Perbankan Syariah 1
Dosen Pengampu :
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik berupa waktu, tenaga,
maupun pikiran untuk penulis yang dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Keuangan Syariah “Perusahaan dan Landasan Akad Syariah”.
Penyusun kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................
3.2. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam perekonomian Islam bentuk atau jenis dari organisasi-organisasi
bisnis (usaha) yang ada secara umum antara lain dapat dikelompokkan menjadi
tiga bentuk atau jenis utama, antara lain yaitu jenis organisasi bisnis perusahaan
perseorangan (sole proprietorship), bentuk kemitraan (partnership), dan perseroan.
A. Perusahaan perseorangan (sole proprietorship)
Perusahaan perseorangan merupakan format organisasi bisnis yang
paling sederhana yang hamper ada dalam setiap system ekonomi nonsosialis,
sebagaimana dalam system ekonomi kapitalis, system ekonomi Islam
mengizinkan perusahaan swasta yang dikelola oleh setiap individu dan tidak
mengikat mereka secara khusus, selama usaha atau bisnis yang dijalankannya
terikat dengan ketentuan syariat.4
Usaha perorangan memadukan harta pribadi dan asset bisnis dari seorang
individu dalam bisnisnya. Menurut Sumami dan Soeprihanto (2010:44),
usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung
jawab penuh (tidak terbatas) terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan.
Dalam ilmu fiqh Islam dalam konteks perusahaan perseorangan dapat
disebut juga dengan usaha (amal) ataupun kerja (kasb), sedangkan apabila
pengusaha atau perusahaan itu saling bergabung satu sama lainnya seperti
firma, CV, dan PT maka mereka dapat dinamakan syarikat atau syarikah
(dalam bahasa Arab).
Pengertian kerja dalam Islam dapat pula dibagi atas dua maca yaitu :
a) Dalam arti luas (umum), yakni semua bentuk usaha yang
dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri,
intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan
masalah keduniaan atau keakhiratan. Jadi dalam pandangan
Islam pengartian kerja sangat luas, mencakup seluruh
pengerahan potensi yang dimili oleh manusia.
3
b) Dalam arti sempit (khusus), yakni kerja untuk memenuhi
tuntutan hidup manusia berupa makanan, pakaian, dan tempat
tinggal (sandang, pangan, dan papan) yang merupakan kewajiban
bagi setiap orang yang harus ditunaikannya.
َو ُك ُّل الي مرور عليه عمل الَّرُج ِل َقاَل َو اْلَكْس ِب الَّلْيُت
“Wahai Rasulullah, mata pencarian apakah yang paling baik? “
Beliau bersabda, “pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkah)
(HR. Ahmad 4:141, Hasan Lighoirihi).
1. Kelebihan
Pemilik bebas dalam mengambil keputusan, sehingga keputusan
dapat secara cepat dilaksanakan.
Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
sepenuhnya.
Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin, baik dalam hal
keuntungan maupun dalam masalah proses produksi.
Biasanya pemilik perusahaan lebih giat berusaha untuk mencapai
tujuan perusahaan yang menjadi miliknya.
2. Kekurangan
Tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas, disini
seluruh harta milik ribadi menjadi jaminan terhadap hutang
perusahaan.
Sumber keuangan perusahaan terbatas, sebab usaha-usaha
untuk memperoleh sumber dana sangan tergantung pada
kemampuan pemilik perusahaan saja.
Kelangsungan usaha perusahaan kurang terjamin, sebab jika
seandainya pemilik meninggal atau terkena hokuman penjara,
maka perusahaan akan berhenti pula aktivitasnya.
4
Pengelolaan manajemennya lebih kompleks sebab semua
aktivitas manajemen seperti, pencarian kredit, pembelanjaan,
produksi, ketenaga kerjaan serta pemasaran, dilakukan oleh
pemilik sendiri.5
B. Kemitraan
Kemitraan (partnership) adalah perjanjian antar perorangan untuk
memadukan modal dan bakat mereka dalam sebuah bisnis. Perusahaan dalam
bentuk ini dimiliki oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama.
Partnership mempunyai banyak nama lain seperti persekutuan, perkongsian,
atau kemitraan. Bentuk perusahaan ini dapat berupa firma (Fa) dan
persekutuan komanditer (CV).
Kemitraan memiliki kemiripan dengan mudharabah dan musyarakah,
kombinasi keduanya dan musyarakah yang menurun serta disandingkan
dengan kemitraan berupa firma dan CV.
1. Mudharabah
Istilah mudharabah didefinisikan sebagai kontrak antara paling sedikit
dua pihak, yaitu satu pihak disebut investor (rabb al-mal) yang
mempercayakan dana kepada pihak lainnya yang disebut manajer atau
agen (mudharib).
Dalam sebuah mudharabah, pembagian keuntungan antara kedua
belah pihak harus ditentukan ditentukan secara professional dan tidak
dapat langsung ditentukan sebelumnya atau dijamin berupa keuntungan
dalam jumlah tertentu.
Mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu muthlaqah dan
muqayadah. Dalam muthlaqah (tidak dibatasi), mudharib boleh
menginvestasikan dana yang diberikan dalam bisnis apapun yang dinilai
5
Op.Cit, Diva Reyra Nurlette, dkk
5
mereka layak, sedangkan dalam muqayadah (dibatasi), pemilik dana
boleh menentukan jenis bisnis tertentu. Pemilik dana memberikan
batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara, dan objek investasi6.
Kemitraan/ Syirka menurut ulama
Ulama Malikiyah: berpendapat syirkah merupakan izin kedua
belah pihak yang berkongsi dalam pengurusan harta benda
bersama dan setiap pihak mempunyai hak pengurusan itu.
Ulama Hambali: syirkah adalah perkongsian hak atau
pengelolaan.
Ulama Syafiyah: syirkah ialah tetapnya hak pada sesuatu bagi
dua orang atau lebih secara memiliki bersama-sama.
Ulama Hanafiyah: syirkah ialah satu kontrak antara dua rekan
kongsi dalam modal dan untung.
Syirkah adalah keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha
tertentu dengan sejumlah modal yang telah ditetapkan berdasarkan perjanjian
untuk bersama-sama menjalakan suatu usaha, pembagian keuntungan dan
kerugian dalam bagian yang ditentukan.7
2. Musyarakah
Musyarakah dan syirkah dimaknai secara umum sebagai pencampuran
dana dengan tujuan berbagai keuntungan. Pembiayaan musyarakah yaitu
pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu.8
3. Kombinasi Mudharabah dan Musyarakah
Seringkali suatu mudharabah dapat digabungkan dengan musyarakah,
atau disebut juga mudharabah musyarakah. Dalam fasilitas seperti ini,
mudharib (pengusaha) ikut memberikan konstribusi modal pada usaha yang
bersangkutan, seperti halnya rabb al-maal (pemodal). Sama dengan
6
Ungki Satro, Perusahaan dan Landasan Akad,
https://musafircinta03.blogspot.com/2017/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1, Diakses pada 11
Maret 2024.
7
Op.Cit, Diva Reyra Nurlette, dkk
8
Op.Cit, Ungki Satro
6
mudharabah, pengusaha bertanggung jawab dalam pengelolahan
bisnis(manajemen), sedangkan pihak pemodal murni sebagai mitra yang
pasif. Penekanannya pada rasio bagian keuntungan untuk pemodal murni
(ysng tidak berpartisipasi dalam manajemen dan operasi bisnis) dibatasi
maksimum atau tidak dapat melebihi rasio konstribusi pada modal usaha itu.
9
Op.Cit, Diva Reyra Nurlette, dkk
10
Id.m.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas, Diakses pada 12 Maret 2024.
7
2.2. Kebijakan dan Tujuan Perusahaan Syariah
Tujuan perusahaan islami adalah tercapainya maqosid syariah yang memiliki
lima faktor, yaitu pencapaian agama, meningkatkan kualitas sumber daya insani,
meningkatkan kualitas ilmu, meningkatkan kualitas keturunan dan
meningkatkan kuantitas kekayaaan.
Imam Syatibi mengatakan bahwa kebutuhan pokok manusia ada lima, yaitu
menjaga agama, hidup, akal, keturunan, dan harta. Dalam rangka memenuhi
lima kebutuhan tersebut maka manusia harus mengkonsumsi kelima hal tersebut,
yaitu:
Perintah konsumsi untuk menjaga agama.
Perintah konsumsi untuk menjaga jiwa.
Perintah konsumsi untuk menjaga akal.
Perintah konsumsi untuk menjaga keturunan.
Perintah konsumsi untuk menjaga harta.11
11
Op.Cit, Diva Reyra Nurlette, dkk
12
Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah, Perusahaan dan Landasan Akad
Syariah , http://dikahanindam.blogspot.com/2018/10/perusahaan-dan-landasan-akad-syariah.html,
Diakses pada 12 Maret 2024
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara harafiah, kata perusahaan berasal dari kata latin corpus, yang berarti
tubuh/badan, agregat atau massa. Corpus bisa digunakan untuk arti tubuh
manusia, atau badan atau kelompok hukum.
Secara umum, perusahaan adalah suatu unit kegiatan tertentu yang mengubah
sumber-sumber ekonomi menjadi bernilai guna berupa barang dan jasa dengan
tujuanuntuk memperoleh keuntungan dan tujuan lainnya.
3.2. Saran
9
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari membaca untuk
perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan kita tentang ayat Al-Quran yang menjelaskan Halal, Haram dan
Subhat. Atas kritik damn saran yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
10