pinjam juga berasal
dari modal pinjaman kepada koperasi atau badan usaha lainnya.

10
Sama seperti jenis koperasi lain, koperasi simpan pinjam menerapkan asas kekeluargaan
dalam setiap proses operasionalnya. Namun, untuk koperasi yang berlandaskan syariat Islam,
para anggota harus menerapkan akad atau prinsip syariah yang berlaku. Umumnya, lembaga
keuangan syariah ini menerapkan akad wadi’ah dan akad mudharabah.

D. Lembaga Asuransi Syariah

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asuransi syariah adalah usaha tolong menolong dan
saling melindungi di antara para peserta yang penerapan dan prinsip hukumnya sesuai syariat
Islam. Lembaga keuangan syariah ini dapat diniatkan sebagai ikhtiar persiapan untuk
menghadapi kemungkinan terjadinya risiko. Asuransi syariah umumnya dijalankan
berdasarkan tiga jenis akad, di antaranya akad mudharabah, akad tabarru’, akad mudharabah
musytarakah, dan akad wakalah bil ujrah. Sama seperti asuransi konvensional, lembaga
keuangan syariah yang satu ini terdiri atas beberapa produk, yaitu asuransi pendidikan,
asuransi kendaraan, asuransi jiwa, dan lain sebagainya.

E. Lembaga Pembiayaan Syariah

Mungkin Anda sering mendengar lembaga keuangan syariah yang menawarkan berbagai
jenis pembiayaan, mulai dari pembiayaan kendaraan, pembiayaan pendidikan, pesta, dan
lain-lain. Lembaga pembiayaan syariah biasanya menyediakan layanan dengan jaminan
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah.

11
2.3 Kelebihan Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah memiliki beberapa kelebihan yang menjadi daya tarik bagi
banyak individu dan perusahaan. Beberapa kelebihan utamanya meliputi:

1. Kepatuhan Syariah: Lembaga keuangan syariah beroperasi sesuai dengan prinsip-


prinsip syariah Islam, yang melarang riba (bunga) dan investasi dalam bisnis yang
haram. Hal ini menarik bagi individu yang ingin menjalani kehidupan sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
2. Keadilan: Prinsip-prinsip syariah mendorong keadilan dalam transaksi keuangan. Ini
mencakup berbagi risiko dan imbalan dalam transaksi, sehingga risiko dan
keuntungan dibagi secara adil antara pihak-pihak yang terlibat.
3. Transparansi: Lembaga keuangan syariah biasanya lebih transparan dalam
menyediakan informasi tentang produk dan layanan mereka. Ini membantu nasabah
untuk lebih memahami bagaimana dana mereka dikelola.
4. Pembiayaan Berbasis Aset: Lembaga keuangan syariah cenderung menggunakan
pembiayaan berbasis aset, seperti murabahah dan ijara, yang melibatkan kepemilikan
aset fisik. Ini berarti bahwa nasabah biasanya memiliki aset yang dapat diidentifikasi,
dan ini dapat memberikan keamanan tambahan.
5. Pemberdayaan Ekonomi: Lembaga keuangan syariah memiliki peran dalam
mempromosikan inklusi keuangan dan pengentasan kemiskinan. Mereka sering fokus
pada pembiayaan bagi sektor-sektor yang mendukung pengembangan ekonomi
masyarakat.
6. Kestabilan Finansial: Prinsip-prinsip syariah cenderung menghindari spekulasi dan
praktik berisiko tinggi, yang dapat membantu mengurangi risiko keuangan dan
memberikan stabilitas yang lebih besar.
7. Peningkatan Tanggung Jawab Sosial: Lembaga keuangan syariah sering mendorong
praktik bisnis yang bertanggung jawab sosial dan lingkungan. Mereka menghindari
investasi dalam bisnis yang merugikan masyarakat atau lingkungan.

12
8. Pilihan Investasi yang Beretika: Lembaga keuangan syariah menawarkan produk
investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini memberi kesempatan bagi
individu yang ingin berinvestasi secara etis sesuai dengan keyakinan agama mereka.

Kelebihan-kelebihan ini telah membuat lembaga keuangan syariah semakin populer di


banyak negara, dan mereka memainkan peran penting dalam perkembangan sektor keuangan
global yang berkelanjutan

BAB III

KESIMPULAN

Lembaga keuangan syariah merupakan sebuah sistem keuangan yang berlandaskan prinsip-
prinsip syariah Islam, yang melarang riba (bunga), spekulasi, dan investasi dalam bisnis yang
haram. Makalah ini telah membahas berbagai aspek lembaga keuangan syariah, termasuk
prinsip-prinsip dasar, produk dan layanan yang ditawarkan, serta peran pentingnya dalam
ekonomi global.

Salah satu aspek penting dari lembaga keuangan syariah adalah adanya akad-akad yang
sesuai dengan hukum Islam, seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah. Akad-akad
ini memastikan transaksi keuangan dilakukan secara adil dan sesuai dengan prinsip keadilan
ekonomi.

Lembaga keuangan syariah juga memiliki peran penting dalam mempromosikan inklusi
keuangan, karena mereka berusaha untuk menyediakan layanan keuangan yang dapat diakses
oleh seluruh masyarakat, termasuk yang kurang mampu. Hal ini sejalan dengan prinsip-
prinsip syariah yang menekankan keadilan sosial dan distribusi yang merata.

Dalam konteks global, lembaga keuangan syariah semakin berkembang dan berperan dalam
pasar keuangan internasional. Mereka telah membuktikan bahwa prinsip-prinsip syariah
dapat menghasilkan solusi keuangan yang stabil dan berkelanjutan, terutama dalam
menghindari risiko-risiko yang terkait dengan praktik keuangan konvensional.

Kesimpulannya, lembaga keuangan syariah adalah komponen penting dalam sistem keuangan
global yang menawarkan alternatif keuangan yang berlandaskan prinsip-prinsip etika Islam.
Dengan pertumbuhan yang terus meningkat, lembaga keuangan syariah memainkan peran

13
penting dalam mendorong inklusi keuangan dan mempromosikan stabilitas ekonomi yang
berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Z. (2016). "Bank Syariah: Teori, Konsep, dan Operasional." Salemba Empat.

Arifin, B. (2012). "Bank Syariah dan Pembiayaan: Prinsip dan Implementasi." Erlangga.

Haron, S., & Shanmugam, B. (2017). "Islamic Banking: An Overview." Penerbit Universiti
Malaya.

Munawir, A. (2014). "Perbankan Syariah di Indonesia: Tinjauan Sejarah, Teori, dan Praktik."
Ghalia Indonesia.

Rosadi, D., & Affandi, Y. (2019). "Hukum Ekonomi Syariah: Asas dan Prinsip Perbankan
dan Keuangan Islam." Kencana.

14

Anda mungkin juga menyukai