Anda di halaman 1dari 16

AYAT DAN HADIST TENTANG DASAR-DASAR EKONOMI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir Dan Hadist Ekonomi

Dosen Pengampu : Teguh Mukidin, M.Hum.

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Muhammad Amien Ramadhani (2250210001)


2. Yuyun Anggita Sofiani (2250210013)
3. Mohamad Seva Adriyanto (2250210021)
4. Naila Nurus Sifa (2250210023)

A3MBR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamduillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ayat Dan Hadist Tentang Dasar-Dasar Ekonomi” dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir
Dan Hadist Ekonomi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Teguh Mukidin, M.Hum.,


selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Dan Hadist Ekonomi. yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Apabila ada kesalahan yang terdapat dalam makalah ini baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, kami menghaturkan permohonan maaf. Kami juga
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan pemahaman ilmu
pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Kudus, 10 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengertian Ekonomi Islam......................................................................................................2
B. Sistem Ekonomi Islam.............................................................................................................2
C. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadist .......................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi manusia,
disanalah tempat manusia melakukan sebagian besar aktivitasnya. Banyak sekali
contoh dari kegiatan ekonomi, misalnya berjualan, membuka usaha, bekerja sebagai
pegawai, membeli barang kebutuhan. Ilmu Ekonomi Islam merupakan teori atau
hukum-hukum dasar yang menjelaskan perilaku-perilaku antar variable Ekonomi
dengan memasukkan unsur norma ataupun aturan tertentu unsur ilahiah. Untuk itu,
Ekonomi Islam tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara apa adanya. Tetapi juga
harus menerangkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
disesampingkan

Di dalam sistem perekonomian dunia dikenal tiga sistem ekonomi yakni


sistem ekonomi sosialis/komunis, sistem ekonomi kapitalis, dan sistem ekonomi
Islam. Sistem ekonomi Islam ini hadir lebih dulu dari kedua sistem yang disebutkan
sebelumnya. Yakni pada abad ke 6, sedangkan Kapitalis pada abad ke 17 dan Sosialis
Pada abad ke 18. Ekonomi Syariah ini tumbuh dan berkembang bersamaan dengan
lahir dan berkembangnya agama Islam didunia. Ketika Rasulullah SAW berada di
Mekkah, kegiatan Ekonomi belum dilaksanakan sebab perjuangan Rasulullah SAW
lebih terkonsentrasikan kepada Ketauhidan. Namun ketika Rasulullah SAW hijrah ke
madinah, beliau diangkat sebagai pemimpin, dan disitulah beliau mampu
melaksanakan pemerintahan dengan baik.

Adapun sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan dari paradigma


Islam. Pengembangan Ekonomi Syariah dan sistem ekonomi syariah bukan untuk
menyaingi Sistem ekonomi kapitalis ataupun sosialis, tetapi lebih diperuntukkan
untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan untuk menutupi
kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Ekonomi Islam?
2. Bagaimana Sistem Ekonomi Islam?
3. Apa saja Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam

Istilah Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani Kuno (Greek) yaitu oicos dan
nomos yang berarti rumah dan aturan (mengatur urusan rumah tangga). Menurut
istilah konvensional, ekonomi berarti aturan-aturan untuk menyelenggarakan
kebutuhan hidup manusia dalam dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga
rakyat (volkshuisding) maupun dalam rumah tangga rakyat (staatshuishouding).1
Dalam Bahasa Arab, ekonomi dinamakan al-mu’amalah al-madiyah, yaitu aturan-
aturan tentang pergaulan dan perhubungan manusia mengenai kebutuhan hidupnya.
Disebut juga al-iqtishad, yaitu pengaturan soal-soal penghidupan manusia dengan
sehemat-hematnya dan secermat-cermatnya.2 Proses memenuhi kehidupan inilah yang
kemudian menghasilkan kegiatan ekonomi. Seperti jual beli, produksi, distribusi dan
kegaitan lain yang berhubungan dengan cara manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jika kita melihat dari perkembangan ilmu modern, Ekonomi Islam yang ada
sekarang ini masih dalam proses tahap pengembangan. Itu dikarenakan Ekonomi
Islam sudah terlalu lama ditinggalkan oleh umatnya. Berbagai pemerintahan didalam
dunia Islam dari mulai colonial penjajah hingga saat ini senantiasa memisahkan Islam
dari dunia Ekonomi. Jika kita mengacu kepada pemikir Ekonomi Thomas Khun
contohnya. Menurutnya sistem ekonomi yang ada pasti memiliki paradigma. Dan
paradigma Ekonomi Islam sudah tentu bersumber dari Al Qur’an dan Hadits. Dimana,
dua sumber ini tidak dapat di paralelkan dengan prinsip dasar dua sistem ekonomi
lainnya. Yakni kapitalis dan sosialis.3 Ilmu Ekonomi Islam merupakan teori atau
hukum-hukum dasar yang menjelaskan perilaku-perilaku antar variable Ekonomi
dengan memasukkan unsur norma ataupun aturan tertentu unsur ilahiah. Untuk itu,
Ekonomi Islam tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara apa adanya. Tetapi juga
harus menerangkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
dikesampingkan.
1
‘Abd. Allah Zaki al-Kaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002 M.), hlm. 19.
2
Mohammad Nejatullah Siddiqi, “History of Islamic Economic Thought” dalam M. Umer Charpa, Lanscape Baru
Perekonomian Masa Depan, terjemah oleh Amdiar Amin dkk. (Jakarta: SEBI, 2001 M.), hlm. 146.
3
Mustafa Edwin Nasution, M. Sc. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Penada Media Group. Jakarta: 2006.
Hal. 12.
Para pakar ekonomi mendefinisikan ekonomi sebagai suatu usaha untuk
mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun non-material dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara indivudu maupun kolektif yang
menyangkut perolehan, pendistribuan ataupun penggunaan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Ekonomi juga diartikan sebagai kajian tentang perilaku manusia
dalam hubungan nya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka
untuk memproduksi barang-barang dan jasa serta mendistribukannya untuk
dikonsumsi. Secara garis besar, pembahasan ekonomi mencakup 3 hal yaitu, ekonomi
sebagai usaha hidup dan pencaharian manusia (economical life), ekonomi dalam
rencana suatu pemerintahan (political economy), dan ekonomi dalam teori dan
pengetahuan (economical science).4
Proses integrasi norma dan aturan syariah kedalam ilmu ekonomi, disebabkan
adanya pandangan bahwa kehidupan dunia tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
diakhirat. Semuanya harus seimbang karena kehidupan didunia merupakan sawah
ladang akhirat. Keuntungan yang akan kita peroleh diakhirat tergantung tingkat
investasi kehidupan kita di dunia.

B. Sistem Ekonomi Islam


M. A. Abdul Manan mengemukakan “Ekonomi Islam merupakan ilmu
pengetahuan social yang mempelejari masalah-masalah ekonomi raktyat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam”. Sedangkan pendapat MM. Le Wally didalam buku
Ismail Nawawi Bahwa Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang
mengikuti Al Qur’an , Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90 an
membuat Sistem kapitalis disanjung sebagai sistem Ekonomi yang shahih. Tetapi
ternyata sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negative dan lebih buruk karena
banyak Negara miskin bertabah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relative
sedikit semakin kaya. Dengan kata lain kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup
orang bayak terutama di Negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseoh E
Stiglitz (2006) dalam buku Ismail Nawawi dijelaskan bahwa kegagalan ekonomi
Amerika decade 90 an karena keserakahan kapitalisme. Ketidak berhasilan secara

4
‘Abd. Allah Zaki al-Kaf, ekonomi dalam Perspektif Islam, hlm. 19.
penuh dari sistem ekonomi yang ada disebabkan Karena masing-masing sistem
ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
kelebihan masing-masing. Dengan kata lain Kekurangannya lebih menonjol dari pada
kelebihannya.
Alasan-alasan tersebut melahirkan munculnya pemikiran-pemikiran baru
tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara mayoritas penduduknya
beragama Islam, yaitu sistem ekonomi syariah. Dimana mereka mencoba
mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al Qur’an dan hadits yaitu
sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman
Rasulullah SAW meningkatkan perekonomian di Zajirah Arab. Peikiran Ekonomi
syariah ini yang berkembang dibanyak Negara termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan
dari paradigma Islam. Pengembangan Ekonomi Syariah dan system ekonomi syariah
bukan untuk menyaingi Sistem ekonomi kapitalis ataupun sosialis, tetapi lebih
diperuntukkan untuk mencari suatu system ekonomi yang mempunyai kelebihan
untuk menutupi kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan
untuk mengatur kehidupan manusia untuk mewujudkan ketentraman hidup dunia dan
akhirat, dimana umat disini bukan hanya Umat Muslim tetapi lebih menyeluruh
adalah umat didunia. Ketentraman hidup tidaklah hanya terpenuhinya semua
kebutuhan hidup didunia, akan tetapi mencari bekal untuk kehidupan diakhirat kelak.
Tiga landasan Ekonomi Syariah Pertama5, Tauhid. Ini merefleksian
bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT. Kedua
Khalifah, bahwa manusia adalah khalifah Allah SWT dimuka bumi dengan
dianugerahi kepadanya potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya
material untuk kehidupannya. Ketiga, ‘Adalah, merupakan bagian yang integral
dengan tujuan syariah (Maqasid Syariah). Konsekuensi Prinsip Khilafah dan ‘Adalah
bahwa semua sumber daya yang ada merupakan amanah dari Allah SWT yang barus
diigunakan untuk mencapai maqasid syariah. Diantaranya; pemenuhan kebutuhan,
menghargai sumber pendapatan, distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang merata
serta stabilitas dan pertumbuhan.

C. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadist


Ayat-Ayat yang Menjelaskan tentang Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
5
Prof. Dr. Ismail Nawawi. Op. Cit Hal. 279
Allah menentukan benar dan salah
Penetapan tentang halal dan haram merupakan hak preogative Allah
SWT. Allah SWT telah membuat batas antara halal dan haram dalam wilayah
ekonomi dan telah mengijinkan manusia untuk menikmati yang halal dan menjauhi
yang haram. (Qs. Al-Maidah: 87-88).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang


baik yang telah Allah SWT halalkan bagi kamu, dan janganlah melampaui
batas. Sesungguhnya Allah SWT tidak suka orang-orang yang melampaui
batas.” (Qs. Al-Maidah: 87-88).

Tidak ada seorang pun manusia yang memiliki kewenangan untuk menentukan
mana yang halal dan mana yang haram. Al Qur’an menjelaskan prinsip ini dalam
kalimat yang tegas.
(Qs. An Nahl: 116)

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa-apa yang disebut oleh lidahmu
secara dusta “ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah SWT tiadalah beruntung.” (Qs. An Nahl: 116)

1. Prinsip Penggunaan
Di dalam bingkai Halal dan Haram yang ditetapkan oleh Allah SWT,
juga harus tetap memperhatikan sikap kehati-hatian. Manusia diijinkan
untuk menikmati karunia Allah SWT kepadanya. Namun, prinsip penggunaan
tidaklah membolehkan yang halal itu di ulur-ulur terlalu jauh, sehingga
menyebabkan terjadinya penggunaan yang berlebihan serta menyebabkan
mubadzir.
2. Prinsip Pertengahan
Islam melarang dengan tegas para pemeluknya yang melampaui
batas sehingga terjatuh kepada hal-hal yang extreme. Oleh karena itu prinsip
pertengahan mengandung makna yang sangatlah penting. Khususnya dalam
bidang ekonomi. Prinsip ini dipatuhi oleh mereka yang beriman baik dalam
produksi maupun konsumsi. Sehingga didalam memperoleh kekayaan secara
halal dibolehkan namun tidak menjadi gila dan rakus karena mengejar harta. Jika
kelebihan harta dapat di shadaqahkan. Islam juga mengutuk kekikiran serta
keborosan dan menyeru untuk berada ditengah.
3. Prinsip Kebebasan Ekonomi
Prinsip Islam didalam kebebasan berekonomi artinya manusia diberikan
kebebasan untuk bertindak didalam mencari harta, memilikinya, menikmatinya
serta membelanjakan hartanya sesuai dengan kehendaknya. Kebebasan didalam
memilih profesi, berbisnis didalam mencari nafkah. Namun, Islam tidak memberi
kebebasan tidak berbatas pada bidang ekonomi. seperti produksi, konsumsi,
disribusi yang halal saja yang diperbolehkan.
4. Prinsip Keadilan
Prinsip Islam mengenai keadilan berlaku disemua wilayah kegiatan
manusia, baik bidang hukum, sosial, politik maupun ekonomi. Prinsip Ekonomi
Islam didasarkan pada prinsip keadilan yang meliputi seluruh aspek kegiatan
ekonomi. seperti produksi, konsumsi, distribusi dan pertukaran. Islam melarang
kekayaan terkonsentrasi pada sedikit orang dan menjamin sirkulasinya didalam
masyarakat. Sistem sedekah, zakat, derma sukarela termasuk warisan menopang
terdistribusikannya kekayaan diantara semua masyarakat.6

Hadits-Hadits yang Menjelaskan tentang Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam


1) Hadits tentang anjuran bekerja

6
Prof. Dr. Abdul Mannan, Op. Cit hal. 33-34
“Tiada seorangpun yang makan-makanan yang lebih baik dari pada makan
yang diperoleh dari hasil dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya Nabi
Allah Daud AS itupun makand dari karyanya sendiri. (HR. Bukhori)
Bekerja merupakan suatu usaha atau kegiatan manusia yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
sandang, pangan dan papan. Dan Islam menganjurkan kepada manusia untuk
bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Bahkan didalam hadits tersebut
disebutkan bahwa kita lebih baik memakan ataupun memberi makan keluarga
dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Bukan dari yang lain yang tidak
jelas perolehannya.
2) Larangan untuk menjual barang cacat

“Seorang muslim adalah saudara lainnya. Tidak dihalalkan bagi seorang


muslim menjual suatu barang kepada saudaranya yang didalamnya
mengadung cacat kecuali setelah ia menjelaskan kepadanya”. (HR. Ibnu
majah)
Didalam melakukan transaksi penjualan hendanya dilakukan dengan
transparan. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk jujur,
termasuk didalamnya jujur dalam menyampaikan kecacatannya jika barang
yang diperjual belikan cacat.

D. Ekonomi Islam Sebagai Rangkaian Sistem Kehidupan


Aktivitas dan perilaku ekonomi tidak terlepas dari karakteristik
manusianya. Pola perilaku, bentuk aktivitas, dan pola kecenderungan terkait dengan
pemahaman manusia terhadap makna kehidupan itu sendiri. Dalam pandangan
Islam bahwa kehidupan manusia di dunia merupakan rangkaian kehidupan yang
telah ditetapkan Allah kepada setiap makhluk-Nya tersebut untuk nanti dimintai
pertanggung jawabannya di akhirat kelak.7
Telah menjadi suatu ketetapan dan kehendak Allah bahwa manusia
diciptakan juga sekaligus diberikan tuntunan hidup agar dapat menjalani
kehidupan di dunia sebagai hamba Allah untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini
sesuai dengan kehendak-Nya. Agama Islam yang diturunkan oleh Allah melalui
para Nabi dan Rosul-Nya dan disempurnakan ajarannya melalui Nabi terakhir yaitu
Muhammad SAW adalah merupakan suatu sistem kehidupan yang bersifat
integral dan komprehensif mengatur semua aspek kehidupan manusia agar
mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk mewujudkan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang baik harus dimulai
dari pembinaan kualitas kehidupan secara individual. Karena dari sekumpulan
individu-individu itulah yang nanti dapat memberikan warna dan pengaruh perubahan
yang lebih baik dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Pembentukan kepribadian
Islam pada diri seseorang ditempuh melalui dua tahap yaitu, Pertama,
mengintroduksikan aqidah Islamiyah pada diri seseorang agar dia jadikan aqidah
atau pandangan hidupnya. Kedua, seorang muslim yang telah memiliki aqidah
Islamiyah itu bertekad menjadikan aqidah Islamiyah sebagai landasan dalam
melakukan proses berfikir yang Islami dan sekaligus menjadikan aqidah Islamiyah
dalam mengatur dan mengendalikan tingkah lakunya. Untuk dapat memiliki
kualitas berfikir yang berlandaskan aqidah Islamiyah atas berbagai fenomena
kehidupan ini, maka seorang muslim harus mencurahkan kemampuannya untuk
mempelajar ilmu-ilmu ke-Islaman baik ilmu tentang aqidah Islamiyah (ilmu tauhid),
ilmu Al-Qur‟an dan tafsirnya („ulumul Qur‟an), Ilmu Hadist, Fikih dan Ushul Fiqih,
ilmu bahasa Arab dsb. Jadi seorang muslim harus meningkatkan kualitas fikirnya
melalui penguasaan terhadap informasi-informasi Islam yang bersumber pada Al-
Qur‟an dan Assunnah.
Disamping itujuga harus dibarengi dengan keseriusan dalam memahami
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer seperti ilmu
ekonomi, ilmu politik, ilmu pengetahuan alam, ilmu budaya, ilmu hukum, ilmu
filsafat dsb. Keseimbangan dalam penguasaan ilmu baik ilmu-ilmu ke-Islaman dan
ilmu pengetahuan kontemporer akan melahirkan sosok seorang muslim yang
cerdas, bijaksana dan santun dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Namun aspek
olah fikir (kognitif) dan olah rasa (afeksi) saja tidak cukup untuk melahirkan
seseorang memiliki kepribadian Islam tetapiperlu ditunjang dengan pembinaan aspek
perilaku kehidupan sehari-hari (psikomotorik). Agar seseorang dapat senantiasa
meningkatkan ketaatan dirinya terhadap Allah SWT sebagai Dzat yang
menciptakannya, maka dia harus memahami eksistensi dirinya sebagai makhluk
Allah yang diberi anugerah berupa kelebihan- kelebihan baik secara fisik, mental,

