Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA BISNIS ISLAM

Dasar Dasar Bisnis Islam

DOSEN PENGAMPU:
Beid Fitrianova Andriani ,S.T,M.E

KELOMPOK : 2

MUHAMMMAD IQBAL (501220021)

MUHAMMAD JUANDA (501220013)

CAHYA KAMILA (501220028)

SUSI ULANDARI (501220015)

REVI YUNITA (501220011)

WINDA LESTARI (501220017)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI

Tahun 2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengantar ekonomi makro
syariah, dengan judul : “Dasar Dasar Bisnis Islam ”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan bantuan doa, support maupun kritik dan
saran, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dan pedidikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah...................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. KONSEP DASAR EKONOMI...................................................2


B.PANDANGAN ISLAM TENTANG BISNIS.................................................3
C. KONSEP DASAR BISNIS ISLAM...............................................................4
D.MAKSUD,TUJUAN,ORIENTASI BISNIS....................................................5
E. PERBEDAAN BISNIS ISLAM DAN KONVENSIONAL............................8
F. CONTOH BISNIS ISLAM.............................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
A. Latar belakang BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi dalam Islam berkembang secara bertahab sebagai suatu bidang ilmu
interdisipilin yang menjadi bahan kajian para fuqaha, mufasir, filosof, sosiolog, dan
politikus. Para cendikiawan Muslim pada akad klasik tidak terjebak umat mengotak-
ngotakkan berbagai ilmu tersebut seperti yang dilakukan oleh para pemikir saat ini.
Mereka melihat ilmu-ilmu tersebut sebagai ayat-ayat Allah yang bertebaran diseluruh
alam. Dalam pandangan mereka, ilmu-ilmu itu, walaupun sepintas terlihat berbeda-beda
dan bermacam-macam, pada hakikatnya semua itu berasal dari sumber yang satu, yaitu
dari Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Benar yaitu Allah SWT. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka disini penulis akan membahas makalah yang berjudul Konsep
Dasar Ekonomi Islam secara ringkas dan padat agar mudah untuk dipahami bersama.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian konsep dasar ekonomi Islam?
b. Bagaimana pandangan Islam tentang bisnis ?
c. Apa konsep dasar bisnis Islam?
d. Apa maksud tujuan orientasi bisnis?
e. Apa perbedaan bisnis Islam dan konvensional ?
f. Apa saja contoh bisnis islam?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui dasar ekonomi Islam?
b. Untuk mengetahui pandangan Islam tentang bisnis ?
c. Untuk mengetahui konsep dasar bisnis Islam?
d. Untuk mengetahui maksud tujuan orientasi bisnis?
e. Untuk mengetahui perbedaan bisnis Islam dan konvensional ?
f. Untuk mengetahui contoh bisnis islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dasar ekonomi

Ekonomi Islam merupakan gabungan dari dua kata yaitu "ekonomi" dan "Islam".
Dalam bahasa Arab, ekonomi diartikan dengan kata "iqtisad" dari mufrad nya yang
berbunyi "Qasd" artinya sederhana, hemat, sedang, lurus, dan tengah-tengah. Sedangkan
kata "Istisad" diartikan menjadi sederhana, penghematan, dan kelurusan. Dalam
perkembangannya di Indonesia lebih familiar dikenal dengan istilah ekonomi. Sedangkan
ekonomi dalam bahasa Yunani berasal dari kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang
memiliki arti peraturan rumah tangga. Maka ekonomi dapat dimaknai dengan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga bukan hanya satu keluarga
(suami, istri dan anak) akan tetapi makna rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah
tangga bangsa, negara, dan dunia.
Secara Istilah ekonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam rangka mempergunakan sumber daya yang langka untuk menghasilkan barang atau
jasa yang dibutuhkan manusia. Ringkasnya ekonomi dapat dipahami sebagai ilmu sosial
yang mempelajari aktivitas manusia yang di dalamnya terdiri dari produksi, distribusi, dan
konsumsi atas barang dan jasa. Maka ekonomi Islam diartikan sebagai implementasi dari
ajaran Islam yang telah terkonsep di dalam Al-Qur'an dan hadis yang mengatur
mekanisme kegiatan ekonomi dan perilaku transaksi manusia.
Terkait dengan ekonomi Islam, para tokoh memberikan sumbangsih ide seputar
dengan definisi agar memudahkan melahirkan sebuah pemahaman. Sebagaimana
tercantum dalam karya M.B Hendrie Anto, para ahli mengemukakan pendapatnya
mengenai ekonomi Islam, yaitu:
1. Hasanuzzaman (1986)
Ekonomi Islam merupakan pengetahuan, aplikasi petunjuk, dan aturan hukum (syariah)
yang dapat mengantisipasi kecurangan untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya
material sehingga dapat mencukupi kebutuhan setiap individu serta dapat menjalankan
kewajibannya kepada Allah dan manusia secara umum (masyarakat).
2. Shiddiq (1992)
Ekonomi Islam merupakan respon ahli ekonom Islam dengan melakukan pembaruan
pemikiran untuk menjawab tantangan dunia perekonomian di masa tersebut. Dalam hal
ini, keberadaan Al-Qur'an dan hadis maupun argumentasi yang berdasarkan pengalaman
dijadikan sebagai landasan dalam merancang konsep ekonomi .
3. Nasution, et al., (2007)
Sistem ekonomi Islam merupakan sebuah sistem ekonomi yang berdasarkan ajaran dan
nilai-nilai Islam yakni berasal dari Al- Qur'an, sunah, ijma, dan qiyas dan lain-lain.

2
4. Mr. Syarifuddin Prawiranegara
Sistem ekonomi Islam merupakan terbentuknya sebuah sistem perekonomian setelah
prinsip ekonomi dijadikan pedoman kerja, dipengaruhi dan dibatasi oleh ajaran Islam.
Sistem ekonomi Islam juga dapat dipahami sebagai pengaruh yang dipancarkan oleh
ajaran- ajaran Islam terhadap prinsip ekonomi yang menjadi pedoman bagi setiap kegiatan
ekonomi, yang bertujuan menciptakan alat-alat untuk memuaskan berbagai keperluan
manusia."
5. Dr. Muhammad Abdullah al-'Arabi
Ekonomi syariah merupakan kumpulan dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari
itlaf, Al-Qur'an dan sunah serta kontruksi sebuah perekonomian yang bangun
berlandaskan dasar tersebut disesuaikan dengan lingkungan dan masa."
6. Prof. Dr. Zainuddin Ali
Ekonomi syariah merupakan norma hukum Islam yang terkumpul dari Al-Qur'an dan
hadis yang mengatur perekonomian umat manusia.
7. Muhammad Abdul Mannan
Ekonomi syariah merupakan bidang keilmuan sosial yang membahas terkait dengan
masalah ekonomi umat disertai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dari bebagai konsep yang dipaparkan oleh para ahli tersebut di atas, secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari
perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam kegiatan produksi, distribusi,
dan konsumsi yang dasarnya diambil dari ajaran Islam.1
B. Pandangan islam tentang bisnis
Islam menganjurkan manusia untuk bekerja, berbisnis, berdagang akan tetapi harus
berlandaskan pada etika dan aturan-aturan yang diatur oleh Islam. Dalam ajaran Islam,
kegiatan bisnis sangat dianjurkan, tetapi harus sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
baik itu oleh A-qur’an maupun sunnah Nabi. Keduanya menjadi pedoman bagi kaum
muslim dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Diantara pedoman tersebut terdapat pula
beberapa kode etik dalam perdagangan menurut Islam diantaranya, adalah sidiq (jujur),
amanah (tanggung jawab), tidak melakukan riba, menepati janji, tidak melakukan
penipuan, tidak tathfif (curang dalam timbangan), tidak menjelek-jelekkan pedagang lain,
tidak menimbun barang dan hal lain yang dapat merugikan orang lain.
Telah banyak contoh yang bisa kita teladani dari bisnis yang telah dijalankan dan
diajarkan oleh Rasulullah Saw. Pada zamannya, Muhammad saw menjadi pelopor
perdagangan berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang fair, dan sehat. Beliau
tidak segan-segan mensosialisasikannya dalam bentuk edukasi langsung dan pernyataan
yang tegas kepada para pedagang. Ketika beliau menjadi kepala Negara, law enforcement
benar-benar ditegakkan kepada para pelaku bisnis nakal. Beliau pula yang
memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas utama dalam
hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk
1
Bambang Iswanto,Pengantar Ekonomi Islam,(Depok:Rajawali Pers,2022) Hal 1

3
melakukan transaksi, yang di bangun atas dasar saling setuju “Sesungguhnya transaksi jual
beli (wajib) berdasarkan atas saling setuju (ridha)….” Terhadap tindakan penimbunan
barang, beliau dengan tegas menyatakan : “ Tidaklah orang yang menimbun barang
(ikhtikar) itu, kecuali pasti pembuat kesalahan (dosa). “
Ketika beliau berprofesi sebagai debitur, Muhammad SAW tidak pernah
menunjukkan default kepada krediturnya. Ia kerap membayar sebelum jatuh tempo, seperti
yang ditunjukkannya atas pinjaman 40 dirham dari Abdullah Ibn Abi Rabi’. Bahkan
pengembalian yang diberikan kerap lebih besar nilainnya dari pokok pinjaman, sebagai
penghargaan kepada kreditur yang telah membantunya memberikan pinjaman modal
usaha. Namun yang menjadi problem mulai dari dulu sampai saat ini adalah masih
banyaknya para pebisnis dan pedagang yang mengabaikan cara bisnis yang diajarkan oleh
Islam. Tidak bisa dipungkiri, kadang kita lupa apa sebenarnya tujuan kita berbisnis?
Kebanyakan masyarakat kita jika mereka berdagang, selalu ingin mencari laba yang besar.
Jika ini yang menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka menghalalkan berbagai
cara. Dalam hal ini sering terjadi perbuatan negatif, yang akhirnya menjadi kebiasaan.
Adalah sifat tidak baik apabila orang banyak bicara dan banyak bohongnya, bila dititipi
selalu khianat, janji sering meleset, punya utang selalu ditunda pembayarannya, bahkan
mengelak untuk membayar bila punya kekuasaan, ia menindas, dan mempersulit orang
lain, tidak pernah ia memberi kemudahan dalam hal yang menjadi wewenangnya, atau
dalam menagih piutang, ia bisa berlaku tidak manusiawi dan sebagainya. Perilaku
demikian sangat ditentang dalam ajaran Islam. Islam sangat menganjurkan mencari nafkah
dengan cara yang halal, bisnis bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun.
Dengan maraknya perilaku menyimpang dalam bisnis, diharapkan para pelaku bisnis
bisa menjalankan etika bisnis yang telah diatur dalam Islam. Dan tujuan dari artikel ini
adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca baik mahasiswa yang
merupakan calon enterpreuner, calon wirausahawan/wati sehingga bisa memahami secara
teori bagaimana seharusnya dan selayaknya menjadi seorang pebisnis yang sesuai dengan
ajaran Islam. Dan diharapkan pula tulisan ini menjadi pencerahan bagi para pedagang serta
pengusaha.2
C. Konsep dasar bisnis islam
Bisnis merupakan suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas berbagai institusi
dari yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-
hari (Manullang. 2002: 8). Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi secara efektif dan efisien. Adapun sektor-sektor ekonomi bisnis tersebut meliputi
sektor pertanian, sektor industri, jasa, dan perdagangan (Muslich, 2004: 46).
Lebih khusus Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau
uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan
Soegiastuti, bisnis memiliki makna dasar sebagai "the buying and selling of goods and
services". Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis tak lain adalah suatu
organisasi yang

2
Abdul Rokhim, Ekonomi Islam Perspektif Muhammad SAW, (Jember: STAIN Press,
2013), 110
4
menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit (Yusanto dan Karebet, 2002: 15).
Adapun dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian aktivitas hisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan
pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram) (Yusanto dan Karebet, 2002: 18).
Pengertian di atas dijelaskan bahwa Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya.
yang memiliki tanggungan untuk bekerja. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang
memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia
berusaha mencari nafkah. Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan berbagai
fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari rizki.3
D. Maksud,Tujuan,Orientasi Bisnis
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama:
(1) target hasil: profit-materi dan benefit- nonmateri
(2) pertumbuhan
(3) keberlangsungan
(4) keberkahan (Yusanto dan Karebet, 2002: 18).
Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri. Tujuan bisnis harus tidak hanya
untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga
harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya
suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi
juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak
hanya berorientasi pada qimah madivah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah
insanivah, gimah khuduqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan qimah insaniyah, berarti
pengelola berusaha memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan
kerja, bantuan sosial (sedekah), dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung
pengertian bahwa nilai- nilai akhlak mulia menjadi suatu kemestian yang harus muncul
dalam setiap aktivitas. bisnis sehingga tercipta hubungan. persaudaraan yang Islami, bukan
sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu qimah ruhiyah berarti
aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt (Yusanto dan
Karebet, 2002: 19).
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus
berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus
selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara.
Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan. setiap tahunnya
harus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat eksis dalam kurun waktu yang
lama.

3 Norvadewi. 2015. Bisnis dalam Perspektif Islam. Al-Tijary. hal


5
Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa- apa jika tidak
ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti,
karena ia merupakan bentuk dari. diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini
menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha. muslim telah mendapat ridla
dari Allah Swt, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia.
adalah untuk beribadah kepada Allah baik dengan ibadah mahdah maupun ghairu mahdah
(Yusanto dan Karebet, 2002:20).4
Allah SWT berfirman:
‫ُ ك ْم‬
‫ٰ و َذ ُروا ا ْل َب ْي َۗ َع ذ‬ ْ ‫ص ٰلو ِة من ج ُم َع ِة فَاس َع‬ ‫يَٰٓا ُّي َها اَّل ِذ ْين ا َمنُ ْٰٓوا َ ذا نُ لل‬
‫ِل ُك ْم خ ْي ٌر‬ ّ‫ل‬ ‫ْوا اِ ٰلى ك‬ ‫ْ و ِم ا ْ ل‬ ‫ْو ِد ي‬
‫ل‬ ‫ِر‬
‫ِا‬ ‫ذ‬
‫َ ّٰ لََّعَّل ُك ْم ُت ْف ح ْون‬ ‫ض وا ْ َبتُغ ْوا م ْن ٰ ْ ذ ُك‬ ‫عل ُم ْون َِاذا ض َيت ص ْ ن ش ُر ْوا ِ فى‬َ ْ ‫ِا ْن َت‬
‫لال ِل ك ِث ْي ًرا‬ ‫فَضل لّ ُروا وا‬ ‫ا َْْل ْر‬ َ‫ال ٰلوة ت‬ ‫قُ ك ُْنت ْم‬
‫ل‬ ‫ا‬
‫ِا‬
Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat,
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat,
maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak- banyak supaya kamu beruntung" (QS. Al-Jumu'ah: 9-10)
Dalam firman Allah tersebut mengandung pengertian bahwa bisnis dilakukan dengan
tidak mengesampingkan tujuan hakiki. Visi masa depan dalam berbisnis merupakan etika
pertama dan utama yang digariskan Al- Qur'an, sehingga pelakunya tidak sekadar mencari
keuntungan sementara yang akan segera habis, tetapi selalu berorientasi pada masa depan.
Dengan pernyataan di atas dapat diketahui maksud dilakukannya bisnis secara islami,
antara lain:
a. Mencari rida Allah (mardlotillah)
Bisnis yang dilakukan dengan niat mendapat rida Allah, memiliki manfaat selain
dalam hal ekonomi, tetapi juga non ekonomi dan non finansial dalam ikut serta
memecahkan permasalahan sosial masyarakat.
b. Pleasure of Allah (memperoleh kesenangan Allah)
Dengan meyakini bahwa bisnis yang dilakukan direstui dan mendapatkan kesenangan
dari-Nya, maka dapat diyakini pula kebenarannya sesuai akidah Islam dengan harapan
bahwa bisnis yang dilakukan mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dari Allah.
c. Mercy from Allah (mencari rahmat Allah)
Istilah rahmat diartikan sebagai karunia. Karunia dari Allah merupakan suatu kondisi
kehidupan yang sangat menentramkan dan menyenangkan bagi peri kehidupan muslim
beriman serta menjadi dambaan oleh setiap manusia.
4
Norvadewi. 2015. Bisnis dalam Perspektif Islam. Al-Tijary. hal

6
d. Mencari dan memperoleh pahala dari Allah

4
Norvadewi. 2015. Bisnis dalam Perspektif Islam. Al-Tijary. hal

6
Keuntungan materi dan ekonomik bukan satu-satunya tujuan yang menjadi ujung
tombak dalam meraih sukses. Tetapi lebih dari itu yang meliputi pahala Allah di dunia dan
akhirat merupakan keuntungan yang utama
e. Berdimensi dunia dan akhirat
Bisnis yang dilakukan berkonotasi dengan persiapan kehidupan akhirat. Artinya lahan
untuk beramal dan beribadah di dunia ini dengan bisnis yang dilakukan disadari sebagai
lahan untuk bekal kehidupan akhirat.
f. Bermanfaat dan dibutuhkan bagi kemaslahatan umat manusia Segala aktivitas dan
kiprah bisnis di masyarakat diharapkan eksistensinya dibutuhkan masyarakat serta dapat
memberikan kontribusi atas permasalahan kemanusiaan.
g. Mendatangkan berkah dan rezeki dari Allah bagi semua pihak Bisnis dengan menjalin
hubungan yang saling menguntungkan antar masyarakat dan pelaku bisnis maka
dipastikan bahwa masing- masing pihak akan saling memberikan dukungan dan
perlindungan yang dibutuhkan masing-masing pihak. Dengan demikian dapat
mendatangkan berkah dari Allah bagi semua pihak.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam bisnis Islam, yaitu:
a. Target hasil: profit materi dan benefit nonmateri
Tujuan perusahaan harus tidak hanya mencari profit setinggi- tingginya, tetapi juga
harus dapat memperoleh dan memberikan benefit nonmateri kepada internal perusahaan
dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial
dan sebagainya.Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat
kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non materi.
b. Pertumbuhan
Apabila profit materi dan non materi telah diraih sesuai target, perusahaan akan
mengupayakan pertumbuhan terus-menerus dari setiap profitnya itu. Upaya penumbuhan
ini tentu dijalankan sesuai dengan aturan syariat.
c. Keberlangsungan
Belum sempurna orientasi bisnis jika hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan
pertumbuhan. Sehingga perlu diupayakan agar target yang telah dicapai tersebut dijaga
keberlangsungannya dalam kurun waktu lama.
d. Keberkahan atau keridaan Allah
Faktor keberkahan merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia muslim. Bila ini
tercapai, berarti telah terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia, yakni adanya
elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan syariat. Karenanya, para pengelola bisnis
perlu mematok orientasi keberkahan yang dimaksud agar pencapaian di atas senantiasa
berada dalam koridor syariat yang menjamin diraihnya keridaan Allah SWT.5

5
Irwan Apriyanto. Etika konsep manajemen bisnis Islam. (Yogyakarta: CV Budi Utama.2020) Hal.33-

7
E. Perbedaan bisnis islam dan konvensional
Beberapa aspek penting dalam bisnis, perbedaan antara bisnis konvensional dan
syariah diantaranya:

Bisnis konvensional Aspek Bisnis islam


Sekulerisme – Materialisme Asas Akidah islam (ketauhidan)

dunia Motifasi Dunia dan akhirat


Profit,pertumbuhan , dan Orientasi Profit dan berkah
keberlangsungan (nonmateri atau qimah)
kemanfaatan ,pertumbuhan
dan keberlangsungan
Tinggi, bisnis adalah Etos kerja Tinggi, bisnis adalah
kebutuhan bentuk dari
Duniawi Ibadah
Maju dan produktif sekaligus Maju dan produktif sekaligus Maju dan produktif
sekaligus
konsumtif konsekuensi konsumtif konsekuensi konsumtif konsekuensi
aktualisasi aktualisasi aktualisasi
Diri Diri Diri
Sikap Mental Maju & Sikap Mental Maju & Sikap Mental Maju &
produktif, konsekuensi produktif, konsekuensi produktif, konsekuensi
Tidak ada jaminan halal bagi Tidak ada jaminan halal bagi Tidak ada jaminan halal
bagi
setiap masukan, proses, setiap masukan, proses, setiap masukan, proses,
keluaran, keluaran, keluaran,
mengedepankan produktivitas mengedepankan produktivitas mengedepankan
produktivitas
dalam koridor manfaat dalam koridor manfaat dalam koridor manfaat
Tabel 1. Perbedaan Bisnis Konvensional dan Bisnis Syariah.6
F. Contoh bisnis islam
Contoh-contoh bisnis syariah yang dapat dijadikan bahan evaluasi untuk bisnis adalah
sebagai berikut:
1. Berbisnis Pakaian dan Aksesoris Muslim

Salah satu contoh bisnis adalah menjual pakaian dan aksesoris muslim.
Konsep ini memiliki keunggulan karena produk pakaian tidak memiliki tanggal
kadaluwarsa seperti makanan. Permintaan untuk pakaian muslim terus meningkat,
terutama dengan gaya yang update, simpel, elegan, dan unik. Pakaian wanita dengan
model syar'i merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Selain itu, aksesoris seperti
gelang, kalung,

6
Thuba Jazil. Prinsip dan Etika Bisnis Syariah. (Ekonomi Syariah. 2021) hal 59

8
anting-anting, atau ikat pinggang juga bisa diperjualbelikan, bahkan tas kecil yang unik
dan lucu.
2. Kosmetika Halal
Bidang kecantikan dan kosmetik saat ini memiliki pasar yang luas, tetapi tidak
semua produk memiliki sertifikasi halal. Jika Anda memiliki produk kosmetik halal, ini
bisa menjadi peluang bisnis. Kosmetik tidak hanya menarik bagi perempuan, tetapi juga
bagi laki-laki. Produk kosmetik tidak hanya berbentuk bedak, pelembab wajah, atau
parfum, tetapi juga mencakup deodorant dan pelembab wajah khusus pria.
3. UMKM Makanan dan Minuman
Jika bisnis dalam kosmetik dan pakaian terasa terlalu besar, Anda bisa
mencoba bisnis UMKM di bidang makanan dan minuman. Ini 7
lebih cocok untuk pemula karena modal yang lebih terjangkau. Jika Anda
memiliki keterampilan dalam memasak dan membuat cemilan, peluang bisnis di sektor
makanan dan minuman sangat menjanjikan.
4. Biro Haji dan Umrah
Bisnis biro haji dan umrah juga merupakan contoh bisnis yang dapat
dipertimbangkan. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan memiliki
kesadaran pentingnya ibadah haji. Maka, biro perjalanan haji dan umrah menjadi
permintaan yang tinggi.
5. Jual Beli dengan Prinsip Syariah
Prinsip jual beli dengan mematuhi prinsip syariah juga bisa dijadikan contoh
bisnis. Tidak ada batasan produk yang bisa dijual selama menjalankan usaha dengan
jujur, amanah, dan tanggung jawab. Penting untuk menjalankan bisnis dengan prinsip
syariah berdasarkan aturan yang dianjurkan oleh Allah S.W.T.
6. Reseller Buku
Bisnis sebagai reseller buku juga menarik, terutama karena modal yang
terjangkau dan potensi keuntungan yang lumayan. Terutama jika menjual buku
pelajaran yang memiliki permintaan tinggi di kalangan guru, sekolah, dan dosen.
7. Bisnis untuk Mahasiswa
Mahasiswa memiliki peluang bisnis yang besar karena jaringan dan hubungan
yang luas, terutama dalam lingkungan kampus dan organisasi. Ide bisnis khusus untuk
mahasiswa dapat dijelajahi sebagai peluang ekstra. Ini hanya beberapa contoh bisnis
syariah yang dapat memberikan wawasan dan pandangan baru dalam menjalankan
bisnis dengan prinsip-prinsip etika Islam.8

7
miftahurrahmah. Konsep bisnis Islam. (Sumatra barat: PT mafi media literasi Indonesia. 2023) Hal 131
8
Miftahurrahmah. Konsep bisnis Islam. (Sumatra barat. PT mafi media literasi Indonesia. 2023) Hal 132

9
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dasar-dasar bisnis Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Prinsip Keadilan: Bisnis dalam Islam harus didasarkan pada prinsip keadilan dan
kejujuran dalam semua transaksi, tanpa penindasan atau eksploitasi.
2. Larangan Riba: Riba atau bunga dianggap haram dalam Islam, sehingga bisnis harus
menghindari praktik ribawi dalam pinjaman atau investasi.
3. Kepentingan Bersama: Bisnis dalam Islam diharapkan untuk memperhatikan
kepentingan bersama, baik bagi pelaku bisnis maupun masyarakat secara luas.
4. Transparansi atau Keterbukaan: Semua transaksi bisnis harus transparan dan terbuka,
tanpa ada unsur penipuan atau manipulasi.
5. Pertimbangan Etika: Etika dan moralitas harus menjadi bagian integral dari setiap
keputusan bisnis, termasuk dalam hubungan dengan karyawan, pelanggan, dan mitra
bisnis.
6. Kepemilikan dan Penggunaan Harta yang Bertanggung Jawab: Kekayaan dan aset
harus dimanfaatkan dengan bertanggung jawab dan sesuai dengan prinsip syariah.
7. Sedekah dan Kebaikan: Bisnis dalam Islam diharapkan untuk aktif dalam memberikan
sedekah dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara umum.
Dengan menerapakan prinsip-prinsip ini, bisnis Islam diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan umat serta
mempromosikan nilai-nilai keadilan dan moralitas dalam dunia bisnis.
B. Saran
Indonesia adalah negara kita tercinta yang mana sampai saat ini masih ketinggalan
dengan negara maju lainnya apalagi dalam sektor ekonominya, selain itu juga jangan
sampai negara kita hanya dijadikan bahan rebutan pasaran negara asing saja. Kita harus
mulai mengembangkan dan mencurahkan perhatian untuk membina generasi muda yang
tanggap akan informasi bidang bisnis, sebagai orang-orang bisnis yang jeli dan terampil,
bukan hanya laki-laki saja, tetapi juga kaum wanitanya sebagai wanita pengusaha.
Semakin banyak kita mengetahui seluk beluk dunia bisnis, semakin banyak peluang bagi
kita untuk berhasil dan menggali keuntungan dari pengalaman-pengalaman tersebut.

1
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, Irwan. 2020. Konsep Manajemen Bisnis Islam. Yogyakarta. CV Budi Utama

Iswanto, Bambang. 2022. Pengantar Ekonomi Islam. Depok. Rajawali pers

Jazil, Thuba. 2021. Prinsip dan Etika Bisnis Syariah. Ekonomi Syariah

Miftahurrahmah. 2023. Konsep Bisnis Islam. Sumatra Barat. Mafi Media Literasi Indonesia

Norvadewi. 2015. Bisnis dalam Perspektif Islam. Al-Tijary

Rokhim, Abdul. 2013. Ekonomi Islam Perspektif Muhammad SAW. Jember. STAIN Press

Anda mungkin juga menyukai