A3MBR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Apabila ada kesalahan yang terdapat dalam makalah ini baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, kami menghaturkan permohonan maaf. Kami juga
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan pemahaman ilmu
pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengertian Ekonomi Islam......................................................................................................2
B. Sistem Ekonomi Islam.............................................................................................................2
C. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadist .......................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi manusia,
disanalah tempat manusia melakukan sebagian besar aktivitasnya. Banyak sekali
contoh dari kegiatan ekonomi, misalnya berjualan, membuka usaha, bekerja sebagai
pegawai, membeli barang kebutuhan. Ilmu Ekonomi Islam merupakan teori atau
hukum-hukum dasar yang menjelaskan perilaku-perilaku antar variable Ekonomi
dengan memasukkan unsur norma ataupun aturan tertentu unsur ilahiah. Untuk itu,
Ekonomi Islam tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara apa adanya. Tetapi juga
harus menerangkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
disesampingkan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Ekonomi Islam?
2. Bagaimana Sistem Ekonomi Islam?
3. Apa saja Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Didalam Al-Qur’an Dan Hadis?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani Kuno (Greek) yaitu oicos dan
nomos yang berarti rumah dan aturan (mengatur urusan rumah tangga). Menurut
istilah konvensional, ekonomi berarti aturan-aturan untuk menyelenggarakan
kebutuhan hidup manusia dalam dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga
rakyat (volkshuisding) maupun dalam rumah tangga rakyat (staatshuishouding).1
Dalam Bahasa Arab, ekonomi dinamakan al-mu’amalah al-madiyah, yaitu aturan-
aturan tentang pergaulan dan perhubungan manusia mengenai kebutuhan hidupnya.
Disebut juga al-iqtishad, yaitu pengaturan soal-soal penghidupan manusia dengan
sehemat-hematnya dan secermat-cermatnya.2 Proses memenuhi kehidupan inilah yang
kemudian menghasilkan kegiatan ekonomi. Seperti jual beli, produksi, distribusi dan
kegaitan lain yang berhubungan dengan cara manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jika kita melihat dari perkembangan ilmu modern, Ekonomi Islam yang ada
sekarang ini masih dalam proses tahap pengembangan. Itu dikarenakan Ekonomi
Islam sudah terlalu lama ditinggalkan oleh umatnya. Berbagai pemerintahan didalam
dunia Islam dari mulai colonial penjajah hingga saat ini senantiasa memisahkan Islam
dari dunia Ekonomi. Jika kita mengacu kepada pemikir Ekonomi Thomas Khun
contohnya. Menurutnya sistem ekonomi yang ada pasti memiliki paradigma. Dan
paradigma Ekonomi Islam sudah tentu bersumber dari Al Qur’an dan Hadits. Dimana,
dua sumber ini tidak dapat di paralelkan dengan prinsip dasar dua sistem ekonomi
lainnya. Yakni kapitalis dan sosialis.3 Ilmu Ekonomi Islam merupakan teori atau
hukum-hukum dasar yang menjelaskan perilaku-perilaku antar variable Ekonomi
dengan memasukkan unsur norma ataupun aturan tertentu unsur ilahiah. Untuk itu,
Ekonomi Islam tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara apa adanya. Tetapi juga
harus menerangkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya
dikesampingkan.
1
‘Abd. Allah Zaki al-Kaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002 M.), hlm. 19.
2
Mohammad Nejatullah Siddiqi, “History of Islamic Economic Thought” dalam M. Umer Charpa, Lanscape Baru
Perekonomian Masa Depan, terjemah oleh Amdiar Amin dkk. (Jakarta: SEBI, 2001 M.), hlm. 146.
3
Mustafa Edwin Nasution, M. Sc. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Penada Media Group. Jakarta: 2006.
Hal. 12.
