DI INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
0
KATA PENGANTAR
Penulis
1 ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi Syariah......................................................
3
2.2 Tujuan, Fungsi, Landasan dan Prinsip dari Koperasi
Syariah.......................................................................................
4
2.3 Usaha Koperasi Syariah dan Modal Awal Koperasi..................
6
2.4 Contoh Dari Koperasi Syariah Di Indonesia..............................
7
2.5 Perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia...........................
12
2.6 Mengetahui Kendala yang Dihadapi Koperasi Syariah.............
13
2.7 Kebijakan dalam Menyelesaikan Kendala yang dihadapi
Koperasi Syariah.......................................................................
17
2.8 Landasan Hukum Koperasi Syariah...........................................
2
3.1 Kesimpulan................................................................................
26
3.2 Saran...........................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA
iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu dekade
terakhir ini berkembang pesat dan semakin menarik. Pasca 1998, bank-
bank umum berbasis sistem syariah mulai tumbuh. Kini, ada kurang lebih
sekitar 10 bank umum syariah di Indonesia. Belum lagi, ditambah dengan
puluhan bank perkreditan syariah di berbagai wilayah. Menariknya lagi,
pertumbuhan perbankan syariah diikuti juga dengan asuransi syariah,
pegadaian syariah, koperasi syariah, BMT/jasa keuangan syariah dan pasar
modal syariah.
Seperti yang telah kita ketahui gagasan para pendiri negara ini,
bahwa kita adalah bangsa yang anti neo kolonialisme dan kapitalisme. Itu
sebabnya muncul ide berdikari dan ekonomi kerakyatan, yang mana semua
berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Ekonomi kerakyatan memungkinkan
rakyat sebagai pelaku utama dan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa, yang semuanya berawal dari koperasi yang sehat pula.
0
bukan hanya sebagai pelengkap perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia ini, tetapi Koperasi Syari’ah diharapkan bisa terus eksis dan
menjadi motor pertumbuhan ekonomi kita.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian koperasi syariah.
2. Mengetahui apa saja tujuan, fungsi,landasan dan prinsip dari koperasi
syariah.
3. Mengetahui usaha koperasi syariah dan modal awal koperasi.
4. Mengetahui apa saja contoh dari koperasi syariah di Indonesia.
5. Mengetahui apa di Indonesia sudah berkembang bentuk koperasi
syariah.
6. Mengetahui kendala yang dihadapi koperasi syariah.
7. Mengetahui apa saja kebijakan yang diambil dalam menyelesaikan
kendala yang dihadapi koperasi syariah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Koperasi Syariah
Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga
mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah
melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh
anggotanya. Koperasi bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan
ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung dengan
Koperasi.
2
Berdasarkan hal tersebut, maka koperasi syariah tidak
diperkenakan berusaha dalam bidang-bidang yang didalamnya terdapat
unsur-unsur riba, maysir dan gharar. Disamping itu koperasi syariah juga
tidak diperkenankan melakukan transaksi-transaksi derivatif sebagaimana
lembaga syariah lainnya.
3
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu
bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif;
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja;
7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.
2. Beazaskan Kekeluargaan
4
7. Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya
ekonomi, dan sumber daya informasi secara optimal.
8. Menjalin dan menguatkan kerjasama antar anggota, antar
koperasi, serta dengan dan atau lembaga lainnya.
5
Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta didapat
dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat
utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat
berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau
lembaga.
6
Koperasi Syariah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
(KOPERHAJI) beralamat di Jalan Tegalan No. 1C Lt.2 RT.001
RW.002 Palmeriam Matraman Jakarta Timur dan berbadan
hukum Koperasi yang memiliki dasar hukum antara lain Akta
Pendirian Nomor : 129 yang dikeluarkan Notaris H. Rizul
Sudarmadi,SH pada Tanggal 21 Oktober 2010 dan Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, Nomor : 943/BH/M.KUKM.2/XII/2010
tanggal, 22 Desember 2010.
Adapun dokumen legalitas yang telah dimiliki KOPERHAJI
antara lain :
1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan Nomor :
195/1.824.271/XII/2010 tanggal, 28 Desember 2010.
2. Surat Keterangan Penanggungjawab Koperasi Nomor :
195/1824.271/XII/2010 tanggal, 28 Desember 2010.
3. Surat Keterangan Terdaftar Perusahaan Nomor : PEM-
01814/WPJ.20/KP.0103/2010 , tanggal, 29 Desember
2010
4. NPWP : 02.835.690.5-001.000
5. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
6. Bank Bukopin Syariah Jalan Matraman Raya Jakarta dan
Bank Mandiri cabang Jakarta Cut Meutia
7
Visi dan Misi Koperhaji
Untuk terciptanya suatu lapangan kerja dan hasil yang
maksimal untuk kesejahteraan anggota merupakan keinginan
Koperasi KOPERHAJI yang tercermin dalam Visi dan Misi.
Visi :
Menjadi koperasi yang kuat dengan semangat kebersamaan
dan kemanunggalan.
Misi :
Membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja
yang berkualitas
Memancarkan semangat juang dalam meningkatkan hasil
kerja yang bermutu untuk ekonomi ummat.
Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota
khususnya dan masyarakat umumnya.
Ruang Lingkup Usaha
1. Kegiatan usaha KOPERHAJI sesuai dengan AKTA
PENDIRIAN KOPERHAJI BAB III Pasal 5 ayat sebagai
berikut :
o Unit Jasa Keuangan syariah.
o Agen Tour dan Travel Wisata haji dan umrah.
o Percetakan/photocopy.
o Pengolahan limbah.
o Grosir keperluan sehari-hari.
o Cleaning service.
o Peralatan kantor / ATK.
o Jasa parkir dan security.
o Perdagangan umum meliputi : Ritail, kontraktor, hasil
tambang, industri kecil, pertanian, perkebunan, perikanan
dan kehutanan.
8
o Jasa meliputi : Managemen perhotelan, jasa konsultan
keuangan, jasa boga, jasa loundry, jasa transportasi dan
jasa pengiriman barang.
2. Dalam perkembangannya ke depan, KOPERHAJI akan
membuka cabang / perwakilan di tempat lain baik di dalam
maupun di luar wilayah Republik Indonesia
NAMA KOPERASI
Koperasi Syariah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia
disingkat “KOPERHAJI”
BENTUK BADAN HUKUM
Koperasi
DASAR HUKUM
o Akta Pendirian Nomor : 129
Notaris : H. Rizul Sudarmadi, SH. tanggal, 21
Oktober 2010.
o Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia
Nomor : 943/BH/M.KUKM.2/XII/2010
tanggal, 22 Desember 2010.
ALAMAT
Jalan Tegalan No. 1 Palmeriam, Matraman, Jakarta
Timur
Telepon : 021-85914146 / 8576645 Fax. : 021-8576645
IJIN USAHA
o Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Nomor : 195/1.824.271/XII/2010 tanggal, 28 Desember
2010.
o Surat Keterangan Penanggungjawab Koperasi
Nomor : 195/1824.271/XII/2010 tanggal, 28
Desember 2010.
9
2.4.2 Koperasi Syariah Indonesia (KOSINDO)
10
Membuka dan mendampingi lembaga-lembaga usaha atau
lembaga lainnya dalam memperoleh pembiayaan dari
lembaga keuangan syariah.
11
triliun. Aset KJKS dan UJKS mencapai Rp. 2,42 triliun. Sedangkan
untuk BMT, total aset yang dikelola diperkirakan mencapai nilai Rp 5
trilyun, nasabah yang dilayani sekitar 3,5 juta orang, dan jumlah
pekerja yang mengelola sekitar 20.000 orang.
Data tersebut membuktikan bahwa koperasi syariah punya
potensi yang sangat besar dalam menyejahterakan masyarakat
Indonesia, terutama melalui akses pembiayaan dan penyerapan tenaga
kerja. Potensi koperasi syariah tersebut didukung dengan jumlah
penduduk muslim Indonesia yang mayoritas Muslim.
Bahkan, berdasarkan riset yang dilakukan oleh PEW,
penduduk muslim Indonesia merupakan yang terbesar di dunia (13%
dari total penduduk muslim dunia). Selain dari segi jumlah, kesadaran
masyarakat akan produk-produk syariah pun makin tinggi. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan jumlah nasabah bank syariah selama
sepuluh tahun terakhir dari hanya ratusan ribu menjadi enam juta
pemegang rekening (www.adiwarmankarim.com).
1. Marketing
12
Umumnya pengurus Koperasi Syariah mengurus marketing
setelah letih mengupayakan berdirinya lembaga. Oleh karena itu
tidak mengherankan jika pemasaran dan jaringannya kedodoran. Ia
harus berhadapan dengan bank-bank, baik konvensional maupun
syariah yang jaringan dan group marketing yang dilengkapi dengan
instrumen dan SDM yang canggih dan terlatih. Apalagi setelah
bank-bank itu juga turun mengurusi usaha kecil dan mikro, maka
koperasi Syariah kian terpukul ke pojok.
2. Sumberdaya manusia
Para pegawai dan pengurus koperasi Syariah umumnya dilatih
dalam sebuah pelatihan yang tidak lebih dari 5-6 hari kerja. Lalu
setelah itu dimagangkan di Koperasi Syariah yang sudah berjalan
selama seminggu. Kemudian diterjunkan langsung di Koperasi
Syariah nya sendiri. Tidak mengherankan jika pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki diperoleh hanya dari internal
experience.
Umumnya alokasi dana pelatihan untuk para pegawai dan
pengurus Koperasi Syariah sangat minim. Para karyawan jarang
dikirim untuk pelatihan dan pendidikan. Sebab apabila diberikan
pelatihan keluar, maka biaya yang ditanggung dua kali lipat, yaitu
biaya pendidikan/latihan dan biaya yang muncul akibat tidak
bekerjanya karyawan sehingga karyawan lain harus lembur.
Padahal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk
meningkatkan keuntungan belum tentu diperoleh secara langsung.
Banyak yang lupa bahwa SDM di Koperasi Syariah sama
seperti di bank syariah, yang memerlukan dua dimensi yang harus
dikuasai secara seiring dan sejalan. Pertama pengetahuan tentang
syariah muamalah dan yang kedua adalah ekonomi dan keuangan
secara praktis. Mungkin pada waktu pertama dulu dapat dimaklumi
keterpisahan penguasaaan kedua bidang itu. Akan tetapi kedepan,
menghadapi dunia yang penuh persaingan, karyawan bank dan
13
koperasi syariah tidak bisa lagi memiliki pengetahuan “sekuler”,
syariah muamalah saja, atau ekonomi dan keuangan saja.
3. Produk terbatas
Produk Koperasi syariah umumnya masih terpisah-pisah.
Untuk pembiayaan modal, diperlukan aturan dan pelaksana yang
terpisah dengan pembiayaan “consumer”. Dengan kata lain
Koperasi Syariah tidak melakukan strategi “one stop service”.
Dengan asumsi masyarakat kecil tidak bisa datang ke bank, maka
jika koperasi syariah tidak bisa melayani dengan cara seperti ini,
maka masyarakat tinggal gigit jari.
Selain itu, pengembangan produk layanan dalam Koperasi
syariah umumnya mengikuti trend yang berkembang, baik di bank
syariah maupun koperasi syariah lainnya. Padahal dengan potensi
SDM yang dimiliki, wakil khusus marketing dan DPS, berbagai
layanan baru dapat dikembangkan.
4. Lender of the Last Resort
Tidak seperti bank yang didukung oleh lembaga penjamin
simpanan apabila terjadi likuidasi, koperasi syariah tidak memiliki
dukungan yang sama. Demikian pula lembaga yang bertindak
selaku lender of the last resort alias lembaga pemberi pinjaman
terakhir apabila terjadi krisis likuiditas.Problem ini sudah
diidentifikasi sejak 15 tahun yang lalu, yaitu ketika kongres
koperasi syariah pertama diadakan pada tahun 1996. Sampai saat
ini nampaknya belum ada realisasinya, baik dari kalangan
pemerintah maupun koperasi syariah sendiri.
5. Permodalan
Untuk bisa maju dan besar, logika sederhana masyarakat
berlaku: perlu modal besar juga. Bagaimana mungkin sebuah
koperasi syariah akan bisa besar dan maju dalam melayani
masyarakat kecil, jika modalnya pas-pasan? Diperlukan usaha
terpadu, baik di kalangan koperasi sendiri maupun pemerintah
14
dalam menggalang peningkatan modal dalam rangka peningkatan
layanan kepada masyarakat.
6. Teknologi
Hal yang paling tertinggal dalam koperasi syariah adalah
masalah teknologi, meskipun secara mendasar, hampir tidak ada
koperasi syariah/KOPERASI SYARIAH yang tidak menggunakan
tekonologi komputer saat ini. Akan tetapi untuk yang besar, mereka
terpaksa harus gigit jari. Ambil misalnya yang paling sederhana dan
mudah dilihat masyarakat seperti ATM (Automatic Teller
Machine). Bank-bank baik konvensional maupun syariah dengan
mudah melakukan investasi dalam jaringan ini karena besarnya
modal yang dimiliki. Atau dengan mudahnya masuk dalam jaringan
ATM bersama karena kemampuan untuk membayar biaya bulanan
atas jaringan yang digunakan.
7. Dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu
Terkadang koperasi harus rela dimanfaatkan secara politis
oleh pihak lain untuk memperoleh kedudukan maupun duit.
Sedangkan koperasinya sendiri tidak memperoleh apa-apa dari
manuver yang dilakukan pihak itu. Salah satu contohnya adalah
klaim keberhasilan yang diperoleh koperasi Syariah yang diakui
sebagai keberhasilan suatu kepemimpinan. Sikap koruptif segelintir
anggota masyarakat semacam ini sampai hari ini masih dirasakan
negatifnya buat koperasi syariah.
pengawas manajemen dengan pengawas syariah. Tidak
sedikit koperasi kecolongan karena tidak sempurnanya dua
pengawasan di atas. Dari segi syariah mungkin sudah memenuhi
syarat, namun dari segi manajemen masih berantakan, sehingga
membuka peluang kecurangan dan kesalahan besar dalam praktek
berkoperasi.
15
2.7 Kebijakan dalam Menyelesaikan Kendala yang dihadapi Koperasi
Syariah
Porsi industri keuangan syariah, termasuk koperasi syariah, di
Indonesia masih berkisar di angka 4% dari keseluruhan kegiatan
perekonomian di Indonesia. Dengan jumlah penduduk muslim yang
sangat besar dan konsep koperasi yang bersifat kerakyatan,koperasi
syariah diyakini masih akan berkembang pesat. Diharapkan koperasi ini
akan dapat terus dan semakin banyak berkontribusi terhadap
pembangunan perekonomian nasional.Usaha bersama ini diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan produksi anggota dan masyarakat
dan juga memperkuat anggota agar lebih profesional dan konsisten
terhadap usahanya. Selain itu koperasi juga berperan sebagai mediator
pemilik dana dan pengelola dana sehingga tercapai optimalisasi
pemanfaatan aset, memperluas kesempatan kerja, dan
menumbuhkankembangkan usaha-usaha produktif anggota. Didasarkan
pada berbagai permasalahan yang dihadapi KOPERASI SYARIAH
dalam operasianalnya maka dapat dirumuskan beberapa konsep
kebijakan :
16
kebijakan dalam rangka pengembangan potensi serta perluasan
jaringan KOPERASI SYARIAH di seluruh Indonesia.
3. Pengawasan terhadap KOPERASI SYARIAH dilakukan oleh
lembaga pengawasan independen. Dewan pengawas memiliki tugas
utama dalam pengawasan KOPERASI SYARIAH terutama yang
berkaitan dengan sistem syariah yang dijalankan. Landasan kerja
dewan ini berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).
Fungsi utama dewan tersebut meliputi: sebagai penasihat dan
pemberi saran atau fatwa kepada pengurus dan pengelola mengenai
hal-hal yang terkait dengan syariah seperti penetapan produk,
sebagai mediator antara KOPERASI SYARIAH dengan Dewan
Syariah Nasional, mewakili anggota dalam pengawasan syariah.
Srategi Pengembangan KOPERASI SYARIAH. Dengan
mempertimbangkan arah kebijakan pengembangan KOPERASI
SYARIAH dan permasalahan yang dihadapi maka strategi
pengembangan KOPERASI SYARIAH dirumuskan sebagai berikut:
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
dan pelatihan yang tepat dan berkesinambungan dengan menjalin
kerjasama dengan lembaga pendidikan formal ataupun non formal. .
5. Adanya pengetahuan srategik dalam bisnis (business strategy). Hal
ini diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme KOPERASI
SYARIAH dalam bidang pelayanan. Isu yang selalu berkembang
dalam bidang ini biasanya adalah pelayanan tepat waktu, pelayanan
siap sedia, pelayanan siap dana dan sebagainya.
6. Pengembangan aspek paradigmatik, diperlukan pengetahuan
mengenai aspek bisnis islami sekaligus meningkatkan muatan–
muatan islam dalam setiap perilaku pengelola dan karyawan
KOPERASI SYARIAH dengan masyarakat pada umumnya dan
nasabah pada khususnya.
7. Memperluas jaringan kerjasama antar KOPERASI SYARIAH, BPR
syariah, bank syariah yang merupakan satu kesatuan
17
berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya serta
mempunyai tujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan menegakan
syariat islam di dalam bidang ekonomi. Dengan demikian akan
terbentuk jaringan vertikal dan horizontal yang mendukung
perkembangan dan eksistensi KOPERASI SYARIAH. Jaringan
secara horizontal yaitu jaringan antar KOPERASI SYARIAH dan
jaringan secara vertikal yaitu antara KOPERASI SYARIAH dengan
lembaga lain yang lebih besar. Jaringan merupakan hal yang penting
karena memungkinkan KOPERASI SYARIAH memperoleh
informasi yang dibutuhkan, akses dana, serta alih pengetahuan dan
teknologi.
8. Dilakukan pengawasan secara intensif, karena hal ini sangat penting
sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan operasional KOPERASI
SYARIAH. Pengawasan yang intensif penting untuk meyakinkan
bahwa tidak terdapat penyimpangan dalam operasional KOPERASI
SYARIAH, sebagai suatu peringatan dini mengenai kondisi
kesehatan KOPERASI SYARIAH.
9. Perlunya inovasi produk sesuai syariah yang ditawarkan kepada
masyarakat. Pengembangan produk yang inovatif dapat dilakukan
melalui program replikasi produk-produk yang telah terbukti
keberhasilannya.
10. Strategi pemasaran yang local oriented berdampak pada lemahnya
upaya KOPERASI SYARIAH untuk mensosialisasikan produk–
produk KOPERASI SYARIAH di luar masyarakat di mana
KOPERASI SYARIAH itu berada. Guna mengembangkan
KOPERASI SYARIAH maka upaya–upaya meningkatkan teknik
pemasaran perlu dilakukan, untuk memperkenalkan eksistensi
KOPERASI SYARIAH di tengah–tengah masyarakat.
11. Memperbanyak jumlah KOPERASI SYARIAH dengan
mendirikannya di setiap desa. Hal ini dikarenakan saat ini
KOPERASI SYARIAH yang ada di Indonesia pada umumnya
18
berlokasi di perkotaan, seperti kabupaten dan kecamatan. Padahal
komunitas masyarakat miskin sebagian besar terdapat di pedesaan.
Hal ini menyebabkan masih banyak masyarakat miskin yang
menggunakan jasa rentenir dikarenakan ketertidaksediaannya
KOPERASI SYARIAH di lingkungan tempat tinggal mereka.
Selain itu pangsa pasar di daerah pedesan sangat potensial dalam
mengembangkan KOPERASI SYARIAH.
12. Meraih dukungan dari tokoh masyarakat dan agama dalam
mensosialisasikan potensi dan eksistensi KOPERASI SYARIAH
sebagai lembaga keuangan yang siap membantu dalam
pemberdayaan potensi usaha kecil dan menemgah. Dukungan dari
para tokoh tersebut sangat sangat penting dikarenakan sebagian
masyarakat sangat mepercayai tokoh-tokoh yang mereka hormati.
13. Perlu adanya evaluasi bersama guna memberikan peluang bagi
KOPERASI SYARIAH untuk lebih kompetitif. Evaluasi ini dapat
dilakukan dengan cara mendirikan lembaga evaluasi KOPERASI
SYARIAH atau lembaga sertivikasi KOPERASI SYARIAH.
Lembaga ini bertujuan khusus untuk memberikan laporan peringkat
kinerja kwartalan atau tahunan KOPERASI SYARIAH di seluruh
Indonesia
19
Perkembangan peraturan hukum koperasi syariah dari masa ke masa,
maka akan dibagi dalam beberapa pereode, antara lain:
20
berkepanjangan mulai dari agresi militer Belanda, hingga
pemberontakan PKI.
21
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995,
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi;
22
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 02/DSNMUI/
IV/2000 Tentang Tabungan (wa’diah);
23
namun di sisi lain adanya keengganan dari pembuat Undang
undang untuk secara tegas mengatur tentang kelembagaan ini.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang terdapat dalam bab II, penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
25
memperbaiki keanggotaan dalam segi kinerjanya. Lalu kita harus tahu
update terbaru dari dunia ekonomi dan harus menguasai teknologi.
3.2 Saran
1. Koperasi hendaknya melakukan inovasi-inovasi agar masyarakat lebih
tertarik untuk melakukan kegiatan ekonomi dengan koperasi.
2. koperasi syariah juga harus melakukan berbagai promosi kepada
masyarakat mengenai kebihan ekonomi syariah.
3. Koperasi syariah hendaknya bukan hanya melakukan kegiatan yang
bersifat keanggotaan namun juga bersifat kemasyarakatan yakni berupa
pelatuhan kegiatan yang produktif.
4. Sebaiknya dalam pelajaran koperasi dijelaskan juga mengenai koperasi
syariah.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://ajoagung.blogspot.com/2012/11/ini-contoh-makalah-koperasi
syariah.html
http://anniequ.blogspot.com/2009/11/makalah-keberadaan-koperasi-
syariah.html
http://berkoperasi.blogspot.com/
http://berkoperasi.blogspot.com/
http://dariislam.blogspot.com/2009/11/peluang-dan-tantangan-ekonomi-
syariah.html
http://duniaiptek.com/sejarah-koperasi-syariah/
http://fauzanrofiki.blogspot.com/2011/10/identifiksi-masalah-koperasi-
syariah.html
http://fossei.org/2013/01/menilik-perkembangan-koperasi-syariah-dan-
potensinya-dalam-
perbaikan-kesejahteraan-masyarakat/
http://gampito.blogspot.com/2008/06/probematika-operasionaliasi-bmt.html
http://pengertiandarisyariah.blogspot.com/
http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/pengaruh-prospek-dan-kendala-bmt-
di.html
http://tulusfmaulana.blogspot.com/2013/01/koperasi-syariah.html
http://www.iphi.web.id/koperasi-syariah/
https://agentidicambiamento.wordpress.com/2012/07/14/konsep-koperasi-
berbasis-syariah/
https://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana/
27