Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

Mata kuliah : Lembaga Keuangan Syariah


“ Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia “

Oleh :
Kelompok 6
Frida Yanti Sirait ( 1701270044 )
Fauziah Yurh Sitorus ( 1701270032 )
Romi Khairul Syam Lubis ( 1701270022 )

Kelas : A-3 Pagi


Dosen Pembimbing : Selamat pohan, MA

Per

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpah rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik dan tanpa ada
kesulitan yang berarti.
Tugas Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sesuai dengan referensi yang
kami dapatkan sehingga dapat membantu kita semua untuk dapat memahami isi materi dari
makalah ini dengan sebaik – baiknya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki Tugas
Makalahyang kami buat ini.
Akhir kata kami berharap para pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengerti
dengan Tugas Makalah yang kami buat dengan judul Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia, sehingga mampu menambah pengetahuan para pembaca.

Medan,10 Oktober 2018


Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah.............................. 3
2.2 Kendala Dalam Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.................. 3
2.3 Pengertian Promosi................................................................................ 4
2.4 Tujuan Promosi Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.................. 5
2.5 Strategi Sosialisasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah...................... 6
2.6 Pelayanan Pelanggan Pada Lembaga Keuangan Syariah...................... 8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 11
3.2 Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi
modern. Tidak ada satupun negara modern yang menjalankan kegiatan ekonominya tanpa
melibatkan lembaga perbankan. Perbankan merupakan sebuah lembaga intermediasi yang
berfungsi untuk menghimpun dana yang berlebih dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke
masyarakat yang kekurangan dana dalam berbagai bentuk penyaluran. Saat ini di Indonesia
muncul dua jenis perbankan yang sedang bersaing satu sama lain dalam merebut perhatian pasar,
yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional.
Perkembangan perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam
melayani kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Dan terbukti dimasa sekarang perbankan
syariah memiliki tempat dipasar perbankan Indonesia. Berbeda dengan era 80-an, masyarakat
menilai bahwa makna kata “syariah” hanya hal-hal yang menyangkut ibadah saja. Mereka
meragukan bahwa ekonomi yang berlandaskan syariah mampu berdiri dan bertahan dalam
praktek kehidupan. Tingginya jumlah penduduk yang beragama Islam di Indonesia merupakan
peluang yang sangat besar bagi bank syariah dalam menarik nasabah. Ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan oleh bank syariah agar nasabah memilih bank syariah yaitu menyangkut pada
aspek pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Dari penjelasan diatas maka penulis akan mencoba menjelaskan tentang Sosialisasi
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah?
2. Apa Kendala dalam Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia?
3. Apa Pengertian Promosi?
4. Apa Tujuan Promosi Lembaga Keuangan Syariah?
5. Bagaimana Strategi Sosialisasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah?
6. Bagaimana Pelayanan Pelanggan Pada Lembaga Keuangan syariah?

1
1.3 Tujuan Penulisan
2. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah.
3. Untuk mengetahui Apa Kendala dalam Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Promosi.
5. Untuk Mengetahui Tujuan Promosi Lembaga Keuangan Syariah.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Sisialisasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah.
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Pelayanan Pelanggan Pada Lembaga Keuangan Syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosialisasi Lembaga Keuangan Syariah


Sosialisasi lembaga keuangan syariah adalah bagian dari pemasaran produk-produk
perbankan syariah, yang memiliki berbagai strategi yang dapat menarik nasabah seperti dalam
pelayanannya yang baik dalam berkomunikasi, kejujuran terhadap produknya.

2.2 Kendala dalam Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia


Kendala dalam lembaga keungan syariah di indonesia ialah potensi kependudukan yang
begitu besar ternyata tidak secara otomatis memuluskan pelaksanaan sosialisasi lembaga
keuangan syariah di Indonesia. Hal ini mungkin saja disebabkan karena beberapa faktor antara
lain:

1. Pemerintah dan masyrakat kurang menaruh perhatian pada Lembaga Keuangan


syariah
Kaum Muslimin di tanah air kurang sekali mendapatkan akses untuk berkomunikasi
dengan dunia Islam lainnya kecuali dalam bidang-bidang yang sangat terbatas dan itupun
dikelola oleh swata murni. Sehingga ketika Malaysia mendirikan bank Islam pertama kalinya
Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada tahun 1983, kita terbelalak melihat jiran kita yang
begitu dinamik padahal sebelumnya mereka banyak belajar dari Indonesia. Inovasi Malaysia
mendirikan BIMB ternyata tidak mendorong kaum Muslimin Indonesia untuk fastabiqul khoirot
mendirikan bank yang sama. Bila kita mengingat situasi politik dan ekonomi masa itu, boro-boro
mendirikan bank Islam, mendirikan lembaga keuangan Islam skala gurem sekalipun tidak
mungkin. Bukan saja karena tidak ada sumber daya manusia dan modal untuk itu melainkan juga
karena pemerintah RI sendiri waktu itu tidak menaruh perhatian dan niat untuk mendirikan bank
Islam. Di samping itu juga masyarakat Muslim tidak dirangsang atau beri arahan untuk memiliki
perhatian ke arah pembentukan lembaga keuangan Islam yang mandiri.

2. Pengabaian Fikih Muamalah

3
Pengabaian terhadap fikih muamalah sesungguhnya sudah berjalan cukup panjang dalam
sejarah Islam yakni ketika kekuasaan-kekuasaan kerajaan Islam dikalahkan oleh kekuatan
penjajah Eropah dan sistem sosial, ekonomi dan perdagangan digantikan dengan sistem Barat.
Akibat dari pengabaian yang berkepanjangan ini justru menyebabkan kematian fikih muamalah
itu sendiri. Aspek fikih ini menjadi jumud, mandeg, karatan dan kusam karena tidak pernah
disentuh dan dipakai. Sebaliknya kita melihat dinamika fikih ibadah karena selalu dipergunakan
dan diamalkan sehingga hal tersebut selalu aktual. Di samping itu para ulamanyapun banyak
sekali dan kita tidak terlalu khawatir akan kehabisan kader. Tetapi dalam persolan fikih
muamalah kondisinya sangat berbeda. Selain aspek fikih ini hampir menjadi besi tua, juga ulama
di bidang ini sangat langka.

3. Terbatasnya Sumber Daya Insani (SDI)


Tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa SDI bank syariah pada umumnya adalah tenaga
karbitan. Hal ini disebabkan karena bank syariah ketika didirikan memerlukan SDI yang
profesional dan instant. Karena itu pemecahan persoalan ini dalam jangka pendek adalah dengan
memberikan pelatihan, worshop atau kursus. Persoalan ini sangat wajar terjadi karena sumber
daya manusia yang memiliki bekal ketrampilan dan pengetahuan tentang perbankan
konvensional tidak secara otomatis dapat dioperasikan pada perbankan syariah. Mereka
membutuhkan ketrampilan baru di bidang ini yang didapat dari training, worshop atau kursus.
Sayangnya lembaga penyedia pelatihan semacam ini masih sangat jarang seperti Tazkia Insitute,
IBI, Muamalat Insitute dan SEBI. Selama ini pelatihan hanya diberikan kepada lembaga-
lembaga keuangan seperti bank-bank yang berminat untuk mengkonversikan cabangnya menjadi
cabang syariah. Memang ada juga untuk umum tetapi biayanya memang agak mahal untuk
hitungan mahasiswa dan pemula.

2.3 Pengertian Promosi


Pendapat Bilson Simanora dalam bukunya yang dicetak pada tahun 2001 mengatakan
bahwa Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam
upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta meningkatkaan kualitas penjualan
untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu
perusahaan.

4
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam perusahaan .1
Menurut Wikipedia Indonesia, pengertian promosi adalah upaya untuk memberitahukan
atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli
atau mengkonsumsinya.

2.4 Tujuan Promosi Lembaga Keuangan Syariah (LKS)


a. Menyediakan Informasi
Karyawan atau masyarakat mendapat manfaat dari fungsi dilakukan oleh seorang
promosi. Para nasabah menemukan program baru yang dapat membantunya dan para karyawan
dapat menginformasikan kepada calon nasabah tentang barang dan jasa.
b. Merangsang permintaan
Semua LKS menginginkan semua calon nasabah membeli produknya dan mereka
menggunakan promosi untuk membuat konsumen melakukan permintaan.
c. Membedakan produk
LKS pada dasarnya semua produknya sama. Namun dalam pengeporasiannya yang
memiliki perbedaan, sehingga dengan promosi ini masyarakat dapat membedakan pengeporasian
produk pada setiap LKS. Semua LKS mencoba membedakan mereka dan produknya melalui
penggunaan promosi, khususnya produk yang tidak banyak berbeda dari para pesaingnya.
d.      Mengingatkan para calon pelanggan nasabah atau nasabah saat ini.
Mengingatkan para pelanggan akan manfaat dari produk LKS, sehingga bisa mencegah
mereka berpaling kepada pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti atau
memutakhirkan produknya.
e.      Menjawab Publikasi Negative
Kadangkala kompetisi bukanlah penjualan produk serupa dan perusahaan lainnya.
Seringkali perusahaan menjadi korban publisitas dan pemalsuan.

1
Tjiptono, “ Strategi Promosi “, https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4213/Bab
%202.pdf?sequence=7, hlm 219.

5
2.5 Strategi Sosialisasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah
Kata ‘strategi’ berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jenderal atau
panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Strategi
dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
mencapai tujuan perang.2
Dalam menjalankan Strateginya, lembaga keuangan syariah harus memperhatikan beberapa
etika atau prinsip sama seperti dalam pemasaran islami. Etika atau prinsip tersebut adalah
1.      Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)
2.      Berperilaku adil dan simpatik (Shidiq)
3.      Berlaku adil dalam bisnis (Al-‘Adl)
4.      Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah)
5.      Menepati janji dan tidak curang
6.      Jujur dan terpercaya (Al-Amanah)
7.      Tidak suka berburuk sangka
8.      Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)
9.      Tidak suka melakukan sogok (Risywah).

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Islamic Research and Training Institute – Islamic
Development Bank (IRTI – IDB) dengan mengambil tema Prospect for the Exponential Growth
tersebut, Gubernur BI menyampaikan beberapa strategi utamanya yakni:

1. Mendorong inovasi instrumen likuiditas dan keuangan syariah dalam semangat pendalaman
pasar keuangan syariah. Upaya pendalaman pasar keuangan syariah juga didukung oleh
penerbitan aturan terkait transaksi hedging syariah yang mendukung efisiensi pasar dan
pengelolaan volatilitas.

2
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo, 2008.Hal.1

6
2. Peningkatan sumber daya insani dengan memperkuat kompetensi dan pengetahuan sumber
daya manusia di industri keuangan syariah dalam rangka mengoptimalkan alokasi sumber daya.

3. Memperkuat kerangka kebijakan dan kerangka pengawasan terintegrasi dari ekonomi dan
keuangan syariah. Koordinasi menjadi kunci utama, dimana otoritas terkait didorong untuk
menyampaikan pandangan yang membangun dalam pengembangan produk untuk instrumen
pasar keuangan syariah dan juga harmonisasi regulasi lintas sektor keuangan maupun sektor
sosial.

4. Membangun struktur industri yang efisien dengan partisipasi aktif dalam formulasi arsitektur
sistem keuangan syariah yang efisien, mendorong pasar untuk pengembangan sektor riil melalui
formulasi model pembiayaan syariah yang optimal, dan merancang sistem informasi Islamic
Economic Super Corridor.

Dari etika dan prinsip diatas, maka dapat disebutkan 4 strategi yang dapat dilakukan
Lembaga keuangan syariah sebagai berikut;
a. Strategi Produk
Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan menyediakan produk yang
tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan konsumen dan sekaligus dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, dan juga menjadi kemaslahatan
bagi semua masyarakat. Pemilihan jenis produk yang akan di hasilkan dan di pasarkan akan
menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga serta cara penyalurannya.
b. Strategi Bagi Hasil
Bagi hasil merupakan satu-satunya unsur pemasaran Produk LKS yang akan
menghasilkan margin, serta maslahah sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biasa saja.
c. Strategi Penyaluran / Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari LKS ke nasabah/konsumen
pada waktu yang tepat. Oleh karena itu distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran
yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical
distribution).
d. Strategi Promosi

7
Suatu produk bagaimanapun manfaatnya jika tidak dikenal konsumen maka produk
tersebut tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus
melakukan cara agar konsumen dapat mengetahui produk perusahaan tersebut. Serta berusaha
mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan permintaan atas produk tersebut, kemudian
dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian
kegiatan promosi sebagai salah satu acuan pemasaran. Kegiatan promosi dilakukan sejalan
dengan rencana pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan
dikendalikan dengan baik, diharapkan akan dapat berperan secara baik dalam meningkatkan
penjualan dan market share.
Promosi ini juga terdiri dari 3 perangkat utama antara lain:
1. Advertising
Merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa
yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2. Publicity
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau
produk individualnya.
3. Derect Marketing
Penggunaan surat, telepon, faksimil, email dan alat penghubung nonpersonal lain untuk
berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari nasabah tertentu dan
calon nasabah.

2.6 Pelayanan Pelanggan Pada Lembaga Keuangan syariah

Pelayanan adalah aspek yang tidak bisa disepelehkan dalam persaingan bisnis manapun.
Karena dengan pelayanan konsumen akan menilai kemudian menimbang apakah selanjutnya dia
akan loyal kepada pemberi layanan tersebut. Hingga takjarang para pebisnis memaksimalkan
layanannya untuk menarik konsumen sebesar-besarnya. 3

3
Purwadarminto, kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996) hlm 245

8
Salah satu cara agar penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul di bandingkan para
persaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu yang
memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Adapun ciri dari pelayanan yang baik yaitu :

a. Tersedia sarana dan prasarana yang baik


Nasabah ingin dilayani secara prima. Untuk melayani nasabah satu hal yang sangat
penting diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang dimiliki bank. Misalnya, meja dan kursi
harus nyaman untuk diduduki dan lain sebagainya.
b. Tersedia karyawan yang baik
Kenyamanan nasbah juga sangat tergantung dari kartawan yang melayani. Karyawan
yang bertugas harus ramah, sopan, dan menarik. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah
sejak awal hingga selesai. Dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu
melayani dari awal sampai tuntas atau selesai.
c. Mampu melayani secara cepat dan tepat
Dalam melayani nasabah diharapkan karyawan harus melakukan sesuai prosedur.
Layanan yang disediakan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan
dalam arti pelayanan yang di berikan sesuai dengan keinginan nasabah.
d. Mampu berkomunikasi
Karyawan harus maampu berbicara kepada nasabah. Karyawan pun harus mampu dengan
cepat memahami keinginan nasabah.
e. Memberi jaminan kerahasiaan setiap nasabah
f. Menjaga kerahasiaan bank
Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi
oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana
dari masyarakat yang menyimpan padanya atas asas kepercayaan, sehingga setiap bank perlu
mejaga kesehatan dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat
padanya. Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya dibank, semata-mata
dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktu yang
diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan. Apabila

9
kepercayaan nasabah peyimpan dana terhadap sesuatu bank telah berkurang, tidak tertutup
kemungkinan akan terjadi rush terhadap dana simpanannya.4
g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
Untuk menjadi karyawan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu. Karena
karyawan selalu berhubungan dengan manusia, maka petugas perlu didikan mengenani
kemampuan dan pengetahuannya untuk menghadapi nasabah.
h. Berusaha memahami kebutuhan nasabah
Artinya karyawan harus cepat tanggap apa yang diinginkan oleh nasabah.

i.      Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah


Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak diperlukan sehingga calon nasabah mau
menjadi nasabah bank yang bersangkutan.

4
Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm.
14.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sosialisasi lembaga keuangan syariah adalah bagian dari pemasaran produk-produk
perbankan syariah, yang memiliki berbagai strategi yang dapat menarik nasabah seperti dalam
pelayanannya yang baik dalam berkomunikasi, kejujuran terhadap produknya. Lembaga
keuangan syariah belum memiliki kesempurnaan dalam operasional syariahnya.
Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Sisi ini patut
menjadi potensi aset yang kuat jika dibarengi dengan kualitas SDM yang memadai. Sayang
sekali potensi kependudukan yang begitu besar ternyata tidak secara otomatis memuluskan
pelaksanaan sosialisasi perbankan syariah. Mayoritas masyarakat Muslim masih buta tentang
bank syariah termasuk juga para akademisi, profesional dan bahkan ulama.

3.2 Saran
Untuk memuluskan proses sosialisasi lembaga keuangan syariah di tanah air perlu
kiranya melakukan berbagai pendekatan yang bersifat sosio-politik dan akademisi. Terhadap
para kiyai atau ulama yang masih meragukan hukum haramnya bunga bank perlu dilakukan
pendekatan untuk mencari titik temu kesamaan pandangan dan status hukum. Sekiranya
pendekatan yang ditempuh tersebut tidak menghasilkan kesamaan pandangan, dan hal ini
mungkin sekali terjadi, maka agenda sosialisasi lembaga keuangan syariah di indonesia tetap
jalan dan jangan sampai pihak yang tidak sepakat lantas su’uddhon beranggapan bahwa mereka
ini tidak mengenal Lembaga keuangan Islam atau mengecap mereka sebagai Islam simbolis.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Buku : Kasmir. 2005 .Etika Customer service. Jakarta: PT Raja Grafindo.


Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Rachmadi, Usman. 2003. Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sudarsono, Heri. 2004. Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi ke-2,
Yogyakarta: Ekonosia.
Jurnal : htttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/2577
http://journal.unpar.ac.id/index.php/unpargrad/article/view/988
Internet:https://dlscrib.com/tugas-kelompok-5-sosialisasi-lembaga-keuangan-syariahdiindonesia-
pdf_59040094dc0d608277959ea1_pdf.html.

12
13

Anda mungkin juga menyukai