Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH

Nilai-Nilai Islam Dalam Praktek Lembaga Keuangan Syariah

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
1. ARSAD DAHLIA (19631007)
2. DEA SILMIA (19631014)
3. FITRIYANI (19631035)

LOKAL: PS 4A

DOSEN PENGAMPUH : HENDRIANTO, MA

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2021 M

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena atas
berkat rahmad-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Nilai-Nilai Islam Dalam Praktek Lembaga
Keuangan Syariah” ini dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah manajemen
Lembaga Keuangan Syariah.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang pemakalah miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan
penulis terima dengan senang hati demi perbaikan tugas makalah lebih lanjut.
Makalah ini dapat penuh selesaikan berkat adanya bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini
pemakalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama
dosen Jurusan manajemen Lembaga Keuangan Syariah yang telah memberikan
masukan demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini.

Curup, april 2021

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................4
C. Tujuan ..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Lembaga Keuangan Syariah........................................................................5
1. Bank Syariah..........................................................................................5
2. NonBank Syariah...................................................................................6
B. Nilai-nilai islam...........................................................................................8
C. Penerapan Nilai-nilai Islam Dalam Praktik Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan NonBank....................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................13


A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lembaga Keuangan syariah memiliki pengaruh yang besar dalam aktivitas
perekonomian masyarakat. Berbagai produk perbankan syariah diharapkan
mampu mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat sesuai
dengan prinsip Islam. Dalam prinsip Islam, aktivitas ekonomi tidak boleh
dilepaskan dari postulat keimanan kepada Allah SWT bahkan menjadi built in
control bagi pelaku ekonomi. Dari sinilah kemudian lembaga keuangan syariah
dibangun dan dirancang untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia.
Lembaga keuangan syariah diharapkan menjadi alternatif bahkan solusi yang
menentukan bagi perkembangan ekonomi nasional khususnya umat Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka perumusan
masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan Lembaga Keuangan Syariah bank dan nonbank?
2. Jelaskan Nilai-nilai islam?
3. Jelaskan Penerapan Nilai-nilai Islam Dalam Praktik Lembaga Keuangan
Syariah Bank dan NonBank?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas maka tujuan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Lembaga Keuangan Syariah bank dan nonbank?.
2. Untuk mengetahui Nilai-nilai islam.
3. Untuk mengetahui Penerapan Nilai-nilai Islam Dalam Praktik Lembaga
Keuangan Syariah Bank dan NonBank.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lembaga Keuangan Syariah


1. Bank Syariah
Secara akademik istilah Islam dan syariah berbeda, namun secara teknis
untuk penyebutan bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang
sama.Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa Bank Umum
merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa prinsip syari’ah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk
menyimpannya, pembiayaan atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syari’ah. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, Bank Syari’ah
berarti bank yang tata cara operasionalnya didasari dengan tatacara Islam yang
mengacu kepada ketentuan al-Quran dan al-Hadist.
Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan
dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam.
Selain itu, Bank Syariah biasa disebut Islamic Banking (Bank Islam) atau
interest fee banking (Bank tanpa bunga), yaitu suatu sistem perbankan dalam
pelaksanaan operasionalnya tidak menggunakan system bunga (riba),
spekulasi (maisir), dan ketidak pastian atau ketidak jelasan (gharar) Bank
syariah atau Bank Islam adalah Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah Islam.1

Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,


bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut:

a) Menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

1
Sirajudin, peran umara dan ulama dalam pengembangan perbankan syariah, (Makassar:
Alauddin University Press, 2013)h.16

5
b) Menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
c) Menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).2

Dalam menjalankan usahanya, perbankan syariah berlandaskan pada tiga


nilai Islam yakni; Kejujuran, kesetaraan dan keadilan. Ketiga nilai-nilai Islam
tersebut menjadi panduan DPS (Dewan Pengawas Syariah) dalam mengelolah
dan menerapkan nilai-nilai Islam yang berbasis syariah dengan menggunakan
manajemen pengelolaan yg baik dan transparansi Dalam proses manajemen
kegiatan bank syariah, penghimpunan dana Bank Syariah menggunakan
prinsip wadiah, mudharabah, dan prinsip lainnya sesuai dengan prinsip
Syariah. Sedangkan dalam penyaluran dana, Bank Syariah menggunakan
prinsip musyarakah dan atau mudharabah untuk investasi atau pembiayaan,
prinsip murabahah, salam, dan atau istishna’ untuk jual-beli, prinsip ijarah dan
atau ijarah muntahiyah bit tamliik untuk sewa-menyewa, serta prinsip lain
yang sesuai dengan prinsip syariah.3

2. NonBank Syariah
a. Asuransi syariah
Asuransi syariah adalah asuransi yang dijalankan berdasarkan prinsip
takaful yaitu kerja sama yang dilandaskan oleh nilai-nilai ukhuwah,
solidaritas, saling menjamin untuk saling memberikan bantuan finansial
kepada peserta takaful jika membutuhkanya dan mereka sepakat untuk
memberikan kontribusi untu tercapainya tujuan tersebut.
b. Dana Pensiun Syariah
Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola berdasarkan
prinsip syariah. Dana pensiun syariah merupakan implementasi dari ajaran
agama islam untuk mengelola kekayaan pada masa kekurangan (Q.S.
2
Ali zainudin, Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.13
3
Zainul arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: AlvaBet, Cet.2, 2003), h.110

6
yusuf:43-49), untuk memperhatikan apa yang sudah diperbuat untuk hari
esok ( Q.S. Al-Hasyr: 18), untuk mempergunakan sebak-baiknya masa
muda sebelum datangnya masa tua( hadist riwayat hakim) dan norma-
norma ajaran islam lainnya.
c. Pergadaian Syariah
Merupakan menahan salah satu bentuk harta milik nasabah atau rahin
sebagai barang jaminan atas marhun atas hutang atau pinjaman atau
marhun bih yang diterimanya. Pegadaian syariah menjalankan operasinya
berdasarkan prinsip syariah. Payung hukum pegadaian islam diindonesia
adalah fatwa DSN MUI No.25 tahun 2002 tentang rahn yang menyatakan
bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jamnan hutang
dalam bentuk rahn diperbolehkan.4
d. Koperasi syarah
Koperasi Syariah adalah koperasi yang dikelola dengan berdasarkan
kepada akad-akad syariah. Koperasi syariah lebih ditekankan
penggunaannya untuk koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam,
sehingga untuk koperasi simpan pinjam dengan pola syariah dikenal
dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Sedangkan untuk
koperasi dengan jenis usaha produksi, konsumsi dan jasa telah dipandang
sesuai dengan syariah karena mengandung akad jual beli dan akad ijarah
atau jasa. Koperasi syariah menerapkan beberapa aspek dalam
menjalankan kegiatanya guna melayani para anggotanya termasuk juga
aspek azas keseimbangan, asas keadilan dan asas kerjasama.
e. Pasar Modal Syariah
Adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan, serta mekanisme
perdagangannya sendiri telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

B. Nilai-nilai islam

4
Darmawan, Muhammad Iqbal Fasa, manajemen lembaga keuangan syariah, (Yogyakarta: UNY
Press, 2020), h.89

7
1. Pengertian Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai Islam adalah sifat-sifat (hal-hal) dari ajaran Islam yang penting
atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai-nilai Islam bukan hanya mengatur
hubungan manusia dengan Allah, tapi juga hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya serta hubungan antara manusia dengan alam. Nilai-nilai Islam
pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-
ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di
dunia ini.
2. Pembagian Nilai-nilai Islam
Umat Islam dalam kehidupan modern ini menghadapi tantangan yang cukup
berat. Di satu sisi, umat Islam harus mampu mengikuti perkembangan global
di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara di sisi lain,
umat Islam harus berpegang teguh pada ketentuan yang ada dalam syariah.
Umat Islam harus mampu bertahan di era globalisasi dengan tetap
berpedoman pada nilai-nilai Islami (syariah). Pembagi nilai-nilai Islam dalam
konteks perbankan syariah yang setiap produknya didasarkan pada hukum
perjanjian Islam, yaitu:5
a. Al-hurriyah (kebebasan)
merupakan prinsip dasar dalam hukum perjanjian Islam, dimana para
pihak bebas membuat suatu perjanjian atau akad (freedom of making
contract). Bebas dalam menentukan objek perjanjian dan bebas
menentukan dengan siapa ia akan membuat perjanjian, serta bebas
menentukan bagaimana cara menentukan penyelesaian sengketa jika
terjadi di kemudian hari. Asas kebebasan berkontrak dalam hukum Islam
dibatasi oleh ketentuan syariah Islam. Dalam membuat perjanjian ini tidak
boleh ada unsur paksaan, kehilafan dan penipuan. Dasar hukum asasatau
nilai-nilai Islamal-hurriyah (kebebasan) tertuang dalam QS. Al-Baqarah:
256.
b. Al-musawah (persamaan atau kesetaraan)

5
Munawaroh, penerapan nilai-nilai islam pada bank syariah dan pengaruhnya terhadap loyalitas
nasabah (studi kasus pada masyarakat kota medan), tesis, (program studi pascasarjana Universitas Sumatra
Utara Medan,2016), h.18

8
merupakan asas atau nilainilai yang mengatur bahwa para pihak
mempunyai kedudukan yang sama (bargaining position), sehingga dalam
menentukan term and condition dari suatu akad/perjanjian setiap pihak
mempunyai kesetaraan atau kedudukan yang seimbang. Dasar hukum
asasatau nilai-nilai Islamal-musawah (persamaan atau kesetaraan) tertuang
dalam ketentuan QS. Al-Hujurat: 13.
c. Al-‘adalah (keadilan)
merupakan asas atau nilai-nilai yang mengatur bahwa dalam suatu
perjanjian/akad menuntut setiap pihak harus melakukan yang benar dalam
pengungkapan kehendak, keadaan dan memenuhi semua
kewajibannya.Perjanjian harus senantiasa mendatangkan keuntungan yang
adil dan seimbang serta tidak boleh mendatangkan kerugian bagi salah
satu pihak. Dalam sisi ekonomi, keadilan dapat juga dipahami sebagai
konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama bagi setiap individu dalam
masyarakat dan di hadapan hukum harus diimbangi dengan keadilan
ekonomi. Dasar hukum asasatau nilai-nilai Islamal-‘adalah (keadilan)
tertuang dalam ketentuan QS. Ar-Rahman: 9.
d. Al-ridha (kerelaan)
merupakan asas atau nilai-nilai yang menyatakan bahwa, segala transaksi
yang dilakukan harus atas dasar kerelaan antara masingmasing pihak dan
tidak boleh ada unsur paksaan, tekanan, penipuan dan mis-statement.Dasar
hukum asasatau nilai-nilai Islamal-ridha (kerelaan) tertuang dalam
ketentuan QS. An-Nisa: 29
e. Ash-shidq (kebenaran dan kejujuran)
merupakan asas atau nilai-nilai yang mengatur bahwa dalam perjanjian
atau akadsetiap pihak harus berlaku jujur dan benar.Di dalam Islam, setiap
orang dilarang melakukan kebohongan dan penipuan, karena dengan
adanya kebohongan atau penipuan sangat berpengaruh dalam keabsahan
perjanjian atau akad. Perjanjian yang di dalamnya mengandung unsur
kebohongan atau penipuan, memberikan hak kepada pihak lain untuk
menghentikan proses perlaksanaan perjanjian tersebut. Dasar hukum

9
mengenai asasatau nilai-nilai Islamash-shidq (kebenaran dan kejujuran)
terdapat dalam QS. Al-Ahzab: 70
f. Al-kitabah (tertulis)
merupakan asas atau nilai-nilai yang mengatur bahwa setiap perjanjian
atau akad hendaknya dibuat secara tertulis guna pembuktian di kemudian
hari.Dasar hukum mengenai asasatau nilai-nilai Islamalkitabah (tertulis)
terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 282.

C. Penerapan Nilai-nilai Islam Dalam Praktik Lembaga Keuangan Syariah


Bank dan NonBank
Penerapan nilai-nilai Islam dalam lembaga keuangan syariah dapat dilihat
pada saat bank syariah melakukan transaksi keuangan dengan nasabahnya. Pada
saatbank syariah melakukan transaksi keuangan dengan nasabahnya, maka
keduanya akan membuat suatu perjanjian atau akad yang bertujuan untuk
mengikat antara kedua pihak tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu
hal tertentu. Perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan
kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan senantiasa mendasarkan
pada perjanjian (kontrak). Hukum perjanjian Islam yang rukun dan syaratnya
telah diatur dalam Al-Qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas menjadi relevan dan penting
dalam operasional perbankan syariah.
Dalam membuat akad muamalah antar bank syariah dan nasabahnya ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh para pihak agar akad muamalah
tersebut sah dan tidak batal demi hukum sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan
terkandung nilai nilai yang islami, yaitu:6
1. Adanya ijab dan qabul
Adanya ijab qabul dalam suatu transaksi keuangan antara bank syariah dengan
nasabahnya menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam al-ridha (kerelaan) dan al-
hurriyah (kebebasan) telah diterapkan dalam transaksi tersebut. Para pihak

6
Munawaroh, penerapan nilai-nilai islam pada bank syariah dan pengaruhnya terhadap loyalitas
nasabah (studi kasus pada masyarakat kota medan), tesis, (program studi pascasarjana Universitas Sumatra
Utara Medan,2016), h.18

10
yang melakukan perjanjian/kontrak yaitu bank syariah dan nasabah bebas
melakukan perjanjian atas dasar kerelaan atas masing-masing pihak.
2. Kehalalan isi akad
Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia
No. 10/16/PBI/2008 menjelaskan bahwa, pemenuhan prinsip syariah dalam
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana serta jasa pelayanan bank
syariah dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan pokok hukum Islam, antara
lain prinsip keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazum), kemaslahatan
(maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir,
riba, zhalim dan objek haram. Dari ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa,
setiap perjanjian/akad/kontrak dalam transaksi keuangan antara bank syariah
dengan nasabahnya harus memenuhiketentuan pokok hukum Islam.
3. Sifat hubungan para pihak
Dalam setiap transaksi keuangannya, bank syariah harus mendasarkan sikap
akhlaqul karimah dalam hubungannya dengan nasabah ataupun sebaliknya
nasabah kepada bank.Hubungan antara bank dengan nasabah harus didasarkan
pada akhlak yang didasarkan kepada budi pekerti yang luhur.Dari hubungan
tersebut telah dapat dipastikan bahwa nilai-nilai ash-shidq (kebenaran dan
kejujuran) telah diterapkan dalam praktik perbankan syariah.
4. Syarat kecakapan para pihak
Para pihak yang berakad (al-muta’aqidain/al-‘aqidain) harus sama-sama
mempunyai kecakapan melakukan tindakan hukum dalam artian sudah dewasa
dan sehat akalnya. Demikian juga halnya dengan transaksi keuangan antara
bank syariah dengan nasabahnya harus memiliki persamaan atau kesetaraan
dalam memahami akad/perjanjian/kontrak yang akan dibuat. Dari proses
tersebut menunjukkan bahwa nilai-nilai al-musawah (persamaan atau
kesetaraan) telah diterapkan dalam perbankan syariah.
5. Kesepakatan para pihak
Selain para pihak (bank syariah dan nasabah) harus suka sama suka dalam
menjalin hubungan di antara mereka, hubungan antara bank sebagai pemberi
jasa keuangan dengan nasabahnya juga harus berlandaskan keadilan,

11
kepatutan dan keterbukaan (segala sesuatunya harus diperjanjikan pada awal
sebelum akad ditandatangani kedua belah pihak).
6. Beban risiko dalam hubungan muamalah
Dalam akad muamalah yang mengambil bentuk hubungan kemitraan, seperti
mudharabah atau musyarakah, semua pihak memikul risiko.Tidak ada satu
pihak pun yang tidak dibebani kewajiban untuk memikul risiko dalam
kemitraan menurut prinsip syariah.Kewajiban kedua belah pihak untuk
memikul risiko dalam kemitraan menurut prinsip syariah tersebut
menunjukkan bahwa nilai-nilai al-musawah (persamaan atau kesetaraan) dan
nilai-nilai al-‘adalah (keadilan) telah diterapkan dalam praktik perbankan
syariah.
7. Objek perjanjian
syarat objek akad/perjanjian antara lain, telah ada pada waktu akad diadakan,
dapat menerima hukum akad, dapat ditentukan dan diketahui serta dapat
diserahkan pada waktu akad terjadi. Syarat objek akad/perjanjian harus
mengandung nilai-nilai ash-shidq (kebenaran dan kejujuran) yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
8. Waktu pembayaran
Dalam setiap akad/perjanjian antara bank syariah dan nasabahnya, pihak yang
berkewajiban melakukan pembayaran dilarang untuk menunda-nunda
pembayaran apabila mereka memang mereka mampu untuk melakukan
pembayaran tersebut. Dari waktu pembayaran tersebut, nilai-nilai al-ridha
(kerelaan) dan al-kitabah (tertulis) menjadi satu bagian penting di dalam
proses tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

12
Lembaga keuangan syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang
prinsip oprasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah islamiah. Oprasional
lembaga keuangan syariah harus menghindari dari riba, gharar, dan maisir.
Lembaga keuangan syariah terbagi menjadi dua yaitu bank dan nonbank. Nilai-
nilai Islam pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsip-prinsip hidup,
ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupan.
Nilai-nilai Islam yang perlu diterapkan dalam aktivitas perbankan syariah
berdasarkan hukum perjanjian Islam antara lain, al-hurriyah (kebebasan),al-
musawah (persamaan atau kesetaraan), al-‘adalah (keadilan),ash-shidq
(kebenaran dan kejujuran),al-ridha (kerelaan), ,al-kitabah (tertulis). Dalam
membuat akad muamalah antar bank syariah dan nasabahnya ada beberapa syarat
yang harus diperhatikan oleh para pihak agar akad muamalah tersebut sah dan
tidak batal demi hukum sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan terkandung
nilai-nilai yang Islami, yaitu: Adanya ijab dan qabul, Kehalalan isi akad, Sifat
hubungan para pihak, Syarat kecakapan para pihak, Kesepakatan para pihak,
Beban risiko dalam hubungan muamalah, objek perjanjian dan waktu pembayaran

B. Saran
Pemakalah menyarankan kepada pembaca untuk mempelajari nilai nilai
islam dalam praktik lembaga keuangan syariah, dengan baik dan benar sehingga
wawasan menjadi lebih luas dan Menanamkan nilai-nilai islam di bank syariah
maupun di nonbank syariah sangat penting bagi peningkatan dan perkembangan
lembaga keuangan syariah. Untuk itu, perlunya pengawasan dari pemerintah dan
lembaga terkait atas penanaman nilai-nilai islam di suatu lembaga keuangan
syariah.

DAFTAR PUSTAKA

13
Arifin Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: AlvaBet, Cet.2,
2003.

Darmawan, Muhammad Iqbal Fasa, manajemen lembaga keuangan syariah,


Yogyakarta: UNY Press, 2020

Ismail, Perbakan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Munawaroh, penerapan nilai-nilai islam pada bank syariah dan pengaruhnya


terhadap loyalitas nasabah (studi kasus pada masyarakat kota medan),
tesis, program studi pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan,2016

Khatimah, Husnul. Penerapan Syari’ah Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Siradjuddin, Peran Umara dan Ulama dalam Pengembangan Perbankan


Syariah.Makassar: Alauddin University Press, 2013

Zainuddin, Ali. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008

14

Anda mungkin juga menyukai