Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA BISNIS SYARIAH

MAKALAH
“Diajuakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqad Bisnis Syariah”

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Azhar Nur, M.H.

Disusun Oleh:
Kelompok I
IRWAN 200303002
NAUFAL HANIF 200303095

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN SINJAI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi rabbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang


telah memberikan nikmat yang begitu besar bagi kita semua sehingga sampai pada
saat ini kita semua mampu konsisten dalam menjalankan segala apa yang
diperintahkanNya dan menjauhi segala apa yang dilarangnya. Dan satu
kesyukuran dari kami semua karena kami dapat menyeleseaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi


Muhammad SAW. karena beliaulah yang telah membawa perubahan yang begitu
besar dalam kehidupan manusia, sehingga pada saat ini kita mampu berdiri di atas
kaki kita sendiri dan kita semua mampu hidup dengan begitu banyak perbedaan
yang ada.

Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan


dan mempercayakan kepada kami tema diatas untuk kemudian kami susun dalam
bentuk makalah. Hingga sampai pada akhir penyusunan makalah ini kami sadari
ada banyak sekali kekurangan di dalamnya. Olehnya itu besar harapan kami
kepada teman-teman sekalian untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kemudian kami jadikan sebagai bahan evaluasi kedepannya
dan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Sinjai, 16 Februari 2023

Penyusun

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Definisi Lembaga Bisnis Syariah..............................................................3
2.2. Dasar Hukum Lembaga Bisnis Syariah.....................................................4
2.3. Prinsip-Prinsip Syariah Yang Dipegang Dalam Lembaga Bisnis Syariah5
2.4. Jenis-Jenis Lembaga Bisnis Syariah..........................................................6
2.5. Tantangan Dan Peluang Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Bisnis
Syariah..................................................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
3.1. Kesimpulan..............................................................................................10
3.2. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lembaga bisnis syariah merupakan lembaga keuangan yang
didirikan berdasarkan prinsip-prinsip syariah dalam melakukan aktivitas
bisnis. Prinsip-prinsip syariah ini menetapkan bahwa segala bentuk transaksi
bisnis harus dilakukan dengan cara yang halal dan tidak melanggar aturan
agama Islam. Dalam bisnis syariah, keuntungan yang diperoleh harus
didasarkan pada prinsip keadilan dan kerja sama antara pihak-pihak yang
terlibat, sehingga dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi
masyarakat.

Pada era modern, bisnis syariah semakin berkembang dan menjadi


salah satu pilihan bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi atau
memperoleh pinjaman dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Lembaga bisnis syariah telah ada sejak lama, namun baru dikenal luas dalam
beberapa dekade terakhir ini. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan lembaga bisnis yang memenuhi prinsip-prinsip syariah,
bisnis syariah terus mengalami perkembangan dan inovasi dalam
menciptakan produk dan jasa baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya menjalankan bisnis yang halal dan sesuai dengan aturan agama
Islam. Selain itu, bisnis syariah juga dianggap sebagai solusi alternatif bagi
masalah keuangan yang sering terjadi di masyarakat seperti bunga yang
tinggi dan praktik bisnis yang tidak etis.

Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai lembaga bisnis


syariah, mulai dari definisi, dasar hukum, prinsip-prinsip syariah yang
dipegang, jenis-jenis lembaga bisnis syariah, hingga tantangan dan peluang
yang dihadapi dalam menjalankan bisnis syariah. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bisnis syariah dan
dapat menjadi sumber referensi bagi yang ingin mengetahui lebih dalam
mengenai topik ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa defenisi lembaga bisnis syariah?
2. Apa dasar hukum lembaga bisnis syariah?
3. Apa saja prinsip-prinsip syariah yang dipegang dalam lembaga bisnis
syariah?
4. Apa saja jenis-jenis lembaga bisnis syariah?
5. Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi dalam menjalankan bisnis
syariah?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi lembaga bisnis syariah
2. Untuk mengetahui dasar hukum lembaga bisnis syariah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip syariah yang dipegang dalam lembaga
bisnis syariah
4. Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga bisnis syariah
5. Untuk mengetahui tantangan dan peluang yang dihadapi dalam
menjalankan bisnis syariah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Lembaga Bisnis Syariah


Bisnis merupakan salah satu ragam pekerjaan yang wajib dilakukan
umat muslim untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kalbarini, 2018). Bisnis
dalam Islam tidak hanya serangkaian aktivitas untuk mencari laba atau
keuntungan sebanyak-banyaknya, tetapi dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaannya dengan aturan halal dan haram (Abdurrahman, 2013).
Manusia sebagai khalifah memiliki tugas mulia yaitu menciptakan dan
mendistribusikan kesejahteraan (materi dan nonmateri) bagi seluruh manusia
dan alam semesta (Triyuwono, 2006) untuk mempermudah tugas ini manusia
dapat menciptakan organisasi. Lembaga bisnis syariah adalah sebuah entitas
atau institusi keuangan yang beroperasi dengan mematuhi prinsip-prinsip
syariah dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Prinsip-prinsip syariah dalam
bisnis meliputi larangan terhadap riba (bunga), maisir (judi), gharar
(ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Segala sumber daya yang tersedia
untuk manusia ini merupakan bentuk sebua kepercayaan, manusia
menggunakan apa yang dipercayakan kepada mereka (manusia) didasarkan
pada ketentan-ketentuan syari'ah dan keberhasilan individu di akhirat
bergantung pada kinerja manusia di dunia (Kholmi, 2012).
Bisnis syariah harus mematuhi prinsip-prinsip ini untuk menjamin
bahwa kegiatan bisnis tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Lembaga
bisnis syariah biasanya menawarkan produk dan jasa yang mirip dengan
lembaga keuangan konvensional, seperti tabungan, pembiayaan, investasi,
asuransi, dan sebagainya. Namun, produk dan jasa yang ditawarkan oleh
lembaga bisnis syariah didesain agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
seperti dengan menawarkan produk perbankan syariah yang bebas dari riba
atau bunga.
Tujuan dari lembaga bisnis syariah adalah untuk memberikan solusi
keuangan bagi masyarakat yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan
memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dalam bisnis
syariah, keuntungan yang diperoleh harus didasarkan pada prinsip keadilan
dan kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu, bisnis
syariah diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi
masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja.

2.2. Dasar Hukum Lembaga Bisnis Syariah


Di Indonesia, dasar hukum lembaga bisnis syariah antara lain:
1) Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang
mengatur tentang pendirian, pengawasan, dan pengaturan kegiatan
perbankan syariah di Indonesia.
2) Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara yang Berkeadilan dan Berkesinambungan, yang menetapkan
bahwa pengelolaan keuangan negara harus dilakukan dengan prinsip
keadilan, transparansi, dan akuntabilitas.
3) Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang Implementasi
Prinsip-prinsip Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Prinsip
Syariah, yang mengatur tentang kegiatan penghimpunan dana oleh bank
syariah, antara lain tabungan, deposito, dan pembiayaan dari masyarakat.
4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 19/POJK.03/2014 tentang
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Bank Umum Syariah, yang mengatur
tentang fungsi pengawasan OJK terhadap bank umum syariah.
5) Peraturan OJK No. 12/POJK.05/2018 tentang Lembaga Pembiayaan
Syariah, yang mengatur tentang pendirian, pengawasan, dan pengaturan
kegiatan lembaga pembiayaan syariah di Indonesia.
6) Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Lembaga Keuangan Non-Bank yang Menerapkan Prinsip Syariah, yang
mengatur tentang perlindungan konsumen dari lembaga keuangan non-
bank yang menerapkan prinsip syariah.
7) Fatwa MUI No. 19/DSN-MUI/IX/2000 tentang Jual Beli dengan Skema
Musyarakah Mutanaqisah, yang mengatur tentang prinsip-prinsip jual beli
dengan skema musyarakah mutanaqisah atau pembiayaan dengan
kepemilikan bersama antara bank dan nasabah.
Semua peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan dasar hukum
yang kuat bagi lembaga bisnis syariah dan mengatur pelaksanaan kegiatan
bisnis syariah di Indonesia, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat
yang lebih besar dari kegiatan bisnis tersebut.
2.3. Prinsip-Prinsip Syariah Yang Dipegang Dalam Lembaga Bisnis Syariah
Lembaga bisnis syariah memegang prinsip-prinsip syariah dalam
setiap kegiatannya. Beberapa prinsip syariah yang dipegang oleh lembaga
bisnis syariah antara lain:
1) Prinsip keadilan (al-'adl) dan keseimbangan (al-mizan) dalam setiap
transaksi, baik antara lembaga bisnis syariah dan nasabah maupun antara
nasabah satu dengan yang lain.
2) Prinsip kehati-hatian (al-ihtiyat) dalam pengambilan keputusan investasi,
sehingga risiko kerugian dapat diminimalisasi.
3) Prinsip tanggung jawab sosial (al-mas'uliyyah al-ijtima'iyyah) untuk
memperhatikan kepentingan umum dan kemaslahatan bersama dalam
setiap kegiatan bisnis.
4) Prinsip tidak boleh merugikan (la darar wa la dirar), yaitu bahwa setiap
kegiatan bisnis tidak boleh merugikan pihak lain atau merugikan
lingkungan.
5) Prinsip tidak boleh bertransaksi dengan riba (al-riba), yaitu menghindari
transaksi yang mengandung unsur bunga atau riba.
6) Prinsip kehalalan (al-halal) dalam setiap kegiatan bisnis, yaitu bahwa
setiap bisnis harus dilakukan dengan cara yang halal dan sesuai dengan
ajaran agama Islam.
7) Prinsip transparansi (al-shuhrah) dan akuntabilitas (al-murabahah), yaitu
memberikan informasi yang jelas dan terbuka tentang setiap kegiatan
bisnis yang dilakukan, termasuk dalam hal pengelolaan dana nasabah.
Prinsip-prinsip ini menjadi pedoman bagi lembaga bisnis syariah
dalam setiap kegiatan bisnisnya. Dengan memegang prinsip-prinsip syariah
ini, diharapkan lembaga bisnis syariah dapat memberikan manfaat yang lebih
baik bagi masyarakat secara berkelanjutan.

2.4. Jenis-Jenis Lembaga Bisnis Syariah


Berikut adalah beberapa jenis lembaga bisnis syariah:
1) Bank Syariah: Merupakan lembaga keuangan yang beroperasi dengan
prinsip syariah. Produk dan layanan yang disediakan oleh bank syariah
meliputi deposito, pembiayaan, investasi, dan jasa lainnya.
2) Koperasi Syariah: Merupakan koperasi yang beroperasi dengan prinsip
syariah. Anggotanya merupakan pemilik bersama dan memperoleh
keuntungan yang sama dari hasil usaha koperasi.
3) Lembaga keuangan mikro syariah: Merupakan lembaga keuangan yang
memberikan akses pembiayaan untuk usaha kecil dan mikro dengan
prinsip syariah.
4) Asuransi Syariah: Merupakan lembaga yang memberikan perlindungan
dan penggantian kerugian yang diatur dengan prinsip syariah, seperti
asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi lainnya.
5) Perusahaan pembiayaan syariah: Merupakan lembaga yang memberikan
pembiayaan dengan prinsip syariah, seperti pembiayaan mobil,
pembiayaan rumah, dan pembiayaan lainnya.
6) Pasar Modal Syariah: Merupakan pasar modal yang beroperasi dengan
prinsip syariah. Produk dan layanan yang disediakan oleh pasar modal
syariah meliputi saham syariah, obligasi syariah, dan lainnya.
7) Reksa Dana Syariah: Merupakan wadah investasi yang mengumpulkan
dana dari investor untuk dikelola dengan prinsip syariah dan memberikan
hasil yang halal dan menguntungkan.

Jenis-jenis lembaga bisnis syariah tersebut menyediakan berbagai


produk dan layanan dengan prinsip syariah yang berbeda. Sebagai alternatif
bisnis bagi masyarakat yang menginginkan investasi atau pembiayaan dengan
prinsip syariah, pemilihan jenis lembaga bisnis syariah harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

2.5. Tantangan Dan Peluang Yang Dihadapi Dalam Menjalankan Bisnis


Syariah
Bisnis Syariah adalah jenis bisnis yang didasarkan pada prinsip-prinsip
Syariah atau hukum Islam. Bisnis Syariah bertujuan untuk menciptakan nilai
tambah yang baik bagi masyarakat dan umat Islam, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek moral dan etis dalam bisnis. Namun,
menjalankan bisnis Syariah juga membawa sejumlah tantangan dan peluang,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Tantangan:
1) Keterbatasan Sumber Daya: Dalam bisnis Syariah, terdapat
keterbatasan dalam hal sumber daya manusia dan modal. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan bisnis Syariah untuk bersaing dengan
bisnis konvensional.
2) Ketergantungan Terhadap Pasar Muslim: Bisnis Syariah didasarkan
pada prinsip-prinsip Islam, sehingga bisnis ini cenderung bergantung
pada pasar muslim. Hal ini dapat mengurangi peluang untuk
berkembang di pasar non-muslim.
3) Ketidakpastian Regulasi: Bisnis Syariah diatur oleh regulasi yang
berbeda-beda di setiap negara. Hal ini dapat menciptakan
ketidakpastian dalam menjalankan bisnis Syariah.
4) Ketergantungan pada Bank Syariah: Bank Syariah menjadi institusi
penting dalam menjalankan bisnis Syariah. Bisnis Syariah bergantung
pada dukungan dan layanan yang diberikan oleh bank Syariah, yang
dapat menjadi tantangan jika bank Syariah belum berkembang di
wilayah tersebut.
Peluang:
1) Pasar Yang Berkembang: Pasar Syariah semakin berkembang dan
menarik perhatian pelanggan yang lebih banyak. Hal ini membuka
peluang bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih besar.
2) Kepercayaan Pelanggan: Prinsip-prinsip Syariah, seperti transparansi
dan keadilan, dapat memberikan kepercayaan yang lebih tinggi pada
pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan
reputasi bisnis.
3) Dukungan Pemerintah: Pemerintah di beberapa negara telah
memberikan dukungan bagi bisnis Syariah dengan memberikan
insentif dan fasilitas yang memudahkan bisnis Syariah.
4) Kesempatan Inovasi: Bisnis Syariah menawarkan kesempatan untuk
melakukan inovasi dalam produk dan layanan yang memenuhi
prinsip-prinsip Syariah. Hal ini dapat membantu bisnis Syariah untuk
bersaing dengan bisnis konvensional.
5) Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Sosial: Bisnis Syariah memperhatikan
aspek moral dan etis dalam bisnis sehingga bisa menjadi agen
perubahan dalam masyarakat dengan mendorong penerapan nilai-nilai
sosial yang positif. Hal ini juga dapat memberikan manfaat bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar.
6) Potensi Pembiayaan: Bisnis Syariah juga memberikan peluang
pembiayaan yang lebih mudah dan murah dengan menggunakan
prinsip-prinsip Syariah. Hal ini memberikan peluang bagi bisnis untuk
mengembangkan usaha dan memperoleh dana yang lebih terjangkau.
7) Potensi Pasar Internasional: Seiring dengan berkembangnya pasar
global Syariah, bisnis Syariah juga memiliki potensi untuk memasuki
pasar internasional.
8) Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Agama: Bisnis Syariah memiliki
kesesuaian dengan nilai-nilai agama Islam yang dijunjung tinggi oleh
sebagian besar masyarakat Muslim. Hal ini membuat bisnis Syariah
lebih mudah diterima dan dipercayai oleh masyarakat, sehingga
memperluas peluang bisnis di kalangan masyarakat Muslim.
9) Peran Lembaga Zakat: Lembaga zakat memiliki peran penting dalam
bisnis Syariah. Lembaga zakat dapat memberikan dukungan dalam
bentuk pembiayaan dan sumber daya untuk membantu bisnis Syariah
tumbuh dan berkembang. Selain itu, bisnis Syariah juga dapat
memberikan sumbangan zakat sebagai bagian dari kewajiban
sosialnya.
10) Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan: Bisnis Syariah diharapkan
untuk memproduksi produk dan layanan yang berkualitas tinggi dan
memenuhi standar Syariah. Hal ini dapat menjadi kelebihan bisnis
Syariah dalam bersaing dengan bisnis konvensional dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
11) Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Bisnis Syariah dapat
memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
prinsip-prinsip Syariah dan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat
memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan membantu
memperkuat posisi bisnis Syariah di mata masyarakat.
12) Penekanan pada Keadilan: Bisnis Syariah menekankan pada keadilan
dalam transaksi bisnis dan meminimalisir kesenjangan sosial. Hal ini
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan memberikan reputasi
yang baik bagi bisnis Syariah.
13) Fokus pada Bisnis Jangka Panjang: Bisnis Syariah cenderung lebih
fokus pada bisnis jangka panjang daripada bisnis konvensional yang
fokus pada laba secepat mungkin. Hal ini dapat memberikan manfaat
jangka panjang bagi bisnis Syariah dan masyarakat yang dilayani.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lembaga bisnis syariah adalah sebuah entitas atau institusi keuangan
yang beroperasi dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Tujuan dari lembaga bisnis syariah adalah untuk
memberikan solusi keuangan bagi masyarakat yang sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Jenis-jenis lembaga bisnis syariah tersebut menyediakan berbagai


produk dan layanan dengan prinsip syariah yang berbeda. Sebagai alternatif
bisnis bagi masyarakat yang menginginkan investasi atau pembiayaan dengan
prinsip syariah, pemilihan jenis lembaga bisnis syariah harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

3.2. Saran
1. Mendorong pengembangan lembaga bisnis syariah yang inovatif dan
berkualitas. Dalam era digital seperti sekarang, banyak peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan lembaga bisnis syariah yang
lebih modern, efektif, dan efisien.
2. Mengembangkan ekosistem bisnis syariah yang holistik
Para pelaku bisnis syariah tidak hanya perlu fokus pada pengembangan
produk dan layanan syariah, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek lain
seperti pemasaran, distribusi, dan pengelolaan keuangan.
3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bisnis syariah.
4. Menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam bisnis
syariah
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, N. H. (2013). Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan.


Bandung: CV Pustaka Setia.
Fatwa MUI No. 19/DSN-MUI/IX/2000 tentang Jual Beli dengan Skema
Musyarakah Mutanaqisah.
Kalbarini, R. Y. (2018). Implementasi Akuntabilitas dalam Shari’ah Enterprise
Theory di Lembaga Bisnis Syari’ah (Studi Kasus: Swalayan Pamella
Yogyakarta). Al-Tijary, 1-12.
Kholmi, M. (2012). Akuntabilitas dan Pembentukan Perilaku Amanah dalam
Masyarakat Islam. Jurnal Salam, 15(1).
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang Implementasi Prinsip-
prinsip Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Prinsip Syariah.
Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Lembaga
Keuangan Non-Bank yang Menerapkan Prinsip Syariah.
Peraturan OJK No. 12/POJK.05/2018 tentang Lembaga Pembiayaan Syariah.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 19/POJK.03/2014 tentang
Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Bank Umum Syariah.
Triyuwono, I. (2006). Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Negara yang
Berkeadilan dan Berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai