Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DEFINISI, KONSEP, DAN RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM


Untuk Memenuhi Mata Kuliah:

Sistem Ekonomi Islam

DISUSUN OLEH :
ZAKY LUTFI RAMADHAN 202202061

ASWAR GUNAWAN 202202064

FITRIANI 202202047

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dalam rangka memenuhi syarat perkuliahan mata
kuliah Kewirausahaan. Makalah ini yang membahas tentang teori-teori dan konsep dasar
kewirausahaan yang penulis harap dapat menjadi manfaat bagi pembacanya kelak. Saya menyadari
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Saya sangat menyambut baik apabila ada pihak
yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun. Kritik dan saran tersebut dapat saya
jadikan pelajaran untuk kedepannya. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi khalayak luas.

Mamuju, 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
Latar Belakang...............................................................................................................................3
B. Rumusan masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
1. Membangun Kriteria Objek Ilmu Ekonomi Islam.......................................................................5
2. Definisi Ilmu Ekonomi Islam.......................................................................................................5
3. Posisi Ilmu Ekonomi Islam Dibandingkan Ilmu Ekonomi Konvensional........................11
4. Arti Penting Ilmu Ekonomi Islam..........................................................................................18
KESIMPULAN.................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah


ekonomi rakyat yang didasari oleh nilai-nilai Islam. Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem
ekonomi yang berorientasi rahmatan lil alamin. Namun dalam perkembangannya, sistem ekonomi
Islam hanya dikenal dalam ruang lingkup yang sempit yakni hanya pada lembaga-lembaga
keuangan syariah seperti bank-bank syariah, pegadaian syariah dan lain-lain. Padahal ruang
lingkup ekonomi itu meliputi sektor riil seperti perdagangan, pertanian, maupun perindustrian.
Perkembangan di bidang industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang
untuk menciptakan struktur perekonomian yang lebih kokoh dan seimbang. Pengembangan struktur
industri khususnya industri kecil mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu
daerah. Salah satu industri yang berkembang saat ini adalah kerajinan batu alam.Industri kerajinan
batu alam merupakan satu industri yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
peningkatan ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah mampu menyediakan lapangan kerja yang
dapat mengurangai angka pengangguran. Namun dalam perkembangan usaha kerajinan batu alam
ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang harus dicarikan solusinya, dengan harapan jika
solusi tersebut telah diperoleh industri kerajinan batu alam ini lebih
maksimal lagi dijadikan sebagai salah satu industri yang dapat meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat.

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian ekonomi islam?
b. Apa definisi ekonomi islam menurut para ahli?
c. Apa yg di maksud dengan ruang lingkup ekonomi?
d. Apa sumber sumber ekonomi islam?

C. Tujuan
a. Menjelaskan pengertian ekonomi islam
b. Menyebutkan kan definisi menurut para ahli
c. Menjelaskan ruang lingkup ekonomi
d. Menjelaskan sumber sumber ekonomi islam
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Membangun Kriteria Objek Ilmu Ekonomi Islam


Setiap cabang ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang akan ditelaah atau
dipelajari. Ilmu pengetahuan tidak hanya berfokus pada teori, riset, dan rekayasa perkembangan
teknologi. Ilmu pengetahuan memiliki karakter dasar, prinsip dan struktur yang semuanya itu
menentukan arah dan tujuan pemanfaatan ilmu. Ilmu dipahami sebagai proses, prosedur, maupun
sebagai produk atau hasil. Sebagai proses, ilmu terdiri dari kegiatan-kegiatan untuk mendapat
pengetahuan, wawasan, dan kesimpulan. Sebagai proses, lahirnya ilmu merupakan hasil capaian
dari proses yang panjang, melibatkan tindakan manusia dalam mengamati, mendekati, dan
memahami objek atau gejala alam maupun sosial.

Sebagai prosedur, ilmu berkaitan dengan penggunaan cara yang ketat yang digunakan
agar proses mencari ilmu dapat berjalan dengan baik. Untuk menghasilkan sesuatu yang benar,
diperlukan metode atau prosedur yang benar pula. Prosedur membuat kita mengerti bahwa
dibutuhkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan sesuatu kesimpulan (pengetahuan) yang benar.
Sebagai produk atau hasil (pengetahuan), berarti ilmu merupakan hasil dari proses dan aktivitas
mengetahui. Dalam hal ini, ilmu dikenal sebagai suatu hal yang sudah jadi, yang didapat oleh
kegiatan mencari pengetahuan atau kegiatan ilmiah. Produk inilah yang biasa akan digunakan
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan lebih lanjut yang berguna secara praktis bagi manusia.

Di dalam membangun sebuah disiplin ilmu diperlukan pembentukan kriteria objeknya


sebagai dasar acuan dalam membangun konsep yang mencakup definisi, latar belakang,
pembahasan, prinsip dasar, serta perbandingan dengan objek lain yang identik. Untuk
merefleksikan hal tersebut, dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dengan menjawab
pertanyaan tersebut dapat menyimpulkan apakah suatu objek kajian dapat menjadi bagian
pembahasan dalam ekonomi Islam atau malah menjadi bagian dari ilmu lainnya.

2. Definisi Ilmu Ekonomi Islam

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari
bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos yang berarti
“peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai “aturan rumah tangga”
atau “manajemen rumah tangga”. Ekonomi mencakup kegiatan kontemplasi dalam rangka
berkreasi dan berinovasi untuk dijadikan solusi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Solusi ini
menjawab hal yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.
Ekonomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-Islami. Iqtishad
(ekonomi) didefinisikan sebagai pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi
kekayaan, mendistribusikan dan mengonsumsinya. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam
dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Terdapat perbedaan penafsiran, pendekatan, dan metodologi yang digunakan oleh para ekonom
muslim dalam membentuk konsep ekonomi Islam. Hal ini disebabkan adanya perbedaan latar
belakang pendidikan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki. Merujuk pendapat Aslem Haneef,
pemikir ekonomi Islam Malaysia.
Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan bahwa
ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian
ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang baik dan mendalam
terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang
berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika, dan ushul fiqih.
Muhammad Abdullah al-Arabi, ekonomi syariah merupakan sekumpulan dasar umum
ekonomi yang kita simpulkan dari Alquran dan sunah, dan merupakan bangunan perekonomian
yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.
Choudhury memberikan definisi ekonomi Islam sebagai, “Jumlah total dari studi historis dan
teoritis yang menganalisis kebutuhan manusia dan masyarakat dalam sistem nilai Islam yang
terintegrasi. Dua elemen bidang ini, pertama, barang dan jasa yang murni dapat dipasarkan
beserta harganya dan, kedua, peningkatan manfaat yang diperoleh dari konsumsi barang dan
jasa tersebut..”
Muhammad Abdul Manan berpendapat bahwa ilmu ekonomi Islam dapat dikatakan
sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang diilhami
oleh nilai-nilai Islam. Ia mengatakan bahwa ekonomi Islam merupakan bagian dari tata
kehidupan lengkap berdasarkan sumber hukum Islam, yaitu: Alquran, sunah, ijmak, dan qiyas.
Setiap pengambilan hukum dalam ekonomi Islam harus berbasis minimal pada keempat hal
tersebut agar hukum yang diambil sesuai dengan prinsip dan filosofi yang terdapat pada ekonomi
Islam.
Definisi ekonomi Islam juga dikemukakan oleh Umer Chapra bahwa ilmu ekonomi
Islam diartikan sebagai cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya alam yang langka yang sesuai dengan
maqashid, tanpa mengekang kebebasan individu untuk menciptakan keseimbangan
makroekonomi dan ekologi yang berkesinambungan, membentuk solidaritas keluarga, sosial,
dan jaringan moral masyarakat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu
yang mempelajari tata kehidupan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi yang meliputi
alokasi dan distribusi sumber daya alam yang diimplementasikan berdasarkan Alquran, hadis,
ijmak, dan qiyas sesuai prinsip syariat Islam dalam mewujudkan kesejahteraan umat.
Islam adalah ajaran yang meliputi akidah dan syariah yang mana akidah Islam ini adalah
akidah yang produktif, yaitu dapat memancarkan hukum syariah yang berfungsi sebagai solusi atas
berbagai problem kehidupan manusia; baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan
Allah SWT ( SWT) seperti ibadah mahdhah (ibadah ritual), kemudian hubungan manusia dengan
sesamanya.
Terdapatnya perbedaan penafsiran, pendekatan, dan metodologi yang digunakan oleh
para ekonom muslim dalam membentuk konsep dan definisi ekonomi Islam semata-mata karena
adanya perbedaan latar belakang pendidikan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki.
Pendefinisian tentang apakah ekonomi Islam itu juga akan berbeda antara ekonom yang satu dan
ekonom yang lainnya. Definisi yang dibentuk berdasarkan pendekatan hadd yang membangun
definisi berdasarkan subject-matter atau masalah utama yang ingin dibahas dalam suatu disiplin
ilmu maupun pendekatan fashl yang membangun definisi berdasarkan perbedaan ilmu tersebut
dengan disiplin ilmu lainnya. Keduanya memiliki tujuan mengonseptualisasi definisi ekonomi
Islam secara integrated.
Dari semua penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekonomi Islam dapat
didefinisikan sebagai perilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonominya yang
bertujuan untuk mewujudkan maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta) sesuai
dengan prinsip dan syariat Islam. Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam
berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan pada Alquran dan
sunah:
1) Memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan
pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat;
2) Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang;
3) Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana distribusi
pendapatan dan kekayaan di masyarakat;
4) Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral;
5) Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

3. Posisi Ilmu Ekonomi Islam Dibandingkan Ilmu Ekonomi Konvensional

Pada hakikatnya, ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang membahas dua disiplin
ilmu secara bersamaan, yaitu ilmu ekonomi dan ilmu fikih muamalah. Ilmu ekonomi bersumber
dari pemikiran manusia sedangkan ilmu fikih muamalah bersumber dari petunjuk Alquran dan
hadis yang diwahyukan kepada Nabi. Fikih muamalah diperoleh melalui para fukaha melalui
kaidah ushuliyah dengan merumuskan beberapa aturan yang harus dipraktikkan dalam
kehidupan ekonomi umat dengan cara menelusuri langsung dari Alquran dan hadis. Proses
perumusan tersebut diperoleh dari hasil pemikiran rasional melalui logika deduktif. Dari kedua
sumber tersebut diperoleh premis mayor yang kemudian dijabarkan menjadi premis-premis
minor untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dan benar.

Problematika ekonomi manusia dinilai secara berbeda karena adanya perbedaan sumber
ilmu pengetahuan. Ilmu ekonomi membahas mengenai bagaimana menggunakan atau
mengalokasikan sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang tidak terbatas. Secara lebih spesifik, Samuelson dan Nordhaus, menyatakan
bahwa ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan
sumber daya yang terbatas (langka) dalam rangka memproduksi berbagai komoditas, untuk
kemudian menyalurkan (mendistribusikan) komoditas tersebut kepada berbagai individu dan
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Jadi ilmu ekonomi membahas aktivitas yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang
langka untuk kegiatan produksi untuk memproduksi barang dan jasa; ekonomi juga membahas
aktivitas yang berkaitan dengan cara-cara memperoleh barang dan jasa; juga membahas
aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan konsumsi, yakni kegiatan pemanfaatan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup; serta membahas aktivitas yang berkaitan dengan
kegiatan distribusi, yakni bagaimana menyalurkan barang dan jasa yang ada di tengah
masyarakat. Seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, konsumsi dan distribusi barang dan
jasa tersebut semuanya dibahas dalam ilmu ekonomi yang sering dibahas dalam berbagai literatur
ekonomi kapitalis.
.
Terdapat pertentangan antara kebutuhan dan keinginan manusia yang sifatnya tidak
terbatas dengan terbatasnya kapasitas sumber daya ekonomi yang tersedia. Sebagai contoh, ilmu
ekonomi akan membolehkan sistem ekonomi liberal, kapitalis, dan komunis sepanjang dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia yang menjadi tujuan ekonomi. Oleh karena itu, yang
menjadi masalah pokok dari ekonomi konvensional adalah kelangkaan (scarcity) dan keinginan
manusia yang tidak terbatas. Karena kelangkaan inilah, maka manusia dihadapkan pada pilihan-
pilihan tentang apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksi, untuk siapa, bagaimana
membagi produksi dari waktu ke waktu serta bagaimana mempertahankan dan menjaga tingkat
pertumbuhan produksi tersebut.
Pandangan sistem ekonomi kapitalis di atas yang memasukkan seluruh kegiatan ekonomi
mulai dari produksi, konsumsi, dan distribusi dalam pembahasan ilmu ekonomi berbeda dengan
pandangan sistem ekonomi Islam. Perbedaan ini dapat diketahui dengan memahami pandangan
tersebut dengan merujuk pada sumber-sumber hukum Islam berupa Alquran dan sunah. Di dalam
sebuah hadis, Rasulullah SAW. bersabda: “Dua telapak kaki manusia tidak akan bergeser (pada
Hari Kiamat) hingga ia ditanya tentang umumya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk
apa ia pergunakan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia pergunakan, dan
tentang tubuhnya untuk apa ia korbankan.” (H.R. Tirmidzi dari Abu Barzah r.a..).
Hadis di atas memberikan gambaran bahwa setiap manusia akan diminta
pentanggungjawaban terhadap empat perkara yakni tentang umurnya, ilmunya, hartanya, dan
tubuhnya. Tentang umur, ilmu dan tubuhnya setiap orang hanya ditanya
dengan masing-masing satu pertanyaan sedangkan berkaitan dengan harta maka setiap orang
akan ditanya dengan dua pertanyaan, yakni dari mana hartanya dia peroleh dan untuk apa
hartanya dia pergunakan. Hal ini memberikan suatu gambaran bahwa Islam memberi perhatian
yang besar terhadap segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan harta. Dengan kata lain,
Islam memberikan perhatian yang besar pada bidang ekonomi.
Bertolak belakang dengan ilmu ekonomi, fikih muamalah belum tentu dapat menerima
ketiga sistem itu karena masih membutuhkan validasi dari Alquran dan hadis. Menurut Baqir As-
Sadr, sumber daya pada hakikatnya tidak terbatas dan sangat melimpah. Hal ini didasarkan pada
dalil yang menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan ukuran yang setepat-
tepatnya. Allah SWT juga telah memberikan sumber daya yang cukup untuk umat manusia. Baqir
As-Sadr juga menolak pendapat yang menyebutkan bahwa keinginan manusia tidak terbatas. Ia
berpendapat bahwa manusia akan berhenti mengonsumsi suatu barang atau jasa apabila tingkat
kepuasan terhadap barang tersebut menurun atau nol. Menurutnya, yang menjadi masalah utama
dari ekonomi adalah tidak meratanya distribusi sumber daya di antara manusia.
Untuk memahami ilmu ekonomi Islam, tidak lepas dari membandingkan
perbedaannya dengan ilmu ekonomi konvensional, sehingga bisa digarisbawahi perbedaannya.
Permasalahan yang ada pada masyarakat yang terus ada adalah mengenai ketidakpastian dan
koordinasi. Ketidakpastian akan apa yang terjadi di masa mendatang, yang menyebabkan banyak
orang memiliki persepsi, dan membuat keputusan berdasarkan ekspektasi-ekspektasi yang ada.
Aturan yang paling signifikan dan unggulan yang ada di aturan Islam, di dalamnya pun
ilmu ekonomi Islam, merupakan adanya keadilan. Memahami sistem ekonomi Islam secara utuh
dan komprehensif, selain memerlukan pemahaman tentang Islam juga memerlukan pemahaman
yang memadai tentang pengetahuan ekonomi
umum mutakhir. Keterbatasan dalam pemahaman Islam akan berakibat pada tidak dipahaminya
sistem ekonomi Islam se- cara utuh dan menyeluruh, mulai dari aspek fundamental ideologis
sampai pemahaman konsep serta aplikasi praktis. Akibatnya tidak jarang pemahaman yang
muncul, hanya menganggap bahwa sistem ekonomi Islam tidak berbeda dengan sistem ekonomi
umum yang selama ini ada hanya minus sistem ribawi ditambah dengan ZIS (Zakat, Infak,
Sedekah) juga disertai adanya prinsip- prinsip akhlak yang diperlukan dalam kegiatan ekonomi.
Sebaliknya, keterbatasan dalam pemahaman tentang ekonomi umum (kapitalis dan
sosialis) akan berakibat pada anggapan bahwa sistem ekonomi Islam tidak memiliki konsep
operasional, tetapi hanya memiliki konsep-konsep teoritis dan moral seperti yang terdapat pada
hukum-hukum fikih tentang muamalah, seperti perdagangan, sewa-menyewa, simpan-pinjam
dan lain-lain. Dengan kata lain, sistem ekonomi Islam hanya berada pada tatanan konsep teoritis,
tetapi tidak memiliki konsep operasional praktis seperti halnya sistem ekonomi lainnya.
Akibatnya, muncul anggapan sistem ekonomi Islam hanya berisi garis-garis besar
tentang ekonomi saja, tetapi tentang rinciannya tidak ada. Karenanya, untuk memahami sistem
ekonomi Islam selain memerlukan pemahaman tentang Islam secara utuh, juga memerlukan
pemahaman tentang pengetahuan ekonomi umum mutakhir. Pemahaman Islam diperlukan untuk
memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam secara utuh, yang merupakan bagian dari sistem Islam
keseluruhan. Dengan kata lain, agar falsafah, tujuan dan strategi operasional dari sistem ekonomi
Islam dapat dipahami secara komprehensif. Dengan demikian tidak lagi ada anggapan bahwa
sistem ekonomi Islam tidak memiliki landasan filosofis, politis, maupun strategis.
Demikian juga pemahaman tentang pengetahuan ekonomi umum mutakhir diperlukan
untuk memahami sistem ekonomi Islam, agar falsafah, tujuan, dan strategi sistem ekonomi Islam
dapat diterapkan secara praktis dalam konteks dunia modern. Telah kita ketahui bersama model
dan bentuk transaksi ekonomi berkembang pesat dibandingkan dengan beberapa abad yang lalu.
Karenanya diperlukan pemahaman yang baik dan benar terhadap ekonomi umum mutakhir agar
sistem ekonomi Islam dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan
negara. Perlu disampaikan bahwa sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang selain
memiliki bangunan konsep teoritis yang utuh, juga memiliki konsep operasional praktis.

4. Arti Penting Ilmu Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu tentang perilaku manusia, karena aktivitas
ekonomi adalah aktivitas manusia, maka analisis dalam ilmu ekonomi harus mendasarkan diri
pada perilaku manusia. Ilmu sosial pada umumnya percaya bahwa perilaku manusia seringkali
adalah rumit, tidak sempurna, terbatas, self- contradictory dan unpredictable. Sebaliknya, ilmu
ekonomi menggunakan model perilaku manusia yang disebut homo economicus (economic man),
yang secara luar biasa menyederhanakan perilaku manusia sebagai individu ekonomi yang
memiliki sifat-sifat berikut: Perfect self-interest, Perfect rationality, dan Perfect information. Di
samping itu bahwa ilmu ekonomi menurut beberapa ahli adalah ilmu yang mempelajari perilaku-
perilaku manusia bagaimana melakukan tindakan pemilihan terhadap berbagai alternatif yang
mungkin ada ketika dihadapkan pada masalah kelangkaan sehingga tercapai kesejahteraan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa mempelajari ilmu ekonomi tidak akan lepas dari
belajar ilmu perilaku.

Ekonomi Islam dibangun atas dasar aksioma atau keyakinan- keyakinan yang menjadikan
dasar perilaku manusia. Aksioma- aksioma tersebut, seperti yang dikutip dari buku Ekonomi
Islam Bank Indonesia, yaitu:
1) Kehidupan yang sesungguhnya adalah akhirat, yaitu kehidupan setelah kematian
didunia. Pemikiran akal manusia adalah terbatas, dan sumber informasi yang sempurna
hanyalah Alquran dan hadis.
2) Kehidupan akhirat merupakan akhir pembalasan (pengadilan) kehidupan dunia.
Kehidupan akhirat dipercaya bukan merupakan hidup baru yang terlepas dari
kehidupan di dunia melainkan kelanjutan dari hidup di dunia. Kehidupan akhirat
merupakan masa pembalasan yang seadil-adilnya terhadap setiap perbuatan yang pernah
dilakukan di dunia.
3) Pemikiran akal manusia adalah terbatas, dan sumber informasi yang
sempurnahanyalah Alquran dan hadis. Manusia yang berakal sehat (ulul albab), menurut
Islam, adalah mereka yang mampu menggabungkan antara zikir dan pikir. Berzikir artinya
selalu mengingat petunjuk dari Allah SWT dan Rasul-Nya dalam setiap sendi kehidupan,
sedangkan berpikir artinya selalu menggunakan analisis yang logis dan mendalam dalam
memutuskan hal-hal yang berurusan dengan duniawi.

Urgensi ilmu ekonomi Islam dapat dianalisis dari dua kriteria yang sebelumnya telah
dijelaskan, yakni kriteria hadd dan fashl. Selain itu, terdapat juga perbedaan konsep rasionalitas
yang terdapat dalam ilmu ekonomi konvensional. Konsep rasionalitas tersebut merujuk pada
sikap self-interest yakni sikap manusia yang hanya mengedepankan kepentingan pribadinya
sendiri untuk mendapatkan keuntungan. Jika sikap ini terus dilestarikan, maka akan
menimbulkan konflik dengan social interest. Sementara itu, dalam Islamic worldview tidak
hanya mementingkan eksistensi personal, tetapi juga universal atau disebut juga konsep
huquq.33 Dengan demikian, segala keputusan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas
akan menciptakan mashlahah dan menghilangkan mafsadah.
Untuk lebih mengetahui urgensi dari ilmu ekonomi Islam ini, perlu adanya pemahaman
terkait aksioma ilmu ekonomi Islam itu sendiri. Aksioma merupakan pernyataan yang dapat
diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.
Ilmu ekonomi Islam sangat penting dan diperlukan eksistensinya karena ekonomi Islam
merupakan implementasi sistem etika Islam dalam kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk
pengembangan moral masyarakat. Dalam hal ini, ekonomi Islam bukanlah sekadar
memberikan justifikasi hukum terhadap fenomena ekonomi yang ada, tetapi lebih
menekankan pada pentingnya spirit Islam dalam setiap aktivitas ekonomi. Perbedaan
pandangan muncul dalam mengidentifikasi spirit dasar Islam yang terkait dengan ekonomi.
Spirit inilah yang kemudian menjadi dasar penurunan ilmu ekonomi.
Ekonomi Islam memiliki arti penting karena ekonomi Islam bukan hanya merupakan
praktik kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan komunitas muslim yang ada,
tetapi juga merupakan perwujudan perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran Islam. Ia
mencakup cara memandang permasalahan ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif
solusi atas berbagai permasalahan ekonomi. Ekonomi Islam merupakan konsekuensi logis dari
implementasi ajaran Islam secara kafah dalam aspek ekonomi. Oleh karena itu, perekonomian
Islam merupakan suatu tatanan perekonomian yang dibangun atas nilai-nilai ajaran Islam yang
diharapkan, yang belum tentu tercermin pada perilaku masyarakat muslim yang ada pada saat
ini.
KESIMPULAN

Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi


manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan
rukun Islam

Masalah ekonomi merupakan masalah yang umum. Oleh karena itu,


seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan
ekonomi. Dalam pandangan Islam, permasalahan ini tidak dapat
diselesaikan hanya melalui perubahan secara instan, diperlukan
perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatanan filosofi yang akan
membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-
prinsip sistem ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk
secara otomatis perilaku Islami dalam ekonomi.
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur
seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah.
Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan
hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali
kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Izzan. Ahmad,2006. Referensi Ekonomi Syariah: PT Remaja Rosdakarya, Bandung


Nawawi. Ismail, 2009 Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aspek Hukum ,
ITS Press, Surabaya.

Syarifuddin Prawiranegara. 1976. Apa yang dimaksud Sistem Ekonomi Islam,


Publicita. Jakarta

Ahmad Muhammad al-‘Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, 1980 Sistem Ekonomi
Islam: Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Zainuddin Ali, 2008. Hukum Ekonomi Syariah, Sinar Grafika, Jakarta.

M.A Manan, 1992 Ekonomi Syariah: Dari Teori ke Praktek, Penerjemah Potan Arif
Harahap, PT. Intermasa, Jakarta.

Dr. Mardani, 2011. Hukum Ekonomi Syariah Di Indonesia, PT. Refika Aditama,
Bandung

M.Zaid Abdad, 2003. Lembaga Prekonomian Ummat di Dunia Islam, Angkasa, Bandung.

Abdul Ghofur Ansori, 2008. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia, Refika
Adi Tama, Bandung.

Adi Warman , 2004 Analisis fiqih dan keuangan. Bank Islam. Raja Gafindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai