Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ekonomi Monoter Islam

LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

DOSEN PENGAMPUH :

Samsul SAB, MA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Sulfiah ( 90500118047 )

Sadriah Rahman ( 90500118070 )

Nur Alia Cahyani ( 90500118077 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

2019
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis panjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang

limpahkan kepada kami sehingga penyusunan makalah yang kami beri judul

“Lembaga Keuangan Syariah Non Bank” ini dapat terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang

pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya yakni Nabi

Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan

Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.

Dalam kesempatan kali ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

teman-teman satu kelompok, dosen pembimbing dan juga rekan-rekan sekalian

yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Setitik harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa

menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun

miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Samata, 12 Oktober 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank........................................ 3


B. Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan Non Bank............................. 3
C. Lembaga Keungan Islam yang ada di Indonesia............................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lembaga bisnis Islami (syariah) merupakan salah satu instrument yang
digunakan untuk mengatur aturan-aturan ekonomi Islam. Sebagai bagian dari
sistem ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem
sosial. Oleh karenanya, keberadaannya harus dipandang dalam konteks
keseluruhan keberadaan masyarakat (manusia), serta nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan. Islam menolak pandangan yang
menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang netral-nilai. Padahal ilmu
ekonomi merupakan ilmu yang syarat orientasi nilai.

Ekonomi Syariah menganut faham Ekonomi Keseimbangan, sesuai


dengan pandangan Islam, yakni bahwa hak individu dan masyarakat diletakkan
dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga,
akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan. Ekonomi
Keseimbangan merupakan faham ekonomi yang moderat tidak menzalimi
masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat
kapitalis. Di samping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana
yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individul dan
masyarakat.

Dari kajian-kajian yang telah dilakukan, ternyata Sistem Ekonomi Syariah


mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan,
namun sebagian umat Islam, tidak menyadari hal itu karena masih berpikir dengan
kerangka ekonomi kapitalis-sekuler, sebab telah berabad-abad dijajah oleh bangsa
Barat, dan juga bahwa pandangan dari Barat selalu lebih hebat. Padahal tanpa
disadari ternyata di dunia Barat sendiri telah banyak negara mulai mendalami
sistem perekonomian yang berbasiskan Syariah.

Lembaga Keuangan Syariah sebagai bagian dari Sistem Ekonomi Syariah,


dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan Syariah.
Oleh karena itu, Lembaga Keuangan Syariah tidak akan mungkin membiayai

1
usaha-usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan, proyek yang
menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat luas, berkaitan dengan perbuatan
mesum/ asusila, perjudian, peredaran narkoba, senjata illegal, serta proyek-proyek
yang dapat merugikan syiar Islam. Untuk itu dalam struktur organisasi Lembaga
Keuangan Syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi produk dan operasional lembaga tersebut.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank ?

2) Bagaimana Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan Non Bank ?

3) Apa saja Lembaga Keungan Islam yang ada di Indonesia ?

C. Tujuan
1) Mengetahui Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank

2) Mengetahui Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan Non Bank

3) Mengetahui Lembaga Keuangan Islam yang ada di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Keuangan Non Bank
Pengertian lembaga keuangan bukan bank atau sering juga digunakan

istilah lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan

di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana

terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam

masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan untuk mendapatkan

kemakmuran dan keadilan masyarakat. Lembaga keuangan non bank ini

berkembang sejak tahun 1972, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan

pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah.

Lembaga keuangan bukan bank yang dapat memberikan pelayanan memberikan

jasa dalam bidang keuangan cukup banyak jenisnya.1

B. Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan Non Bank

1. Menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan surat-

surat berharga, lalu menyalurkan kembali dana tersebut untuk

membiayai permodalan bagi perusahan-perusahaan yang

membutuhkan.

2. Menyediakan bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat

agar tidak terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi yang diterapkan

oleh rentenir.

1
Jamal Wiwoho, “Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam
Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat”. Mmh , Jilid 43 No. 1 Januari 2014.

3
3. Membantu pemerintah dalam upaya pembangunan di berbagai bidang,

khususnya di bidang ekonomi dan keuangan.

4. Membantu menstimulasi penyertaan modal swasta serta memperluas

sumber-sumber pembiayaan bagi kegiatan usaha.

5. Membantu mendorong pembangunan industri dan ekonomi melalui

pasar modal.

C. Lembaga Keuangan Islam yang Ada di Indonesia

Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu

badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset-aset

keuangan (financial assets) maupun non financial asset atau asset riil berlandaskan

konsep syariah.15 Secara umum, Lembaga Keuangan sangat diperlukan dalam

perekonomian modern karena fungsinya sebagai mediator antara kelompok

masyarakat yang kelebihan dana dan kelompok masyarakat yang memerlukan

dana. Lembaga keuangan syariah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Lembaga keuangan depository syariah (depository financial

institution syariah) yang disebut lembaga keuangan bank syariah

b. Lembaga keuangan syariah non depository (non depository

financial institution syariah) yang disebut lembaga keuangan

syariah bukan bank.2

1. Lembaga Keuangan Bank Syariah

2
Rizki Dian Mensari dan Ahmad Dzikra, “ Islam Dan Lembaga Keuangan Syariah “, AL-INTAJ
Vol. 3, No. 1, Maret 2017

4
Di atas telah disebutkan bahwa lembaga keuangan syariah bukan hanya

bank, secara garis besar dapat di gambarkan di bawah ini. Lembaga-lembaga

keuangan syariah yang ada, yaitu:

a) Bank Umum Syariah

menurut UU NO. 10 tahun 1998,Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatanya memberikan pelayanan jasa dalam lalu lintas

perbayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan

seluruh jasa perbankan yang ada.3

b) Bank Pembiayan Rakyat Syariah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu bentuk

perbankan syariah yang berperan sebagai lembaga intermediasi yang setiap

kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah. BPRS lebih

mengutamakan untuk memberikan pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan

menengah, serta BPRS beroperasi pada daerah pedesaan/kabupaten dimana pada

daerah tersebut masih banyak masyarakat yang membutuhkan pembiayaan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa BPRS dapat memberikan pelayanan dengan

jangkauan yang lebih luas kepada masyarakat.4

3
Devi Septiana DSR, “ Apa Itu Bank Umum, BPRS dan BUS? “,
https://www.kompasiana.com/deviseptianadsr/5a314016ab12ae4b6561a172/apa-itu-bank-
umum-bprs-dan-bus ( diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 23.52 )
4
Linda Widyaningrum & Dina Fitrisia Septiarini “Pengaruh Car, Npf, Fdr, Dan Oer Terhadap Roa
Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014
“,JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015

5
2. Lembaga Keuangan Non Bank

a. Asuransi Syariah

Menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia

No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum Asuransi Syariah bagian

pertama menyebutkan pengertian Asuransi Syariah (ta’min, takaful, atau

tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara

sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru

yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui

akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah. Dalam pengelolaan dan

penanggungan risiko, asuransi syariah tersebut tidak memperbolehkan adanya

gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir (perjudian). Dalam investasi

atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga larangan

ini, gharar, maisir, dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktek

asuransi syariah, dan menjadi pembeda dengan asuransi konvensional5

b. Leasing Syariah

Dalam Islam Leasing disebut sebagai Ijarah / mempersewakan, Firman

Allah swt : ‘’Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka

berikanlah kepada mereka upahnya’’. (Q.S At-Talaq : 6). Sebagian ulama

berpendapat bahwa manfaat yang disewa itu hendaklah jangan sampai

mengandung lenyapnya sesuatu yang berupa zat, hanya harus semata-mata

5
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 2.

6
manfaat saja.6 Penyewaan disyariatkan karena kebutuhan manusia terhadapnya.

Mereka membutuhkan rumah untuk tempat tinggal, membutuhkan pelayanan satu

sama lain, membutuhkan binatang untuk tunggangan dan angkutan, membutuhkan

tanah untuk bercocok tanam, dan membutuhkan alat-alat untuk digunakan dalam

kebutuhan-kebutuhan hidup mereka.

c. Pasar Modal Syariah

Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan

Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah.7

d. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) diberi makna juga sebagai Balai Usaha

Mandiri Terpadu yang mempunyai konsep sebagai Baitul Maal wat Tamwil, yang

berarti lembaga ini mempunyai dua inti kegiatan pokok, yaitu: Baitul Maal dan

Baitul Tamwil. Menurut fungsinya Baitul Maal bertugas untuk menghimpun,

mengelola, dan menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) yang

menitikberatkan pada aspek sosial dan menjalankan sesuai dengan peraturan dan

amanahnya. BMT menjalankan dua misi, yaitu misi sosial (tabarru’) dan misi

untuk mendapatkan keuntungan (tamwil). Keduanya hendaknya mampu

dilaksanakan

6
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Biru Algensindo, 2012), hlm. 303-304.
7
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal Dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

7
oleh BMT secara proporsional. Penjelasan mengenai produk BMT dengan

mengacu pada Fatwa Dewan Syariah NasionalMajelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI).8

e. Koperasi Syariah

Koperasi berasal dari kata cooperation(bahasa inggris) yang berati

kerjasama, sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan koperasi adalah

suatu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggotayang berfungsi untuk

membantu kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan

bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup bersama.9

8
Kuat Ismanto, “Pengelolaan Baitul Maal Pada Baitul Maal Wa Tamwil (Bmt) Di Kota
Pekalongan “,Jurnal Penelitian Vol. 12, No. 1, Mei 2015. Hlm. 24-38.
9
Syamsuir, “Lembaga Keuangan Islam Non Bank”, Jurnal Islamika, Volume 15 Nomor 1 Tahun
2015

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian lembaga keuangan bukan bank atau sering juga digunakan

istilah lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan

di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana

terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam

masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan untuk mendapatkan

kemakmuran dan keadilan masyarakat.

Fungsi dan peran lembaga keuangan syariah yaitu Menghimpun dana dari

masyarakat dengan cara menerbitkan surat-surat berharga, lalu menyalurkan

kembali dana tersebut untuk membiayai permodalan bagi perusahan-perusahaan

yang membutuhkan, Menyediakan bantuan modal dalam bentuk kredit kepada

masyarakat agar tidak terjebak dalam hutang dengan bunga tinggi yang diterapkan

oleh rentenir.

Lembaga keuangan islam yang ada di Indonesia

1. Bank Umum Syariah

2. Bank pembiayaan rakyat syariah

3. Asuransi syariah

4. Leasing syariah

5. Pasar modal syariah

6. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

9
7. Koperasi Syariah

DAFTAR PUSTAKA

Jamal Wiwoho, “Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan


Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat”. Mmh ,
Jilid 43 No. 1 Januari 2014.

Rizki Dian Mensari dan Ahmad Dzikra, “ Islam Dan Lembaga Keuangan
Syariah “, AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017.

Devi Septiana DSR, “ Apa Itu Bank Umum, BPRS dan BUS? “,
https://www.kompasiana.com/deviseptianadsr/5a314016ab12ae4b6561a172/apa-
itu-bank-umum-bprs-dan-bus ( diakses pada 11 Oktober 2020, pukul 23.52 )

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2006),


hlm. 2.

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung : Sinar Biru Algensindo, 2012),


hlm. 303-304

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang


Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal

Kuat Ismanto, “Pengelolaan Baitul Maal Pada Baitul Maal Wa Tamwil


(Bmt) Di Kota Pekalongan “,Jurnal Penelitian Vol. 12, No. 1, Mei 2015. Hlm. 24-
38.

10
Syamsuir, “Lembaga Keuangan Islam Non Bank”, Jurnal Islamika,
Volume 15 Nomor 1 Tahun 2015

Linda Widyaningrum & Dina Fitrisia Septiarini “Pengaruh Car, Npf, Fdr,
Dan Oer Terhadap Roa Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia
Periode Januari 2009 Hingga Mei 2014 “,JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015

11

Anda mungkin juga menyukai