7
Dr. Muhammad Amin Syahadat, Iradat al-Waktu Bain al-Turats wa al-Mu"ashirah, (Arab Saudi: Dar Ibn al-
Jawzy, 2000), h. 154
emosional dan intelektual dibandingkan makhluk Allah lainnya. Untuk itu
adabeberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, harus memahami bahwa dirinya memiliki berbagai macam potensi
atau naluri kehidupan yang meliputi naluri mempertahankan hidup, naluri
melangsungkan keturunan dan naluri beragama. Masing-masing naluri kehidupan
tersebut kemudian akan melahirkan berbagaimacam bentuk aktivitas manusia di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bentuk-bentuk kecenderungan hidup
tersebut harus senantiasa diatur dan dikendalikan sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan oleh Allah SWT agar martabatnya sebagai hamba Allahtidak jatuh ke
jurang kehinaan.
Kedua, islam telah mengatur semua kehidupan manusia baik menyangkut
persoalan ekonomi, politik, budaya, hukum, seni, baik kehidupan secara
individual maupun social, permasalahan hidup di dunia maupun akhirat. Seorang
muslim senantiasa berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan
naluri tersebut berdasarkan atas aqidah Islamiyah bukan pada azas, ideologi,
pandangan hidup, budaya lainnya. Jadi disiniliah letak dan hakekat kepribadian
seorang muslim yang ditentukan oleh sejauh mana kemampuan berfikir atas
segala fenomana kehidupan ini dan kemampuan berperilaku yang didorong oleh
berbagai macam naluri dan kebutuhan yang senantiasa didasarkan atas aqidah
Islamiyah.
Perlu ditegaskan disini adanya perbedaan pengertian antara ilmu ekonomi Islam
dengan sistem ekonomi Islam. Ilmu ekonomi Islam merupa-kan suatu kajian (studi)
yang terikat dengan rambu-rambu metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses
perkembangannya senantiasa mengakomodasi kan berbagai aspek dan variabel dalam
analisis ekonomi. Ilmu ekonomi Islam dalam perspektif metodologi ilmiah tidak
berbeda dengan ilmu ekonomi pada umumnya yang mengenal pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Namun berbeda halnya dengan sistem ekonomi Islam yang merupakan
bagian darikehidupan seorang muslim.8
Sistem ekonomi Islam merupakan suatu bagian dalam kehidupan seorang
muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam aktivitas
ekonomi. Sistem ekonomi Islam merupakan salah satu aspek dalam sistem Islam
yang integral dan komprehensif. Aplikasi nilai Islam dan sistem ekonomi Islam bagi
seorang muslim merupakan bagian dari ketaatan dan kepatuhan kepada ajaran
Islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.
Islam sebagai sistem kehidupan yang integral dan komprehensif telah
memberikan aturan pada semua aspek kehidupan manusia baik aspek politik, budaya,
ekonomi, sosial, hukum, seni, manajemen dsb.Hal ini telah diungkapkan Allah
SWT dalam firman-Nya:
"Hai orang-orangyang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu" (Q.S. Al-Baqarah, 2: 208).
Dari ayat di atas secara eksplisit dan implisitterdapat perintah Allah SWT kepada
orang-orang yang beriman untuk mengikuti semua aturan-aturan yang telah
8
Dr. Abdul Aziz, M.Ag dkk, DASAR DASAR EKONOMI ISLAM, cv Elsi pro, hal. 20
diturunkan Allah secara totalitas dan jangan mengambil jalan hidup (way of life) dan
sistem kehidupan (manhaj) selain dari Islam agar hidup manusia mencapai
kebahagiaan yang sebenarnya.
Dalam suatu hadist Rasulullah SAW., pernah menyampaikan pesan kepada
seluruh umat manusia untuk selalu berpegang teguh kepada syariat Islam yaitu
kembali kepada Al-Qur‟an dan Assunnah. “Aku telah meninggalkan untuk kalian dua
perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguhpada
keduanyayaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik). Berdasarkan hadits
tersebut di atas, maka jelaslah bahwa sistem ekonomi dalam Islam bersumber dari
al-Qur‟an dan Al-Hadits. Sedang, aspek-aspek positif dalam kegiatan manusia yang
berupa kegiatan positif (eknonomi positif) harus sesuai dengan norma-norma yang
sesuai syariat islam. Karena itu, sistem ekonomi dalam islam sangat berbeda dengan
sistem-sistem yang ada, seperti; sistem ekonomi kapitalis dan sosialis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Para pakar ekonomi mendefinisikan ekonomi sebagai suatu usaha untuk


mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun non-material dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara indivudu maupun kolektif yang
menyangkut perolehan, pendistribuan ataupun penggunaan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Ekonomi juga diartikan sebagai kajian tentang perilaku manusia
dalam hubungan nya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka
untuk memproduksi barang-barang dan jasa serta mendistribukannya untuk
dikonsumsi.

Sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam.


Pengembangan Ekonomi Syariah dan system ekonomi syariah bukan untuk
menyaingi Sistem ekonomi kapitalis ataupun sosialis, tetapi lebih diperuntukkan
untuk mencari suatu system ekonomi yang mempunyai kelebihan untuk menutupi
kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada.

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadist meliputi


Prinsip Penggunaan, Prinsip Pertengahan, Prinsip Kebebasan Ekonomi, dan Prinsip
Keadilan. Adapun Hadits-Hadits yang Menjelaskan tentang Prinsip-Prinsip Ekonomi
Islam yaitu, yang pertama Hadits tentang anjuran bekerja. Islam menganjurkan
kepada manusia untuk bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Bahkan didalam
hadits tersebut disebutkan bahwa kita lebih baik memakan ataupun member makan
keluarga dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Dan yang ke dua Larangan
untuk menjual barang cacat. Didalam melakukan transaksi penjualan hendanya
dilakukan dengan transparan. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk
jujur, termasuk didalamnya jujur dalam menyampaikan kecacatannya jika barang
yang diperjual belikan cacat
DAFTAR PUSTAKA
.

Al Kaaf, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Bandung: CV.
Pustaka Setia. halaman 19.

Siddiqi, Mohammad Nejatullah. 2001. “History of Islamic Economic Thought” dalam


M. Umer Charpa, Lanscape Baru Perekonomian Masa Depan, terjemah oleh
Amdiar Amin dkk. Jakarta: SEBI. halaman 146.

Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Penada Media
Group Jakarta . Halaman 12.

Mannan, Muhammad Abdul. 1997. Islamic Economiss, theory and practice. Teori dan
Praktek Ekonomi Islam, terjemah oleh M. Nastangin dkk. Yogyakarta: Dana
Bhakti Prima Yata. Halaman 33-34.

Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam. Perspektif teori, sistem, dan aspek hukum.
Surabaya: Putra Media Nusantara. Halaman 279.

Anda mungkin juga menyukai