Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN EKONOMI PADA MASA


MONZER KAHF DAN YUSUF QORDHOWI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Bisnis Islam

Dosen Pengampu : Dede, S.Pd., M.Si., M.Pd

Disusun oleh:

Siti Kamilah

INSTITUT MADANI NUSANTARA


TAHUN 2023
Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.47, Cikondang, Citamiang, Kota
Sukabumi Telp/Pax (0266) 2254
KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmannirahi. Dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT,


dan Sholawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Penulis
menyampaikan rasa bahagianya karena telah memenuhi tugas makalah ini
dengan tepat waktu.

Sistem ekonomi Islam secara sederhana merupakan sebuah peraturan,


dimana pelaksanaannya berlandaskan dengan berbagai syariat. Yaitu Islam dan
selalu berpedoman pada Al Qur'an maupun AL-Hadis. Hal ini meliputi kegiatan
seperti simpan-pinjam. Ekonomi Islam juga mengejar keuntungan dari berbagai
aktivitas ekonomi misalnya perdagangan, industri dan masih banyak lag.investasi
dan bermacam kegiatan lain.

Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


memberikan kontribusi dan dukungan dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan memberikan
inspirasi untuk perbaikan yang lebih lanjut di masa depan.

Sukabumi 15 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................1
C. TUJUAN ..............................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................2

A. SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN EKONOMI .............................2


B. PEMIKIRAN MONZER KAHF .........................................................................3
C. PEMIKIRAN YUSUF QORDHOWI .................................................................4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................6

A. KESIMPULAN ....................................................................................................6
B. SARAN ................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat sekarang paradigma ekonomi Islam semakin marak dipelajari dan diteliti, riil
dunia pada masa kontemporer ini mendorong semakin banyaknya para pembuat kebijakan
yang secara serius meragukan universalitas, realitas, produktivitas, dan bahkan moralitas
sejumlah asumsi dasar dan konsepsi inti paradigma tersebut. Ketidaksepakatan dan
ketidak setujuan tidak lagi hanya terbatas pada masalah pinggiran, melainkan banyak
masalah serius yang menyangkut masalah pokok. Apa yang sedang dipersoalkan kembali
bukan semata-mata berkaitan dengan masalah persepsi terhadap kebijakan dan produk
akhir, melainkan telah mencakup asumsi-asumsi dasar tentang sifat manusia, motivasi,
usaha, perusahaan yang menjadi dasar ekonomi dan institusional yang di Tidak dapat
dipungkiri beragam permasalahan telah timbul menyelimuti wajah

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Peradaban dan Pemikiran Ekonomi Islam?
2. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Masa Monzer Kahf?
3. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Masa Yusuf Qordhowi?

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab poin-poin rumusan masalah yang telah
disebutkan di atas, juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Bisnis Islam.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN EKONOMI


Dunia Islam pasca berakhirnya daulah Bani Utsmaniyah di Turki pada tahun
1924. berbagai tumpukan permaslahan yang membelit dunia Islam, pada sebagian
kalangan muslim telah memunculkan dan melahirkan cetusan-cetusan gagasan demi
mendapatkan solusi dari permaslahan-permasalahan tersebut dalam konsep Islam
yang berakar pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pada awal dekade 1980-an terdapat
kesepakatan diantara para pakar ekonomi Islam dengan para ulama’ yang terkait
dengan beberapa hal yang sangat mendasari ekonomi Islam, diantaranya; Tauhid,
Khilafah, ibadah, dan takaful
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari semua perilaku manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan maksud memperoleh falah (kedamaian dan
kesejahteraan dunia-akhirat). Perilaku manusia disini tidak lepas dari hukumhukum
syariah sebagai pedoman berprilaku dan kecenderungan-kecenderungan dari fitrahnya
manusia. Kedua hal tersebut berinteraksi dengan porsinya masingmasing sehingga
terbentuk sebuah mekanisme ekonomi yang khas dengan dasardasar nilai Ilahiah.
Masalah ekonomi dalam Islam adalah menjamin berputarnya harta di antara
manusia agar dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk
mencapai falah di dunia dan di akhriat. Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang sering
disebut dalam berbagai literatur ekonomi Islam dapat dirangkum menjadi empat hal,
yaitu:
1. Menjalankan usaha-usaha yang halal
2. Implementasi zakat
3. Penghapusan atau pelarangan riba
4. Pelarangan maysir
Menurut para ahli M.N Siddiqi “ ilmu ekonomi Islam merupakan hasil para
pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi pada masa hidup mereka.
Yang sumber utamanya al-Qur’an dan as-Sunnah maupun dari pengalaman” (Chapra,
2001).
M.A. Mannan “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi dari masyarakat yang memiliki nilai-
nilai Islam” (Mannan, 1993).

