Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH “PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Perbankan Syariah

Dosen Pengampu :

Dr.Sitti Fatimah,SE.MM

Disusun Oleh :

Nurbaiti (90500120010)

Yuris Huswatun Hasanah (90500120005)

Putri Anggaraeni (90500119014) Uswatun

Khasanah (90500120009)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Perbankan
Syariah”

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.Khususnya dosen pengampu ibu Dr.Sitti Fatimah SE.MM yang telah memberi kami tugas
untuk membuat makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 1 juni 2022

Penulis

ii

DAFTAR ISI

MAKALAH “PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH”............................................................................................


KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................................................................
C. TUJUAN......................................................................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERBANKAN SYARIAH......................................................................................
B. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH....................................................................................................................
C. KENDALA DALAM PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH...............................................................................
D. STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH..............................................................................................
E. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH KEDEPAN....................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................................

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
System lembaga keuangan, atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang
menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan suatu Negara, telah
menjadi instrument penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu saja menuntut adanya
system baku yang mengatur dalam kegiatan kehidupannya. Termasuk diantaranya
kegiatan keuangan yang dijalankan oleh setiap umat.Khusus dibidang perbankan, sejarah
telah mencatat, sejak berdirinya The Javache Bank pada tahun 1872, telah menanamkan
nilainilai system perbankan yang sampai sekarang telah mentradisi dan bahkan sudah
mendarah daging dikalangan masyarakat Indonesia, tanpa kecuali umat Islam.

Rintisan praktik perbankan islam di Indonesia dimulai dengan adanya pendapat dari K.H.
Mas Mansur, ketua Pengurus Besar Muhammadiyah periiode 1937-1944 yang
menyebutkan bahwa alasan penggunaan jasa bank Konvensional adalah suatu hal yang
terpaksa, karena pada waktu itu umat Islam belum mempunyai Bank sendiri yang bebas
riba.Keberadaan perbankan Islam ditanah air telah mendapatkan pijakan kokoh setelah
lahirnya Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang direvisi melalui UU No. 10
Tahun 1998, yang dengan tegas mengakui keberadaan dan berfungsinya Bang Bagi Hasil
atau Bank syariah.

Fakta menunjukkan bahwa kekacauan pada periode ekonomi, BankIslam menampilkan


lebih baik dari Bank Konvensional. Oleh karena itu, system perbankan Islam diharapkan
untuk memainkan peran yang lebih didalam proses pemulihan ekonomi Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Perbankan Syariah?
2. Bagaimana Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia?
3. Bagaimana Kendala Dalam Pengembangan Perbankan Syariah?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perbankan Syariah
5. Bagaimana Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Kedepannya?

C. Tujuan
1. Agar Mengetahui latar Belakang Berdirinya Perbankan Syariah
2. Agar Mengetahui Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia

1
3. Agar Mengetahui Kendala Dalam Pengembangan Perbankan Syariah
4. Agar Mengetahui Strategi Pengembangan Perbankan Syariah
5. Agar Mengetahui Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Kedepannya
BAB II PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERBANKAN SYARIAH


Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktifitasnya meninggalkan masalah riba.
Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangan menggembirakan
bahwa belakangan ini para ekonomi muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna
menemukan cara untuk menggantikan system bunga dalam transaksi perbankan dan
keuangan yang lebih sesuai dengan etika Islam. Upaya ini dilakukan dalam upaya untuk
membangun model teori ekonomi yang bebas bunga dan pengujiannya terhadap
pertumbuhan ekonomi, alokasi dan distribusi pendapatan.

Oleh karena itulah, maka mekanisme perbankan bebas bunga (yang biasa disebut bank
syariah) didirikan. Perbankan syariah didirikan didasarkan pada alasan filosofis maupun
praktik. Secara filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam transaksi keuangan
maupun non keuangan. Secara praktis, karena system perbankan berbasis bunga
(konvensional) mengandung kelemahan sebagai berikut:

1. Transaksi yang berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis.


2. Tidak fleksibelnya system transaksi berbasis bunga menyebabkan kebangkrutan.
3. Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya
membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok dan buanganya.
4. System transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha
kecil.
5. Dalam system bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha kecuali bila
ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan bunga mereka.

Dengan penjelasan sebagai berikut:

Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan/ kewajaran bisnis.Dalam bisnis, hasil yang
diperoleh selau tidak pasti. Peminjam sudah berkewajiban untuk membayar tingkat
bunga yang disetujui, walaupun bisnis yang ia jalankan rugi. Meskipun bisnisnya untung
maka ia juga harus membayar bunga yang melebihi keuntungannya. Hal itu jelas sekali

2
bertentang dengan norma keadilan dan kewajaran dalam Islam Tidak fleksibelnya sistem
transaksi berbasis bunga yang menyebabkan kebangkrutan.
Hal itu menyebabkan hilangnya potensi produktif masyarakat secara keseluruhan, selain
dengan pengangguran sebagian besar orang. Lebih dari itu, beban utang semakin
menyulitkan upaya pemulihan ekonomi dan memperparah penderitaan seluruh rakyat.
Komitmen bank untuk keamanan deposan berikut bunga membuat bank cemas untuk
mengembalikan pokok dan bunganya.

Demi keamanan, bank hanya mau meminjamkan dana pada para bisnisman yang sudah
benar-benar mapan/ pada orang yang sanggup menjamin keamanan pinjamannya. Sisa
uangnya disimpan dalam bentuk surat berharga pemerintah. Jadi, semakin banyak
pinjaman yang diberikan kepada pengusaha yang usahanya sudah mapan dan sukses,
sementara orang yang punya potensi bertahan untuk memulai usahanya memiliki peluang
kecil untuk menerima dana pinjaman. Ini menyebabkna tidak seimbangnya pendapatan
kesejahteraan dan juga bertentangna dengan semngat Islam.Sistem transaksi berbasis
bunga menghalangi adanya inovasi dari pengusaha kecil.

B. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


a. Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 , Adalah bank
muamalat. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan
Negaranegara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang.
Bila pada tahun 1992-1998 hanya ada satu unit. Pada tahun 2000, bank syariah maupun
bank konvensional yang membuka unit syariah di Indonesia telah meningkat menjadi 6
unit. Sedangkan jumlah BPRS sudah mencapai 86 unit dan masih akan bertambah. Di
tahuntahun mendatang, jumlah bank syariah ini akan terus meningkat seiring dengan
masuknya pemain-pemain baru, bertambahnya jumlah kantor cabang bank syariah yang
sudah ada, maupun dengan dibukannya Islamic widow di bank-bank konvensional.

Optimisme pengembangan perbankan syariah yang semakin baik dimasa mendatang


disebabkan oleh beberapa alasan antara lain:

1. Semakin meningkatnya pemahaman dan keinginan masyarakat untuk


menggunakan jasa perbankan syariah

3
2. Para bankir dan investor baru juga mulai menyadari mengenai potensi pasar dan
keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sistem perbankan syariah sehingga
menimbulkan minat untuk mengembangkan pelayanan jasa perbankan syariah.
3. Bank indonesia mengakomodir dengan menyempurnakan berbagai ketentuan
yang memberikan berbagai pilihan untuk pengembangan jaringan kantor bank
syariah serta memberikan informasi tentang potensi wilayah dan demand
masyarakat terhadap perbankan syariah.

Adapun faktor-faktor pendorong lain dalam pengembangan perbankan syariah yaitu:

1. Keinginan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang belum terserap


ke sektor perbankan.
2. Keinginan untuk meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional dan
menyediakan sarana bagi investor internasional untuk melaksanakan kegiatan
pembiayaan dan transaksi keuangan di indonesia yang sesuai dengan prinsip
syariah.

Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber daya
insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, namun realitas yang
ada menunjukan bahwa masih banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di
institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic
banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi produktifitas dan
profesionalisme perbankan syariah itu sendiri. Dan inilah memang yang harus
mendapatkan perhatian dari kita semua, yakni mencetak sumber daya insane yang
mampu mengamalkan ekonomi syariah di semua lini. Karena system yang baik tidak
mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik pula.

Perkembangan perbankan islam di Indonesia sebenarnya tidak terlepas dari


perkembangan dan kemajuan perbankan islam di dunia. Awal 1980an merupakan tonggal
awal dimulainya diskusi bank syariah sebagai pilar ekonomi islam beberapa uji coba
telah dilakukan seperti di bandung dan Jakarta, yaitu baitut tamwil salman,bandung, dan
koperasi Ridho gusti sebagai tonggak baru secara khusus memprakarsai berdirinya bank
syariah di Indonesia, yang prakarsai oleh majelis ulama Indonesia. Prakarsa khusus ini
diawali dengan diselegggarakannya lokarya bunga bank dan perbankan di cisarua, bogor
jawa barat agustus 1990. Hasil loka karya ini, kemudian diperdalam dalam musyawarah
nasional iv mui di jakarta pada bulan agustus 1990. Hasil munas ini dibentuk kelompok

4
kerja yang disebut tim perbankan MUI untuk mendirikan bank syariah di indoensia,
dengan tegas melakuan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait. Hasilnya,
pad november 1991 akhirnya ditandatangani pendiri bank muamalat indonesia, yang
mulai beroprasi pada mei 1992. Selain itu,pionir perbankan islam lain adalah bank
perkreditan rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR berkah amal sejahtera yang
didirikan pada tahun 1991 di bandung yang doprakarsai oleh institue for sharia economic
development (ISED).

b. Peranan Perbankan Syariah

Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang
menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan suatu negara, telah
menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu saja menuntut adanya
sistem baku yang mengatur dalam kegiatan kehidupannya. Termasuk di antaranya
kegiatan keuangan yang dijalankan oleh setiap umat. Hal ini berarti bahwa sistem baku
termasuk dalam bidang ekonomi. Namun, di dalam perjalanan hdup umat manusia, kini
telah terbelenggu dalam sistem perekonomian yang bersifat sekuler.
Adapun Peran bank syariah antara lain

1. Menjadi perekat Nasionalisme artinya, menjadi fasilitator aktif bagi


terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan. Di samping itu bank Syariah
perlu memberikan contoh keberhasilan sarekat dagang Islam, kemudian ditarik
keberhasilannya untuk masa kini (nasionalis, emokratis, religius, ekonomis).
2. Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan. Artinya,
mengelola bank Syariah di dasarkan pada visi ekonomi syariah dan upaya ini
terwujud jika ada mekanisme operasi yang transparan.
3. Memberikan return tidak memberikan janji yang pasti mengenai return
(keuntungan) yang memberikan kepada investor.Oleh karena itu bank Syariah
harus mampu memberikan return yang lebih baik dibandingkan dengan bank
konvensional. Di samping itu, nasabah pembiayaan akan memberikan bagi hasil
sesuai dengan keuntungan yang diperolehnya. Oleh karena itu, pengusaha harus
bersedia memberikan keuntungan yang tinggi kepada bank Syariah.

5
4. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan. Artinya, bank Mendorong
terjadinya produktif dari dana masyarakatDengan demikian spekulasi dapat
ditekan.
5. mendorong pemeran pendapatan artinya bank Syariah bukan
hanyamengumpulkan dana pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS). Dana ZIS dapat disalurkan melalui
pembiayaan Qardul Hasan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada akhirnya terjadi pemerataan ekonomi.
6. Peningkatan efisiensi mobilisasi dana. Artinya, adanya produk almudharabah
almuqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank untuk melakukan investasi atas
dana yang diserahkan oleh investor, maka bank syariah sebagai finacial arrangge
bank memperoleh komisi Bagi hasil, bukan karena spread bunga.

C. KENDALA DALAM PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Peranan perbankan syariah dalam perekonomian masih sangat relatif kecil dengan pelaku
tunggal. Ada beberapa kendala pengembangan perbankan syariah. Paling tidak terdapat
tujuh kendala pengembangn dan tiga terakhir merupakan kendala di dunia internasional.

1. SDM yang kompeten dan profesinal yang masih terbatas akan menghambat kemajuan
perbankan syariah nasional. Keterbatasan pada SDM ini akan mempengaruhi
besarnya resiko perbankan syariah pada oprasionalnya. Ketidak mampuan SDM
dikhawatirkan akan meneken bukan hanya resiko oprasional bank, namun juga resiko
reputasi yang secara khas dimiliki oleh perbankansyariah. Seperti diketahui resiko
reputasi bukan hanya akan mempengaruhi bank secara individu, tetapi juga akan
mempengaruhi industry perbankan syariah. Tidak seperti bank konvensional, bank
syariah juga memiliki tanggung jawab moral yang relative lebih besar, ketika
perbankan syariah memang secara alami memiliki kewajiban memperhatikan manfaat
(maslahat) yang dapat dibrikan kepada seluruh masyarakat (umat).
2. Pemahaman masyarakat sebagai pemakai yang kurang tentang perbankan syariah
selain menjadi factor yang memperlambat perkembangan industry juga
dikhawatirkan akan mengurangi proses check & balance berkaitan dengan kepatuhan
terhadap syariah dalam oprasional bank atau aplikasi produk-produk syariah. Pada
akhirnya hal ini akan mempengaruhi persepsi masyarakat yang negative tentang
oprasional bank syariah.

6
3. Belum terdapat standar baku dalam aplikasi produk-produk syariah berikut
ketentuannya, membuat aplikasinya di lapangan masih berpotensi untuk menyimpang
dari apa yang telah ditetapkan secara syariah.
4. Sinkronisasi kebijakan dari institusi pemerintah lainnya berkaitan dengan transaksi
keuangan, seperti kebijakan pajak dan aspek legal.
5. Belum tersedia uniform regulatiry, meskipun saat ini hal tersebut diharapkan dapat
dilakukan oleh IFSB dan AAOIFI. Jika masalah ini dapa diselesaikan, diharapakan
intergrasi pasar perbankan syariah di dunia internasional dapat segeran terwujud. Hal
itu pada akhirnya tentu akan mendorong pertumbuhan perbankan syariah di
masingmasing Negara muslim.
6. Inovasi pada produk perbankan syariah yang masih lambat
7. Masih ada perbedaan pada aplikasi prinsip-prinsip Islam dalam perbankan syariah di
beberapa Negara muslim. Beberapa instrument tidak dapat diterima oleh Negara
muslim.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Upaya penyusunan alternatif strategi pengembangan bank syariah, dapat dilakukan
dengan membuat matriks pakal yang terdiri atas kekuatan, kelemahan, peluang,
tantangan, dan strategi bagi bank syariah (hasil lengkap mengenai matriks pakal bank
syariah dapat dilihat pada gambar 1). Beberapa alternatif strategi pengembangan bank
syariah yaitu :
1. Penetrasi pasar
Penetrasi pasar dilakukan dengan memperluas pasar yang ada baik pasar dalam
penghimpunan dana maupun pasar penyaluran dana. Penetrasi pasar dapat dilakukan ke
segmen-segmen yang belum tersentuh oleh bank syariah yaitu kepada kelompok
kelompok yang peduli pada halal-haram, tetapi belum tahu atau belum terjamah oleh
bank syariah, kelompok yang ragu-ragu pada bank syariah dan kelompok yang tidak
peduli pada halal-haram (lebih peduli pada pelayanan dan return, baik itu pasar muslim
maupun non muslim), tetapi belum terjamah oleh bank syariah.
2. Pengembangan produk-produk bank syariah yang kompetitif dan inovatif
Pasar yang masih sangat terbuka lebar dan adanya keuntungan dari pricing bank
konvensional merupakan peluang bagi bank syariah untuk semakin kreatif dan inovatif
dalam membuat produk-produk baru. Karena jika tidak kreatif, maka akan tergilas oleh
pesaing, baik dengan bank konvensional, antarbank syariah, maupun lembaga keuangan

7
syariah lainnya. Produk keuangan baru tersebut tidak harus sekedar mengikuti
produkproduk yang dimiliki lembaga konvensional, tetapi produk tersebut mencerminkan
karakteristik unik lembaga keuangan syariah yang mampu menarik konsumen.
3. Peningkatan kualitas pelayanan
Pada tahun 2006 diperkirakan hampir semua bank sudah punya divisi syariah.
Karena itu, pada tahun 2006 pengembangan bank syariah di Indonesia sudah mengarah
pada organik atau peningkatan aset. Pada saat itu juga yang terjadi adalah persaingan, di
mana bank yang menjadi pilihan nasabah adalah yang memiliki servis baik dan
memberikan kenyamanan tertinggi. Hasil Survei BI menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang memotivasi untuk menggunakan perbankan syariah untuk masyarakat Jawa Barat
dan Jawa Timur lebih didominasi oleh faktor kualitas pelayanan. Selain itu, nasabah
bank syariah mempunyai kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah karena faktor
pelayanan yang kurang baik.
4. Peningkatan promosi dan sosialisasi terhadap produk-produk bank syariah secara
efektif
Promosi dilakukan dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada secara efektif,
baik secara perorangan, kelompok maupun instansi yang meliputi unsur alim ulama,
penguasa negara/pemerintahan, cendekiawan dan lain-lain, yang memiliki kemampuan
dan akses yang besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas. Hasil
survei BI yang dilakukan di Jawa Barat mengungkapkan bahwa masyarakat yang belum
menjadi nasabah bank syarih, kemudian diberi penjelasan tentang produk/jasa bank
syariah mempunyai kecenderungan yang kuat untuk memilih bank syariah.
5. Peningkatan kerjasama dengan institusi lain
Kerjasama dengan institusi lain dapat dilakukan dengan institusi pendidikan dan
perusahaan sejenis. Kerjasama dengan institusi pendidikan dimaksudkan untuk
memberikan pelatihan karyawan bank syariah, mencari lulusan terbaik dari lembaga
tersebut yang ahli dalam perbankan syariah, ataupun bank syariah bisa berperan sebagai
sponsor sosialisasi perbankan syariah dalam rangka edukasi bank syariah ke masyarakat.
Kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan sejenis dimaksudkan agar terdapat Forum
Komunikasi Pengembangan Perbankan Syariah (yang mengkoordinasikan upaya
peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang perbankan syariah,
mendorong pemerintah untuk membuat kerangka hukum dan peraturan yang lebih sesuai
dengan bank syariah), dan Pusat Informasi Keuangan Syariah.
6. Peningkatan jaringan kantor bank syariah

8
Pengembangan jaringan kantor bank syariah diperlukan dalam rangka perluasan
jangkauan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan kerjasama antar bank syariah,
peningkatan efisiensi usaha serta peningkatan kompetisi ke arah peningkatan kualitas
pelayanan.
Peningkatan cakupan pasar melalui aliansi strategis
Untuk memperluas cakupan pasar dapat dilakukan melalui aliansi strategi dengan
melakukan kerjasama dengan perusahaan lain. Aliansi strategis dilakukan sebagai upaya
untuk menambah jaringan pemasaran baru tanpa banyak mengeluarkan modal,
penambahan fasilitas seperti ATM yang bisa diakses di ATM semua bank, penambahan
fasilitas ATM untuk belanja, dan sebagainya.
7. Peningkatan kualitas SDM
Keberhasilan pengembangan bank syariah pada level mikro sangat ditentukan oleh
kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan serta ketrampilan pengelola bank. Oleh
karena itu, kualitas sumber daya manusia harus terus ditingkatkan baik pengetahuan
tentang manajemen perbankan maupun pengetahun tentang syariah perbankan melalui
pelatiha. Pelatihan ini, tidak hanya diberikan kepada level pimpinan saja, tetapi juga
semua orang di lingkungan bank syariah mulai dari operator, customer service, direksi
sampai pemilik, sehingga mereka lebih ahli dan bisa berfungsi sebagai sosialisator
ataupun edukator yang baik tentang perbankan syariah di masyarakat.
8. Peningkatan efisiensi internal
Efisiensi internal dapat dilakukan dengan meningkatkan cakupan pasar, menambah
kelengkapan instrumen transaksi syariah (termasuk dengan memanfaatkan kemajuan
dalam bidang teknologi informasi) sehingga lebih dapat meningkatkan fleksibilitas
penerapan jasa keuangan syariah bagi masyarakat, dan sebagainya

E. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH KEDEPAN


Bank syariah telah menetukan empat tahap pencapaian pengembangan perbankan syariah
nasional. Tahap pertama , yaitu tahapan peletakan landasan pengembangan yang kuat
bagi perkembangan pertumbuhan industry perbankan syariah. Focus aktifitas pada
tahapan ini adalah menyusun ketentuan kelembagaan bank syariah dan menyiapkan
infrastruktur dasar untuk pertumbuhan bank syariah. Tahap kedua, yaitu tahap penguatan
industry, peningkatan daya saing, efisiensi operasi, spesifikasi produk, serta kompetensi
dan profesionalisme SDI perbankan syariah.selanjutnya tahap ketiga , adalah tahap untuk

9
meningkatkan kualitas pelayanan dan operasional perbankan syariah sesuai dengan
standar keuangan dan kualitas pelayanan perbankan internasional. Kemudian tahap
keempat , yaitu tahap dimana industry perbankan syariah telah mencapai satu pangsa
yang signifikan untuk member kontribusi dalam system perekonomian nasional.pada saat
itu diharapkan telah terbentuk integrasi dengan sektor-sektor lainnya, khususnya dengan
lembaga keuangan syariah bukan bank dan institusi pendukunya.Kebijakan
pengembangan perbankan syariah diterapkan dengan berpedoman pada strategi
pengembangan jangka panjang perbankan syariah.
Adapun sasaran strategi pengembangan dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Kepatuhan pada prinsip-prinsip syariah


Hal ini dilakukan dengan menerbitkan peraturan yang bertujuan memberikan paduan
dalam penerpan akad keuangan syariah secara baik, yaitu dengan dikeluarkannya
ketentuan tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya,disusun juga
standar keuangan syariah untuk mendukung pengebangan produk yang selaras antara
aspek syariah dan kehati-hatian pada paket Oktober yang baru lulus juga dibuat
ketentuan tentang pedoman pengawasan syariah dan tata cara pelaporan bagi DPS.
2. Implementasi aturan prudensial
Bank Indonesia berkomitmen terhadap pengembangan good governance dan
pemutakhiran system pengawasan dan pemeriksaan bank syariah. Untuk itu, saat ini
tengah dikembangkan system pengawasan system berbasis risiko, disamping
mengeluarkan beberapa regulasi prudensial (transparansi kondisi keuangan,
perubahan keuntungan giro wajib minimum, penilaian kualitas aktiva, dan lain-lain).
Untuk bank perkreditan rakyat syariah, juga terdapat peraturan bank Indonesia yang
mengatur tentag laporan bulanan bank (Labul) serta penyempurnaan ketentuan yang
mengatur tentang perizinan bank.
3. Efisiensi operasional dan daya asing.
Dalam hal ini bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan mengenai perubahan
kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan pembukuan kantor bank yang
melakasanakan kegiatan usaha berdasrkan prinsip syariah oleh bank umu
konvensional. Kepada bank cabafng bak konvensional yang telah memiliki Unit
Usaha Syariah (UUS) dibolehkan melayani transaksi perbankan syariah tertentu

10
(office channeling). Selain itu, bank Indonesia telah melakukan pemetaan potensi dan
preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah di hamper seluruh kabupaten/kota
di indoensia
4. Stabilitas sistematik dan terciptanya maslahat perekonomian
Untuk meningkatkan kontribusi industry perbankan syariah, bank Indonesia telah
menyelesaikan kajian kebijakan entry dan exit pada industry perbankan syariah.
Melalui kebijakan yang direkomendasikan, diharapkan industry perbankan syariah
akan didukung oleh pelaku yang memiliki keahlian dan dedikasi yang tinggi dalam
mengembangkan industry perbankan syariah. Selain itu, terdapat pusat-pusat
penelitian, pendididkan, dan pengembangan ekonomi dan perbankan syariah yang
dapat mendukung kebijakan secara makro. Disamping itu, bank indoensia juga telah
menyusun suatu kebijakan akselerasi pengembangan perbankan syariah.
5. pengembangan SDI,
Pengembangan SDIdi bidang perbankan Ekonomi syariah terus dilakukan, baik disisi
pengelola bank syariah, pengawas bank indonesia, maupun masyarakat, yaitu melalui
program edukasi yang sistematis, terfokus, dan berkesinambungan. Bank indonesia
juga telah menjalin kerjas sama dengan bebrapa perguruan tinggi di indoneslia untuk
menciptakan Sdi perbankan syariah yang andal yang mengerti akan konsep syariah
sehingga dapat memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat untuk
mempunyai rasa kepemilikan (sens of belonging) terhadap perbankan syariah.
6. Inisiatif strategis untuk mengoptimalkan fungsi sosial bank syariah
Hal ini dilakukan melalui perannya dalam fasilitasi hubungan voluntary sector (dana
sosial) dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Terkait dengan inisiatif ini, bank
indonesia telah membentu kerja sama dengan BAZNAS dan seluruh perbankan
syariah untuk mengembangkan program oerbankan syariah peduli umat (PSPU).
Adapun PSPU tersebut adalah kegiatan pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, sedekah,
dan wakaf yang merupakan kerja sama antara perbankan syariah (BUS dan BPRS),
bank indoensia dan badan amil zakat. Tujuannya adalah dalam rangka membuat
program pendayagunaan ZIS yang efektif, mensosialkannya, menggalang danan
tersebut dari masyarakat serta menumbuhkan citra positif dalam masyarakat
mengenai perbankan syariah sebagai lembaga yang peduli terhadap program
kemiskinan dan permasalahan dhuafa.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktifitasnya meninggalkan masalah
riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Suatu hal yang sangan
menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonomi muslim telah mencurahkan
perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan system bunga dalam
transaksi perbankan dan keuangan yang lebih sesuai dengan etika Islam.Di Indonesia,
bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 , Adalah bank muamalat.
Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara
muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang.

Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai aturan yang
menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan suatu negara, telah
menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa.
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu saja menuntut adanya
sistem baku yang mengatur dalam kegiatan kehidupannya. Termasuk di antaranya
kegiatan keuangan yang dijalankan oleh setiap umat. Hal ini berarti bahwa sistem
baku termasuk dalam bidang ekonomi. Namun, di dalam perjalanan hidup umat
manusia, kini telah terbelenggu dalam sistem perekonomian yang bersifat sekuler.

Kebijakan pengembangan perbankan syariah diterapkan dengan berpedoman pada


strategi jangka panjang perbankan syariah.

12
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dari bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis menyarankan kepada pembaca
agar dapat memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang penulis buat
selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat menambah Ilmu pengetahuan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Rusydiana, A. S. (2016, oktober). analisis masalah pengembangan perbankan syariah di


indonesia. bisnis dan manajemen, 6(2), 237-246.

Apriyanti, H. W. (2018, february). perkembangan industri perbankan syariah di indonesia.


8(1), 16-23.

Fasa, M. I. (2013, desember). Tantangan dan strategi perkembangan perbankan syariah di


indonesia. ekonomi islam, 2(1), 19-40.

Agus Marimin, A. H. (2015, juli). Perkembangan Bank Syariah di Indonesia. ilmiah ekonomi
islam, 1(2), 75-87.

Wilardjo, S. B. (2005, maret). pengertian,peranan dan perkembangan bank syariah di


indonesia. 2(1), 1-10.

Munawir, H. 2005. “Perencanaan Strategi Pengembangan Bank Syariah Di Indonesia.”


Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 41–48.

13

Anda mungkin juga menyukai