DOSEN PENGAMPUH :
Samsul SAB, MA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Sulfiah ( 90500118047 )
2019
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang
limpahkan kepada kami sehingga penyusunan makalah yang kami beri judul
Dalam kesempatan kali ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Setitik harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa
miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lembaga bisnis Islami (syariah) merupakan salah satu instrument yang
digunakan untuk mengatur aturan-aturan ekonomi Islam. Sebagai bagian dari
sistem ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem
sosial. Oleh karenanya, keberadaannya harus dipandang dalam konteks
keseluruhan keberadaan masyarakat (manusia), serta nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan. Islam menolak pandangan yang
menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang netral-nilai. Padahal ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang syarat orientasi nilai.
1
usaha-usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan, proyek yang
menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat luas, berkaitan dengan perbuatan
mesum/ asusila, perjudian, peredaran narkoba, senjata illegal, serta proyek-proyek
yang dapat merugikan syiar Islam. Untuk itu dalam struktur organisasi Lembaga
Keuangan Syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi produk dan operasional lembaga tersebut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank ?
C. Tujuan
1) Mengetahui Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank
Pengertian lembaga keuangan bukan bank atau sering juga digunakan
istilah lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
membutuhkan.
agar tidak terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi yang diterapkan
oleh rentenir.
1
Jamal Wiwoho, “Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam
Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat”. Mmh , Jilid 43 No. 1 Januari 2014.
3
3. Membantu pemerintah dalam upaya pembangunan di berbagai bidang,
pasar modal.
badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset-aset
keuangan (financial assets) maupun non financial asset atau asset riil berlandaskan
2
Rizki Dian Mensari dan Ahmad Dzikra, “ Islam Dan Lembaga Keuangan Syariah “, AL-INTAJ
Vol. 3, No. 1, Maret 2017
4
Di atas telah disebutkan bahwa lembaga keuangan syariah bukan hanya
syariah yang dalam kegiatanya memberikan pelayanan jasa dalam lalu lintas
perbayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan
3
Devi Septiana DSR, “ Apa Itu Bank Umum, BPRS dan BUS? “,
https://www.kompasiana.com/deviseptianadsr/5a314016ab12ae4b6561a172/apa-itu-bank-
umum-bprs-dan-bus ( diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 23.52 )
4
Linda Widyaningrum & Dina Fitrisia Septiarini “Pengaruh Car, Npf, Fdr, Dan Oer Terhadap Roa
Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014
“,JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
5
2. Lembaga Keuangan Non Bank
a. Asuransi Syariah
Indonesia
sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru
akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah. Dalam pengelolaan dan
atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga larangan
ini, gharar, maisir, dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktek
b. Leasing Syariah
5
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 2.
6
manfaat saja.6 Penyewaan disyariatkan karena kebutuhan manusia terhadapnya.
tanah untuk bercocok tanam, dan membutuhkan alat-alat untuk digunakan dalam
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) diberi makna juga sebagai Balai Usaha
Mandiri Terpadu yang mempunyai konsep sebagai Baitul Maal wat Tamwil, yang
berarti lembaga ini mempunyai dua inti kegiatan pokok, yaitu: Baitul Maal dan
mengelola, dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) yang
menitikberatkan pada aspek sosial dan menjalankan sesuai dengan peraturan dan
amanahnya. BMT menjalankan dua misi, yaitu misi sosial (tabarru’) dan misi
dilaksanakan
6
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Biru Algensindo, 2012), hlm. 303-304.
7
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal Dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
7
oleh BMT secara proporsional. Penjelasan mengenai produk BMT dengan
MUI).8
e. Koperasi Syariah
membantu kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan
8
Kuat Ismanto, “Pengelolaan Baitul Maal Pada Baitul Maal Wa Tamwil (Bmt) Di Kota
Pekalongan “,Jurnal Penelitian Vol. 12, No. 1, Mei 2015. Hlm. 24-38.
9
Syamsuir, “Lembaga Keuangan Islam Non Bank”, Jurnal Islamika, Volume 15 Nomor 1 Tahun
2015
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
istilah lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
Fungsi dan peran lembaga keuangan syariah yaitu Menghimpun dana dari
masyarakat agar tidak terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi yang diterapkan
oleh rentenir.
3. Asuransi syariah
4. Leasing syariah
9
7. Koperasi Syariah
DAFTAR PUSTAKA
Rizki Dian Mensari dan Ahmad Dzikra, “ Islam Dan Lembaga Keuangan
Syariah “, AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017.
Devi Septiana DSR, “ Apa Itu Bank Umum, BPRS dan BUS? “,
https://www.kompasiana.com/deviseptianadsr/5a314016ab12ae4b6561a172/apa-
itu-bank-umum-bprs-dan-bus ( diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 23.52 )
10
Syamsuir, “Lembaga Keuangan Islam Non Bank”, Jurnal Islamika,
Volume 15 Nomor 1 Tahun 2015
Linda Widyaningrum & Dina Fitrisia Septiarini “Pengaruh Car, Npf, Fdr,
Dan Oer Terhadap Roa Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia
Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014 “,JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
11