2
B. PEMIKIRAN MONZER KAHF

Monzer al kahf termasuk orang pertama yang mengaktualisasikan analisis


penggunaan beberapa institusi Islam (seperti zakat) terhadap agregat ekonomi, seperti
simpanan, investasi, konsumsi dan pandapatan. Hal ini dapat di lihat dalam bukunya
yang berjudul “ ekonomi islam : telaah analitik terhadap fungsi sistem ekonomi
Islam ”, dan diterbitkan pada tahun 1978. Jika dikatakan bahwa karyanya itu memiliki
awal sebuah “analisis matematika” ekonomi Islam yang saat ini menjadikan
kecenderungan ekonom muslim. Yang paling utama dan terpenting dari pemikiran
kahf adalah pandangannya terhadap ekonomi sebagai bagian dari agama.
Monzer Khaf mengungkapakan beberapa pemikiranya tentang ekonomi islam.
Sebagai agama tentu islam telah mengatur bagaimana tata aturan ketika melakukan
sebuah kegiatan ekonomi, pemikiran beliau mengenai ekonomi islam ini sebagai
respon dari ekonomi konvensional yang berusaha maksimalisasi keuntungan dan
minimalisasi biaya, Khaf mengungkapkan pendapat dan perspektifnya sesuai dengan
ekonomi yang diharapkan dalam agama islam (Ubaidillah, 2018). Aktivitas ekonomi
dalam islam telah diperintahkan, hal ini diupayakan agar mereka dapat mencapai
ridho Allah, tentu ketika mereka akan beridah kepada Allah mereka harus melakukan
aktivitas ekonomi sebagai sarana tercapainya suatu ibadah.
Asumsi pelaku yang berlatarbelakang ekonomi konvensional keshalehan
seseorang dalam agama menjadi suatu hambatan dalam kegiatan ekonomi, namun
tidak dengan islam, justru jika pelaku ekonomi itu shaleh maka akan cenderung
melakukan banyak kegiatan produksi. Dalam sebuah buku Monzer Khaf yang
berjudul The Islamic Economy: Analitycal of The Functioning of The Islamic
Economic System merupakan buku karya Monzer akan memberikan akibat positif
terhadap tingkat produksi yang dilakukannya (Huda, 2021).
Monzer Khaf mengungkapkan pemikirannya bahwa ketika seseorang itu
melakukan aktivitas ekonomi, lebih-lebih dalam mengonsumsi barang tidak hanya
ingin mendapatkan kepuasan tetapi harus memperhatikan barang tersebut halal atau
haram, pemborosan atau tidak dan lain sebagainya. Negara merupakan pembuat
rencana sekaligus pengawas dalam menjalankan kegiatan ekonomi, menjalankan
aktivitas ekonomi tentunya harus memperhatikan aturan main ekonomi islam yang
merupakan gabungan dari beberapa aturan sosial, politik, agama, moral, dan hukum
yang mengikat.

3
Monzer Kahf berusaha mengubah persepsi masyarakat bahwa ekonomi
menjadi bagian utama dari agama yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan. Beliau
berasumsi bahwa sistem ekonomi Islam bukan hanya diperuntukan bagi umat Islam
saja, namun bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Teori-teori pola konsumsi yang diterapkan oleh Monzer Kahf juga sesuai
dengan Islam. Pola konsumsi yang terstruktur sesuai yang Kahf asumsikan, yaitu pola
konsumsi yang meliputi keberhasilan, efek perilaku konsumen, dan kekayaan.
1. Konsep keberhasilan, Keberhasilan seorang muslim berlandaskan moral
seseorang, moralitas ini menjadi poin penting dalam keberhasilan individu dalam
islam. Khaf mengutip dari pemikiran dari M. N Siddiqi bahwa menurutnya
“keberhasilan seseorang itu ada pada kebaikan orang tersebut, semakin banyak
perbuatan baik yang dilakukan oleh orang tersebut maka dipandang keberhasilan
yang tinggi pula”.
2. Efek perilaku konsumen, Setelah seseorang mengonsumsi suatu barang maka
otomatis dia akan memperoleh kepuasan terhadap barang tersebut, ini bisa
disebut dengan efek langsung yang dirasakn di dunia, kemudian ada efek tidak
langsung Yang dirasakannya ketika diakhirat nanti yaitu nilai kehalalan dan
keharaman dari suatu barang tersebut.
3. Kekayaan, Menurut ekonomi konvensional kekayaan yang dimiliki oleh
seseorang merupakan harta mutlak miliknya, dalam ajaran agama islam kekayaan
yang dimiliki seseorang yaitu titipan dari Allah SWT yang dimaksudkan sebagai
instrumen manusia untuk mencapai tujuan di akhirat.

C. PEMIKIRAN YUSUF QORDHOWI


Pemikiran Yusuf al-Qardhawi mempunyai pengaruh yang sangat besar
diseluruh dunia. Pemikirannya yang sesuai dengan keadaan dan seasana menjadikan
beliau sering menjadi rujukan. Sebagaimana hak Islam terhadap individu dan
masyarakat. Kedua hak ini diletakkan dalam keseimbangan yang adil tentang dunia
dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan. Berhubungan
dengan etikabisnis Islam, dalam karyanya yang menumental Daurul Qiyam wal
Akhlaq Fil Iqtishadil Islami, al-Qardhawi mendeskripsikan dan memaparkan tentang
pentingnya norma dan etika dalam ekonomi, kedudukannya, dan pengaruhnya dalam
lapangan ekonomi yang berbeda-beda seperti; bidang produksi, konsumsi, dan bidang
distribusi (Ambarwati, 2013).

4
a. Etika dalam bidang Produksi, Prinsip etika dalam produksi yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim baik perseorangan maupun kelompok menurut
Yusuf al-Qardhawi adalah berpegang pada semua yang dihalalkan Allah dan tidak
melewati batas (Ambarwati, 2013). Kemudian, etika yang selanjutnya adalah
memelihara sumber daya alam. Sumber daya alam adalah nikmat Allah kepada
makhluk-Nya, dan manusia wajib mensyukurinya. Diantara bentuk syukur itu
adalah menjaganya dari kerusakan dan kehancuran.
b. Etika dalam bidang Konsumsi, Etika kedua yang menjadi fokus utama al-Qrdhawi
adalah dalam bidang konsumsi. Menurut Yusuf al-Qardhawi bukan hanya sikap
sederhana dalam kegiatan konsumsi, namun harus juga diterapkan menghindari
dari sikap kemewahan (bermewah-mewahan). Berlebih-lebihan merupakan sikap
yang dilarang karena akan membawa diri dalam kenikmatan dan bermegah -
megahan. Bermegah-megahan akan mengarahkan diri kepada sikap boros. Sikap
boros itu sendiri termasuk sikap yang dibenci Allah dan sikap yang merusak harta,
meremehkan atau kurang merawatnya sehingga rusak dan binasa. Perbuatan ini
termasuk membuang-buang uang yang dilarang (Ambarwati, 2013).
c. Etika dalam bidang Distribusi, Distribusi adalah salah satu aspek pemasaran.
Distribusi juga bisa diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan apa yang diperlukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Islam ingin pendistribusian harus didasarkan pada
dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan sendi keadilan (Ambarwati, 2013).
Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam bertindak yang di awasi
oleh nilai-nilai agama dan keadilan. Sebagai bentuk keseimbangan antara
perseorangan dengan masyarakat. Islam juga mengajarkan pemeluknya untuk berbuat
adil dalam berbagai aspek.
Dapat disimpulkan bahwa Ekonomi Islam menurut pandangan Yusuf Qardhawi
yang berdasarkan ketuhanan atau tauhid, karena aturan-aturan atau hukum-hukumnya
adalah berdasarkan dari Allah dan semua yang dikerjakan juga akan dikembalikan
kepada Allah. Yang mana semua aktivitas ekonomi baik yang berkenaan dengan
aspek produksi, konsumsi, dan distribusi selalu berkaitan dengan ketuhanan,
bersumber dari Tuhan dan dimaksudkan untuk Tuhan.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemikiran ekonomi Islam adalah respon para pemikir muslim terhadap
tantangan-tantangan ekonomi pada masa mereka. Pemikiran ekonomi tersebut
diilhami dan dipandu oleh ajaran Al-quran sunnah, ijtihad (pemikiran) dan
pengalaman empiris mereka. Objek kajian dalam pemikiran ekonomi Islam
bukanlah ajaran tentang ekonomi, tetapi pemikiran para ilmuan Islam tentang
ekonomi dalam sejarah atau bagaimana mereka memahami ajaran Al-quran dan
sunnah tentang ekonomi.

Monzer Khaf mengungkapkan pemikirannya bahwa ketika seseorang itu


melakukan aktivitas ekonomi, lebih-lebih dalam mengonsumsi barang tidak hanya
ingin mendapatkan kepuasan tetapi harus memperhatikan barang tersebut halal atau
haram, pemborosan atau tidak dan lain sebagainya. Negara merupakan pembuat
rencana sekaligus pengawas dalam menjalankan kegiatan ekonomi, menjalankan
aktivitas ekonomi tentunya harus memperhatikan aturan main ekonomi islam yang
merupakan gabungan dari beberapa aturan sosial, politik, agama, moral, dan
hukum yang mengikat.

Ekonomi Islam menurut pandangan Yusuf Qardhawi yang berdasarkan


ketuhanan atau tauhid, karena aturan-aturan atau hukum-hukumnya adalah
berdasarkan dari Allah dan semua yang dikerjakan juga akan dikembalikan kepada
Allah. Yang mana semua aktivitas ekonomi baik yang berkenaan dengan aspek
produksi, konsumsi, dan distribusi selalu berkaitan dengan ketuhanan, bersumber
dari Tuhan dan dimaksudkan untuk Tuhan.

B. SARAN
Peulis menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini, pasti terdapat
kekeliruan.baik dalam tulisan maupun susunan kata-kata yang kurang sesuai.
Maka dari itu, penulis memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
memberikan saran dan idenya. Agar kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mohamed Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta:


Rajawali Pers, 2010.
Koni, Wiwin. (2017). Etika Bisnis Dalam Ekonomi Islam. Al-Buhuts, 13(2), 75-89.
Wahyuni, T. (2018). Teori Konsumsi dalam Perspektif Monzer Kahf. IAIN Metro

Anda mungkin juga menyukai