Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Tentang
“ MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH “
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bisnis Syariah

Disusun Oleh :
Kelompok 10 MBS-3C

Junita Rahmi : 3720070


Nur Azizah : 3720095

Dosen pengampu:
Zulvaruri Sintia Putri. SE.Sy.M.E

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
1443 H/ 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita berupa
pengetahuan dan kesempatan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama
islam yang sempurna, dan merupakan satu satunya karunia paling besar bagi alam
semesta. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada bidang ilmu Ekonomi Mikro Islam
Makalah ini bertujuan untuk untuk menambah wawasan keilmuan
tentang“Manajemen Keuangan Bisnis Syariah” baik bagi para pembaca
ataupunbagipenulissendiri. Penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Zulvaruri
Sintia Putri.SE.Sy.M.E
selaku dosen mata kuliah Manajemen Bisnis Syariah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
bildang studi yang kami tekuni. Dan kami juga ucapkan terimakasih kepada teman
teman yang sudah berkontribusi dengan memberikan ide idenya sehingga makalah
ini bilsa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bilsa menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Meskipun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan
untuk memperbaiki penyusunan makalah kami selanjutnya. Kemudian apabila
terdapat kesalahan dalam makalah baik dari segi penyusunan ataupun pembahasan,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bukittinggi, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi Islam ............................................................... 4
B. Konsep Manajemen Keuangan Islam ........................................................... 5
C. Keuangan Islam ........................................................................................... 6
D. The Global Islamic Finance Scene ............................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen keuangan bisnis syariah adalah sebuah


kegiatan manajerial keuangan dalam suatu usaha atau bisnis untuk
mencapai tujuan dengan memperhatikan kesusuainnya pada
prinsip – prinsip Syariah. Berdasarkan defenisi diatas, dapat
diuraikan bahwa manejmen keuangan bisnis Syariah merupakan,
pengkoordinasian, dan pengontrolan dana bagi suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan hukum islam ( prinsip
Syariah ) .
Manajemen adalah suatu proses atau kerengka kerja yang
melibatkan bimbingansund atau pengarahan suatu kelompok
orang – orang kearah tujuan – tujuan organisasi atau maksud
nyata.
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang
yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.
Keuangan berhubungan dengan proses, Lembaga pasar, dan
instrument yang terlihat dalam transfer uang diantara individu
maupun bisnis dan pemerintah. 1
Konsep ekonomi pada cendikiawan muslim dimasa lalu itu
berakar pada hukum islam yang bersumber dari Al – Qur’an dan
hadist Nabi disertai analisis yang menarik. Menampilkan
pemikiran ekonomi para cendikiawan muslim bagi Adimarwan
akan member 2 kontribusi bagi umat.2
Manjemen keuangan bisnis Syariah sangat berpengaruh
bagi masyarakat karna dengan produk – produk Syariah

1
Sundjaja Ridwan & Barlian inge, Manajemen Keuangan, edisi kelima,
2003, h2
2 Adimarwan Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, edisi ketiga,
2006

1
masyarakat merasa lebih aman dan nyaman karena manjemen
keuangan Syariah lebih menyentuh pada sektor rill.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem ekonomi islam
2. Apa pengertian konsep manajemen keuangan islam
3. apa pengertian dari keuangan islam
4. Apa pengertian dari The Global Islamic Finance Scene

C. Identifikasi Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian sistem ekonomi islam
2. Untuk mengetahui konsep manajemen keuangan islam
3. Untuk mengetahui pengertian keuangan islam
4. Untuk mengetahui pengertian The Global Islamic Finance Scene

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Sistem Ekonomi Islam


Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang
berdasarkan ketuhanan dan etika. Ia terpancar dari etika yang
islamiah. Islam sengaja ditrurunkan oleh Allah SWT untuk seluruh
umat manusia. Sehingga ekonomi silam akan bekerja sekuat tenaga
untuk mewujudkan kehidpan yang baik dan sejahtera bagi umat
manusia. Tetap hal ini bukanlah sebagai tujuan akhir, sebagaimana
dalam sistem ekonomi yang lainnya. Ekonomi islam bertitik tolak dari
Allah juga. Penampakan yang sangat jelas dari ekonomi islam adalah
bagaiman proses distribusi kekayaan tersebut dan berbagai hal
kegiatan ekonomi bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah dan
senantiasa Bersama Allah. 3
Manusia dapat bekerja apa saja, yang penting tidak melanggar
garis – garis yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Ia bisa melakukan
aktifitas produksi, seperti pertanian, perkebunan, pengolahan
makanan dan minuman. Ia juga dapat melakukan aktifitas distribusi,
seperti perdagang, atau dalam bidang jasa seperti transportasi dan
sebagainya. 4
Al – Ghazali melatar belakangi pembahasannya tentang
ekonomi berdasar pada firman Allah QS 78 ayat 11 dan QS 2 ayat 198.
Kedua perintah Allah Swt, tersebut di atas, serta perintah – perintah
yang senada dalam ayat lain, mengindikasikan bahwa tindakan
ekonomi bukanlah sesuatu yang melanggatr hukum bahkan
merupakan dari kewajiban. Allah SWT memerintahan kita untuk
berjalan dimuka bumi dalam rangka sebagian karunia Nya, serta

3
Ahmad Mujahiddin, EKonomi Islam, 2010, h 2- 3
Muhammad Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 2005, h 1694

3
hendaklah kalian bertebaran di bumi dan carilah karunia yang
dilimpahlan kepadamu ( QS 62 ayat 10 ). Serta Allah SWT, telah
menjadikan bumi sebagai tempat bernaung dan menjadika apa – apa
yang didalamnya semua untuk kerperluan manusia.
Orang yang akan melakukan kegiatan ekonomi menurut Al –
Ghazali diharuskan untuk memiliki ilmu dan pengathuan mengenai
praktik ekonomi islam. Karena, kalua suatu urusan diserahkan kepada
bukan ahlinya, maka tanggunglah kehancurannya. Seseorang yang
melakukan kegiatan ekonomi tanpa memiliki ilmu dan berargumrn,
bahwa kegiatan ekonomi bukan teorinya, tapi bahkan akan
berhadapan dengan berbagai kesulitan, terutama ketika akan
melakukan transaksi dalam skala besar, karena dia bisa tertipu. 5
Para pakar berbagai ilmi disiplin olmu, terutama para ahli
ekonomi berbeda presepsi mengenai bangunan ekonomi islam. Ada
yang menganggap bahwa. Berbagai sistem ekonomi Islam sebagai
suatu sistem dan ada pula yang menganggapnya sebagai suatu yang
khas yang didudukan sebagai ilmu, sistem dalam terminologinya
dapat diartikan sebagai keselurahan yang kompleks suatu susunan hal
seabagai saling berhubungan sementara ilmu adalah pengetahuan
yang dirumuskan secara sistematis. Sehingga secara sepintas, antara
ilmi dan sistem memiliki perbedaan dan fungsinya masing – masing.
Bila yang kedua meliputi hapir seluruh dirancang dengan suatu
tatanan, maka yang pertama lebih simple dan sederhana.
Sebagai defenisi tentang sistem ini, dapat dikatakan bahwa
ekonomi islam sebenarnya merupakan bagian dari suatu tatanan
kehidupan yang lengkap dan berdasarkan pada empat bagian yang
jelas dari pengetahuan, yaitu, pengetahuan yang diwahyukan ( Al –
Qur’an ). Paktek dan Sunnah yang berlaku dalam masyarakat Muslim
seperti yang dicontohkan oleh Rasulla SAW, dan ucapan – ucapan

5
Quraish Shihab, Wawasan Al – Qur;an: Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagi
Persoalan Umat, Bandung, 1996, h. 405.

4
yang ber – nash, dedukasi anologi, interprestasi yang datang dikenal
dengan ijma, sistem ini memuat suatu mekanisme yang built in untuk
pikiran jernih yang di sebut ijitihad. Umat islam memahami ijitihad
dengan upaya sungguh – sungguh dan bertanggung jawab dalam
mencari solusi setiap permasalahan sosial, budaya dan politik yang
berhubungan, baik secara langsung mapun tidak langsung, dengan
traidisi dan ajaran agama. 6

B. Konsep Manajemen Keuangan Islam


Manajemen berasal dari kata manage, yang artinya mengatur dan
mengelola. Menurut Terry Goergy dan Rue Leslie, manjemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok kea rah tujuan – tujuan organisasi atu maksud – maksud
yang nyata. Adapun manjemen keuangan, menurut James C dan Van
Home adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan beberapa tujuan
menyeluruh. Sedangkan menurut Bringham, manjemen keungan
merupakan seni ( art ) dan ilmu ( science ) untuk mengatur uang dimana
meliputi proses, instusi/ Lembaga, pasar, dan instrument yang terlibat
dengan transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah.
Konsep manajemen keuangan islam sudah lahir pada ber abad –
abad lalu. Hanya saja, konsep yang mulai dan bersumber langsung dari
Sang Pencipta ini belum dibukukan dengan baik oleh para ulma dan satjana
muslim. Seiring dengan gagalnya sistem ekonomi kapitalisme dan
sosialisme dalam perdaban manusia dizaman kontemporer ini, maka para
sarjana muslim kemudian berusaha kembali kepada konsep Sang Pencipra
dengan memformulasikan berdasarkan konsep dan praktek yang sudah ada
di masa dahulu. Dibawah ini dijelaskan kontruksi manajemen keuangan
islam yang dimulai dari lahirnya paradigma manajemen keuangan Islam,
teori manajemen keuangan islam dipandang dari paradigma ilmu

5
pengetahuan , metodologi Islam, dan Islamisasi konsep manejemen
keuangan.
a) Lahirnya Paradigma Manajemen Keuangan Islam
ada beberpa faktor yang mempengaruhi munculnya wacana
manajemen keuangan islam, yaitu : kondisi perubahan sistem
politik, ekonomi, sosial, budaya, peningkatan kesadaran
keagamaan, semangat revival, perkembangan ilmu
pengetahuan, perkemvangan dan pertumbuhan pusat – pusat
studi, dan lain – lain dari umat Islam. Semuanya berinterksi
secara kompleks dan akhirnya melahirkan paradigma Syariah
dalam dunia manejemen keuangan 7

C. Keuangan Islam
Hampir sama dengan Lembaga politik yang tidak ditentukan bentuk –
bentuknya apakah itu kerajaan, kekhalifaan, rebuplik, atau federal,
sesungguhnya Al – Qur’an membebaskan kaum muslim untuk memberi
bentuk – bentuk kepada prinsip – prinsip ekonomi yang terdapat didalamnya,
apakah itu perusahaan, bank, asuransi, dan sebagainya. Dengan demikian
agaknya Al – Qur’an menunjukan konsep Lembaga ekonomi yang
mengandung unsur – unsur, struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban.
Hal ini dapat dipahami dari tren – tren sepertikaum, umat ( masyarakat ),
muluk ( pemerintah ), balad ( negri ), suq ( pasar ), zakat, sadaqoh, ba’I, dain,
mal dan lain – lain yang mengindikasikan adanya fungsi dan peran tertentu
didalam perkembangan masyarakat.8
Seperti diketahui bahwa masalah ekonomi/ perbankan ini adalah termasuk
dalam bab muamalah, maka Nabi Muhammad SAW pun tidak memberikan
aturan – aturan yang rinci dalam masalah ini, Nabi sendiri menyatakan bahwa
“antum a’lamu bi umri dunyakum “ ( kalian lebih mengetahui urusan dunia

7
Irvan Triyuwoni, Akuntansi Syariah, Prespektif , Metodologi dan Teori ,
( Jakarta : PT, Raja Grafindo, Persada,2012) , H 21 -22
8
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi ( Yogyakarta : UTP
AMP YKPN, 2005, p, h 21 -22

6
kalian ). Dengan menggunakan kaidah ushul fiqh yang berbunyi “ maa laa
yatimmu al – wajib illa bihi fahurwa wajib “, yakni sesuatu yang harus ada
untuk menyempurnakan yang wajib, makai a wajib diadakan. Mencari nafkah
( yakni melakukan kegiatan ekonomi ) adalah wajib. Dalam kontek dunia
modern kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya Lembaga
perbankan, maka Lembaga perbankan pun wajib diadakan.9
Secara umum diketahui keuangan islam merlarang pengenaan bungu
terhadap dana pinjaman, namun demikian hukum keunagan islam tidak
menolak gagasan tentang nilai waktu dalam uang. Misalnya, jika uang
dipercayakan pada pihak lian untuk digunakan selama jangka waktu tertentu
dalam usaha, maka besarnya imbalan atas pembiayaan tersebut tidak boleh
ditetapkan di muka, dan sebagai gantinya, imbalan tersebut merupakan bagi
hasil dari keuntungan rill usaha tersebut. Uang disini tidak diperlukan sebagai
komoditas, sebagai mana di Barat, akan tetapi sebagai pembawa resiko dan
tunduk pada ketidakpastian yang sama degan ketidakpastian yang dihadapi
oleh mitra usahnya. Atau jika pemodal membiayai pembelian barang – barang
melalui jual beli atau sewa, pemodal tersebut diperbolehlan mengambil
keuntungan dari peluang yang dapat diramalkan. Keuntungan yang berasal
dari pembayaran sewa atau penjualan kredit tersebut menunjukkan secara
eksplisit, adanya faktor waktu.

D. The Global Islamic Finance Scene


Defenisi berkisar dari yang sempit ( perbankan bebas bung ) hingga
sangat luas ( operasi keuangan yang dilakukan oleh muslim ). Defenisi
yang berguna adalah sebagai berikut : Lembaga keuangan islam adalah
mereka berdasasrkan, dalam tujuan dan operasinya, pada Al – Qur’an
prinsip dengan demikian mereka dipisahkan dari konvensional yang tidak
memiliki kesibukan seperti itu. Defenisi ini lebih dari sekedar
menyamakan keuangan uslam dengan perbankan bebas bunga. Hal ini

9
Adimarwan A. Krim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:
Rajawali Pers, 2007, h 14 – 15

7
memungkinkan untuk memperhitungkan operasi yang mungkin tidak
bebas bunga, tetapi tetap dijiwai dengan prinsip -prinsip islam tertentu.
Penghindaran riba ( dalam rasa peningkatan yang tidak dapat dibenanrkan
) dan gharar ( ketidakpastian, risiko, spekulasi ) fokus pada kegiatan halal
( diperbolehkan secara agam ) dan lebih umum pencari keadalian dan
tujuan etis dalam religious lainnya. Dua aspek dari keuangan islam
harus dipolih. Pertama adalah filosofi pembagian resiko ( pemberi
pinjaman harus ikut menanggung resiko peminjam, sejak diperbaiki
ditentukan sebelumnya suka menjamin pengembakian kepada pemberi
pinjaman dan secara tidak proposional pada peminjam, mereka dipandang
eksploitatif, tidak produktif secara sosial dan boros secara ekonomis,
modus pembiayaan yang disukai adalah untung – rugi berbagai. Kedua
promosi pembangunan ekonomi dan sosial melalui Pratik bisnsis khusus
dan melalui praktik bisnis khusus dan melaluo zakat ( sedekah ).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keuangan Syariah merupakan aktivitas yang
termasuk kegiaatan planning, analisis dan pengendalian terhadap
kegiatan keuangan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh
dana, menggunakan dana, dan mengelola aset sesuai dengan tujuan
dan sasaran untuk mencapai suatu tujuan dengan memperhatikan
kesesuainnya pada prjnsip – prinsip syairah.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki maklah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Krim Adimarwan, 2007, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan,


Jakarta: Rajawali Pers, , h 14 – 15
Karim Adimarwan, Sejarah, 2006 Pemikiran Ekonomi Islam, edisi ketiga,
Mannan M.A., Islamic Economy, h 16
Muhammad, 2005 Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi ( Yogyakarta : UTP
AMP YKPN, , p, h 21 -22
Mujahiddin Ahmad, 2010, Ekonomi Islam, , h 2- 3
Shihab Quraish, 1996, Wawasan Al – Qur;an: Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagi
Persoalan Umat, Bandung, , h. 405.
Sundjaja Ridwan & Barlian inge, 2003, Manajemen Keuangan, edisi kelima,
Syafi’I Muhammad, 2005, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, , h 169
Triwujono Iwan, 2012, Akutansi Syariah, Prespektif, Metodologi, dan teori,
h 21 – 22

10

Anda mungkin juga menyukai