Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“FORMULASI TUJUAN DASAR LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH”

Dosen Pengampu :
DR. Inten Meutia, S.E., M.Acc., Ak

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Aliyyah Putri Adany


01031382126183
Ridha Amani Fathihah
01031382126187
Erisa Virena Vasyah
01031382126176
Khairunisa Rahma Yani
01031282126113

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Formulasi
Tujuan Dasar Lembaga Keuangan Syariah” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syari’ah. Selain itu, agar pembaca
dapat memahami tentang formulasi tujuan, dasar dari lembaga keuangan syariah dengan baik
dan benar.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
serta menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Kami menyadari bahwasanya
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agardapat membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………….…………………………………………….……….………………….i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian ..................................................................................................................... 2
2.2 Dasar Hukum ................................................................................................................ 2
2.3 Jenis-jenis Lembaga ..................................................................................................... 2
2.4 Tujuan Dasar................................................................................................................. 3
BAB III .................................................................................................................................. 4
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lembaga keuangan merupakan lembaga yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan
ekonomi finansial. Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu berkaitan
dengan bidang keuangan, apakah menghimpun dana masyarakat dan jasa-jasa keuangan
lainnya.Dan untuk Sistem Perbankan Syariah yang ada pada tahun 1990,upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan sistem berbasis syariah. Dengan
perbedaan prinsip antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional seperti yang
disebutkan diatas , maka tujuan akuntansi dan tujuan laporan keuangan syariah juga berbeda
dengan tujuan akuntansi dan tujuan laporan keuangan konvensional.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah?
3. Bagaimana Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah menurut Ketentuan Hukum
Islam?
4. Apa saja jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah?
5. Apa Tujuan Dasar Lembaga Keuangan Syariah?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Untuk mengetahui Lembaga Keuangan Syariah
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Lembaga Keuangan Syariah menurut Ketentuan
Hukum Islam
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Lembaga Keuangan Syariah
5. Untuk mengetahui Tujuan Dasar Lembaga Keuangan Syariah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Lembaga Keuangan Syariah Lembaga keuangan merupakan lembaga yang kegiatan
utamanya melakukan kegiatan ekonomi finansial. Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga ini akan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah menghimpun dana
masyarakat dan jasa-jasa keuangan lainnya. Menurut SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990,
lembaga keuangan adalah suatu badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan dana penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk
membiayai investasi perusahaan, namun tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan
lembaga keuangan. Dalam kenyataanya, kegiatan usaha lembaga keuangan bisa
diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan kegiatan distribusi barang
dan jasa Lembaga keuangan tersebut disandarkan kepada syariah, maka menjadi lembaga
keuangan syariah adalah suatu perusahaan yang usahanya bergerak di bidang jasa keuangan
yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Prinsip syariah yaitu prinsip yang menghilangkan unsur-unsur yang dilarang dalam
Islam, kemudian menggantikannya dengan akad-akad tradisional Islam atau yang lazim
disebut dengan prinsip syariah. Atau lembaga keuangan syariah merupakan sistem norma
yang didasarkan ajaran Islam. Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam
aktivitasnya,baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan
dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil..

2.2 Dasar Hukum


Lembaga Keuangan Syariah Menurut Ketentuan Hukum Islam Setiap lembaga
keuangan syari’ah mempunyai falsafah dasar dalam mencari keridhaan Allah SWT untuk
memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga
keuangan yang di kawatirkan menyimpang dari tuntunan agama, maka dari itu haruslah
dihindari. Di dalam al-Qur’an tidak menyebutkan lembaga keuangan secara eksplisit. Namun
penekanan tentang konsep organisasi sebagaimana organisasi keuangan telah terdapat dalam
al-Qur’an. Konsep dasar kerjasama muamalah dengan berbagai cabang-cabang kegiatannya
mendapat perhatian yang cukup banyak al-Qur’an. Dalam sistem politik misalnya dijumpai
istilah qoum untuk menunjukkan adanya kelompok sosial yang berinteraksi satu dengan yang
lain. Konsep tentang sistem organisasi tersebut, juga dijumpai dalam organisasi modern.

2.3 Jenis-jenis Lembaga


Keuangan Syariah Lembaga keuangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan di bidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
ataupun pembiayaan. Lembaga keuangan bank diatur dalam undang-undang No. 7 tahun
1992 tentang perbankan juncto undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan undang-undang No. 3 tahun 2004
tentang Bank Indonesia dan untuk perbankan syariah diatur dalam undang-undang No. 21
tahun 2008. Adapun lembaga keuangan nonbank (LKNB/Nonbank Financial Institution)

2
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan yang secara langsung atau
tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan
menyalurkannya kepada masyarakat guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga
keuangan non bank diatur dengan undang-undang yang mengatur masing-masing, bidang
usaha jasa keuangan nonbank dimaksud.

2.4 Tujuan Dasar


Lembaga Keuangan Syariah Tujuan dasar laporan keuangan akuntansi syariah adalah
perpaduan dari suatu hal yang bersifat materi dengan hal yang bersifat spirit. Tujuan tersebut
adalah pemberin informasi dan akuntabilitas. Pemberian informasi adalah wujud dari materi,
sementara akuntabilitas merupakan wujud dari spirit. Informasi yang diberikan oleh
akuntansi syariah adalah informasi yang bersifat materi (informasi kuantitatif) dan bersifat
non materi (informasi kualitatif).
Akuntabilitas meliputi akuntabilitas vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan
akuntabilitas horizontal (hubungan dengan stakeholders dan alam). Akuntabilitas (dengan
dasar nilai etika syariah) menjadi spirit yang mendasari bentuk akuntansi dan informasi
akuntansi. Bentuk dan informasi akuntansi dengan spirit etika syariah ini digunakan untuk
pengambilan keputusan oleh pihakpihak yang berkepentingan. Karena bentuk dan informasi
akuntansi tersebut berdasarkan etika syariah, maka keputusankeputusan yang diambil juga
akan mengandung nilai-nilai syariah dan konsekuensinya, realitas yang diciptakan adalah
realitas yang bernuansa syariah. Realitas yang demikian inilah yang dimaksud dengan
realitas yang bertauhid. Perlu diketahui bahwa dalam pemikiran ini, pemberian informasi
tidak terbatas pada pemberian informasi kuantitatif, sebagaimana pada akuntansi modern,
tetapi juga melingkupi informasi kualitatif, baik yang bersifat ekonomi maupun yang bersifat
social, spiritual dan politik bisnis. Hal ini demikian, karena dalam tradisi Islam, konsep
kesejahtraan (wealth) tidak saja meliputi kesejahteraan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan
social, spiritual, dan politik. Ini berbeda dengan konsep kapitalisme yang mereduksi
kesejahteraan ke dalam bentuk kesejahteraan ekonomi saja.

3
BAB III
KESIMPULAN
Tujuan dasar laporan keuangan akuntansi syariah adalah perpaduan dari suatu hal
yang bersifat materi dengan hal yang bersifat spirit. Tujuan tersebut adalah pemberin
informasi dan akuntabilitas. Pemberian informasi adalah wujud dari materi, sementara
akuntabilitas merupakan wujud dari spirit. Informasi yang diberikan oleh akuntansi syariah
adalah informasi yang bersifat materi (informasi kuantitatif) dan bersifat non materi
(informasi kualitatif). Akuntabilitas meliputi akuntabilitas vertikal (hubungan dengan Tuhan)
dan akuntabilitas horizontal (hubungan dengan stakeholders dan alam).

4
DAFTAR PUSTAKA

Sofie, Merumuskan Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah, (2005). Media Riset

Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol.5, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai