Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LAYANAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

“KOPERASI SYARIAH”

Dosen Pengampu :

Dr. Muhammad Rahmatullah, M.Pd.

Disusun oleh :

Hafiz Zaini 2010113210023

Lidya Saputri 2010113220026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Koperasi Syariah” tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Layanan Lembaga Keuangan Syariah yang diampu oleh Bapak Dr.
M. Rahmatullah, M. Pd. Selain itu, dibuatnya makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Koperasi Syariah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Rahmatullah, M.Pd


selaku dosen pengampu mata kuliah Layanan Lembaga Keuangan Syariah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 17 Mei 2022

Penulis

ii

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4

A. Koperasi Syariah ................................................................................................ 4

B. Peran, Tujuan, dan Landasan Koperasi Syariah ................................................. 5

C. Koperasi Syariah BMI (Benteng Mikro Indonesia) ........................................... 7

D. Visi dan Misi Koperasi Syariah BMI ................................................................. 8

E. Produk Koperasi Syariah BMI ........................................................................... 8

F. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi Syariah BMI ...................................... 13

G. Sistem Peminjaman Dana Koperasi Syariah untuk Pembiayaan Sanitasi Bagi


Anggota Koperasi .................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 16

A. Kesimpulan....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan bentuk usaha yang sesuai dengan perekonomian
Indonesia yang didasarkan atas suatu usaha bersama dengan berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi sebagai salah satu badan usaha, memerlukan pengelolaan
manajemen dan keuangan yang professional, walaupun berdasar asa kekeluargaan,
sehingga dapat terciptanya koperasi yang professional, handal, dan tetap berprofit
untuk kesejahteraan anggota dan perekonomian nasional. Dalam lembaga
keuangan ada yang namanya pinjaman regular atau pinjaman syariah, begitu juga
dengan koperasi, ada koperasi dengan sistem regular dengan koperasi syariah
simpan pinjam. Koperasi syariah sendiri lebih menerapkan nilai-nilai yang
diajarkan Islam dalam sistem usahanya.

Koperasi syariah merupakan kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga


ekonomi rakyat yang mengemgembangkan suatu usaha produktif dan investasi
yang berdasarkan prinsip syariah. Dengan adanya koperasi syariah dengan jumlah
yang dignifikan pada beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-
faktor pendukung yang memungkinkan lembaga mikro ini agar terus berkembang
dengan baik. Sesuai dengan kenyataan yang ada, menunjukkan bahwa banyak
koperasi syariah yang tenggelam dan bubar. Yang mana permasalahan umum yang
biasa dihadapi Koperasi Syariah adalah masalah organisasi dan manajerial,
permodalan, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang terdidir dan
professional. Padahal dilihat dari latar belakang berdirinya, koperasi syariah
merupakan jawaban terhadap tuntutan dan kebutuhan kalangan umat muslim.
Kehadiran koperasi syariah muncul pada saat umat islam mengharapkan adanya
lembaga keuangan yang berbasis syariah dan bebar dari yang namanya riba.

1

Koperasi syariah memberikan dampak yang cukup positif terhadap pelaku
usaha mikro di Indonesia. Di waktu yang singkat koperasi syariah dapat membantu
lebih dari 920.000 usaha mikro dan telah merambah ke seluruh kabupaten di
Indonesia. Jenis dari koperasinya pun sangat beragam dari koperasi masjid,
koperasi perkantoran, koperasi pondok pesantren (kopontren), hingga koperasi
pasar (Kopas). Eksistensi lembaga keuangan mikro syariag ini jelas memiliki arti
penting bagi pembangunan ekonomi berwawasan syariah terutama dalam
memberikan solusi bagi pemberdayaan usaha kecil dan menengah dan menjadi inti
kekuatan ekonomi yang berbasis kerakyatan serta menjadi penyangga utama sistem
perekonomian nasional. Itu menunjukkan bahwa koperasi syariah memiliki
peranan yang sangat penting bagi masyaraat karena koperasi syariah merupakan
lembaha mikro syariah yang mampu memecahkan permasalahan fundamental yang
dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Koperasi Syariah.
2. Peran, tujuan, dan landasan yang ada pada Koperasi Syariah.
3. Gambaran umum Koperasi Syariah BMI (Benteng Mikro Indonesia).
4. Visi Misi Koperasi Syariah BMI (Benteng Mikro Indonesia).
5. Produk yang ditawarkan Koperasi Syariah BMI.
6. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi Syariah BMI.
7. Sistem Peminjaman Dana Koperasi Syariah untuk Pembiayaan Sanitasi bagi
anggota Koperasi.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Koperasi Syariah.
2. Untuk memahami peran, tujuan, dan landasan Koperasi Syariah.
3. Untuk mengetahui lembaga keuangan Koperasi Syariah BMI.
4. Untuk mengetahui visi dan misi Koperasi Syariah BMI.
5. Untuk mengetahui produk pada Koperasi Syariah BMI.
6. Untuk mengetahui hak dan kewajiban anggota koperasi syariah BMI.

2

7. Menganalisis sistem peminjaman dana koperassi syariah untuk pembiayaan
sanitasi bagi anggota koperasi.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Koperasi Syariah
Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa Inggris), yang berarti adalah
kerja sama. Sedangkan menurut istilah,Koperasi adalah suatu perkumpulan yang
dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para
anggotanya dengan harga yang relatif rendah dan bertujuan memajukan tingkat
hidup bersama.
Menurut Masjfuk Zuhdi, yang dimaksud dengan Koperasi adalah suatu
perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orangorang atau badan hukum
yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota atas dasar suka rela secara kekeluargaan.
Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip
kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu Al-
quran dan Assunah. Pengertian umum dari koperasi syariah adalah badan usaha
koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsi-prinsip syariah.Apabila
koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan
operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Berdasarkan hal tersebut,maka koperasi
syariah tidak diperkenankan berusaha dalam bidang-bidang yang didalamnya
terdapat unsur-unsur riba, maysir, dan gharar1 .
Sebagian Ulama menyebut Koperasi dengan Syirkah Ta’awuniyah
(Persekutuan tolong-menolong), yaitu suatu perjanjian kerja sama antara dua orang
atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan pihak lain
melakukan usaha atas dasar profit sharring (membagi untung) menurut perjanjian.
Maka dalam koperasi ini terdapat unsur Mudharabah karena satu pihak memiliki
modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut.

4

B. Peran, Tujuan, dan Landasan Koperasi Syariah
Tujuan dari koperasi syariah antara lain:
1. Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral islam: “Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syetan,karena sesungguhnya
syetan itu musuh nyata bagimu”.(Q.S Al baqarah:168)
2. Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota: “Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki serta seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. (Q.S Al Hujarat: 13).

Fungsi dari koperasi syariah:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada


khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonominya
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah,
professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di dalam
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam;
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
4. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana, sehingga
tercapai optimalisasi pemanfaatan harta
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu bekerjasama
melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif.
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.
7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.

Landasan koperasi syariah:

5

1. Berlandaskan pancasila dan UUD 1945
2. Berazazkan kekeluargaan
3. Berlandaskan syariah Islam yaitu Al-quran dan Assunah dengan saling tolong
menolong dan menguatkan. Contoh ayat Al-quran sebagai berikut: Berdasarkan
(Q.S. An-nisa 29) "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu"
Berdasarkan (Q.S. Al-Baqoroh 275)"Orang-orang yang Makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.".
Berdasarkan (Q.S. Al-Maidah 1)“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika
kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya".
4. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI/VII/2012 Tentang penerapan prinsip Syariah,
bahwa LKS (Lembaga Keuangan Syariah) yang menyalurkan dana harus
memastikan bahwa akad yang digunakan dalam penyaluran dana tersebut harus
berbasis Syariah dan tidak boleh berbasis ribawi.

6

C. Koperasi Syariah BMI (Benteng Mikro Indonesia)
Koperasi Syariah BENTENG MIKRO INDONESIA awalnya adalah
Lembaga Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-
UMKM) yang merupakan artikulasi simpulan studi identifikasi skim-skim
pembiayaan bagi pelaku UMKM yang dilakukan oleh Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tangerang dan Lembaga Sumber
daya Imformasi Institut Pertanian Bogor (LSI-IPB) pada tahun 2002. Cabang
pertama adalah LPP-UMKM Sukadiri yang berdiri pada juni 2003 dengan wilayah
kerja Desa Pekayon dan Desa Sukadiri Kecamatan Sukadiri, atas kerja sama Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Kabupaten Tangerang dengan
Lembaga Sumber daya Institut Pertanian Bogor (LSI-IPB).
Sistem pelayanan LPP-UMKM yang diterapkan merupakan Modifikasi Pola
Grameen Bank. Grameen Bank pertama kali dikembangkan oleh Pro. Dr.
Muhammad Yunus (berkewarnegaraan Bangladesh) di Desa Jobra Bangladesh
tahun 1976. Atas jasa dan pengabdiannya dunia telah memberikan penghargaan
NOBEL PERDAMAIAN 2006 kepada Grameen Bank. Grameen berasal dari
bahasa Bengali yang berarti Desa, maka secara harfiah Grameen Bank adalah Bank
Desa.
Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia cabang Gunung Kaler, berdiri
pada tahun 2009 dari 65 cabang seluruh Provinsi Jawa Barat dan Banten yang
berdiri cabang yang ke 15 berada di Desa Renged Kec. Kresek Kab. Tangerang,
dimana Koperasi Syariah BMI menyediakan peminjaman pembiayaan sanitasi
kepada anggota koperasi, yang ingin memiliki kamar mandi dengan sistem
pengembaliannya dengan tambahan 15% pertahunnya dengan jangka waktu
angsuran maksimal sampai 10 tahun yang rata-ratanya untuk pembiayaan sanitasi
Rp10.000.000, dengan pembayarannya seminggu sekali dan tergantung dari
kesepakatan bersama dari anggota koperasi dengan koperasi syariah BMI tanpa
jaminan apapun. Dimana anggota tersebut yang sulit mencari dana untuk ingin
memiliki kamar mandi atau sanitasi karena faktor ekonomi menengah yang rata-
ratanya hanya mencukupi untuk kebuhan sehari-harinya. Maka dari itu mendaftar

7

terlebih dahulu menjadi anggota koperasi untuk mengajukan peminjaman dana
kepada koperasi syariah BMI untuk pembiayaan sanitasi.

D. Visi dan Misi Koperasi Syariah BMI


a. Visi dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, yaitu :
Menjadi Mitra UMKM terbaik di Indonesia yang sehat, kredibel dan efektif untuk
mendinamisasi pemberdayaan anggota dalam rangka meningkatkan produktivitas,
daya saing dan kemandirian sesuai prinsip- prinsip syari’ah yang menciptakan
kemaslahatan.
b. Misi dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, yaitu :
- Memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan pendapatan anggota
melalui pelayanan simpan pinjam dan pembiayaan syari’ah.
- Mengembangkan dan memberdayakan anggota yang produktif dan mandiri
serta memiliki daya saing secara sistematis, berkelanjutan dan terintegrasi.
- Mengelola koperasi secara modern dan profesional tanpa meninggalkan jati
diri koperasi.
- Memberikan pelayan prima untuk kepuasan anggota.
- Membuka lapangan pekerjaan baru yang terbuka bagi anggota.
- Membuka lapangan pekerjaan baru yang terbuka bagi anggota koperasi dan
keluarganya.

E. Produk Koperasi Syariah BMI


1. Produk Simpanan
1) Simpanan Modal Sendiri
- Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
disetorkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan

8

masih menjadi anggota dan aqad yang digunakan adalah Wadi’ah. Dain
nilai Simpanan Pokok ditentukan sebesar Rp 10.000,- penyetirannya
dilakukan saat melakukan pendaftaran menjadi anggota.
Ketentuan simpanan pokok adalah sebagai berikut :
a. Simpanan pokok dibayarkan oleh anggota pada saat yang
bersangkutan mengajukan permohonan sebagai anggota dan tidak
dapat dikembalikan.
b. Simpanan pokok harus telah disetor penuh dengan bukti penyetoran
yang sah
c. Ketetntuan mengenai persyaratan dan tata cara penetapan simpanan
pokok diatur dalam Anggaran Dasar.
- Simpanan Wajib
Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota (Penjelasan Pasal 41 UU No. 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian).
Ketentuan Simpanan Wajib, sebagai berikut:
a. Wajib dimiliki setiap anggota yang jumlah minimumnya ditetapkan
dalam anggaran dasar dan boleh menyetor lebih bear dari ketentuan.
b. Pembayaran simpanan wajib merupakan tanda bukti keanggotaan
c. Kepada setiap anggota diberikan bukti pembayaran atas simpanan
wajib yang telah disetornya.
2) Simpanan Modal Kerja
- Simpanan Sukarela
Dalam upaya membudayakan sipanan sukarela bagi anggota, ditetapkan
sebuah program yang diberi nama GEMA SARI (Gerakan Menyimpan
seribu sehari). Maka diharapkan semua anggota mempraktekannya sebagai
upaya kemandirian anggota dan koperasi.
Ketentuan simpanan sukarela, sebagai berikut:

9

a. Buku gratis dan bisa diambil pada rembug pusat dan setiap hari kerja
b. simpanan pertama minimal Rp 5.000,-, berikutnya minimal Rp. 500,-
c. Setiap anggota wajib memiliki saldo simpanan sukarela sebesar 2X
nilai angsuran pembiayaan terakhir (pada saat pencairan)
d. Akad yang digunakan adalah Wadi’ah Yad Dhamanah. (bonus
Simpanan setara 10% pertahun)

Manfaat Simpanan Sukarela pada anggota yaitu :

a. Membayar angsuran bila mana sedang tidak memiliki uang;

b. Kebutuhan jangka panjang (Keperluan Lebaran, bersalin, dll);

c. Keperluan mendadak (anak sakit, menjenguk saudara, dll)

pencairan.
- Simpanan Berjangka
Simpanan berjangka adalah simpanan anggota koperasi yang lama
penyimpanannya memiliki jangka waktu tertentu dengan pola imbal hasil.
Minimal simpanan sebesar Rp 5.000.000,- dengan waktu penyimpanan
minimal enam bulan.
Ketentuan Simpanan Berjangka, sebagai berikut:
a. Sudah menjadi anggota koperasi (pelunasan simpanan posko)
b. Membayar simpanan wajib secara rutin sesuai ketentuan yang berlaku
c. Akad yang digunakan adalah Simpanan Mudharabah (suatu akad
penyerahan modal dari pemilik modal (shahibul maal) yakni pemilik
modal tidak terlibat dalam menejemen usaha dengan keuntungan dibagi
berdasarkan nisbah yang disepakati bersama (imbal hasil setara 15%
pertahun)
- Simpanan Umrah
Diperuntukan bagi anggota yang ingin melaksanakan umroh. Dengan
ketentuan lamanya penyimpanan sampai batas waktu pemberangkatan,
sesuai nominal paket yang diambil dengan akad Mudharabah (bonus

10

simpanan setara 10% pertahun dan tidak boleh diambil selama saldo belum
mencukupi).
- Simpanan Haji
Diperuntukan bagi anggota yang ingin melaksanakan haji, dengan
ketentuan lamanya penyimpanan sampai batas waktu pemberangkatan,
sesuai nominal paket yang diambil dengan akad Mudharabah (bonus sesuai
nominal paket yang diambil selama saldo belum mencukupi).
- Simpanan Sanitasi dan Air
Diperuntukan bagi anggota yang ingin memiliki fasilitas Sanitasi dan Air
tanpa melalui tahapan pembiayaan dan atau peningkatan kualitas dengan
akad Mudharabah (bonus simpanan setara 10% pertahun). Ketentuan
lamanya penyimpanan sampai jumlah mencukupi untuk membangun
sanitasi & air atau dengan saldo minimal 20% dari kebutuhan serta berlaku
untuk masa keanggotaan < 1 tahun.
- Simpanan Qurban
Diperuntukan bagi anggota yang ingin melaksanakan ibadah qurban
dengan akad Mudharabah (bonus simpanan setara 10% pertahun). Dengan
ketentuan lamanya penyimpanan sampai jumlah mencukupi untuk
melaksanakan ibadah qurban dan tidak boleh diambil selama saldo belum
mencukupi.
- Simpanan Pendidikan
Diperuntukan bagi anggota yang ingin memberikan pendidikan terbaik
kepada anaknya, minimal wajib belajar 12 tahun dengan akad Mudharabah
(bonus simpanan setara kurang lebih 10% pertahun). Mekanisme simpanan
bersifat tetap sesuai jenjang pendidikan yang diambil.
2. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Produktif
- Mikro Mitra Usaha (MMU)

11

Diperuntukan bagi anggota Rembug Pusat dengan usaha berbasis harian.
Dengan ketentuan pokok dan bagi hasil pembiayaan diangsur 100% secara
mingguan sesuai akad pembiayaan. Nilai maksimal pembiayaan sebesar
Rp 20. 000.000,- dan akad yang digunakan Qard Wal Ijarah.
- Mikro Mitra Mandiri (MMM)
Merupakan Skim Pembiayaan Produktif dalam bentuk modal kerja yang
diperuntukan bagi anggota Rembug Pusat dan anggota umum yang ingin
mengembangkan dan memulai usaha baru sebagai upaya perbaikan
ekonomi dengan angsuran bulanan.
- Mikro Mitra Ternak (MMT)
Diperuntukan bagi anggota Rembug Pusat yang ingin menjalankan usaha
ternak kambing/domba dan atau sapi. Dengan ketentuan lama keanggotaan
minimal 1 (satu) tahun dan pembiayaan angsuran dilakukan secara
bulanan. Nilai maksimal pembiayaan sebesar Rp 20.000.000,- dan akad
yang digunakan Mudharabah dan atau Musyarakah.
3. Pembiayaan Investasi
1) Mikro Tata Griya (MTG)
Diperuntukan bagi anggota Rembug Pusat yang ingin memperbaiki rumah
dan nilai pembiayaan maksimal Rp 10.000.000,- dengan ketentuan
keanggotaan minimal 2 tahun dan aqad yang digunakan Istishna’.
2) Mikro Tata Cendikia (MTC)
Diperuntukan untuk anggota Rembug Pusat yang ingin anak-anaknya
mengikuti wajib belajar 12 tahun dan nilai pembiayaan maksimal sebesar
Rp 10.000.000,- dengan ketentuan keanggotaan minimal 2 tahun dan akad
yang digunakan Qard Wal Ijarah.
3) Mikro Tata Sanitasi (MTS)
Diperuntukan untuk anggota Rembug Pusat yang ingin memiliki fasilitas
sanitasi sehat dan nilai pembiayaan maksimal sebesar Rp 8.000.000,-
dengan ketentuan keanggotaan minimal 1 tahun, sedangkan anggota yang
< 1 tahun wajib memiliki simpanan sanitasi & air , dan atau tunai minimal

12

sebesar 20% dari total yang dibutuhkan dan aqad yang digunakan
Istishna’.
4) Mikro Tata Air (MTA)
Diperuntukan untuk anggota Rembug Pusat yang ingin memiliki fasilitas
air bersih dan nilai pembiayaan maksimal sebesar Rp 7.000.000,- dengan
ketentuan keanggotaan minimal 1 tahun, sedangkan anggota yang < 1
tahun wajib memiliki simpanan sanitasi & air , dan atau tunai minimal
sebesar 20% dari total yang dibutuhkan dan aqad yang digunakan
Istishna’.
5) Pembiayaan Umroh
Diperuntukan untuk anggota Rembug Pusat yang ingin melaksanakan
ibadah Umroh dan nilai pembiayaan maksimal sebesar Rp 15.000.000,-,
dengan ketentuan keanggotaan minimal 3 tahun dan akad yang digunakan
Qard wal Ijarah dan memiliki uang muka sebesar Rp 1.000.000,-.
6) Pembiayaan Rumah tanpa DP
Diperuntukan untuk anggota miskin yang ingin membangun rumah
sederhana tanpa uang muka dan nilai pembiayaan maksimal
Rp 54.000.000,- dengan ketentuan keanggotaan minimal 2 tahun dan aqad
yang digunakan Istishna.

F. Hak dan Kewajiban Anggota Koperasi Syariah BMI


Hak anggota menurut pasal 20 dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian yaitu:

a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat


anggota
b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawa
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta

13

e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama
anggota
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar.9

Kewajiban anggota menurut Pasal 20 dalam UU No.25 Tahun 1992 tentang


perkoperasian yaitu:

a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang
telah disepakati dalam rapat anggota
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan Sistem Peminjaman Dana Koperasi Syariah
d. Sistem Peminjaman Dana Koperasi Syariah untuk Pembiayaan Sanitasi
bagi anggota Koperasi.
e. untuk pembiayaan sanitasi bagi anggota koperasi.

G. Sistem Peminjaman Dana Koperasi Syariah untuk Pembiayaan Sanitasi Bagi


Anggota Koperasi
Pinjam meminjam merupakan salah satu bentuk muamalah yang sangat
dianjurkan dalam Islam. Terutama dalam akad pinjaman sendiri yaitu tabarru (akad
kebaikan atau tolong menolong).
Dalam peran Koperasi Syariah dalam aspek pengumpulan dan penyaluran
dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang lebih komprehensif, MUI
memandang perlunya lembaga yang dapat mengelola dana serta melakukan
pembinaan masyarakat yang sejalan dengan prinsip pada syariah Islam serta
program pemerintah yang sudah berjalan, yaitu STBM dan PAMSIMAS. Dimana
pada prinsip STBM dan PAMSIMAS penyediaan sarana prasarana air bersih dan
sanitasi merupakan kegiatan non-subsidi. Oleh karena MUI melihat bahwa untuk
pendanaan penyediaan air bersih dan sanitasi dengan dana ZISWAF, perlu
diterapkan melalui koperasi syariah (kopsyah) atau sebelumnya dikenal dengan

14

istilah Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Kopsyah memiliki dua jalur pendanaan,
yaitu (i) dana komersil (Mu’awadat) ataupun (ii) dana non-komersil (Tabarru’at)
dari harta ZISWAF. Koperasi syariah ini disebut Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah (KOPSYAH) dalam permenkop dan UKM RI No. 16 Tahun
2015.
Dari pendapat di atas, Peran Koperasi Syariah dalam aspek pengumpulan
dan penyaluran dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan pendapat
dari Fatwa No. 001/MUNAS-IX/MUI/2015 Tentang Pendayagunaan Harta Zakat,
Infaq, Sedekah dan Wakaf untuk Pembangunan Sarana Air Bersih dan Sanitasi bagi
Masyarakat, menyediakan dana untuk akses sanitasi bagi masyarakat yang
membutuhkan yang melalui Koperasi syariah kepada Anggotanya untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan sanitasi, tanpa adanya imbalan bagi para
anggotanya untuk membayar pembiayaan sanitasi kepada pihak Koperasi Syariah.
Sistem peminjaman dana untuk pembiayaan sanitasi, dimana Koperasi
Syariah BMI menyediakan peminjaman pembiayaan sanitasi kepada anggota
koperasi yang ingin memiliki sanitasi dengan pengembaliannya dengan tambahan
15% pertahunnya dengan jangka waktu angsuran maksimal sampai 10 tahun yang
rata-ratanya untuk pembiayaan sanitasi Rp 10.000.000, dengan pembayarannya
seminggu sekali dan tergantung dari kesepakatan bersama dari anggota koperasi
dengan manejer koperasi syariah tanpa jaminan apapun. Dimana anggota tersebut
yang sulit mencari dana untuk ingin memiliki sanitasi yang layak karena faktor
ekonomi menengah kebawah yang rataratanya hanya mencukupi kebutuhan sehari-
sehari. Maka dari itu mendaftar terlebih dahulu menjadi anggota koperasi untuk
mengajukan peminjaman dana kepada manejer koperasi syariah untuk pembiayaan
sanitasi.

15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi syariah adalah jenis koperasi yang mensejahterakan ekonomi para
anggotanya sesuai norma dan moral Islam dan berguna untuk menciptakan
persaudaraan dan keadilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kegiatan
usaha koperasi syariah mencakup kegiatan yang mencerminkan aspek bisnis
(tamwil) dan aspek sosial (maal). Kegiatan usaha koperasi syariah secara legal
mengacu pada Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 11 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan, Pinjam, dan Pembiayaan Syariah
oleh Koperasi. Sedang secara aspek syariah mengacu pada fatwa DSN-MUI yang
relevan untuk produk koperasi syariah. Kegiatan bisnis (tamwil) koperasi syariah
meliputi tiga produk yaitu Simpanan, Pinjaman, dan Pembiayaan. Sedangkan
kegiatan sosial (maal) meliputi kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana zakat,
infak/sedekah, dan wakaf.

16

DAFTAR PUSTAKA
BMI, K. (2022, April 30). Koperasi Syariah BMI. Retrieved from kopsyahbmi.co.id:
https://kopsyahbmi.co.id/beranda

Dr. H. Hayu Prabowo, Pendayagunaan Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf untuk
Pembangunan Sarana air dan sanitasi masyarakat (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 2016),h. 10

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, PT Raja Grafindo Persada , Jakarta, 2002, hal 292.

Jakarta, K. S. (n.d.). Rangkul Teman. Retrieved from rangkulteman.id:


https://rangkulteman.id/berita/sekilas-mengenai-koperasi-simpan-pinjam-
syariah

Kamaruddin Batubara, Buku Panduan Simpan Pinjam dan Pembiayaan Model BMI
Syariah (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2020), h. 1.

Okfitasari, A., & Suyatno, A. (2018). Analisis Kesehatan Koperasi Syariah dalam
Upaya Meningkatkan Kinerja dan Pelayanan. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 4(02), 91-102.

Rusydiana, A. S., & Devi, A. (2018). Mengembangkan koperasi syariah di Indonesia:


Pendekatan Interpretative Structural Modelling (ISM). Economica: Jurnal
Ekonomi Islam, 9(1), 1-23.

Yusuf, B. (2016). Analisis tingkat kesehatan koperasi syariah. Esensi: Jurnal Bisnis
dan Manajemen, 6(1), 101-112.

17

Anda mungkin juga menyukai