Para pakar ekonomi mendefinisikan ekonomi sebagai suatu usaha untuk
mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun non-material dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara indivudu maupun kolektif yang
menyangkut perolehan, pendistribuan ataupun penggunaan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Ekonomi juga diartikan sebagai kajian tentang perilaku manusia
dalam hubungan nya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka
untuk memproduksi barang-barang dan jasa serta mendistribukannya untuk
dikonsumsi. Secara garis besar, pembahasan ekonomi mencakup 3 hal yaitu, ekonomi
sebagai usaha hidup dan pencaharian manusia (economical life), ekonomi dalam
rencana suatu pemerintahan (political economy), dan ekonomi dalam teori dan
pengetahuan (economical science).4
Proses integrasi norma dan aturan syariah kedalam ilmu ekonomi, disebabkan
adanya pandangan bahwa kehidupan dunia tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
diakhirat. Semuanya harus seimbang karena kehidupan didunia merupakan sawah
ladang akhirat. Keuntungan yang akan kita peroleh diakhirat tergantung tingkat
investasi kehidupan kita di dunia.
4
‘Abd. Allah Zaki al-Kaf, ekonomi dalam Perspektif Islam, hlm. 19.
penuh dari sistem ekonomi yang ada disebabkan Karena masing-masing sistem
ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
kelebihan masing-masing. Dengan kata lain Kekurangannya lebih menonjol dari pada
kelebihannya.
Alasan-alasan tersebut melahirkan munculnya pemikiran-pemikiran baru
tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara mayoritas penduduknya
beragama Islam, yaitu sistem ekonomi syariah. Dimana mereka mencoba
mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al Qur’an dan hadits yaitu
sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman
Rasulullah SAW meningkatkan perekonomian di Zajirah Arab. Peikiran Ekonomi
syariah ini yang berkembang dibanyak Negara termasuk di Indonesia.
Ekonomi Syariah dan Sistem ekonomi syariah merupakan perwujudan
dari paradigma Islam. Pengembangan Ekonomi Syariah dan system ekonomi syariah
bukan untuk menyaingi Sistem ekonomi kapitalis ataupun sosialis, tetapi lebih
diperuntukkan untuk mencari suatu system ekonomi yang mempunyai kelebihan
untuk menutupi kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam diturunkan
untuk mengatur kehidupan manusia untuk mewujudkan ketentraman hidup dunia dan
akhirat, dimana umat disini bukan hanya Umat Muslim tetapi lebih menyeluruh
adalah umat didunia. Ketentraman hidup tidaklah hanya terpenuhinya semua
kebutuhan hidup didunia, akan tetapi mencari bekal untuk kehidupan diakhirat kelak.
Tiga landasan Ekonomi Syariah Pertama5, Tauhid. Ini merefleksian
bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas jagad raya ini adalah Allah SWT. Kedua
Khalifah, bahwa manusia adalah khalifah Allah SWT dimuka bumi dengan
dianugerahi kepadanya potensi spiritual dan mental serta kelengkapan sumberdaya
material untuk kehidupannya. Ketiga, ‘Adalah, merupakan bagian yang integral
dengan tujuan syariah (Maqasid Syariah). Konsekuensi Prinsip Khilafah dan ‘Adalah
bahwa semua sumber daya yang ada merupakan amanah dari Allah SWT yang barus
diigunakan untuk mencapai maqasid syariah. Diantaranya; pemenuhan kebutuhan,
menghargai sumber pendapatan, distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang merata
serta stabilitas dan pertumbuhan.
Tidak ada seorang pun manusia yang memiliki kewenangan untuk menentukan
mana yang halal dan mana yang haram. Al Qur’an menjelaskan prinsip ini dalam
kalimat yang tegas.
(Qs. An Nahl: 116)
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa-apa yang disebut oleh lidahmu
secara dusta “ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah SWT tiadalah beruntung.” (Qs. An Nahl: 116)
1. Prinsip Penggunaan
Di dalam bingkai Halal dan Haram yang ditetapkan oleh Allah SWT,
juga harus tetap memperhatikan sikap kehati-hatian. Manusia diijinkan
untuk menikmati karunia Allah SWT kepadanya. Namun, prinsip penggunaan
tidaklah membolehkan yang halal itu di ulur-ulur terlalu jauh, sehingga
menyebabkan terjadinya penggunaan yang berlebihan serta menyebabkan
mubadzir.
2. Prinsip Pertengahan
Islam melarang dengan tegas para pemeluknya yang melampaui
batas sehingga terjatuh kepada hal-hal yang extreme. Oleh karena itu prinsip
pertengahan mengandung makna yang sangatlah penting. Khususnya dalam
bidang ekonomi. Prinsip ini dipatuhi oleh mereka yang beriman baik dalam
produksi maupun konsumsi. Sehingga didalam memperoleh kekayaan secara
halal dibolehkan namun tidak menjadi gila dan rakus karena mengejar harta. Jika
kelebihan harta dapat di shadaqahkan. Islam juga mengutuk kekikiran serta
keborosan dan menyeru untuk berada ditengah.
3. Prinsip Kebebasan Ekonomi
Prinsip Islam didalam kebebasan berekonomi artinya manusia diberikan
kebebasan untuk bertindak didalam mencari harta, memilikinya, menikmatinya
serta membelanjakan hartanya sesuai dengan kehendaknya. Kebebasan didalam
memilih profesi, berbisnis didalam mencari nafkah. Namun, Islam tidak memberi
kebebasan tidak berbatas pada bidang ekonomi. seperti produksi, konsumsi,
disribusi yang halal saja yang diperbolehkan.
4. Prinsip Keadilan
Prinsip Islam mengenai keadilan berlaku disemua wilayah kegiatan
manusia, baik bidang hukum, sosial, politik maupun ekonomi. Prinsip Ekonomi
Islam didasarkan pada prinsip keadilan yang meliputi seluruh aspek kegiatan
ekonomi. seperti produksi, konsumsi, distribusi dan pertukaran. Islam melarang
kekayaan terkonsentrasi pada sedikit orang dan menjamin sirkulasinya didalam
masyarakat. Sistem sedekah, zakat, derma sukarela termasuk warisan menopang
terdistribusikannya kekayaan diantara semua masyarakat.6
6
Prof. Dr. Abdul Mannan, Op. Cit hal. 33-34
“Tiada seorangpun yang makan-makanan yang lebih baik dari pada makan
yang diperoleh dari hasil dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya Nabi
Allah Daud AS itupun makand dari karyanya sendiri. (HR. Bukhori)
Bekerja merupakan suatu usaha atau kegiatan manusia yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
sandang, pangan dan papan. Dan Islam menganjurkan kepada manusia untuk
bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Bahkan didalam hadits tersebut
disebutkan bahwa kita lebih baik memakan ataupun memberi makan keluarga
dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Bukan dari yang lain yang tidak
jelas perolehannya.
2) Larangan untuk menjual barang cacat
7
Dr. Muhammad Amin Syahadat, Iradat al-Waktu Bain al-Turats wa al-Mu"ashirah, (Arab Saudi: Dar Ibn al-
Jawzy, 2000), h. 154
emosional dan intelektual dibandingkan makhluk Allah lainnya. Untuk itu
adabeberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama, harus memahami bahwa dirinya memiliki berbagai macam potensi
atau naluri kehidupan yang meliputi naluri mempertahankan hidup, naluri
melangsungkan keturunan dan naluri beragama. Masing-masing naluri kehidupan
tersebut kemudian akan melahirkan berbagaimacam bentuk aktivitas manusia di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Bentuk-bentuk kecenderungan hidup
tersebut harus senantiasa diatur dan dikendalikan sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan oleh Allah SWT agar martabatnya sebagai hamba Allahtidak jatuh ke
jurang kehinaan.
Kedua, islam telah mengatur semua kehidupan manusia baik menyangkut
persoalan ekonomi, politik, budaya, hukum, seni, baik kehidupan secara
individual maupun social, permasalahan hidup di dunia maupun akhirat. Seorang
muslim senantiasa berusaha untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan
naluri tersebut berdasarkan atas aqidah Islamiyah bukan pada azas, ideologi,
pandangan hidup, budaya lainnya. Jadi disiniliah letak dan hakekat kepribadian
seorang muslim yang ditentukan oleh sejauh mana kemampuan berfikir atas
segala fenomana kehidupan ini dan kemampuan berperilaku yang didorong oleh
berbagai macam naluri dan kebutuhan yang senantiasa didasarkan atas aqidah
Islamiyah.
Perlu ditegaskan disini adanya perbedaan pengertian antara ilmu ekonomi Islam
dengan sistem ekonomi Islam. Ilmu ekonomi Islam merupa-kan suatu kajian (studi)
yang terikat dengan rambu-rambu metodologi ilmiah. Sehingga dalam proses
perkembangannya senantiasa mengakomodasi kan berbagai aspek dan variabel dalam
analisis ekonomi. Ilmu ekonomi Islam dalam perspektif metodologi ilmiah tidak
berbeda dengan ilmu ekonomi pada umumnya yang mengenal pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Namun berbeda halnya dengan sistem ekonomi Islam yang merupakan
bagian darikehidupan seorang muslim.8
Sistem ekonomi Islam merupakan suatu bagian dalam kehidupan seorang
muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam aktivitas
ekonomi. Sistem ekonomi Islam merupakan salah satu aspek dalam sistem Islam
yang integral dan komprehensif. Aplikasi nilai Islam dan sistem ekonomi Islam bagi
seorang muslim merupakan bagian dari ketaatan dan kepatuhan kepada ajaran
Islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.
Islam sebagai sistem kehidupan yang integral dan komprehensif telah
memberikan aturan pada semua aspek kehidupan manusia baik aspek politik, budaya,
ekonomi, sosial, hukum, seni, manajemen dsb.Hal ini telah diungkapkan Allah
SWT dalam firman-Nya:
"Hai orang-orangyang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu" (Q.S. Al-Baqarah, 2: 208).
Dari ayat di atas secara eksplisit dan implisitterdapat perintah Allah SWT kepada
orang-orang yang beriman untuk mengikuti semua aturan-aturan yang telah
8
Dr. Abdul Aziz, M.Ag dkk, DASAR DASAR EKONOMI ISLAM, cv Elsi pro, hal. 20
diturunkan Allah secara totalitas dan jangan mengambil jalan hidup (way of life) dan
sistem kehidupan (manhaj) selain dari Islam agar hidup manusia mencapai
kebahagiaan yang sebenarnya.
Dalam suatu hadist Rasulullah SAW., pernah menyampaikan pesan kepada
seluruh umat manusia untuk selalu berpegang teguh kepada syariat Islam yaitu
kembali kepada Al-Qur‟an dan Assunnah. “Aku telah meninggalkan untuk kalian dua
perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguhpada
keduanyayaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik). Berdasarkan hadits
tersebut di atas, maka jelaslah bahwa sistem ekonomi dalam Islam bersumber dari
al-Qur‟an dan Al-Hadits. Sedang, aspek-aspek positif dalam kegiatan manusia yang
berupa kegiatan positif (eknonomi positif) harus sesuai dengan norma-norma yang
sesuai syariat islam. Karena itu, sistem ekonomi dalam islam sangat berbeda dengan
sistem-sistem yang ada, seperti; sistem ekonomi kapitalis dan sosialis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Kaaf, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Bandung: CV.
Pustaka Setia. halaman 19.
Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Penada Media
Group Jakarta . Halaman 12.
Mannan, Muhammad Abdul. 1997. Islamic Economiss, theory and practice. Teori dan
Praktek Ekonomi Islam, terjemah oleh M. Nastangin dkk. Yogyakarta: Dana
Bhakti Prima Yata. Halaman 33-34.
Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam. Perspektif teori, sistem, dan aspek hukum.
Surabaya: Putra Media Nusantara. Halaman 279.